SD Kelas 4 Tema 8.2.1 – Daerah Tempat Tinggalku – Sub.Tema 2 – Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

SD Kelas 4 Tema 8.2. – Daerah Tempat Tinggalku – Sub.Tema 2 – Keunikan Daerah Tempat Tinggalku.

Pembelajaran 1.

Aku berasal dari Yogyakarta. Daerah asalku memiliki ragam keunikan tersendiri. Tahukah kamu, apa keunikan Yogyakarta? Yuk, kita telusuri bersama!

Siti berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Siti bercerita tentang daerah asalnya. Bersama Siti, mari kita cari tahu lebih lanjut mengenai keunikan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di Yogyakarta ada Tugu Yogyakarta,   Candi Prambanan, dll.

Upaca Adat Grebeg Mulud,  transportasi ada Andong.

Setiap daerah pasti memiliki keunikan tersendiri. Termasuk daerah tempat tinggalmu. Tahukah kamu, apa keunikan daerah tempat tinggalmu? Tuliskan keunikan daerah tempat tinggalmu dalam kolom berikut. Keunikan yang kamu tulis dapat berupa keunikan fisik seperti sungai, gunung, sawah, dan bentuk rumah, Dapat juga berupa keunikan sosial budaya seperti adat istiadat, seni, dan bahasa.

Salah satu tempat wisata yang memiliki keunikan adalah Candi Prambanan. Candi Prambanan terletak di perbatasan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Asal usul terjadinya Candi Prambanan diceritakan dalam sebuah cerita rakyat yang populer di Yogyakarta. Bagaimana isi cerita tersebut? Mari kita simak bersama.

Cerita Rakyat : Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang adalah seorang putri dari kerajaan Prambanan. Raja Prambanan, ayah Roro Jonggrang gugur dalam pertarungan melawan Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Akibatnya, Bandung Bondowoso menguasai Kerajaan Prambanan.

Bandung Bondowoso yang tamak menginginkan Roro Jonggrang sebagai permaisurinya. Roro Jonggrang yang tidak mau diperistri oleh Bandung Bondowoso pun mengajukan sebuah syarat.
”Aku bersedia menjadi permaisurimu, Bandung Bondowoso. Tetapi, ada syarat yang harus kau penuhi. Jika berhasil, aku akan menikah denganmu. Namun, jika kau gagal izinkan aku pergi,” kata Roro Jonggrang.

”Apa pun yang kau minta akan aku penuhi, Roro Jonggrang. Jika aku gagal memenuhinya, aku akan mengembalikan kerajaan ini kepadamu,” sahut Bandung Bondowoso angkuh.
”Aku minta kau membangun seribu candi untukku. Semua harus selesai sebelum matahari terbit esok.” Sahut Roro Jonggrang.

”Baiklah, aku pasti berhasil memenuhi syarat yang kau buat.” Jawab Bandung Bondowoso angkuh.
Bandung Bondowoso meminta bantuan pasukan jin untuk membangun seribu candi. Dalam sekejap, bangunan candi mulai tampak. Roro Jonggrang panik, dia mengadu kepada Bi Sumi, dayang kepercayaannya. Bi Sumi mempunyai ide untuk menggagalkan pekerjaan Bandung Bondowoso. Dia segera memerintahkan para dayang untuk menumbuk lesung dan membakar jerami.

Suara lesung bertalu-talu dan semburat api yang memerah di langit membuat suasana seperti pagi hari. Ayam-ayam jantan berkokok bersahut-sahutan. Mendengar kokok ayam jantan, pasukan jin terkejut. ”Hari sudah pagi, kami harus pergi.” Teriak pasukan jin sambil bergegas meninggalkan Bandung Bondowoso dan candi-candi yang telah mereka bangun.

Roro Jonggrang mendatangi Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang segera menghitung candi-candi yang sudah selesai. ”Candi-candi ini hanya ada 999. Kurang satu candi.” Kata Roro Jonggrang kepada Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso tidak percaya dengan perkataan Roro Jonggrang. Dia segera menghitung banyak candi dan ternyata memang benar hanya ada 999 candi.
Bandung Bondowoso marah besar. ”Aku tidak akan kalah, Roro Jonggrang. Aku akan mendapatkan seribu candi seperti yang kau inginkan.”
”Kenyataannya candi yang kau buat kurang satu, Bandung Bondowoso.
Kau tetap harus menepati janjimu.” Sahut Roro Jonggrang. ”Kalau begitu, akan kuubah kau menjadi candi keseribu.”
Dengan kesaktiannya, Bandung Bondowoso mengubah Roro Jonggrang menjadi patung batu. Patung itulah yang menjadi candi keseribu. Candi-candi itu hingga kini masih berdiri tegak di wilayah Prambanan.

Disadur dari: Dian. K. 100 Cerita Rakyat Nusantara. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.2016.

Cerita berjudul ”Roro Jonggrang” termasuk teks fiksi. Sebelumnya, kamu telah mempelajari tentang teks fiksi. Masih ingatkah kamu mengenai teks fiksi? Untuk mengukur pemahamanmu mengenai teks fiksi, jawablah pertanyaan berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan teks fiksi? Jelaskan!

2. Sebutkan tokoh utama pada bacaan berjudul ”Roro Jonggrang” di atas!

3. Sebutkan tokoh tambahan pada bacaan berjudul ”Roro Jonggrang” di atas!

Candi Prambanan adalah salah satu tempat wisata yang selalu dipadati wisatawan. Oleh sebab itu, kebersihan kawasan Candi Prambanan harus selalu dijaga. Pengelola selalu mengupayakan kebersihan kawasan candi.

Saat Siti berwisata ke Candi Prambanan, dia melihat petugas kebersihan membersihkan kawasan candi. Mereka mendorong gerobak sampah untuk mengangkut sampah.

BACA JUGA :   SD5.1 Wujud Benda dan Cirinya - Olahraga Kesehatan

Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya.

Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan memengaruhi benda tersebut. Pengaruh apa yang ditimbulkan gaya terhadap gerakan benda? Lakukan percobaan berikut untuk mengetahui macam pengaruh gaya terhadap gerakan benda.
Percobaan 1
Menendang dan Menghentikan Bola
Langkah kegiatan
1. Siapkan sebuah bola sepak.
2. Lakukan kegiatan berpasangan bersama temanmu.
3. Letakkan bola di lantai.
4. Tendang bola ke arah temanmu.
5. Minta temanmu menghentikan gerakan bola.

1. Apa yang terjadi pada bola yang ditendang? Jelaskan! Bola meluncur jauh karena adanya daya dorong  kaki.

2. Apa yang terjadi pada bola yang dihentikan? Jelaskan! Bola dari keadaan bergerak menjadi diam.

3. Kamu menggerakkan bola dengan gaya. Temanmu menghentikan gerakan bola dengan gaya. Kesimpulan apa yang kamu peroleh dari kegiatan ini?  Gaya dapat menjadikan benda diam menjadi bergerak, demikian juga bila benda bergerak dikenai gaya yang berbeda arah akan menjadi berhenti dan diam.

 

Percobaan 2

Langkah kegiatan 2: Menarik Mobil Mainan

1. Siapkan sebuah mobil mainan.
2. Ikat bagian depan mobil mainan dengan seutas tali.
3. Tarik mobil mainan perlahan, lalu semakin lama semakin cepat.
4. Tarik mobil mainan lurus ke depan, lalu belokkan arah mobil mainan.

1. Mobil mainan menjadi berjalan cepat ketika gaya tariknya semakin besar.
2. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat ke cepat? Jelaskan! Menjadi lebih cepat.
3. Kamu menarik mobil mainan dari lambat ke cepat dengan gaya. Apa kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini? bahwa gaya dapat mempengaruhi kecepatan gerak benda.
4. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian dibelokkan? Benda berbelok.
5. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian dibelokkan? Jelaskan! mobil mainan berbelok karena di kenai gaya yang berbeda arah.
6. Kamu menarik mobil mainan dari lurus, lalu berbelok dengan gaya. Apa kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini? Bila benda bergerak dikenai gaya ke arah samping maka gerak benda akan berubah searah dengan gaya tersebu.

Gaya dapat memengaruhi gerakan benda. Berikut beberapa macam pengaruh gaya terhadap gerakan benda. :
1. Gaya dapat memengaruhi benda diam menjadi bergerak.
2. Gaya dapat memengaruhi benda bergerak menjadi diam.
3. Gaya dapat memengaruhi benda bergerak lebih cepat atau lebih lambat.
4. Gaya dapat memengaruhi arah gerak suatu benda.

Kamu telah mengetahui beberapa macam pengaruh gaya terhadap gerakan benda. Sekarang, sebutkan contoh peristiwa yang menunjukkan gerakan benda akibat gaya.

  1. benda jatuh karena gaya tarik bumi.
  2. Dokar dan Andong bergerak karena gaya tarik kuda.
  3. Sepeda motor bergerak karena gaya yang dihasilkan oleh mesih bermotor.
  4. Sepeda motor berhenti karena di rem, rem menggunakan gaya gesek.
  5. ayunan bergerak karena adanya gaya dorong.

Asal Usul Nama Blitar.

Pada zaman dahulu, di wilayah Kabupaten Blitar ada sebuah kadipaten (Kabupaten) bernama Kadipaten Aryablitar. Adipati-nya (bupatinya) bernama Adipati Nila Suwarna. Adipati ini mempunyai seorang wakil bernama Ki Ageng Sengguruh.
Ki Ageng Sengguruh pada mulanya sangat patuh dan setia pada Adipati Nila Suwarna. Isteri Ki Ageng Sengguruh yang bernama Nyai Ageng Sengguruh tidak suka pada kepatuhan dan kesetiaan suaminya. Apalagi Nyai Ageng Sengguruh sudah lama ingin menjadi permaisuri seorang adipati. Nyai Ageng Sengguruh merayu Ki Ageng Sengguruh agar mau merebut kekuasaan Adipati Nila Suwarna.

Ki Ageng Sengguruh termakan rayuan Nyai Ageng Sengguruh. Dia menjadi manusia bermuka dua. Di depan Adipati Nila Suwarna, Ki Ageng Sengguruh selalu menampakkan kepatuhan dan kesetiaannya. Di belakang, Ki Ageng Sengguruh selalu menjelek-jelekkan Adipati Nila Suwarna. Ki Ageng Sengguruh juga berhasil merayu beberapa punggawa kadipaten untuk diajak mencari kesempatan merebut kekuasaan.
Kesempatan yang ditunggu-tunggu Ki Ageng Sengguruh untuk merebut kekuasaan pun datang. Saat itu, permaisuri Adipati Nila Suwarna yang bernama Dewi Rayungwulan sedang hamil. Dewi Rayungwulan pun mengidam. Ia ingin sekali makan ikan bader abang asisik kencana (bader merah bersisik emas). Dewi Rayungwulan menyampaikan keinginannya pada Adipati Nila Suwarna.
“Aku sangat senang Dinda hamil. Sudah lama kurindukan untuk mempunyai anak. Kini keinginku akan segera terwujud. Namun, permintaan Dinda ingin makan ikan bader merah bersisik emas sangat aneh. Tapi biarlah! Aku akan minta bantuan Paman Patih Ki Ageng Sengguruh untuk mencarinya,” kata Adipati Nila Suwarna pada Dewi Rayungwulan.

BACA JUGA :   SD Kelas 4 Tema 8.3.1 - Daerah Tempat Tinggalku - Sub.Tema 3 - Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku

Adipati Nila Suwarna segera memanggil Ki Ageng Sengguruh. Adipati Nila Suwarna menceritakan tentang permintaan permaisurinya pada Ki Ageng Sengguruh.
“Tolonglah, Paman! Carikan ikan bader merah bersisik emas itu untuk permaisuriku! Apa pun syarat dan berapa pun biayanya akan aku penuhi!” pinta Adipati Nila Suwarna.
“Baiklah, Gusti Adipati! Hamba akan berusaha mencari ikan bader merah bersisik emas itu. Izinkan hamba sekarang juga berangkat mencarinya!”
Mula-mula Ki Ageng Sengguruh memang mencari ikan bader merah bersisik emas. Dia bertanya pada para pencari ikan. Mungkin ada di antara mereka yang pernah melihat ikan bader merah bersisik emas. Namun, para pencari ikan tak seorang pun yang tahu. Ki Ageng Sengguruh pun pulang dengan gontai.
Saat pulang, Ki Ageng Sengguruh melewati sebuah kedung (bagian sungai yang lebar dan dalam) bernama kedung Gayaran. Kedung Gayaran adalah kedung yang sangat angker. Siapa pun yang berani masuk ke air di kedung itu pasti akan tenggelam dan meninggal dunia. Para pencari ikan tak ada yang berani mencari ikan di kedung Gayaran.
Tiba-tiba terlintas akal licik Ki Ageng Sengguruh. Timbul niatnya untuk mencelakakan Adipati Nila Suwarna dan merebut kekuasaan Kadipaten Aryablitar. Ki Ageng Sengguruh pun mempergunakan kesaktiannya. Dia mengubah sumping (hiasan) daun telinga kanannya menjadi ikan bader merah bersisik emas. Ikan itu lalu dilepas di kedung Gayaran.
Ki Ageng Sengguruh bergegas kembali ke kadipaten menghadap Adipati Nila Suwarna. Ki Ageng Sengguruh melaporkan bahwa telah mengetahui keberadaan ikan bader merah bersisik emas itu.
“Tempatnya di kedung Gayaran, Gusti Adipati!” lapor Ki Ageng Sengguruh.
“Mengapa Paman Patih tidak menyuruh orang untuk menangkapnya dan membawa kemari?” Tanya Adipati Nila Suwarna.
“Maafkan hamba, Gusti Adipati! Tak seorang pun yang bernai mengambil ikan itu. Ikan itu dipercaya sebagai ikan peliharaan dewa. Hanya para raja atau adipati saja yang dapat menangkapnya. Untuk itu, Gusti Adipatilah yang harus menangkapnya sendiri.
“Baiklah! Aku yang akan menangkap sendiri. Sebenarnya, aku tidak bias berenang. Namun, demi memenuhi permintaan isteri dan calon anakku, apa pun akan kulakukan,” kata Adipati Nila Suwarna. “Ayo, Paman! Tunjukkan di mana kedung Gayaran tempat ikan itu berada!”
Adipati Nila Suwarna diiringi prajurit pengawal mengikuti Ki Ageng Sengguruh menuju kedung Gayaran. Sesampai di kedung Gayaran, Adipati Nila Suwarna memang melihat ada seekor ikan bader merah bersisik emas. Ikan itu sedang berenang ke sana kemari. Sisik emasnya memantulkan cahaya kemilauan terkena sinar matahari.

Hati Adipati Nila Suwarna sangat senang sekali. Dinda Rayungwulan pasti akan senang sekali karena keinginannya terkabul, pikir Adipati Nila Suwarna.
“Prajurit, siapkan jaring untuk menangkap ikan itu! Aku sendiri yang akan turun ke kedung untuk menangkapnya” perintah Adipati Nila Suwarna pada salah seorang prajurit pengawalnya. Prajurit itu segera memberikan jaring penangkap ikan pada Adipati Nila Suwarna. Sang Adipati pun berisap-siap terjun ke air kedung.

Adipati Nila Suwarna berenang di air kedung sambil membawa jaring. Dikejarnya ikan bader merah bersisik emas yang berenang ke sana kemari itu. Ikan itu ternyata gesit sekali. Berkali-kali Adipati Nila Suwarna berusaha menjaringnya. Namun, ikan itu behasil lolos.
Adipati Nila Suwarna menjadi kelelahan. Akhirnya, Adipati Nila Suwarna tak dapat menggerakkan badannya karena sangat lelah. Adipati Nila Suwarna pun tenggelam di kedung itu.
Ki Ageng Sengguruh segera menyuruh para prajurit pengawal menolong Adipati Nila Suwarna. Namun, terlambat sudah! Adipati Nila Suwarna sudah meninggal dunia. Jenazah Adipati Nila Suwarna dibawa kembali ke kadipaten dan dikuburkan dengan baik.
Ki Ageng Sengguruh kemudian mengambil alih kedudukan Adipati Nila Suwarna sebagai adipati di Kadipaten Aryablitar. Ia mengumumkan pada seluruh punggawa dan rakyat Kadipaten Aryablitar bahwa dialah sekarang yang menjadi adipati. Ia memakai gelar Adipati Nila Suwarna II.
Tak seorang pun yang berani membantah keputusan Ki Ageng Sengguruh. Dewi Rayungwulan yang tidak menyetujui keputusan Ki Ageng Sengguruh diusir dari kadipaten. Dewi Rayungwulan yang sedang hamil itu pun meninggalkan kadipaten dengan hati sedih. Dewi Rayungwulan tak tahu akan pergi ke mana.

BACA JUGA :   SD3 - Ramling - Mengamati Bagian dari Tanaman.

Kesimpulan :
Cerita ini tergolong legenda. Nama Blitar konon diambil dari nama Kadipaten Aryablitar dahulu. Legenda ini sangat dikenal oleh masyarakat Blitar. Makam Adipati Nila Suwarna juga masih dapat dijumpai hingga sekarang. Tempatnya di Desa Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Cerita ini memberi pelajaran kepada kita agar jangan mudah percaya dengan perkataan orang lain. Apa yang dikatakan orang lain perlu dibuktikan sendiri kebenarannya. Jangan sampai kepercayaan kita dimanfaatkan orang lain yang berniat tidak baik.

Disadur dari:
Edy Santosa & Sunarko Budiman, 2004, Cerita Rakyat dari Blitar (Jawa Timur), Grasindo: Jakarta, hal. 1 – 6.

Untuk di ketahaui :

  • Protagonis (bahasa Yunani: protagonistes) adalah tokoh utama dalam buku, film, permainan video, maupun teater. Dalam literatur, protagonis adalah tokoh yang melawan antagonis. Protagonis sering merupakan seorang pemeran utama, kadang-kadang seorang jagoan atau hal lainnya yang merupakan konflik dengan antagonis.
  • Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.
  • Jenis atau macam-macam latar diantaranya sebagai berikut ini:

    1.Latar waktu

    Yaitu saat dimana tokoh ataupun si pelaku melakukan sesuatu pada saat kejadian peristiwa dalam cerita yang sedang telah terjadi. Seperti misalnya: Pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, di zaman dulu, dimasa depan, dan lain sebagainya.

    2. Latar tempat

    Yaitu dimana tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian atau peristiwa didalam cerita. Seperti misalnya: Didalam bangunan tua, di sebuah gedung, di lautan, didalam hutan, di sekolah, di sebuah pesawat, di ruang angkasa, dan lain sebagainya.

    3. Latar suasana

    Yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku malakukan sesuatu. Seperti misanya: saat galau, gembira, lelah, dan lain sebagainya.

    4. Latar alat

    Yaitu peralatan apa saja yang diperlukan atau dipakai si pelaku dalam suatu cerita. Seperti misalnya: Tombak, pistol, pedang, buku, pulpen, dan lain sebagainya.

  • Cerita atau karangan fiksi adalah cerita rekaan buatan yang dibuat pengarang, dimana cerita di dalamnya menjadi bermakna dikarenakan daya khayal, angan-angan atau fantasi olah fikir ide kreativitas si penulis.
  • Pengertian Fiksi  : *Fiksi* adalah cerita rekaan. Hasil olah imajinasi pengarang ini biasanya diwarnai oleh kultur, pengalaman batin, filosofi, pendidikan, religiusitas dan latar belakang pengarang lainnya.
    Semua karya sastra bersifat *fiktif*. Artinya semua cerpen, novel drama dan puisi adalah hail kreatifitas oleh ide/gagasan pengarang yang tertuang secara artistik dan intens. Walaupun bersifat fiktif karya sastra memiliki kebenaran faktual, misalnya karya-karya sastra bertema
    ketimpangan sosial, kebobrokan moral, keserakahan dan sebagainya.
    *Adapun bila diperinci ciri-ciri fiksi adalah :*
    1) Bersifat rekaan/hasil olah imajinasi pengarang.
    2) Memiliki kebenaran yang relatif.
    3) Bahasa bersifat konotatif.
    4) Tidak memiliki sistematika yang baku.
    5) Sasarannya emosi (perasaan) pembaca.
    6) Contoh : cerpen, novel dan drama.
    7) Biasanya memiliki amanat (pesan moral) tertentu.

    *Contoh karya fiksi :*
    a. *Cerpen* : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (Idrus), Mereka Bilang Saya Monyet (Jenar Mahesa Ayu), Jatayu (NH. Dini)

    b. *Novel* : Cintaku di Kampus Biru (Ashadi Siregar), Para Priyayi (Umar Khayyam), Kabut Sutera ungu (Ike supomo).

    c. *Drama*: Mega-Mega (Arifin C. Noor), Opera Ikan asin (Nano Riantiarno), Konglomerat Burisrowo (WS Rendra).

    d. *Puisi* : Balada Terbunuhnya Atmo Karpo (WS Rendra), Cintaku Jauh di Pulau (Chairil Anwar), Sejuta Milyar Satu (Eko Budianta).

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *