SD4.2.1 Agama Katolik : Yesus Mewartakan Kerajaan Al-lah melalui Perumpamaan

SD4.2.1. Agama Katolik : Yesus Mewartakan Kerajaan Al-lah melalui Perumpamaan.

Di dalam mewartakan Kerajaan Al-lah, Yesus menggunakan beraneka macam cerita atau dongeng yang dikenal sebagai perumpamaan. Perumpamaan-perumpamaan yang digunakan Yesus, ditujukan agar para pendengar dapat dengan mudah memahami makna Kerajaan Al-lah yang hendak disampaikan-Nya. Murid-murid serta masyarakat umum, yang sering mengikuti Yesus adalah kaum sederhana. Mereka adalah para nelayan,penggembala kambing domba, serta orang-orang yang memiliki status sosial yang kurang diperhitungkan di dalam masyarakat. Atas dasar alasan itulah Yesus menggunakan perumpamaan sebagai cara untuk menyampaikan ajaran mengenai Kerajaan Al-lah.

1. Mengenal Simbol-simbol dalam Kehidupan Masyarakat Kita :

Tentukan makna pantun, peribahasa, dan ungkapan berikut ini!
1. Pantun yang berbunyi “Berakit-rakit ke hulu, berenang- renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang- senang kemudian”, artinya:.Berusaha atau bersusah dahulu untuk mendapatkan hasil atau panen yang menggembiarakan kemudian hari.

2. Peribahasa “Tong kosong nyaring bunyinya”, artinya : Banyak omong tidak ada hasilnya

3. Ungkapan “Makan garam”, artinya: memiliki banyak pengalaman.

Tulislah masing-masing satu pantun, peribahasa, dan ungkapan. Jelaskan maknanya!
1. Pantun : merupakan karya yang dapat menghibur sekaligus dan menegur. Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran, karena ungkapan tersebut disusun dengan kata-kata hingga sedemikian rupa sehingga sangat menarik untuk didengar atau dibaca. Pantun menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam mendidik dan menyampaikan hal-hal yang bermanfaat.
2. Peribahasa ;adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil.
3. Ungkapan : merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru dimana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya.

Refleksi :

Di dalam komunikasi dengan sesama, nenek moyang kita memilikibudayayanghalus. Budayainiditujukanuntukmemberi semangat, menyindir, atau menasihati orang lain secara halus dan tidak langsung. Oleh karena itu, di dalam masyarakat kita terdapat aneka jenis pantun, pepatah, peribahasa atau nasihat. Semua itu digunakan oleh nenek moyang kita agar mudah diingat dan mudah dipahami. Dengan mengingat dan memahami makna-maknanya, seseorang tidak merasa ditegur atau dinasihati secara langsung, melainkan merasa ditegur atau disapa oleh pemahamannya sendiri.
Sudahkah aku memegang teguh nasihat-nasihat dari orang tua, guru, dan orang-orang dewasa lainnya?

2. Mengenal Beberapa Perumpamaan Yesus.
Bacalah beberapa perumpamaan berikut!

Perumpamaan tentang Seorang Penabur.
(Matius 13:1-13)

Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh,karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?”

Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.Karena siapa yang mempunyai, kepadanyaakandiberi, sehinggaiaberkelimpahan;tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan  diambil dari padanya.Itulah sebabnya Aku berkata- kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti”.

 

Perumpamaan Gandum dan Ilalang.
(Matius 13:24-30)

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata, “Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakahlalangitu?”Jawab tuan itu, “Seorang musuh yang melakukannya”. Lalu berkatalah hamba- hamba itu kepadanya,“Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?”

Tetapi ia berkata, “Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku”.

Perumpamaan tentang Harta Terpendam.
(Mat 13: 44-51)

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

“Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. “Mengertikah kamu semuanya itu?” Mereka menjawab: “Ya, kami mengerti”.

3. Makna yang Terkandung di dalam Perumpamaan

Jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Siapakah yang dimaksud penabur pada perumpamaan yang pertama (Mat 13:1-13)? Yesus sendiri.
2. Apa yang dimaksud dengan benih? Ajaran atau Sabda Al-lah.
3. Di mana sajakah benih yang ditaburkan itu jatuh?
4. Mengapa benih yang jatuh di tanah yang subur dapat berbuah berlipat ganda?
5. Apa yang hendak digambarkan dengan perumpamaan “tanah yang subur”?
6. Pesan apa yang hendakYesus sampaikan melalui perumpamaan “tentanggandumdanilalang”(Mat13: 24-30) danperumpamaan “tentang harta terpendam” (Mat 13:44-51)?

Rangkuman :

• Yang dimaksud sebagai penabur adalah Yesus sendiri yang mewartakan Injil Kerajaan Al-lah kepada semua orang. Sedangkan yang dimaksud dengan benih, yaitu Sabda Al-lah. Sabda Al-lah itulah yang berisi nilai-nilai Kerajaan Al-lah, yaitu damai, kerendahan hati, sikap lemah lembut, penuh kasih, pengampunan, dan persaudaraan.
• Benih yang ditaburkan jatuh di berbagai tempat yaitu di pinggir jalan, di tanah yang berbatu-batu, di semak berduri, dan di tanah yang baik.
• Perumpamaan tentang gandum dan ilalang (Mat 13: 24-30) melambangkan bahwa Kerajaan Al-lah akan terwujud jika orang dapat membedakan dan melaksanakan kebenaran serta membuang kejahatan. Sementara perumpamaan tentang harta terpendam (Mat 13:44-51) memiliki makna bahwa Kerajaan Al-lah merupakan hal yang utama, sehingga kita harus memperjuangkannya secara penuh bahkan rela meninggalkan hal-hal lain demi Kerajaan Al-lah.

4. Menemukan Makna Perumpamaan
Cari dan bacalah perumpamaan-perumpamaan di dalam Kitab Suci dan tulis makna yang terkandung di dalamnya!

 

Tinggalkan komentar