C. Sakramen Tobat.
Cerita : Malin Kundang.
Dahulu kala hiduplah seorang janda miskin yang mempunyai anak yang bernama Malin Kundang. Ibu dan anak ini hidup miskin dalam sebuah pondok di luar kota. Mata pencaharian mereka hanyalah mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya ke pasar.
Walaupun hidupnya susah, ibu itu tidak mengeluh dan tidak putus asa. Ia tetap bekerja mengumpulkan dan menjual kayu bakar dengan sekuat tenaga. Hasil penjualan kayu bakar digunakannya untuk membeli makanan, pakaian, dan selebihnya ditabung untuk keperluan masa depan anaknya, Malin Kundang.
Usahanya itu dijalankan dengan tekun, dari bulan ke bulan, tahun ke tahun. Pada suatu hari, Malin Kundang meminta izin kepada ibunya untuk merantau. Demi masa depannya, ibu Malin Kundang mengizinkannya. Semua uang tabungannya diberikan kepada Malin Kundang sebagai bekal. Sang ibu berpesan kepada anaknya agar ia segera kembali, entah mendapat keberuntungan atau tidak. Sesudah berjanji kepada ibunya bahwa ia akan segera kembali, berangkatlah Malin Kundang untuk merantau.
Di perantauan, sesudah mengalami berbagai kesulitan, akhirnya Malin kundang berhasil menjadi pengusaha yang sukses. Bahkan ia berhasil menikah dengan putri seorang pedagang yang kaya raya, sehingga Malin Kundang menjadi semakin kaya.
Pada suatu hari, dalam pelayaran dagang keliling nusantara, kapalnya singgah di kota kediaman ibunya. Orang-orang sekampung yang masih mengenal Malin Kundang segera memberitahu ibunya bahwa mereka melihat Malin Kundang. Maka datanglah sang ibu untuk menjumpai anaknya. Dari jauh Malin Kundang melihat ibunya datang dan masih mengenalinya. Walaupun sudah tua dan sakit-sakitan. Tetapi, Malin Kundang tidak mau menjumpainya. Ia malu terhadap istri dan anak-anaknya, jika mereka mengetahui bahwa wanita tua dan miskin itu adalah ibunya. Ia tetap menolak ibunya, walaupun ibunya hanya meminta waktu sejenak untuk memandang wajahnya. Ia meminta kepada anak buahnya agar kapal segera bertolak dari kota pelabuhan itu. Kapalpun bertolak dari pelabuhan dan makin lama makin jauh. Tiba-tiba, datanglah badai gelombang yang dasyat. Guntur menggelegar. Kilat menyambar-nyambar. Kapal Malin Kundang diangkat gelombang tinggi, lalu dihempaskan ke dalam laut. Semua orang di dalam kapal itu meninggal. Tidak satupun yang selamat. Kata orang, tempat kapal Malin Kundang tenggelam sampai sekarang masih ada, yakni berupa sebuah batu karang berbentuk kapal. (cerita ini diambil dari cerita rakyat Sumatra Barat).
Pertanyaan.
- Bagaimana perasaanmu tentang cerita di atas ?
- Apakah ada cerita sejenis ini di daerahmu ?
- Apa pesan cerita diatas bagi kita?
- Apakah kamu sering membantah orang tuamu ?
- Bagaimana perasaanmu jika melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap orangtuamu ?
Mari mendengar Kitab Suci.
Yohanes 8:1-11
Pada suatu pagi Yesus berada di Bait Allah. Di dalam Bait Allah sudah penuh dengan orang banyak yang mau mendengarkan pengajaran-Nya. Sementara Yesus mengajar, masuklah para ahli Taurat dan orang-orang Farisi sambil menyeret seorang perempuan yang tertangkap basah sedang berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah Bait Allah, dan berkata kepada Yesus., “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Menurut hukum Musa, ia harus dihukum mati. Apakah pendapat-Mu mengenai hal ini?”
Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka, tetapi membungkuk lalu menulis dengan jarinya di tanah. Tetapi karena mereka terus menerus bertanya, maka Ia bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk lagi dan menulis di tanah. Mendengar perkataan Yesus itu, pergilah mereka satu persatu, mulai dari yang tertua. Lalu bertanyalah yesus kepada perempuan itu, “hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah orang yang akan menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang!”
Latihan Soal :
- Siapakah ahli taurat itu ?
- Siapakah Kamu Farisi itu ?
- Apa maksud mereka perempuan yang berdosa kepada Yesus?
- Bagaimana reaksi Yesus?
- Mengapa orang Farisi dan ahli Taurat pergi satu persatu ?
Mari mendengar Kitab Suci.
Yohanes 20: 19-23
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu, datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,”Damai sejahtera bagi kamu!” dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Mereka bersukacita karena melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada”
Latihan Soal :
- Kata-kata apa yang diucapkan Yesus untuk memberi kuasa kepada rasul-rasulnya untuk mengampuni dosa? Jawab : Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.
- Dari mana iman-iman kita sekarang mendapat kuasa untuk mengampuni dosa? Jawab : Kuasa dari Yesus.
- Kata-kata pengakuan apa yang diucapkan oleh Bapa sebagai tanda pengampunan dari Tuhan? …
- Syarat apa yang dibutuhkan supaya dosa seseorang diampuni dalam sakramen tobat? …
- Bagaimana tata cara penerimaan sakramen Tobat? …
Rangkuman.
• Dosa berarti berbalik dari Tuhan, sesama dan lingkungan.
• Dosa selalu merugikan diri sendiri dan sesama.
• Bertobat berarti kembali kepada Tuhan, sesama, dan lingkungan.
• Tuhan sangat senang menerima kembali setiap orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya.
• Sakramen Tobat merupakan tanda bahwa Tuhan mengampuni dosa-dosa kita kalau kita sungguh-sungguh bertobat.
• Kuasa pengampunan dosa diberikan Tuhan Yesus kepada para Rasul, yang diserahkan kepada para penggantinya, yaitu kepada Uskup-Uskup dan Imam-
Imam sampai sekarang.
• Imam memberikan pengampunan atas nama Tuhan, bukan atas namanya sendiri.
• Imam memberikan nasihat dan memberi denda (penitensi) atas dosa-dosa kita.