SD6 Tema 2.4 – Literasi – Aku Cinta Membaca

SD6 Tema 2.4 – Literasi – Aku Cinta Membaca.

Cintailah Membaca, karena ?

semakin banyak membaca,
semakin banyak tempat yang kamu kunjungi,
semakin sering membaca, semakin sering kamu pergi bertualang,
semakin beragam bacaanmu, semakin beragam pula pengalamanmu.

Apa yang kamu baca akan membuatmu kaya, karena bacaanmu akan menambah ilmu untukmu, mengisi jiwamu dengan pengetahuan, dan membuka wawasanmu seluas-luasnya!

 

Judul : Asal Mula Kapur, Sirih, dan Pinang.
Cerita Rakyat Vietnam.

Alkisah, ribuan tahun yang lalu, di Vietnam hidup sepasang saudara laki-laki kembar bernama Tang dan Lan. Keduanya pandai dan berwajah tampan. Mereka hidup saling menyayangi. Kemana pun mereka pergi, mereka selalu bersama.
Suatu ketika, ayah Tang dan Lan sakit keras. Tak ada seorang tabib pun yang dapat menyembuhkan sang ayah, sehingga akhirnya beliau meninggal dunia. Rasa sedih yang mendalam karena kehilangan sang suami, menyebabkan ibu Tang dan Lan tidak mau makan, sehingga akhirnya beliau pun jatuh sakit. Tak lama kemudian, sang ibu pun meninggal menyusul ayah mereka. Tinggalah Tang dan Lan sebagai anak yatim piatu.

Sepeninggal kedua orang tuanya, Tang dan Lan berpikir keras untuk dapat menghidupi diri mereka. Akhirnya mereka mengunjungi sahabat ayah mereka semasa hidup, yang bernama Hakim Luu. Mereka minta kepada Hakim Luu untuk memberikan mereka pekerjaan. Sejak saat itu mereka tinggal bersama Hakim Luu dan membantu Hakim Luu di tokonya. Hakim Luu menyayangi Tang dan Lan seperti anaknya sendiri. Hakim Luu memiliki seorang anak perempuan yang cerdas dan cantik. Anak ini pun tumbuh besar bersama-sama Tang dan Lan.

Semakin dewasa, Tang dan Lan tumbuh menjadi pemuda tampan yang baik perangainya. Mereka pekerja keras yang santun, sehingga terpikir oleh Hakim Luu untuk menikahkan salah satu dari mereka dengan putrinya. Kedua pemuda itu sebenarnya juga menaruh hati kepada putri Hakim Luu, tetapi mereka tidak ingin menyakiti satu sama lain. Ketika Hakim Luu menyerahkan keputusan kepada mereka berdua, mereka pun saling tunjuk. Akhirnya, Hakim Luu memutuskan untuk memilih yang lebih tua di antara mereka, yaitu Tang.

Setelah menikah, Tang sibuk dengan kehidupan rumah tangganya, sehingga ia sering melupakan Lan. Ia lupa mengajak Lan mengobrol dan bercerita. Lan merasa sedih dan kesepian. Suatu hari, Lan bertekad mengembara seorang diri, meninggalkan kota, tanpa sepengetahuan Tang dan Hakim Luu. Ia berjalan tanpa arah, ke hutan, ke gunung, menyeberang sungai, sampai akhirnya ia tiba di pinggir sebuah pantai. Oleh karena sangat lapar dan lelah berjalan berhari-hari, Lan jatuh lemah, semakin lemah, dan akhirnya ia meninggal di tempat itu. Konon, jenazahnya berubah menjadi sebuah batu yang putih.

Beberapa hari setelah kepergian Lan, Tang menyadari bahwa adiknya tiada. Ia pun pergi mencari adik kembarnya itu. Ke hutan, ke gunung, menyeberang sungai, tak juga ditemukan adiknya itu. Sampailah ia di pantai yang sama. Ia pun terduduk menangis di atas sebuah batu putih, meratapi kehilangan akan adiknya. Berhari-hari ia menangis, tanpa makan dan minum, sampai ia pun jatuh lemah, semakin lemah, dan akhirnya ia juga meninggal di tempat yang sama. Konon, jenazahnya berubah menjadi sebuah pohon pinang.

Sementara, istri Tang sedih menanti kepulangan suaminya. Maka, ia pun menyusul berjalan tak tentu arah, mencari sang suami. Sampailah ia di pantai yang sama, menangis tak henti sambil bersandar di bawah pohon pinang. Berhari-hari ia menangis, tanpa makan dan minum, sampai ia pun jatuh lemah, semakin lemah, dan akhirnya ia juga meninggal di tempat yang sama. Jenazahnya menjelma menjadi sebatang pohon sirih yang melilit di batang pohon pinang, yang tak lain adalah jelmaan sang suami.

Konon, begitulah asal usul terjadinya kapur, sirih, dan pinang. Tiga manusia yang saling menyayangi, ditakdirkan untuk selalu berdekatan dan bersama, dalam kehidupan dan setelahnya.

Sekian.

 


Judul : Si Badang.

Cerita Rakyat Singapura.

Dahulu kala hidup seorang hamba di Temasik, yang sekarang dikenal sebagai Singapura. Hamba tersebut bernama Badang. Ia bekerja pada seorang majikan yang bernama Orang Kaya Nira Sura. Suatu hari, Badang diberi tugas oleh tuannya untuk menebas hutan dan membersihkan semak-semak di sebuah bukit. Tempat itu hendak dijadikan lahan bercocok tanam.

Dalam perjalanan menuju pulang dari bukit, ia harus melewati sebuah sungai. Karena lelah, Badang beristirahat dan membuka bekalnya. Hari itu bekalnya nasi sayur dan sambal. Setelah makan, Badang duduk memandang ke sungai. Terlihat olehnya ikan-ikan berlompatan di air yang jernih. Terpikir olehnya “Wah, kalau aku bisa menangkap ikan- ikan itu, tentu besok lauk untuk bekalku semakin enak. Kalau ikan yang tertangkap lebih dari satu, bisa aku bawa pulang untuk tuanku di rumah,” pikir Badang. Lalu, Badang menebang sebatang bambu perangkap ikan dari bambu. Ia menempatkan perangkapnya di dalam sungai.

Esok harinya, pagi-pagi Badang pergi lagi untuk melanjutkan pekerjaannya di bukit. Dalam perjalanan, ia mampir di sungai untuk melihat hasil tangkapan di perangkapnya. Namun, Badang terperanjat melihat setumpuk tulang ikan di pinggir sungai, berdekatan dengan lokasi perangkapnya. Ketika ia memeriksa terlihat olehnya bahwa sudah ada orang yang mengambil hasil tangkapannya. Tidak ada ikan di dalam perangkapnya, hanya tinggal sisa sisik dan tulangnya. Badang heran. Maka, ia pun memutuskan untuk mengintai semalaman di pinggir sungai sepulangnya dari menebas hutan.

Menjelang malam, perangkap Badang sudah mulai terisi oleh ikan. Tiba- tiba datang sesosok makhluk besar, bermata merah, bertaring panjang, berambut serta berjanggut panjang. Makhluk itulah yang rupanya memakan ikan dalam perangkap bambu Badang. Badang memberanikan diri untuk keluar, menerkam, dan menangkap janggut makhluk tersebut. Mereka pun berkelahi, sampai akhirnya makhluk seram itu mengaku kalah. Ia minta dilepaskan, namun Badang tidak membiarkannya pergi. Lalu, makhluk itu memohon “Kalau tuan melepaskan hamba, maka hamba akan berikan apa saja yang tuan minta,” katanya. Badang pun berpikir, maka ia mengajukan permintaannya. “Baiklah! Aku ingin menjadi seorang yang kuat, gagah, dan perkasa,” kata Badang.

“Kalau tuan ingin menjadi seorang yang perkasa, tuan harus makan sisa- sisa tulang ikan yang aku makan,” kata makhluk tersebut. Tanpa berpikir panjang, Badang pun makan sisa-sisa tulang ikan yang terserak dekat perangkapnya. Lalu, ia menguji kekuatannya dengan mencoba mencabut sebatang pohon besar. Ternyata berhasil! Ia bahkan bisa mencabut batang pohon tersebut dari tanah, hanya dengan satu tangan. Badang sangat gembira. Ia mengucapkan terima kasih kepada makhluk tersebut. Dalam sekejap, makhluk menyeramkan itu berubah menjadi sosok kakek tua berjangkut putih. “Aku bukanlah makhluk seram seperti yang kau bayangkan. Aku datang untuk menolongmu. Kamu seorang yang baik dan jujur,” kata kakek bijak itu sebelum pergi meninggalkan Badang.

Malam itu, Badang menebas hutan hingga bersih, lalu ia pun pulang. Majikannya heran ketika keesokan hari Badang tidak lagi pergi ke hutan. Ketika Badang memberitahu bahwa pekerjaannya telah selesai, tuannya tidak percaya. Orang Kaya Nira Sura pun memeriksa sendiri ke bukit. Betapa heran ia menemukan bahwa hutan di bukit sudah habis terbabat.

Kagum dengan keperkasaan Badang, maka Orang Kaya Nira Sura membebaskan Badang sebagai hambanya dan mempersembahkannya kepada Raja Temasik. Di Istana, Badang juga melakukan perbuatan perkasa yang mengagumkan. Ketika ia hendak mengambil buah yang diminta oleh permaisuri raja di atas sebuah pohon, dahan yang dipijaknya patah. Badang jatuh menimpa sebuah batu. Batu terbelah dua, namun Badang tidak cedera! Permaisuri melaporkan kejadian tersebut pada Sang Baginda. Sang baginda kagum dan heran. Kekuatan Badang tersebar luas di segala penjuru Temasik, dan sampai juga ke Benua Keling. Mendengar kabar tersebut, Maharaja Keling datang ke Temasik membawa pahlawan kuat dari negaranya, yang bergelar Pahlawan Gagah Perkasa. Ia menawarkan pahlawannya untuk beradu kuat dengan Badang.

Raja Temasik setuju. Maka pertandingan adu kekuatan diadakan di depan para petinggi kerajaan dan di hadapan semua rakyat. Sebuah batu besar diletakkan di hadapan masing-masing raja. Sang Pahlawan Gagah Perkasa dengan segenap kekuatannya mengangkat batu besar di hadapan rajanya. Ia bisa menangkatnya setinggi lutut, kemudian membawanya ke hadapan Maharaja Keling. Riuh rendah tepuk para pendukungnya. Lalu, tiba giliran Badang. Tubuhnya kecil tidak meyakinkan. Tetapi, ternyata Badang dapat mengangkat batu di hadapan Raja Temasik dengan mudahnya, kemudian melemparkan batu tersebut ke Teluk Belanga. Semua yang hadir terpesona dan kagum. Tepuk tangan membahana memuji keperkasaan Badang.

Demikianlah kemasyhuran Badang sebagai seorang yang gagah perkasa di zaman dahulu. Seorang budak bertubuh kecil, namun tidak serakah dalam mengajukan permintaan. Kehebatannya juga tidak disalahgunakan, selalu di dimanfaatkan untuk membantu majikannya. Itulah sebabnya kemashyurannya menjadi buah mulut yang dituturkan orang dari zaman ke zaman.

Sekian.


 

Judul : Potensi Ekonomi Negara-Negara Anggota ASEAN.

Kawasan Asia Tenggara terletak pada jalur perdagangan dunia. Kawasan ini menjadi jembatan antara kawasan Eropa dan Asia Timur. Oleh karena itu, Asia Tenggara juga menjadi wilayah persaingan bagi pihak-pihak ingin memanfaatkan kedudukan strategis kawasan ini. ASEAN berperan sebagai wadah untuk menghindari persengketaan yang mungkin timbul.

Dengan posisi yang strategis ini, tiap negara di kawasan Asia Tenggara juga memiliki kekayaan sumber daya yang kemudian menjadi kekuatan dalam perkembangan ekonomi negara-negara tersebut.

Brunei Darussalam Terkenal dengan kekuatan sumber daya alam berupa minyak bumi dan gas alam. Dengan pengolahan hasil kekayaan alam tersebut, Brunei menjadi negara di Asia Tenggara yang memilki pendapatan per kapita tertinggi.

 

Filipina.

Sebuah negara kepulauan yang mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah di bidang pertanian. Filipina berhasil menjadi salah satu negara di dunia yang dapat membangun dan mengembangkan sektor pertaniannya dengan baik. Beberapa produk unggulan hasil pertaniannya diekspor ke berbagai negara, seperti nanas, padi, kelapa, dan gula. Oleh karena itu, Filipina mendapat julikan “Home of the Green Revolution”. Hasil pertanian ini juga yang menunjang perkembangan ekonomi negara ini.

 

Indonesia.

Sebagai negara kepulauan terbesar di kawasan ini, Indonesia memiliki ragam sumber daya alam yang sangat kaya. Banyak sektor yang dapat dikembangkan untuk memperkuat perkembangan ekonomi Indonesia. Hingga saat ini Indonesia merupakan salah satu eksportir utama untuk minyak dan gas bumi, tekstil, dan produk-produk dari kayu. Kekayaan mineral seperti pertambangan aluminium, nikel, emas, dan batu bara juga menjadi salah satu pintu masuk para investor mancanegara ke Indonesia. Keindahan alam Indonesia pun merupakan daya tarik yang menjadi sumber devisa negara dari sektor pariwisata.

 

Kamboja.

Di Kamboja mengalir Sungai Mekong. Daerah di sekitar Sungai Mekong merupakan daerah yang subur. Oleh karenanya, mata pencaharian penting penduduk Kamboja adalah pertanian, yang banyak terdapat di sepanjang Sungai Mekong dan di sekitar Danau Tonie Sap. Hasil pertanian Kamboja yang besar, yang mendukung pengembangan sektor perekonomiannya adalah padi dan karet.

Laos.

Laos bertetangga dengan Kamboja, dan juga dilewati oleh aliran Sungai Mekong. Sama seperti di Kamboja, kegiatan pertanian banyak dilakukan di sepanjang aliran sungai ini. Sebagian besar hasil pertanian dikonsumsi oleh masyarakat Laos. Sementara ini Laos belum melakukan pengembangan dalam sektor usaha yang lain, walaupun diketahui memiliki juga sumber daya mineral seperti bijih besi, tembaga, dan batu bara.

Kegiatan ekonomi utama penduduk Malaysia adalah di bidang pertanian, pertambangan, dan perindustrian. Perdagangan internasional merupakan salah satu sektor ekonomi Malaysia yang mengalami pertumbuhan tercepat. Peralatan elektronik, minyak dan gas bumi, kayu dan produk dari kayu, minyak sawit, karet, tekstil, sepatu, dan bahan-bahan kimia adalah beberapa produk yang diekspor oleh Malaysia melalui jalur perdagangan internasional.

 

Myanmar.

Mata pencaharian utama penduduk Myanmar adalah pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Padi merupakan hasil utama dari pertanian di sana. Myanmar merupakan salah satu negara penghasil padi terbesar di Asia Tenggara.

 

Singapura.

Walaupun merupakan negara dengan luas terkecil di kawasan Asia Tenggara, Singapura merupakan negara paling maju di kawasan ini. Sadar akan keterbatasan sumber daya alamnya, sejak awal Singapura fokus mengembangkan diri dalam menyediakan sarana dan prasarana sebagai tempat singgah jalur lalu lintas dunia. Letak Singapura sangat strategis, yaitu pada posisi silang jalur lalu lintas dari berbagai negara di Asia Timur, Asia Barat, Arika, Eropa, Amerika, dan Australia. Saat ini Singapura menjadi negara transit terramai di Asia.

 

Thailand.

Thailand sering disebut sebagai lumbung padi di Asia Tenggara. Padi memang merupakan hasil pertanian terbesar dari negara ini. Selain itu, perkebunan, kehutanan, pertambangan, dan industri juga merupakan kegiatan ekonomi penduduk Thailand. Saat ini, penghasil devisa utama untuk Thailand adalah dari sektor pariwisata. Keunikan situs- situs budaya di Thailand menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara.

 

Vietnam.

Setelah pulih dari Perang Vietnam, negara ini mulai berkembang di berbagai sektor perekonomiannya. Sektor pariwisata dan turisme merupakan salah satu pendukung perkembangan ekonomi yang terus menggeliat naik hingga saat ini. Dengan berkembangnya sektor ini, bidang pendukung lainnya seperti usaha jasa di bidang perhotelan, restoran, serta transportasi juga turut berkembang pesat.

Potensi ekonomi masing-masing negara anggota ASEAN diharapkan dapat terpacu lebih cepat untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonominya. Hal ini dimungkinkan melalui berbagai kerja sama yang positif antarnegara dalam wadah organisasi ASEAN.


 

Judul : Pengalaman Belajar dari Negara-Negara ASEAN.

Hari ini merupakan hari yang penting bagi siswa kelas 6. Udin, Edo, Beni, Siti, Dayu, Lani dan teman-temannya akan berkunjung ke sebuah pameran penting. Ya, sekolah mereka memperoleh undangan untuk hadir di Pameran Budaya ASEAN yang diselenggarakan oleh Sekretariat ASEAN. Rombongan kelas 6 mewakili sekolah untuk hadir di pameran tersebut. Wah, tidak sabar rasanya Udin dan teman-teman ingin sampai di sana. Kebetulan saat ini mereka juga sedang belajar mengenai profil negara-negara tetangga. Mereka ingin sekali melihat bukti dari apa yang mereka pelajari dari buku dan cerita guru.

Hari ini arena pameran dipenuhi oleh siswa-siswi dari berbagai Sekolah Dasar. Memang, hari pertama pameran ini dibuka khusus untuk undangan dari berbagai sekolah. Udin dan teman-temannya dibagi menjadi beberapa kelompok agar dapat melihat arena pameran secara lengkap dan efektif. Pameran diikuti oleh sepuluh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia. Masing-masing anjungan tampil cantik dengan ragam hias khas tiap negara. Anjungan Indonesia tampil dengan ragam hias khas rumah Toraja. Unik dan menarik.

Tidak hanya ragam budaya dan situs pariwisata yang ditampilkan oleh anjungan tiap negara. Beberapa negara juga menampilkan produk khas buatannya. Ada hasil olah makanan, karya seni dan kriya, serta produk hasil olah tekstil. Walaupun berasal dari kawasan yang berdekatan, semua produk yang dihasilkan unik dan menarik. Lani sempat melihat kain khas Thailand yang disebut dengan Thai Silk. Beraneka warna, halus, dan memikat mata. Dayu tertarik melihat baju khas dari Filipina yang disebut Barong Tagalog. Berdasarkan keterangan yang dibacanya, bahan baju ini terbuat dari serat batang pisang dan batang nanas. Wah, menurut Dayu sama uniknya dengan baju tradisional di Bali.
Selain anjungan tiap negara anggota ASEAN, ada juga anjungan yang dikelola oleh sekretariat ASEAN. Udin menghabiskan banyak waktunya untuk menikmati tampilan di anjungan ini. Anjungan ini menampilkan dukungan dan usaha ASEAN dalam mengembangkan wirausaha kecil di tiap negara. ASEAN membuat sebuah pusat promosi yang menampilkan produk-produk yang dikembangkan oleh para wirausahawan di tiap negara. Hal ini ditujukan agar usaha-usaha ini dapat berkembang lebih cepat dan mempunyai wadah untuk diperkenalkan sebagai komoditi ekspor. Macam-macam produk kreatif ada di sana. Ada jaket kulit dari pengrajin Garut, ada manisan buah Thailand dalam kemasan kaleng kecil yang menarik, ada yang memperkenalkan alat penyeduh kopi klasik Vietnam, serta ada pula aplikasi agribisnis yang dikembangkan oleh pemuda Indonesia untuk menghubungkan petani dan konsumen. Semua menampilkan inovasi dan karya kreatif yang memukau. ASEAN menyediakan wadah promosi, berbagai tips, serta pelatihan bagi pengembangan usaha para wirausahawan muda ini. Dengan demikian mereka dipupuk untuk menjadi cikal bakal pengusaha yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya.

Pengalaman belajar Edo juga berbeda. Edo terkesan dengan berbagai makanan khas yang disajikan di tiap anjungan. Memang, Edo selalu tertarik dengan makanan dari berbagai daerah. Ada singkong santan khas Thailand, ada Pho dari Vietnam, ada Larb dari Laos, dan masih banyak makanan lain yang namanya pun baru Edo tahu. Makanan khas tiap negara menunjukkan pula ciri khas sumber daya alam serta budaya masyarakat di negara tersebut. Walaupun terletak di kawasan yang sama, ternyata masih ada pula sedikit perbedaan pada selera dan isi piring di tiap negara.
Berbeda dengan Edo yang tertarik dengan tampilan aneka makanan khas, Beni tertarik dengan anjungan Negara Brunei yang menampilkan Wayang Asik khas negaranya. Wayang ini sekitar tahun 1960 populer di Kampung Ayer, di tepi Sungai Brunei. Saat ini Brunei berusaha mengembangkan kembali minat masyarakatnya untuk mempelajari wayang Asik karena popularitasnya yang mulai turun sejak masuknya berbagai budaya asing. Ada hal yang menarik bagi Beni melihat inovasi yang dilakukan anjungan Brunei untuk memperkenalkan wayang Asik. Tidak seperti wayang Indonesia, yang menampilkan sosok legendaris dunia pewayangan, wayang Asik ini menampilkan sosok tokoh manusia dalam bentuk kecil. Tinggi wayang hanya sekitar delapan hingga sepuluh cm. Biasanya wayang ini dibuat dari kertas tebal dengan pegangan dari stik kayu. Nah, di anjungan ini, wayang Asik ditampilkan dengan cara yang berbeda. Tidak menggunakan stik kayu dan tangan sang dalang sebagai penggeraknya, tetapi menggunakan bilah magnet yang ditempelkan di bagian bawah wayang. Wayang akan bergerak ketika bilah magnet di bawah papan peraga bertemu dengan magnet pasangannya, lalu digerakkan. Kreatif! Baru terpikir oleh Beni bahwa magnet pun dapat dijadikan alat bantu untuk menampilkan karya seni.

Tak habis-habis daya tarik yang disajikan oleh pameran ini. Udin dan teman- teman sempat juga mengikuti aneka lomba yang diadakan oleh beberapa anjungan negara. Walaupun harus antre untuk mengisi formulir lomba, mereka tidak menyerah. Paling tidak, mereka merasakan untuk ikut satu lomba di salah satu anjungan. Hadiahnya? Tentu saja cendera mata khas dari negara tersebut.

Menyaksikan Pameran Budaya ASEAN memberikan Udin dan teman-teman pengalaman belajar yang berharga. Kini pengetahuan mereka semakin kaya. Pengetahuan dari penjelasan guru, dari buku yang dibaca, serta menyaksikan langsung ragam karya dan budaya yang ditampilkan tiap negara ASEAN.

Sekian.