Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam – SD Kelas 5 – IPS – Bab1

Buku Donwload di sini !

SD5 – IPS – Bab1 Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam.

A. Pendahuluan.

Di wilayah Indonesia yang sekarang kita diami, dulu berdiri kerajaan- kerajaan. Kerajaan-kerajaan itu ada yang besar ada yang kecil. Ada yang bercorak Hindu, Buddha, dan ada juga yang bercorak Islam. Sebagai bukti adanya kerajaan-kerajaan itu, ada peninggalan-peninggalan sejarah.
Dalam bab ini kamu akan belajar kerajaan dan peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam. Setelah mempelajari bab ini diharapkan kamu memiliki kemampuan berikut ini.

1. Menyebutkan dan menceritakan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam yang pernah berdiri di Indonesia.
2. Menyebutkan peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam.
3. Menjelaskan pentingnya peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam.
4. Menghargai peninggalan-peninggalan sejarah.
Sebagai pembuka bahasan, coba kerjakan kegiatan berikut ini!

 

B. Kerajaan dan Peninggalan Hindu di Indonesia.

Tahukah kalian agama apa yang dianut oleh sebagian besar penduduk Pulau Bali? Sebagian besar penduduk Pulau Bali menganut agama Hindu. Masyarakat Bali memiliki banyak sekali upacara yang dilakukan secara turun-temurun. Upacara-upacara tradisi masyarakat Bali terkenal ke seluruh dunia.
Tradisi-tradisi yang dijalankan tersebut merupakan warisan kebudaya- an Hindu di masa lalu. Warisan itu terus dikembangkan sampai dengan sekarang ini. Bagaimanakah agama Hindu masuk ke wilayah tanah air kita? Apa saja peninggalan-peninggalannya? Mari kita bahas lebih lanjut per- tanyaan-pertanyaan ini.

Tidak diketahui secara pasti kapan agama Hindu masuk ke Indo- nesia. Agama Hindu dibawa oleh para pedagang dari India. Di antara pedagang tersebut ada yang mene- tap di Indonesia. Mereka menikah dengan penduduk Indonesia. Pengaruh agama dan kebudayaan India semakin kuat di Indonesia. Bukti-buktinya sebagai berikut.
1. Banyak penduduk yang memeluk agama Hindu setelah para pendatang dari India memperkenalkan agama Hindu.
2. Masyarakat Indonesia dahulu tidak mengenal sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang ada pada waktu itu adalah pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala suku. Kedudukan sebagai kepala suku tidak di-wariskan secara turun-temurun. Karena pengaruh agama Hindu, sistem pemerintahan desa diganti kerajaan.
3. Adanya hasil kebudayaan khas India seperti bangunan candi, seni pa- hatan patung, seni relief, dan seni sastra. Dalam bidang sastra kebu- dayaan India memperkenalkan budaya baca tulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

 

Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia.

Agama Hindu yang dibawa dari India berpengaruh di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit.

a. Kerajaan Kutai.

Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi. Letaknya di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja pertamanya bernama Kudungga. Raja yang terkenal adalah Mulawarman.
Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Untuk memperingati upacara itu maka didirikan sebuah Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai Kerajaan Kutai.

b. Kerajaan Tarumanegara.
Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke- 5 Masehi. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang terkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu.
Pada zaman Purnawarman, ke- rajaan Tarumanegara telah mampu membuat saluran air yang diambil dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir.

c. Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Ma- haraja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah Jayabaya. Jayabaya adalah raja terbesar Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan Empu Dharmaja, Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan Empu Triguna, dan Candi Panataran.

 

d. Kerajaan Singasari.

Kerajaan Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur. Luasnya me- liputi wilayah Malang sekarang.
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun 1222-1227 M. Para pengganti- nya adalah Anusapati (1227-1248), Panji Tohjaya (1248), Ranggawuni (1248-1268), Kertanegara (1268 – 1292).
Patung Ken Dedes sebagai Dewi Prajnaparamita peninggalan Kerajaan Singosari.

Beberapa peninggalan masa ke- besaran Singasari antara lain:
1. Candi Jago/Jajaghu, sebagai makam Wisnuwardhana,
2. Candi Singasari dan Candi Jawi, sebagai makam Kertanegara,
3. Candi Kidal, sebagai makam Anusapati,
4. Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes.

 

2. Peninggalan sejarah Hindu di Indonesia.

Kebudayaan Hindu di masa lampau mewariskan bermacam-macam peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu antara lain candi, prasasti, patung, karya sastra (kitab), dan tradisi. Mari kita bahas peninggalan-peninggalan ini satu per satu.

a. Candi.
Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Pada candi Hindu biasanya terdapat arca perwujudan tiga dewa utama dalam ajaran Hindu. Tiga dewa itu adalah Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Brahma adalah dewa pencipta, Wisnu dewa pemelihara, dan Syiwa dewa pelebur. Pada dinding candi terdapat relief, yaitu gambar timbul yang biasanya dibuat dengan cara memahat. Relief mengisahkan sebuah cerita.
Candi peninggalan Hindu yang terkenal adalah Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang. Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta. Di dalam candi ini terdapat patung Trimurti dan relief yang mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh dalam cerita Ramayana adalah Rama, Shinta, dan Burung Jatayu.

Candi-candi  peninggalan  agama Hindu:

 

No. Nama Candi Lokasi Pembuatan Peninggalan.
1 Prambanan, Yogyakarta, Abad ke-7 M, Mataram Lama.
2 Dieng, Dieng, Jawa Tengah, Abad ke-7 M, Mataram Lama.
3 Badut, Malang, Jawa Timur, 760 M, Kanjuruhan.
4 Canggal, Jawa Tengah, Abad ke-8 M, Mataram Lama.
5 Gedong Sanga, Jawa Tengah, Abad ke-8 M, Mataram Lama.
6 Penataran, Blitar, Jawa Timur, Abad ke-11 M, Kediri.
7 Sawentar, Blitar Jawa Timur, Abad ke-12 M, Singasari.
8 Candi Kidal, Jawa Timur, Abad ke-12 M, Singasari.
9 Singasari, Jawa Timur, Abad ke-12 M, Singasari.
10 Sukuh, Karang Anyar, Jateng, Abad ke-13 M, Majapahit.

Tabel 1.1 Candi-candi peninggalan Hindu.

b. Prasasti.

Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti pening- galan Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah Prasasti Yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal dari Kerajaan Kutai. Yupa adalah tiang batu yang digunakan pada saat upacara korban. Hewan kurban ditambatkan pada tiang ini. Prasasti Yupa terdiri dari tujuh batu bertulis. Isi Prasasti Yupa adalah syair yang mengisahkan Raja Mulawarman. Berikut ini daftar pra-sasti-prasasti peninggalan kebudayaan Hindu.

No. Prasasti Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Kutai, Kutai, Kaltim, Abad ke-4 M, Kutai.
2 Ciaruteun, Bogor, Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
3 Tugu, Cilincing, Jakut, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
4 Jambu, Bogor, Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
5 Kebon Kopi, Bogor, Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
6 Cidanghiang, Pandeglang, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
7 Pasir Awi, Leuwiliang, Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
8 Muara Cianten, Bogor, Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
9 Canggal, Magelang, Jateng, Abad ke-7 M, Mataram Lama.
10 Kalasan, Yogyakarta, 732 M, Mataram Lama.
11 Dinoyo, Malang, Jatim, 760 M, Mataram Lama.
12 Kedu, Temanggung, Jateng, 778 M, Mataram Lama.
13 Sanur, Bali Abad ke-9 M, Bali.

Tabel 1.2 Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu.

c. Patung.
Wujud patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan dibuat karena hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian. Patung berupa manusia dibuat untuk mengabadikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang terkenal adalah Patung Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu, Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.

No. Patung Lokasi Pembuatan Peninggalan.
1 Trimurti,
2 Dwarapala, Bogor,  Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
3 Wisnu Cibuaya I, Cibuaya, Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
4 Wisnu Cibuaya II, Cibuaya, Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
5 Rajasari, Jakarta, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
6 Airlangga, Medang Kemulan, Abad ke-10 M, Medang Kemulan.
7 Ken Dedes, Kediri, Jatim, Abad ke-12 M, Kediri.
8 Kertanegara, Jawa Timur, Abad ke-12 M, Singasari.
9 Kertarajasa, Mojekerto, Jatim, Abad ke-13 M, Majapahit.

Tabel 1.3 Patung-patung peninggalan kerajaan Hindu.

d. Karya sastra (kitab).
Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab peninggalan itu berisi ca- tatan sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan sejarah Hindu ditulis de- ngan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun lontar. Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab Bara- tayuda dan Kitab Arjunawiwaha. Kitab Baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh. Kitab Baratayuda ber- isi cerita keberhasilan Raja Jayabaya dalam mempersatukan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kitab Arjunawiwaha berisi pengalaman hidup dan keberhasilan Raja Airlangga.

Berikut ini daftar kitab-kitab peninggalan sejarah Hindu di Indonesia.

 

No. Nama Kitab Lokasi Dibuat Peninggalan.
1 Carita Parahayangan, Bogor, Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
2 Kresnayana, Bogor,  Jabar, Abad ke-5 M, Tarumanegara.
3 Arjunawiwaha, Kahuripan, Jatim, Abad ke-10 M, Medang Kemulan.
4 Lubdaka, Kediri, Jatim, Abad ke-11 M, Kediri.
5 Baratayuda, Kediri, Jatim, Abad ke-12 M, Kediri.

Tabel 1.4 Kitab-kitab peninggalan sejarah Hindu.

 

e. Tradisi

Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi agama Hindu banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali sebagian besar beragama Hindu. Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali, antara lain:
1. Upacara nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan.
2. Upacara potong gigi (mapandes).
3. Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
4. Ziarah, yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi.

 

3. Kerajaan Majapahit dan peranan Gajah Mada dalam mempersatukan Nusantara.

Dapat dikatakan Majapahit adalah puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia. Kerajaan Majapahit terletak di hutan Tarik dekat delta sungai Berantas, Mojokerto, Jawa Timur. Sejarah Majapahit dapat kita telusuri dengan membahas raja-raja yang memerintah di kerajaan itu.

a. Pemerintahan Raden Wijaya (1293-1309)
Raden Wijaya adalah seorang keturunan penguasa Singasari. Ketika Singasari diserang oleh Jaya- katwang dari Kediri, Raden Wijaya berhasil meloloskan diri ke Madura. Beliau minta bantuan Wiraraja. Wiraraja menganjurkan supaya Raden Wijaya kembali ke Kediri, berpura-pura mengabdi kepada Jaya katwang. Sebagai imbalan Jaya- katwang menghadiahkan daerah hutan Tarik kepada Raden Wijaya.
Raden Wijaya bergabung dengan pasukan Kubilai Khan dari Cina menyerang Jayakatwang. Pasukan Jayakatwang berhasil dikalahkan.

Raden Wijaya mengatur siasat untuk mengusir pasukan Cina. Diadakan pesta kemenangan secara besar-besaran. Ketika tentara Cina terlena dalam kemabukan, anak buah Raden Wijaya menyerang mereka. Banyak pasukan Cina terbunuh. Hanya sebagian kecil yang berhasil melarikan diri kembali ke Cina. Raden Wijaya kemudian menjadi raja pada tahun 1294, dengan gelar Kertarajasa Jayawardana. Raden Wijaya memerintah selama 16 tahun.

Asal usul nama Majapahit. Ketika Raden Wijaya bersama para pengikutnya sedang membuka hutan Tarik, hadiah Jayakatwang, seseorang menemukan buah maja. Buah itu dimakan. Ternyata rasanya sangat pahit. Sejak itu, daerah tersebut dinamakan Majapahit. Daerah ini kemudian berkembang menjadi pusat kerajaan Majapahit.

 

b. Pemerintahan Jayanegara (1309-1328).

Raden Wijaya digantikan oleh puteranya, Kalagemet. Kalagemet adalah putra Raden Wijaya dan putri Melayu, Dara Petak. Setelah menjadi raja, Kalagemet bergelar Sri Jayanegara. Pada saat Jayanegara menjadi raja, sering terjadi pemberontakan, antara lain pemberontakan Ranggalawe, Sora, Nambi, dan Kuti.
Pemberontakan Kuti sangat berbahaya. Akibat pemberontakan itu, Jayanegara melarikan diri ke Badander. Jayanegara dikawal oleh pasukan Bayangkari yang dipimpin oleh Gajah Mada. Berkat pengawalan pasukan Bayangkari, raja selamat dari pemberontakan Kuti. Berkat bantuan Gajah Mada, Jayanegara dapat merebut kembali tahta Majapahit. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di Kahuripan. Dua tahun kemudian, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Daha.

c. Pemerintahan Tribuwanatunggadewi (1328-1350).

Jayanegara memerintah sampai tahun 1328. Beliau wafat tanpa mening- galkan putra. Seharusnya, Jayanegara digantikan oleh Rajapatni (Gayatri). Namun, karena Rajapatni hidup membiara, pemerintahan diserahkan pada putrinya, Sri Gitarja.

Ketika menjadi ratu, Sri Gitarja bergelar Tribuwanatunggadewi Jaya wisnuwardhani. Pada masa itu terjadi pemberontakan Sadeng. Gajah Mada diangkat menjadi pejabat perdana menteri (maha patih) Majapahit menggantikan Arya Tadah yang sedang sakit. Gajah Mada ditugasi memimpin penumpasan pemberontakan Sadeng. Gajah Mada berhasil melaksanakan tugas itu. Beliau diangkat menjadi maha patih. Saat dilantik, Gajah Mada meng- ucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpah itu tersirat cita-cita Gajah Mada mempersatukan Nusantara. Adapun yang dimaksud dengan Nusantara ketika itu adalah Hasta Dwipa Nusantara (delapan pulau), yaitu Malaka, Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Maluku, dan Irian (Gurun).

Untuk mewujudkan cita-cita itu, Gajah Mada membangun armada laut. Karena memiliki angkatan laut yang kuat, Kerajaan Majapahit dikenal seba-gai kerajaan maritim. Pimpinan armada laut dipercayakan kepada Empu Nala. Dengan armada yang kuat, Majapahit berhasil menaklukkan Dompo pada tahun 1340 dan Bali pada tahun 1343.

Sumpah Palapa. Bunyi sumpah yang diucapkan Gajah Mada sebagai berikut:
“Sira Gajah Mada pepatih amugkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada, lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa. (Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar 3).

d. Pemerintahan Hayam Wuruk (1334-1389).
Rajapatni (Gayatri) wafat pada tahun 1350. Setelah ibundanya wafat, Ratu Tribuwanatunggadewi menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Hayam Wuruk. Ketika naik tahta Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun. Setelah naik tahta Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanegara.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami zaman keemasan. Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gajah Mada. Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit yang paling besar. Gajah Mada meneruskan cita-citanya. Satu per satu kerajaan di Nusantara dapat ditaklukkan di bawah Majapahit. Wilayah kerajaannya meliputi hampir seluruh wilayah Nusantara sekarang, ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.

Pada masa ini, Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaan- kerajaan di daerah daratan Asia Tenggara seperti India, Muangthai, Kamboja, dan Cina. Dengan kemajuan hubungan itu, perdagangan dan pelayaran kerajaan Majapahit semakin maju. Bandar-bandar Majapahit, seperti Ujung Galuh, Tuban, Gresik, dan Pasuruan ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Cina, India, dan Persia.

Selain berkembang menjadi kerajaan maritim yang besar, Majapahit juga menjadi kerajaan agraris yang maju. Hayam Wuruk membangun wa- duk dan saluran irigasi untuk mengairi lahan pertanian. Beberapa jalan dan jembatan penyeberangan juga dibangun untuk mempermudah lalu lintas antardaerah. Hasil pertanian Majapahit antara lain beras, rempah- rempah, kapas, sutera, dan hasil-hasil perkebunan.

Hayam Wuruk juga memperhatikan kegiatan kebudayaan. Hal ini ter- bukti dengan banyaknya candi yang didirikan dan kemajuan dalam bidang sastra. Candi-candi peninggalan Majapahit, antara lain Candi Sawentar, Candi Sumberjati, Candi Surawana, Candi Tikus, dan Candi Jabung. Karya sastra yang terkenal pada masa Kerajaan Majapahit ialah Kitab Negara- kertagama karangan Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam kitab Negarakertagama terdapat istilah Pancasila. Sedang- kan di dalam Sutasoma terdapat istilah Bhinneka Tunggal Ika.

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terjadi Perang Bubat. Perang Bubat terjadi antara Kerajaan Majapahit dan kerajaan Pajajaran. Hayam Wuruk bermaksud mempersunting Diyah Pitaloka (Ciptaresmi), putri raja Pajajaran. Pihak Majapahit mengirim utusan untuk melamar. Pihak Pajajaran dan utusan tersebut membuat kesepakatan. Isinya raja Majapahit tidak melamar ke istana Pajajaran, tetapi di perbatasan kedua kerajaan, yaitu di Desa Bubat. Raja Pajajaran memimpin secara langsung rombongan putrinya ke Desa Bubat. Patih Gajah Mada mempunyai rencana lain. Gajah Mada memaksa raja Pajajaran yang sudah ada di Desa Bubat untuk mempersembahkan putrinya sebagai upeti kepada Raja Hayam Wuruk. Permintaan itu ditolak oleh raja Pajajaran, sehingga terjadi perang besar di Desa Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Pajajaran, termasuk raja dan puterinya tewas.
Hayam Wuruk tidak berkenan atas tindakan Gajah Mada. Sejak peristiwa itu, hubungan keduanya renggang. Gajah Mada wafat pada tahun 1364 M. Sedangkan Hayam Wuruk wafat padatahun 1389. Setelah dua tokoh ini wafat, Majapahit mengalami kemunduran.

e. Kusumawardhani-Wirakramawardhana (1389-1429).
Sepeninggal Hayam Wuruk, terjadi perebutan kekuasaan di Majapahit. Pengganti Hayam Wuruk adalah Kusumawardhani yang bersuamikan Wirakramawardhana. Wirakramawardhanalah yang memimpin Majapahit tahun 1389-1429. Bhre Wirabumi (anak selir Hayam Wuruk) diberi kekuasa- an di Blambangan. Menurut Bhre Wirabumi, dirinya yang berhak menjadi raja di Majapahit.
Pada tahun 1401-1406 terjdi perang saudara di Paregreg. Bhre Wirabumi terbunuh dalam perang itu. Tumbuhlah benih persengketaan berlarut-larut di antara keturunan Hayam Wuruk. Pada tahun 1429 Wirakramawardana wafat. Wirakramawardana digantikan oleh Suhita. Suhita digantikan oleh Bhre Tumapel Kertawijaya. Beliau hanya empat tahun memerintah. Pengganti berikutnya adalah Bhre Pamotan yang bergelar Srirajasawardhana. Bhre Pamotan memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit ke Kahuripan untuk menghindari pertentangan keluarga. Bhre Pamotan wafat pada tahun 1453 dan tidak ada pengganti- nya. Baru pada tahun 1456, muncul Bhre Wengker yang bergelar Girindra Wardhana. Pertentangan keluarga kerajaan Majapahit terus berlanjut sampai pemerintahan Ranawijaya. Pada tahun 1522, Majapahit dikuasai oleh Demak.

 

C. Kerajaan dan Peninggalan Agama Buddha.

Agama Buddha mulai masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sekitar abad ke-5 Masehi. Pada tahun 423 Bhiksu Gunawarman datang ke Jawa untuk menyebarluaskan ajaran Buddha. Ia memperoleh perlindungan dari penguasa setempat. Usaha Bhiksu Gunawarman berjalan lancar.
Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama Hindu berkembang setelah agama Buddha. Namun, persebaran agama Hindu lebih cepat dari pada persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu daripada kerajaan Buddha. Pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra dan beberapa daerah di Jawa. Kita akan membahas peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha dan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha pada waktu itu.

 

1. Peninggalan sejarah bercorak Buddha.

Peninggalan sejarah Buddha dan Hindu hampir sama, yaitu candi, prasasti, patung, dan kitab. Mari kita bahas peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha satu per satu!

Candi Borobudur salah satu peninggalan sejarah warisan agama dan kebudayaan Buddha. Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang.

a. Candi.
Candi-candi Buddha digunakan sebagai tempat pemujaan. Ciri candi Buddha adalah adanya stupa dan patung Sang Buddha Gautama. Stupa adalah bangunan dari batu tempat menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

No. Candi Lokasi Penemuan Dibangun Peninggalan
1 Sewu, Jawa Tengah, Abad ke-7 M, Mataram Lama.
2 Plaosan, Jawa Tengah, Abad ke-7 M, Mataram Lama.
3 Mendut, Jawa Tengah, Abad ke-7 M, Mataram Lama.
4 Borobudur, Jawa Tengah, 770-842 M, Mataram Lama.
5 Muara Takus, Sumatra Selatan, Abad ke-8 M, Sriwijaya.
6 Jago, Malang, Jawa Timur, Abad ke-12 M, Singasari.
7 Sari, Jawa Tengah, Abad ke-13 M, Majapahit.
8 Pawon, Jawa Tengah, Abad ke-13 M, Majapahit.
9 Tikus, Mojokerto, Jawa Timur, Abad ke-13 M, Majapahit.

Tabel 1.5 Candi-candi peniggalan agama Buddha.

Candi Borobudur. Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar. Candi ini terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur dibangun sebelum agama Hindu berkembang di Jawa. Pembangunannya membutuhkan waktu sekitar 50 tahun. Relief (lukisan timbul) yang terdapat pada Candi Borobudur panjangnya mencapai 4 km. Tinggi Candi Borobudur 42 meter. Arca atau patung yang terdapat di sana mencapai 500 buah.

 

b. Prasasti.

Di Sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan Keraja- an Sriwijaya. Di sekitar Palembang ditemukan Prasasti Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan Bukit. Ketiganya menceri- takan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu menceri- takan wilayah kekuasaan Sriwijaya.

c. Patung.
Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca Sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan. Berikut ini daftar patung atau arca peninggal- an sejarah Buddha.

Tabel 1.6 Patung-patung atau arca-arca peniggalan agama Buddha.

No Nama Patung Lokasi Dibuat / Peninggalan
1 Patung Buddha, Sikendeng Abad ke -2 M, –
2 Arca Bhumisparsa Mudra, Jawa Tengah, Abad ke-8 M, Mataram Lama.
3 Arca Dhyana Mudra, Jawa Tengah, Abad ke-8 M, Mataram Lama.
4 Arca Abhaya Mudra, Jawa Tengah, Abad ke-8 M, Mataram Lama.
5 Arca Vitarka Mudra, Jawa Tengah, Abad ke-8 M, Mataram Lama.
6 Dharmacakra Mudra, Jawa Tengah, Abad ke-8 M, Mataram Lama.
7 Arca Vara Mudra, Jawa Tengah, Abad ke-8 M, Mataram Lama.
8 Arca Buddha, Palembang, Abad ke-8 M, Sriwijaya.

 

Mudra. Mudra adalah sikap tangan pada patung Budha. Bhumipasra Mudra adalah Buddha dengan sikap tangan menyentuh bumi; Vara Mudra adalah Buddha dengan sikap tangan memberi anugerah; Dhyana Mudra dan Abhaya Mudra adalah sikap Buddha sedang bersemedi dan memberi kedamaian; Vitarka Mudra sikap tangan Buddha memberi pelajaran; Dharmacakra Mudra adalah sikap Buddha sedang memutar roda ajaran.

d. Karya sastra (kitab)
Ada beberapa karya sastra peninggalan sejarah yang bercorak Bud- dha. Salah satu karya sastra bercorak Buddha yang terkenal adalah Kitab Sutasoma. Kitab ini dikarang oleh Mpu Tantular. Kitab Sutasoma mence- ritakan kisah Raden Sutasoma. Kisah ini mengajarkan pengorbanan dan belas kasih yang harus ditempuh seseorang untuk mencapai kesem- purnaan tertinggi. Salah satu ungkapan yang terkenal dari Kitab Sutasoma adalah “Bhinneka Tunggal lka Tan Hana Dharma Mangrwa.”
Berikut ini daftar karya sastra atau kitab-kitab peninggalan sejarah yang bercorak Buddha.

Tabel 1.7 Kitab-kitab peniggalan agama Buddha di Indonesia.

No Kitab Lokasi Dibuat Peninggalan
1 Negara Kertagama, Jawa Timur, Abad ke-13 M, Majapahit.
2 Sutasoma, Jawa Timur, Abad ke-13 M, Majapahit.
3 Pararaton, Jawa Timur, Abad ke-13 M, Majapahit.
4 Ranggalawe, Jawa Timur, Abad ke-13 M, Majapahit.
5 Arjunawiwaha, Jawa Timur, Abad ke-13 M, Majapahit.

e. Tradisi
Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang ada, misalnya berdoa di wihara. Tradi- si lain agama Buddha yang masih ada adalah ziarah. Ziarah dilaku- kan dengan mengunjungi tempat suci leluhur seperti candi. Kegiat- an yang dilakukan pada saat ziarah adalah membaca doa dan membawa sesajen.

 

2. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha.
Agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha masuk dan berkem- bang di wilayah tanah air dalam waktu hampir bersamaan. Ada be- berapa kerajaan yang dipengaruhi baik oleh agama Hindu maupun Buddha. Bahkan, ada peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa kedua agama itu hidup secara berdampingan dalam suatu kerajaan. Kerajaan-kerajaan yang mempunyai ciri baik Hindu maupun Buddha, an- tara lain Kerajaan Mataram Lama di Jawa Tengah dan Singasari di Jawa Timur. Sedangkan kerajaan yang bercorak Buddha antara lain Sriwijaya di Sumatra Selatan. Kita akan membahas lebih lanjut Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat agama Buddha di Indonesia.
Kerajaan Sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi, dekat Palembang. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaan- nya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Candi Muara Takus, salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya. Candi ini terletak di antara dua sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri.

Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa. Letaknya sangat strategis bagi pelayaan, yaitu di dekat Selat Malaka dan Selat Sunda. Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang besar dan dilengkapi dengan armada kuat. Situasi yang aman bagi pelayar- an membuat banyak kapal asing singgah di pelabuhan Sriwijaya. Sejak saat itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan.

Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat agama Buddha. Hal itu diceritakan seorang pendeta Buddha, I-tsing, yang pernah tinggal di Palembang. Banyak Candi dan kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha. Mahaguru yang terkenal adalah Sakyakirti. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi Nalanda di India. Kerajaan Sriwijaya banyak mengirimkan maha- siswanya. Raja Sriwijaya membantu memperbaiki kuil di Kanton, Cina pada awal abad ke-11.

Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh serangan dari kerajaan Cola- mandala dari India Selatan, dari kerajaan Singasari, dan Majapahit. Tahun 1025 ibu kota Sriwijaya diserbu dan Raja Sanggarma Wijayatungga- warman ditawan musuh. Tahun 1275, Singasari menyerang Sriwijaya. Kerajaan Majapahit juga menyerang Sriwijaya pada tahun 1377.

Pelajarilah kembali pembahasan tentang Kerajaan dan Peninggalan Buddha. Kemudian, jawablah soal-soal berikut ini!
1. Sebutkan empat bentuk peninggalan sejarah Buddha!
2. Sebutkan empat prasasti peninggalan Kerjaan Sriwijaya!
3. Sebutkan lima buah candi peninggalan agama Buddha!
4. Sebutkan beberapa contoh tradisi Buddha!
5. Apa bukti Sriwijaya pernah menjadi pusat agama Buddha?

 

D. Kerajaan dan Peninggalan Agama Islam di Indonesia.

Kebanyakan penduduk negara kita beragama Islam. Bagaimana Agama Islam masuk dan berkembang di negara kita? Umumnya para ahli ber- pendapat Agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina.

Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat di lihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam. Kita akan membahas peninggalan-peninggalan sejarah dan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

1. Peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia.
Agama dan kebudayaan Islam mewarikan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain mas- jid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

a. Masjid.

Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.

Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan azan ketika tiba waktu salat. Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk.
Contoh masjid peninggalan sejarah Islam adalah Masjid Agung Demak dan Masjid Kudus. Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki menara. Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus.
Masjid Agung Demak. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Salah satu keunikan Masjid Agung Demak adalah salah satu tiangnya terbuat dari susunan tatal. Konon, tiang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga. Tiang dari tatal ini kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak dipugar pada tahun 1980. Potongan tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal belakang masjid.

Berikut ini daftar masjid-masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam.

  1. Masjid Agung Demak, di demak, Jateng, dibuat Abad 14M, Kerajaan Demak.
  2. Masjid Ternate, di Ternate, Ambon, dibuat abad 14 M, Kerajaan Ternate.
  3. Masjid Sunan Ampel, Surabaya, Jatim, Abad 15M.
  4. Masjid Kudus, Jateng -Kudus, Abad 15M
  5. Masjid Banten, Banten, Abad 15 M , Kerajaan Banten.
  6. Masjid Cirebon, Jabar – Cirebon, Abad 15 M, Kerjaan Cirebon.
  7. Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Abad 15M Ke Aceh.
  8. Masjid Katangga, Katangga Sulsel, Abad ke16, Kerajaan Gowa.

b. Kaligrafi.

Kaligrafi adalah tulisan indah da- lam huruf Arab. Tulisan tersebut biasa- nya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, ga- pura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada ma- kam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam Sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa.

1, Kaligrafi Makam Fatima binti Maimun, di Gresik Jatim, Abad 13 Masehi.
2, Makam Ratu Nahrasiyah, di Samudra Pasai, abad 14 Masehi, Kerajaan Samudra Pasai.
3, Makam  Maulana Malik Ibrahim, di gresik Jatim, Abad 15 Masehi.
4, Makam Sunan Giri, di Gresik Jatim, Abad 15 Masehi.
5, Makam Sunan Gunung Jati, di Cirebon Jawa barat, abad 15 Masehi, Cirebon.
6, Makam Sunan Kudus dan Sunan Muria, di Kudus Jawa Tengah, abad 15 masehi.
7, Makam Sunan Kalijaga, Demak Jawa Tengah, abad 15 masehi, Demak.
8, Makam raja-raja Banten, di Banten, abad 15 masehi, Banten.
9, Makam raja-raja Mataram, di Imogiri, abad ke 16 masehi, kerajaan Mataram.
10, Makam raja-raja Mangkunegaran, Astana Giri, abad 16 masehi, Kerajaan Mataram.
11. Makam raja-raja Gowa, Katangga, aba 16 Masehi, kerajaan Gowa.

c. Istana.

Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena pengaruh Hindu dan Buddha. Setelah Islam masuk, tradisi pem- bangunan istana masih berlangsung. Akibatnya, pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja.

Keraton Kasultanan Yogyakarta merupakan istana Kerajaan Mataram Islam. Istana ini masih berdiri sampai sekarang.

No Nama Istana Lokasi Dibuat Peninggalan.
1 Istana Kesultanan Ternate Ternate, Ambon, Abad 14 M, K. Ternate.
2 Istana Kesultanan Tidore Tidore, Ambon, Abad 14 M, K. Tidore.
3 Keraton Kasepuhan Cirebon, Jabar, Abad 15 M, K. Cirebon.
4 Keraton Kanoman Cirebon, Jabar, Abad 15 M, K. Cirebon.
5 Keraton Kesultanan Aceh NAD, Abad 15 M, K. Aceh.
6 Istana Sorusuan Banten, Abad 15 M, K. Banten.
7 Istana Raja Gowa Gowa, Sulsel, Abad 16 M, K. Gowa.
8 Keraton Kasultanan Yogyakarta, Abad 17 M, K. Mataram.
9 Keraton Pakualaman Yogyakarta, Abad 17 M, K. Mataram.

Tabel 1.10 Istana-istana peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia.

 

d. Kitab.

Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa daerah ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia me- nangkap ajaran Islam.

Beberapa suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan syair Perahu karya Hamzah Fansuri serta syair Abdul Muluk dan syair gurindam dua belas karya Ali Haji. Syair gurindam dua belas berisi nasihat kepada para pemimpin agar mereka memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat untuk rakyat biasa agar mereka menjadi terhormat dan disegani oleh se- sama manusia. Syair Abdul Muluk menceritakan Raja Abdul Muluk.

Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau Jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah Jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa. Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. Di Aceh ada beberapa jilid Bustan Al-Salatin yang berisi ri- wayat nabi-nabi, riwayat sultan-sultan Aceh, dan penjelasan penciptaan langit dan bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi Ar- Raniri.

e. Pesantren.
Sejak masuknya Islam ke Indonesia, pesantren merupakan lembaga yang mengajarkan Islam. Pesantren pertama kali didirikan di daerah Jawa dan Madura oleh para kiai. Pesantren pertama ini dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Pesatren kemudian berkembang pesat dan melahirkan kelom- pok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa Arab, kitab Kuning, fiqih, pendalaman Al Quran, tahuhid, akhlak, dan tradisi tasawuf.

Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Lasem di Rembang, Pesantren Lirboyo di Kediri, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar Medan.

f. Tradisi.
Beberapa tradisi Islam kita warisi sampai sekarang, antara lain ziarah ke makam, sedekah, sekaten. 
1. Ziarah, yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang ber- sama dengan tradisi lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan cara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat syahadat, berdoa, begadang untuk semadi, atau tidur dengan harapan memper- oleh firasat dalam mimpi.
2. Sedekah, acara keluarga dengan mengundang tetangga sekitar. Sedekah untuk peristiwa gembira disebut syukuran. Sedekah untuk peristiwa sedih atau meminta perlindungan, disebut selamatan. Sede- kah meminta sesuatu disebut hajatan.
3. Sekaten, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa. Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.

 

2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

Setelah keraajaan-kerajaan Hindu-Buddha surut, mulai berdiri kerajaan- kerajaan Islam di tanah air kita. Berikut ini beberapa contoh kerajaan Is- lam yang pernah berdiri di Indonesia.

a. Kerajaan Samudera Pasai.

Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Letaknya di daerah Lhokseumawe, pantai timur Aceh. Raja-rajanya adalah Sultan Malik as-Saleh, Sultan Muhammad yang bergelar Malik Al-Tahir (1297-1326), Sultan Akhmad yang bergelar Malik Az Zahir (1326-1348) dan Zainal Abidin. Pada pertengahan abad ke-15 Samudra Pasai mengalami kemunduran karena diserang oleh Kerajaan Aceh.

b. Kerajaan Aceh.

Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis. Para pe- dagang Islam memindahkan kegiat- an berdagang dari Malaka ke Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh sering disebut Serambi Mekah.

c. Kerajaan Demak.

Kerajaan Demak terletak di pantai utara Jawa Tengah, didirikan Raden Patah pada tahun 1478. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak menjadi pusat kegiatan Wali Songo. Raden Patah mempunyai putera bernama Adipati Unus yang mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Demak menyerang Sunda Kelapa, Banten, dan Cirebon. Ketiga daerah dapat direbut tahun 1526. Ketika menyerang Panarukan, Sultan Trenggono tewas dalam pertempuran.

d. Kerajaan Mataram.

Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung. Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Be- liau mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, mencipta- kan penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi.

e. Kerajaan Banten.

Banten dikuasai Demak setelah direbut Falatehan. Kerajaan Banten dipimpin putra Falatehan yang bernama Hasanuddin. Dia berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tahun 1527. Di bawah pemerintahannya, Banten menyebarkan agama Islam ke pedalaman Jawa Barat. Selain itu, Banten berhasil menguasai Lampung. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).

f. Kerajaan Gowa-Tallo (Makasar).

Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1605, agama Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo melalui seorang ulama dari Minangkabau bernama Dato ri Bandang. Karaeng Tunigallo adalah raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam. Gelar Karaeng Tunigallo adalah Sultan Alauddin. Kerajaan Gowa Tallo mencapai kejayaan pada masa peme- rintahan Sultan Hassanuddin (1653 – 1669).

g. Kerajaan Ternate dan Tidore.

Kerajaan Ternate dan Tidore letaknya berdekatan. Keduanya menganut agama Islam sejak abad ke-16. Ajaran Islam dibawa oleh para pedagang dari Malaka dan Jawa. Raja-rajanya antara lain Zainal Abidin (1486 – 1500), Sultan Baabullah, Sultan Hairun, dan Sultan Nuku. Kerajaan-kerajaan lain di sekitar Ternate seperti kerajaan Tidore, Bacan, dan Jailolo mengikuti Ternate memeluk agama Islam. Raja-rajanya memakai gelar sultan dan nama-nama Arab.

c. Kerajaan Demak.

Kerajaan Demak terletak di pantai utara Jawa Tengah, didirikan Raden Patah pada tahun 1478. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak menjadi pusat kegiatan Wali Songo. Raden Patah mempunyai putera bernama Adipati Unus yang mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Demak menyerang Sunda Kelapa, Banten, dan Cirebon. Ketiga daerah dapat direbut tahun 1526. Ketika menyerang Panarukan, Sultan Trenggono tewas dalam pertempuran.

d. Kerajaan Mataram.

Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung. Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Be- liau mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, mencipta- kan penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi.

e. Kerajaan Banten.

Banten dikuasai Demak setelah direbut Falatehan. Kerajaan Banten dipimpin putra Falatehan yang bernama Hasanuddin. Dia berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tahun 1527. Di bawah pemerintahannya, Banten menyebarkan agama Islam ke pedalaman Jawa Barat. Selain itu, Banten berhasil menguasai Lampung. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).

f. Kerajaan Gowa-Tallo (Makasar).

Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1605, agama Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo melalui seorang ulama dari Minangkabau bernama Dato ri Bandang. Karaeng Tunigallo adalah raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam. Gelar Karaeng Tunigallo adalah Sultan Alauddin. Kerajaan Gowa Tallo mencapai kejayaan pada masa peme- rintahan Sultan Hassanuddin (1653 – 1669).

g. Kerajaan Ternate dan Tidore.

Kerajaan Ternate dan Tidore letaknya berdekatan. Keduanya menganut agama Islam sejak abad ke-16. Ajaran Islam dibawa oleh para pedagang dari Malaka dan Jawa. Raja-rajanya antara lain Zainal Abidin (1486 – 1500), Sultan Baabullah, Sultan Hairun, dan Sultan Nuku. Kerajaan-kerajaan lain di sekitar Ternate seperti kerajaan Tidore, Bacan, dan Jailolo mengikuti Ternate memeluk agama Islam. Raja-rajanya memakai gelar sultan dan nama-nama Arab.

 

Rangkuman :

Di Indonesia ada banyak sekali peninggalan sejarah. Di antaranya ada yang berasal dari masa kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam. Kita harus menjaga dan merawat peninggalan-peninggalan sejarah ter- sebut.
Contoh kerajaan Hindu adalah Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singo- sari, dan Majapahit. Peninggalan sejarah dari zaman Hindu ini antara lain berupa candi, prasasti, patung, kitab, dan tradisi-tradisi. Beberapa peninggalan Hindu yang terkenal antara lain Candi Prambanan, Candi Singasari, Prasasti Kutai, Prasasti Ciaruteun, Patung Airlangga, Patung Ken Dedes, Patung Kertarajasa, Kitab Baratayuda, dan Kitab Arjuna- wiwaha.
Agama Buddha mencapai kejayaan pada masa kerajaan Sriwijaya. Peninggalan sejarah Buddha antara lain Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Mendut, Patung Buddha di Sikendeng, Arca Dhyana Mudra, dan Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Peninggalan sejarah Islam berupa masjid, kaligrafi, istana, kitab, dan tradisi-tradisi. Peninggalan-peninggalan yang terkenal antara lain masjid Demak, Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Kudus, kaligrafi di makam Fatima binti Maimun, Istana Kesultanan Aceh, Keraton Kasultanan Yogyakarta, dan Kiatab Bustan Al-Salatin. Kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia antara lain Samudera Pasai, Aceh, Banten, Demak, Mataram, Gowa-Tallo, dan Ternate-Tidore.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Dokumen GPM

Gambar 1.21 Peta wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh.

b. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis. Para pe- dagang Islam memindahkan kegiat- an berdagang dari Malaka ke Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh sering disebut Serambi Mekah.

Tinggalkan komentar