Yesus dalam Perjanjian Baru – SD Kelas 5 Agama Katolik

SD Kelas 5 Agama Katolik.

Yesus dalam Perjanjian Baru.

Pada bagian pertama kita telah mempelajari bagaimana Al-lah memilih suatu bangsa untuk menjadi saluran rahmat keselamatan bagi seluruh umat manusia. Pada bagian dua ini, kita akan lebih menyadari bahwa Yesus Kristus yang telah lama dinubuatkan, telah lama dipersiapkan kedatangannya di dalam sejarah Perjanjian Lama, hadir untuk memenuhi janji Al-lah. Inilah yang kita namakan sejarah keselamatan di dalam Perjanjian Baru.
Kehidupan Yesus untuk mewartakan kabar keselamatan, serta perbuatan- perbuatan-Nya untuk mewujudkan Kerajaan Al-lah, nyata di dalam pengalaman hidup manusia. Hal tersebut tentu merupakan buah nyata dari kesediaan serta peran perempuan pilihan Al-lah. Pertama Elisabeth isteri Zakaria, yang melahirkan Yohanes pada masa tuanya. Hal itulah titik pangkal persiapan menjelang kehadiran Yesus. Secara lebih mengagumkan, Maria sebagai wanita pilihan Al-lah, memberikan jawaban “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut perkataan-Mu”, mampu mengubah lintasan sejarah. Jawabannya itulah yang mengubah segalanya. Yesus, Al-lah yang menjadi manusia, dikandung dan dilahirkan Maria.
Karya Yesus di hadapan umum selama kurang lebih tiga tahun, diawalinya dengan baptisan di Sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis, dimatangkan dengan kesetiaan dan ketaatan-Nya, ketika harus menghadapi cobaan iblis di padang gurun. Ia pun mengajarkan sikap pengampunan sebagai syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Al-lah. Ia pun menunjukkan cinta-Nya kepada orang-orang berdosa. Ia berkata : “bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Demikian pula bukan orang benar, melainkan orang berdosa yang membutuhkan pengampunan dan kasih”
Penderitaan, wafat serta kebangkitan-Nya, membuka mata umat beriman yang menantikan dan merindukan Mesias Juru Selamat. Dialah yang bangkit, yang mereka nantikan. Kenaikan-Nya ke surga, diiringi janji untuk mengutus Roh Kudus yang akan menguatkan para murid yang terguncang. Janji-Nya terpenuhi di dalam Roh Kudus yang tercurah kepada para murid, pada hari pentakosta. Tentu hal itu, menguatkan dan meneguhkan kita, sebagai umat beriman kepada-Nya.

Pada Bab 2 bagian kedua ini akan diuraikan tujuh pokok bahasan, yaitu:
E. Maria dan Elisabet Menanggapi Rencana Al-lah.
F. Yesus Taat pada Al-lah.
G. Yesus Mengajarkan Pengampunan.
H. Yesus Memanggil Orang Berdosa.
I. Yesus Menderita, Wafat, dan Bangkit.
J. Roh Kudus Menguatkan Hati Para Rasul.
K. Roh Kudus Dicurahkan kedalam Hati Setiap Orang.

 

E, Maria dan Elisabet Menanggapi Rencana Al-lah.

Keteladanan Maria dan Elisabet adalah tawaran nilai bagi manusia yang berlaku sepanjang masa, dalam mengimani Al-lah. Maria dan Elisabet adalah dua pribadi yang sama seperti kita, yang mendambakan kebahagiaan. Sikap iman Maria dan Elisabet tampak dalam ketaatan, kesetiaan, dan kerendahan hatinya. Mereka rela menanggung kedukaan, sebagai konsekuensi untuk memperoleh kebahagiaan sejati. Jawaban Maria atas kabar Malaikat Gabriel menangung risiko yang berat: dikucilkan, dihina, ditinggalkan oleh Yusuf tunangannya. Kesedihan dan kedukaannya, ia simpan di dalam hatinya. karena ia yakin, rencana Al-lah akan terlaksana di dalam dirinya.

Doa.
Ya Al-lah Bapa Mahapengasih, Hari ini kami hendak belajar.
Untuk meneladani Maria dan Elisabet Yang taat, setia, dan rendah hati.
Ajarilah kami untuk meneladani mereka Agar rencana-Mu dapat terlaksana.
Di dalam diri kami dan semua orang. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

1. Menyimak Cerita tentang Sebatang Bambu yang Taat pada Petani.

Baca dan simaklah Kisah Sebatang Bambu dibawah ini!.

Kisah Sebatang Bambu.

Alkisah, sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu, “Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?”
Batang bambu menjawabnya, “Oh, tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.”
Sang petani menjawab, “Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur.”

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam…, kemudian dia berkata kepada petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?”

Petani menjawab batang bambu itu, “Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.”
Akhirnya batang bambu itu berserah diri, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.”
Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.

(sumber: catatannyasulung.wordpress.com/2012/08/04).

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a. Bagaimana perasaanmu setelah mendengar cerita tersebut?
b. Apa yang dilakukan petani terhadap bambu tersebut?
c. Bagaimana bambu menunjukkan ketaatannya pada petani?
d. Menurut kisah tersebut, apa jasa dan buah pengorbanan bambu tersebut?

Penjelasan :

Ada berbagai perasaan yang muncul setelah mendengar cerita tersebut. Ada yang merasa sedih, bangga, salut, dan lain-lain. Petani menebang, memotong, membelah, dan menempatkan bambu tersebut sebagai saluran air untuk mengairi sawah. Meskipun berat dan menyakitkan, bambu taat kepada rencana dan rancangan petani. Ia menyerahkan dirinya untuk ditebang, dipotong, dibelah dan dibentuk sesuai rencana petani. Atas jasa dan pengorbanannya, sawah yang kurang subur dapat menghasilkan tanaman serta buah yang melimpah. Bambu tentu merasa tidak sia-sia, bahkan merasa bangga karena pengorbanan dirinya menjadi berkat bagi petani dan orang-orang di sekitarnya.

 

2. Menggali Pengalaman Kitab Suci.

Bacalah cerita tentang Elisabet dan Maria di dalam Kitab Suci di bawah ini!
Elisabet, Kepadanya Al-lah Berkenan
(Lukas 1:5-25; 26-38)
Pada zaman Herodes, Raja Yudea, adalah seorang Imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Istrinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Al-lah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.
Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan Imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk

untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar persembahan/korban bakar-

Sumber: http://stjosephsparish.co.uk/images/elizabeth.jpg Gambar 2.8 Maria dan Elisabet

an di situ. Sementara itu, seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut.
Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Al-lah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak- anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”
Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan istriku sudah lanjut umurnya.”
Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Al-lah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.”

Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata- kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu.
Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, istrinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya:”Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.”

 

Baca juga kisah Maria Menerima Kabar Gembira.

Maria Menerima Kabar Gembira.

Dalam bulan yang keenam Al-lah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Al-lah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Al-lah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Al-lah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Al-lah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Al-lah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Al-lah tidak ada yang mustahil.”
Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a. Apa yang diharapkan Zakharia dan Elisabet sampai masa tuanya?
b. Secara manusiawi, mungkinkah Elisabet mempunyai anak?
c. Bagaimana Elisabet mempunyai anak?
d. Kabar apa yang disampaikan oleh Malaikat kepada Maria?
e. Bagaimana sikap Maria?.

Rangkuman.

a. Sebagai Perempuan Yahudi, Elisabet tentu merindukan kehadiran anak di
tengah keluarganya. Bagi perempuan Yahudi, kemandulan merupakan aib, yang menempatkan perempuan pada kehinaan. Derita Elisabet makin bertambah, ketika ia semakin tua. Tapi, Elisabet dan Zakaria tidak pernah putus asa. Berdoa dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Al-lah merupakan sikap hidup mereka.

b. Secara manusiawi, Kondisi fisik dan usia Elisabet tidak mungkin untuk me- ngandung dan melahirkan seorang anak. Tetapi apa yang tidak mungkin secara manusiawi, menjadi nyata bagi Al-lah. Kabar sukacita yang tidak terukur oleh kemampuan kemanusiaannya, membuat Zakaria bisu.

c. Elisabet mengandung dan melahirkan seorang anak, membuktikan bahwa Al-lah berkenan kepadanya. Elisabet yang menanggung aib kemandulan, kehinaan, dan penderitaan, diangkat oleh Al-lah sebagai perempuan pilihan.

d. Hal serupa dialami Maria, ketika menerima kabar sukacita dari Malaikat Tuhan. Jawaban Maria : “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut perkataan- Mu” menunjukkan sikap iman, ketaatan, dan kerendahan hati Maria.

 

Renungkan dan kuatkan niatmu untuk rajin berdoa di rumah, secara pribadi maupun doa bersama keluarga!
1) Apakah aku selalu mengandalkan Tuhan di dalam hidupku?
2) Apakah aku selalu berdoa dan pergi ke Gereja untuk mengikuti misa?
3) Jika kamu memiliki niat untuk rajin berdoa setiap hari, isilah jadwal doa berikut ini sesuai dengan kesanggupan dan niatmu!

Untuk diingat : “Aku inihamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut perkataan-Mu” menunjukkan sikap iman, ketaatan, dan kerendahan hati Maria.

Lagu : Mukjizat Itu Nyata.

Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan,
Semua dapat Kaulakukan,
Apa yang kelihatan mustahil bagiku,
Itu sangat mungkin bagi-Mu,
Reff: Di saat ku tak berdaya,
Kuasa-Mu yang sempurna,
Ketika kupercaya,
Mukjizat itu nyata,
Bukan karena kekuatan,
Namun roh-Mu ya Tuhan,
Ketika kuberdoa,
Mukjizat itu nyata.

 

F. Yesus Taat pada Al-lah.

Ketiga godaan yang dihadapi Yesus dilancarkan Setan, dalam upaya untuk menggagalkan rencana Yesus melaksanakan kehendak Al-lah. Dalam menghadapi godaan-godaan setan, sikap Yesus adalah menolak dengan tegas. Sikap tegas Yesus menunjukkan ketaatan-Nya kepada kehendak Al-lah. Ketaatan Yesus menunjukkan bahwa Ia mengasihi Al-lah dan manusia. Hal itu dibuktikan-Nya sampai mati disalib. Namun berkat ketaatan serta kesetiaan-Nya, Yesus menyelamatkan umat manusia.

Doa :
Al-lah Bapa yang Maharahim, sekarang kami mau belajar dari pengalaman Yesus ketika digoda oleh setan.
Berikanlah kami terang Roh Kudus-Mu supaya kami mengerti dan meneladan Yesus dalam hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

 

1. Menyadari Godaan dalam Diri Sendiri.

Baca dan simaklah cerita Kelinci, Serigala, dan Pohon Kopi di bawah ini!

Kelinci, Serigala, dan Pohon Kopi.

Pada suatu pagi, seekor anak kelinci yang lucu sedang menikmati wortel di kebun pinggiran hutan. Karena lapar, kelinci itu makan dengan lahap. Ia tidak menyadari bahwa ada seekor serigala yang mengendap-endap, hendak memangsanya.

Melihat kesempatan yang baik, Serigala yang semakin dekat dengan kelinci itu, melompat hendak menangkap kelinci. Namun kelinci yang lincah itu, bisa meloloskan diri dari terkaman serigala. Lompatan yang lincah dan kemahiran berlarinya, membuat kelinci mampu meninggalkan serigala jauh di belakangnya.

Tiba di tepi hutan, pohon kopi yang memiliki daun-daun lebar merasa kasihan terhadap kelinci yang kelelahan. Pohon kopi menawarkan diri untuk melindungi kelinci dengan daun-daun  lebarnya. Kelinci pun bersembunyi di bawah pohon kopi, dengan dilindungi oleh daun- daun kopi. Serigala pun tidak mampu menemukan kelinci, karena daun-daun kopi yang lebar dan sangat rapat melindunginya.

Cukup lama kelinci bersembunyi di bawah pohon kopi. Rasa lelah dan lapar yang tertunda, membuat kelinci tergoda dengan daun-daun kopi yang segar. Ia kemudian mulai menyantap daun-daun kopi yang telah melindunginya. Pohon kopi mengingatkan kelinci: “Hai kelinci, apa yang kamu lakukan? Astaga, berhentilah menyantap daun- daunku!”. Kelinci tidak menghiraukan peringatan pohon kopi, karena ia merasa lapar dan tidak mampu mengendalikan diri.

Akhirnya, daun kopi pelindungnya makin terbuka. Hal ini membuat badan kelinci terlihat jelas oleh serigala. Maka dengan mudah, serigala menangkap dan menerkam kelinci lucu itu.
Sebelum mati kelinci itu pun berkata dalam hatinya: “Pohon kopi, maafkan aku. Rasa lapar membuatku tergoda untuk menyantap daun-daunmu, padahal daun-daunmulah yang melindungi dan menyelamatkan aku.” (diadaptasi dari Dongeng Kelinci yang Tidak Tahu Diri).

Jawablah pertanyaan- pertanyaan di bawah ini!
a. Bagaimana perasaanmu mendengar cerita di atas?
b. Apa kiranya pesan cerita di atas bagi dirimu sendiri?
c. Apakah kamu pernah mengalami godaan-godaan seperti yang dialami kelinci itu?
d. Apa godaan yang sering kamu alami?
e. Bagaimana kamu mengatasinya?

Cerita binatang atau fabel di atas, menunjukkan kepada kita bahwa kita sering terpikat dan tergoda oleh sesuatu di dalam hidup ini. Mungkin saja barang atau hal tersebut merupakan sesuatu yang baik, bermanfaat bahkan sebagai kebutuhan.
Ketertarikan bisa jadi merupakan hal yang wajar. Namun, menjadi tidak wajar apabila hal tersebut membuat kita lupa terhadap hal-hal yang lebih luhur. Apalagi jika keterpikatan tersebut membahayakan hidup kita, menjauhkan kita dari Al-lah, dan membuat kita lupa diri.

 

2. Membaca dan Mendengarkan Cerita Kitab Suci.

Yesus Dicobai. (Matius 4: 1-11).

Pada usia tiga puluh tahun, Yesus mulai menampakkan diri di depan umum. Selama itu, Yesus tinggal di Nazaret bersama ibu dan ayahnya, Maria dan Yosef. Setiap hari Yesus bekerja bersama Yosef sebagai tukang kayu, sampai Ia dewasa.

Pada suatu hari, Yesus pergi ke Sungai Yordan. Ia minta supaya dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, walaupun Ia tidak berdosa. Sesudah Ia dibaptis, Roh Kudus mendorong Dia pergi ke padang gurun untuk berpuasa selama 40 hari 40 malam. Ia tidak makan dan tidak minum selama berpuasa. Suasana padang Gurun yang tandus dan panas matahari yang menyengat pada siang hari membuat Yesus sangat letih.
Sesudah hari yang ke-40, Yesus merasa sangat lapar, haus, dan letih, maka muncullah setan untuk menggoda-Nya. Setan menghadap Yesus dan berkata, “Jika Engkau Anak Al-lah, perintahkanlah batu-batu itu menjadi roti!” Tetapi Yesus menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan!”
Kemudian, setan itu membawa Yesus ke kota suci Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Al-lah, lalu berkata, “Jika Engkau Anak Al-lah, jatuhkanlah diri- Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat- malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki- Mu jangan terantuk batu.” Yesus berkata kepadanya, “Ada tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan Al-lahmu!”
Selanjutnya, setan membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya dan berkata: “Semua ini akan kuberikan kepada-Mu jika Engkau sujud menyembah aku!” Maka berkatalah Yesus kepadanya, “Enyahlah, engkau setan! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Al-lahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Lalu setan itu meninggalkan Yesus, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani- Nya.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
a. Di mana Yesus berpuasa?
b. Dalam Kitab Suci, padang gurun melambangkan apa?
c. Bagaimana setan menggoda Yesus?
d. Percobaan mengubah batu menjadi roti berhubungan dengan godaan apakah itu?
e. Percobaan agar Yesus menjatuhkan diri dari bubungan Bait Suci berhubungan dengan godaan apakah itu?
f. Percobaan agar Yesus memiliki semua kerajaan di dunia berhubungan dengan godaan apakah itu?
g. Bagaimana jawaban Yesus terhadap godaan-godaan tersebut?
h. Bagaimana sikapmu kalau kamu dicobai?

 

Rangkuman:

Godaan hampir setiap saat datang di dalam hidup kita. Godaan-godaan itu datang dari setan atau roh jahat. Setan atau roh jahat selalu berusaha menghalangi kita agar tidak melakukan perbuatan baik yang sesuai dengan kehendak Al-lah. Dengan godaan- godaannya, setan menginginkan agar kita jauh dari Al-lah, bahkan menolak kehendak Al-lah. Niat atau rencana yang baik, sering terbelokkan oleh hal yang dianggap menyenangkan, yang mudah, atau yang menguntungkan.

Godaan dilancarkan Setan, dalam upaya menggagalkan rencana atau kehendak Al-lah di dalam diri kita. Sebagaimana Yesus bersikap tegas dan tidak mengenal kompromi, kita pun seharusnya memiliki sikap Yesus dalam menghadapinya.

Untuk meneguhkan hati dan niatmu, cobalah membuat semboyan atau kata-kata sebagai prinsip yang menguatkan niat, dalam menghadapi berbagai godaan, misalnya: Taatilah Suara Hatimu dan Tolaklah Bisikan Setan. Pajanglah atau tempelkan hasil karyamu pada tempat yang ditentukan. Jika diberi kesempatan, sampaikan secara lisan di dalam kelompok atau di depan kelas!

Doa Ketaatan :
Al-lah yang Mahakuasa, Engkau telah memberi kami teladan ketaatan yang kokoh dalam diri Yesus yang telah taat pada-Mu sampai mati, bahkan sampai mati di salib; demikian juga Engkau memberi kami seorang ibu, Maria, yang menaati panggilan-Mu dengan menjawab,”Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.”
Tanamkanlah semangat ketaatan Yesus dan Maria dalam hati kami, supaya kami pun taat kepada kehendak-Mu, yang Kau nyatakan lewat para pemimpin jemaat dan pemimpin masyarakat; juga lewat panggilan-Mu, dan terlebih lewat suara hati yang adalah bisikan Roh-Mu sendiri.
Semoga kami selalu taat mengikuti bimbingan Roh-Mu, agar kami jangan jatuh ke dalam dosa, tetapi selamat sampai kepada-Mu meniti jalan hidup yang penuh tantangan dan cobaan.
Ya Bapa, berilah kami semangat ketaatan sejati. Amin.

 

G. Yesus Mengajarkan Pengampunan.

1.Pendahuluan.

Masyarakat yang tenteram hanya dapat dibangun dengan mengembangkan sikap mau mengampuni, bukan dengan sikap menghukum, apalagi balas dendam, pada mereka yang berbuat salah dan dosa. Sebagaimana Yesus mengajarkan dalam Doanya: .. dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Melalui perumpamaan dalam Lukas 15:11-32, Ia mewartakan bahwa Al-lah Mahapengampun. Yesus tidak hanya mengajar, tetapi Ia pun memberi teladan mengenai pengampunan itu, sebagaimana dikisahkan dalam Yoh 8:1-1, Akupun tidak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Juga dalam Luk 23:34 Yesus melakukan hal serupa: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Doa.

Al-lah Bapa di surga,
puji dan syukur kami haturkan ke hadirat-Mu,
karena pada hari ini kami dapat berkumpul untuk belajar bersama.
Kami ingin belajar pada Yesus yang rela mengampuni,
mau mendoakan orang-orang yang memusuhinya dan tidak membalas dendam.
Kami menyadari hal itu tidak mudah bagi kami, untuk itu kami mohon Roh Kudus-Mu
agar menguatkan kami,
untuk bertindak sesuai dengan ajaran Yesus yang rela mengampuni. Amin.

 

2. Mendalami Pengalaman Hidup Berkaitan dengan Pengampunan.

Kita sering mengalami pertentangan dan permusuhan. Antar suku bangsa bahkan terjadi perang yang berkepanjangan. Kita juga sering mengalami adanya orang- orang yang bertindak tidak baik, seperti mencuri, memaki, dan sebagainya. Sikap orang terhadap hal-hal itu bermacam-macam. Ada orang yang ingin membalas dendam, ada orang yang ingin menghukum langsung, ada orang yang rela mengampuni, ada orang yang mau berdamai dengan syarat tertentu, dan sebagainya. Penggalan kisah di bawah ini menggambarkan salah satu peristiwa dan berbagai tanggapan terhadapnya. Marilah kita cermati bersama peristiwa itu.

 

Dua Pencuri Helm dihajar Massa.

Solo (KRjogja.com) – Dua pencuri helm kepergok terekam di CCTV saat beraksi di parkiran pusat perbelanjaan Beteng Trade Center (BTC), Pasar Kliwon, Solo, Rabu (28/8/2013). Mereka adalah Suprayogi (31) warga Jalan Gambir Anom, Kemlayan, Serengan, Solo dan Adi Anindito (29) warga Kerten, Laweyan, Solo. Kedua pencuri sempat babak belur dipukuli massa.
Pelaku awalnya menyamar sebagai pengunjung, naik sepeda motor Honda Beat bebek AD 4209 O. Pelaku tanpa menyadari, aksinya terekam kamera CCTV sedang menyikat helm merk INK yang masing-masing seharga Rp 250 ribu milik pengunjung mall, Nana warga Gondang rejo, Karanganyar dan Eti Handayani penduduk Kemalang, Klaten. Pelaku memasukkan dua helm ke dalam tas punggung.
Saat akan keluar, petugas Satpam langsung menghentikan sepeda motor pelaku. Saat ditanya, pelaku sempat berkilah, namun saat digeledah ada dua buah helm curian, pelaku tidak berkutik.
Massa yang marah sempat memukuli pelaku hingga babak belur. Petugas dari Polsekta Pasar Kliwon yang berdatangan segera mengamankan pelaku digelandang ke sel tahanan Polsekta Pasar Kliwon.
Sementara Kapolsekta Pasar Kliwon, AKP Parni Handoko mewakili Kapolresta Solo Kombes Pol Asjimain, Rabu (28/8/2013) petang mengatakan, dua pelaku masih diperiksa dan dijerat pasal 363 KUHP tentang tindak pidana pencurian dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. (Hwa)

 

3. Mengungkapkan pertanyaan.

a. Menyusun pertanyaan pribadi.
Setelah membaca bacaan di atas, susunlah pertanyaan berkaitan dengan peristiwa itu, misalnya:
1) Mengapa pencuri helm itu dihajar massa?
2) Mengapa polisi mengamankan pencuri helm itu dari amuk massa?
3) Bagaimana seharusnya masyarakat bersikap terhadap orang yang berbuat salah?
4) Bagaimana Ajaran Yesus tentang sikap terhadap orang yang berbuat salah?

b. Menyusun pertanyaan bersama.

Setelah menyusun pertanyaan pribadi, komunikasikan pertanyaanmu dengan pertanyaan-pertanyaan temanmu sekelas. Bersama teman-teman sekelas, pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang pokok untuk didalami dan dipelajari bersama. Misalnya teman-teman sekelas menyetujui 4 pertanyaan di atas, maka pertanyaan itulah yang dicari jawabannya.

Beberapa catatan tambahan:
• Masyarakat menghajar pencuri atau orang yang berbuat kesalahan yang lain
mungkin karena jengkel, marah, pernah kehilangan, dan sebagainya.
• Polisi mengamankan pencuri karena polisi adalah penegak hukum. Dalam Negara
hukum, tidak dibenarkan masyarakat menghakimi dan menghukum sendiri
orang yang mencuri. Masyarakat tidak boleh ‘main hakim’ sendiri. Meskipun jelas
ketahuan mencuri, orang tersebut harus diserahkan ke polisi dan akan disidangkan
di pengadilan. Hakimlah yang akan memutuskan hukuman kepada pencuri itu.
• Tindakan melaporkan kepada polisi adalah tindakan yang berbudaya dan
menghormati martabat luhur manusia. Bagaimanapun orang berbuat salah, ia
tetap manusia yang bermartabat.

6. Mendalami Kitab Suci Lukas 15:11-32.

a. Membaca kitab Suci Lukas 15:11-32.
Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka
mulailah mereka bersukaria.
Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.

b. Mencari inspirasi dari Kitab Suci
Setelah membaca kutipan Kitab Suci tersebut, tentu ada hal yang berkaitan dengan pertanyaan dan hasil wawancara yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya. Coba jawablah pertanyaan berikut pada kolom yang disediakan.

– Apa yang dilakukan si bungsu terkait dengan hartawarisan dari bapaknya?
– Apa akibat dari tindakan si bungsu itu?
– Menyadari akibat dari tindakannya itu, apa yang dilakukan si bungsu?
– Bagaimana tanggapan bapaknya terhadap si bungsu yang kembali kepadanya?
– Bagaimana tanggapan si sulung terhadap bapaknya yang memesta- kan si bungsu?
– Bagaimana tanggapan bapaknya terhadap si sulung?
– Bagaimanakah tanggapanmu ter- hadap tindakan bapak kepada kedua anaknya?

 

c. Mengomunikasikan jawaban dengan teman sekelas.

Setelah menjawab secara pribadi, selanjutnya komunikasikan jawabanmu dengan teman-teman sekelas. Apakah jawabanmu seluruhnya sama dengan teman-temanmu? Adakah hal yang berbeda? Apakah jawaban yang berbeda dari temanmu masuk akal juga? Pikirkan kembali jawabanmu setelah melihat jawaban temanmu yang berbeda? Kemudian tariklah kesimpulan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada.

 

d. Beberapa catatan tambahan.

• Setiap agama melarang segala bentuk pembalasan. Pembalasan hanya milik Tuhan. Yang berhak menghukum adalah Tuhan. Tidak ada manusia yang sempurna. Dalam Lukas 15:11-32, Yesus mengajak kita untuk bersikap mengampuni, sebagaimana Al-lah adalah Mahapengampun. Dengan memakan makanan babi, Si bungsu kehilangan kehormatannyasebagai manusia. Ia menjadi seperti binatang. Menyadari situasinya dan mengingat keadaan di rumah bapanya, si bungsu bertobat.
Bapa menyambut si bungsu yang bertobat dan memulihkan kehormatan dia dengan mengenakan baju baru dan cincin serta memestakannya. Melihat tanggapan bapanya terhadap adiknya, si Sulung marah-marah. Si sulung merasa diri baik di hadapan bapanya, sehingga berhak mendapat yang lebih dari yang didapat adiknya. Terhadap si Sulung sang Bapapun keluar dan menemuinya. Ia mengatakan apa yang menjadi milik Bapa menjadi miliknya juga. Selayaknya si Sulung bergembira karena adiknya yang hilang sudah ditemukan kembali.
• Perumpamaan tentang “Anak yang Hilang”, menekankan sikap murah hati dan pengampun dari Al-lah. Perumpamaan itu juga mengkritik orang-orang farisi yang merasa lebih suci daripada para pemungut cukai dan orang berdosa. Perumpamaan itu juga mengingatkan setiap orang agar tetap rendah hati di hadapan Al-lah, senantiasa menyadari kehinaan dan kedosaannya sehingga bersedia bertobat.
• Pada ayat lain (Mat 5: 38-45) Yesus mengajarkan agar kita tidak melawan orang yang berbuat jahat, membenci musuh, melainkan mengasihi dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita, sebab dengan itu kita menjadi anak-anak Bapa yang di sorga yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Ketika ditanyai Petrus berapa kali harus mengampuni orang yang berbuat salah, Yesus menjawab “tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:21-22). Demikianlah sebagai pengikut Yesus, orang-orang Katolik perlu mengembangkan sikap mengampuni, sebagaimana Al-lah Bapa yang menerima baik si Bungsu maupun si Sulung.

Untuk Diingat.
“Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali” (Luk 15:22-24).

Refleksi.

• Bacalah kembali rangkuman jawaban hasil wawancara dengan beberapa anggota masyarakat dan polisi.
• Bacalah kembali rangkuman kitab suci yang kamu buat.
• Coba ingat-ingat pengalamanmu: tindakan mana yang lebih sering kamu lakukan? Seperti orang-orang Yahudi dan masyarakat yang senang menghukum sendiri orang yang bersalah, atau seperti pak polisi yang memproses orang yang bersalah secara hukum? Atau melaporkan orang yang bersalah kepada polisi?
• Sebagai orang kristiani, coba resapkan ajaran Yesus tentang pengampunan! Pernahkah kamu melakukan pengampunan? Bagaimana perasaanmu ketika melakukan pengampunan itu?

Lagu :

Mengasihi lebih sungguh,
Mengasihi, mengasihi lebih sungguh Mengasihi, mengasihi lebih sungguh,
Tuhan Yesus Kristus mengasihi lebih sungguh Mengasihi, mengasihi lebih sungguh,
Mengampuni, mengampuni lebih sungguh Mengampuni, mengampuni lebih sungguh Tuhan ,Yesus Kristus mengampuni lebih sungguh Mengampuni, mengampuni lebih sungguh.

 

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Ceritakan secara singkat “Perumpamaan Anak yang Hilang” (Luk 15:11-32)?
b. Jelaskan mengapa Bapa mengampuni dan bersukacita atas kembalinya Si Bungsu yang telah berbuat dosa dan melakukan kesalahan?
c. Jelaskan mengapa Bapa menjumpai si Sulung yang marah-marah kepada Bapanya?
d. Jelaskan teladan apa yang diperoleh perumpamaan “Anak yang Hilang” bagi kita sebagai murid-murid Yesus!

 

H. Yesus Memanggil Orang Berdosa

 

1.Pendahuluan.
Masyarakat pada umumnya menjauhi orang-orang yang dianggap bermasalah, seperti narapidana yang sudah selesai menjalani hukumannya, orang-orang yang berpenyakit tertentu, dan orang-orang yang berpihak pada musuh.
Sebagaimana dikisahkan dalam Luk 19:1-10, Yesus bersikap berbeda dari masyarakat pada umumnya. Masyarakat Yahudi menjauhi Zakheus. Zakheus adalah seorang pemungut cukai. Pekerjaan pemungut cukai dianggap tidak jujur, dan berhubungan dengan penjajah. Karena itu Zakheus dianggap sebagai orang berdosa dan harus dijauhi. Ketika melihat Zakheus yang memanjat pohon, Yesus tergerak hatinya dan bermaksud menumpang dirumahnya. Tindakan Yesus itu dipertanyakan orang-orang Yahudi. “Ia menumpang di rumah orang berdosa”. Yesus bertindak menumpang di rumah Zakheus karena itulah tugas perutusannya, yakni: mencari dan menyelamatkan yang hilang. Yesus memanggil orang berdosa.

Doa.
Al-lah Bapa di surga,
puji dan syukur kami haturkan ke hadirat-Mu
karena pada hari ini kami dapat berkumpul untuk belajar bersama.
Kami ingin belajar pada Tuhan yang mencari dan memanggil kembali orang yang berdosa. Kami menyadari hal itu tidak mudah bagi kami,
untuk itu kami mohon Roh Kudus-Mu agar menguatkan kami
untuk bertindak sesuai dengan ajaran Yesus
yang bersedia mencari dan memanggil orang-orang berdosa. Amin.

 

2. Mengamati Pengalaman Berkaitan dengan Orang yang Dianggap Bermasalah.

» Dalam kehidupan, kita terkadang menyaksikan adanya orang-orang yang dijauhi oleh masyarakat. Teman-teman yang nakal kadang dijauhi oleh teman-teman. Bekas narapidana juga sering dijauhi oleh masyarakat. Orang-orang sakit yang dianggap menular juga sering dijauhi. Mengapa masyarakat menjauhi orang-orang seperti itu? Apa harapan orang-orang seperti itu terhadap masyarakat? Baikkah masyarakat yang menjauhi orang-orang seperti itu? Marilah kita simak dan ikuti nyanyian berikut:

Kalian Dengarkah Keluhanku.
Karya: Ebiet G Ade

Dari pintu ke pintu kucoba tawarkan nama.
Demi berhenti tangis anakku dan keluh ibunya.
Tetapi nampaknya semua mata memandangku curiga.
Seperti hendak telanjangi dan kuliti jiwaku

Apakah buku diri ini harus selalu hitam pekat.
Sapakah dalam sejarah orang mesti jadi pahlawan.
Sedang Tuhan di atas sana tak pernah menghukum.
Dengan sinar mata-Nya yang lebih tajam dari matahari.

Reff
Ke manakah sirnanya nurani embun pagi.
Yang biasanya ramah kini membakar hati
Apakah bila telanjur salah, akan tetap dianggap salah.
Tak ada waktu lagi benahi diri.
Tak ada tempat lagi untuk kembali.

Kembali dari keterasingan ke bumi berada.
Ternyata lebih menyakitkan dari derita panjang.
Tuhan bimbinglah batin ini agar tak gelap mata.
Dan sampaikanlah rasa inginku kembali bersatu.

 

3. Mengungkapkan Pertanyaan.

a. Menyusun pertanyaan pribadi
Setelah mendengarkan dan menyimak lagu di atas, susunlah pertanyaan berkaitan dengan isi lagu tersebut, misalnya:
1) Apa keluhan yang disampaikan dalam lagu?
2) Mengapa tokoh dalam lagu itu mengeluh?
3) Apa keinginan tokoh dalam lagu itu?
4) Bagaimana pendapat tokoh dalam lagu mengenai Tuhan?

b. Menyusun pertanyaan bersama
Setelah menyusun pertanyaan pribadi, komunikasikan pertanyaanmu dengan pertanyaan-pertanyaan temanmu sekelas. Bersama teman-teman, pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang pokok untuk didalami dan dipelajari bersama, misalnya disepakati empat pertanyaan seperti di atas untuk didalami.

 

4. Melakukan Wawancara dengan Beberapa Tokoh.

a. Wawancara.
Berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disepakati di kelas, coba carilah jawabannya pada beberapa anggota masyarakat dan kepada salah seorang Pastor atau pemuka jemaat, misalnya:
1) Pertanyaan kepada anggota masyarakat: mengapa sebagian masyarakat tidak mau menerima atau curiga kepada bekas narapidana yang telah kembali ke masyarakat?
2) Bertanya pada Pastor atau pemuka umat: apa yang sebaiknya dilakukan pada narapidana yang telah selesai menjalani hukumannya dan kembali ke masyarakat?

b. Mengomunikasikan hasil wawancara.
Komunikasikan hasil wawancaramu dengan teman-temanmu. Adakah jawaban yang sama? Manakah jawaban yang berbeda? Hasil wawancara yang berbeda dapat dikomunikasikan dengan teman lain lagi. Lalu ambillah kesimpulan dan tulislah kesimpulan tersebut.

c. Beberapa catatan tambahan.
• Baikkah menjauhi orang-orang yang dianggap bermasalah dalam masyarakat? Kebanyakan orang bersikap menjauhi orang-orang yang dianggap bermasalah dalam masyarakat, misalnya: orang yang pulang dari penjara, orang yang mengidap penyakit tertentu, orang berpihak pada musuh, dan sebagainya. Sebagian masyarakat menjauhi karena belum percaya kalau orang-orang yang pulang dari penjara itu benar-benar sudah baik; orang-orang yang berpenyakit tertentu dianggap karena perilakunya tidak baik; orang yang berpihak pada musuh dianggap sebagai pengkhianat. Mereka semua dijauhi. Tetapi benarkah sikap seperti itu?
• Nasihat pemuka jemaat.
Berbeda dengan sikap masyarakat pada umumnya, pemuka jemaat tentu menasihatkan agar kita tidak bersikap menjauhi orang-orang yang bermasalah. Justru masyarakat sebaiknya mendekati dan menerima mereka. Mereka yang pulang dari penjara sudah menjalani hukumannya. Mereka kembali ke masyarakat berharap diterima seperti warga yang lain. Berkaitan dengan penyakit, tidak semua penderita penyakit merupakan akibat dari perilakunya sendiri. Mereka menderita bisa saja karena perilaku orang lain. Demikian juga orang-orang yang dianggap berpihak pada musuh. Mereka berpihak pada musuh justru karena masyarakat tidak mau menerimanya atau mengasingkannya.

 

5. Mendalami Kitab Suci Luk 19:1-10.

a. Membaca kitab Suci Luk 19:1-10
Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

b. Mencari inspirasi dari Kitab Suci
Setelah membaca kutipan Kitab Suci tersebut, tentu ada hal yang berkaitan dengan pertanyaan dan hasil wawancara yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya. Coba jawablah pertanyaan berikut pada kolom yang disediakan.

Pertanyaan.
-Mengapa masyarakat Yahudi menjauhi Zakheus?
-Apa harapan Zakheus pada Yesus?
-Apa yang dilakukan Yesus terhadap Zakheus?
-Mengapa Yesus berbuat seperti itu terhadap Zakheus?
-Bagaimana sikap Zakheus terhadap tindakan Yesus kepadanya?

c. Mendiskusikan jawaban dengan teman sekelas.
Coba beritahukan jawabanmu kepada beberapa temanmu dalam kelompok. Juga bertanyalah apa jawaban temanmu. Dari jawabanmu dan teman-temanmu, manakah jawaban yang sama atau yang berbeda? Untuk jawaban yang berbeda manakah yang disetujui bersama? Setelah mengetahui jawaban yang disetujui bersama, catatlah jawaban itu pada bukumu.

d. Beberapa catatan tambahan.
• Tidak seperti masyarakat pada umumnya, Yesus justru memanggil dan menumpang di rumah Zakheus. Masyarakat Yahudi pada umumnya bersikap curiga dan menjauhi Zakheus, karena Zakheus dianggap berdosa sebagai pemungut cukai. Yesus berbuat seperti itu, karena itulah salah satu tugas perutusan dari Bapa-Nya. Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

• Kedatangan Yesus ke rumah Zakheus membuat Zakheus merasa amat bahagia dan
diselamatkan. Zakheus mengungkapkan tobatnya dengan mengucapkan: “Tuhan,
setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada
sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Atas
sikap tobat Zakheus tersebut Yesus menguatkan: “Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham”. Zakheus anak Abraham
berarti memiliki warisan keselamatan sebagaimana dijanjikan Al-lah kepada
Abraham.

 

Untuk Diingat.
“Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:9-10)

 

6. Refleksi dan Aksi.

-Bacalah Kembali rangkuman jawaban hasil wawancara dengan beberapa anggota masyarakat dan Pastor atau pemuka umat.
• Bacalah kembali rangkuman hasil mendalami kitab suci.
• Coba ingat-ingat pengalamanmu: tindakan mana yang lebih sering kamu lakukan: Seperti orang-orang Yahudi dan masyarakat yang mengucilkan orang- orang yang dianggap bersalah? Atau menerima mereka?
• Sebagai orang kristiani, bagaimana sikapmu selama ini terhadap warga masyarakat yang dianggap bermasalah? apakah seperti masyarakat pada umumnya? Atau seperti nasihat pemuka jemaat, atau seperti ajaran Yesus? Tindakan apa yang akan kamu lakukan pada masa selanjutnya.
• Tulislah hasil refleksimu dalam bentuk uraian, puisi, syair lagu, atau doa.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Ceritakan secara singkat kisah Yesus yang menumpang di rumah Zakheus!
b. Jelaskan mengapa Yesus mengunjungi Zakheus!
c. Bagaimana tanggapan Zakheus terhadap kehadiran Yesus di rumahnya?
d. Jelaskan arti kisah Yesus mengunjungi Zakheus bagi dirimu!

I. Yesus Menderita, Wafat, dan Bangkit.

 

Pendahuluan.

Bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan dari bangsa Belanda dan Jepang. Banyak orang telah melakukan perlawanan terhadap para penjajah hingga gugur. Mereka itulah yang disebut pahlawan kemerdekaan. Mereka rela mengorbankan apapun termasuk hidupnya demi bangsa Indonesia. Pengorbanan mereka pada akhirnya membuahkan kemerdekaan Indonesia.

Dari sudut pandang iman manusia juga mengalami penjajahan. Penjajahan yang dimaksud bukan penjajahan oleh suatu bangsa, melainkan manusia dijajah oleh kuasa setan. Hal ini tampak dari perbuatan manusia yang cenderung berdosa, seperti Adam dan Hawa, Kain, rakyat Sodom dan Gomora, dan sebagainya. Dengan kekuatannya sendiri manusia ternyata tidak dapat melepaskan diri dari kuasa dosa. Melihat hal itu, Al-lah berbelas kasih hingga mengutus Anak-Nya yang tunggal sebagai penebus dosa. Dengan sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya Yesus telah menyelamatkan umat manusia, sebagaimana tergambar dalam perjamuan terakhir.

 

A. Pengalaman Berkaitan dengan Orang yang Mau Mengorbankan Diri.

Kahu bahwa Negara kita Indonesia dahulu pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Pada masa penjajahan itu, banyak orang yang berjuang dengan gagah berani, bahkan rela mati demi mengusir penjajah. Mereka itulah para pahlawan. Coba buatlah ringkasan tentang kehidupan salah seorang pahlawan yang gugur demi memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia.

Ringkasan Pahlawan Teuku Umar :

Teuku Umar bertempat tinggal di Meulaboh, bagian barat Aceh, anak dari Teuku Mahmud. Ia seorang pemberani. Kegemarannya melakukan pengembaraan. Pada usia sekitar 16 tahun, Teuku Umar mengembara selama dua tahun tanpa meminta nafkah dari orang tuanya. Selama pengembaraannya ia belajar berbagai ilmu, termasuk pencak silat. Dari berbagai pengembaraannya, Teuku Umar semakin cinta pada tanah airnya.

Pada tahun 1871, Inggris dan Belanda membuat perjanjian Sumatera. Isi perjanjian itu yang terpenting adalah bahwa Belanda boleh bebas bergerak di dalam daerah Aceh. Rakyat Aceh sangat marah mengetahui isi perjanjian tersebut. Seluruh rakyat Aceh merasa bahwa perjanjian antara orang-orang Belanda dengan Inggris itu adalah perbuatan yang merampas kemerdekaan rakyat Aceh. Kemarahan itu sebenarnya sudah lama terjadi, yaitu kira-kira tahun 1857 ketika daerah Siak mulai diduduki Belanda. Teuku Umar beserta seluruh rakyat bertekad mengusir para penjajah itu. Mereka berunding dan sepakat mengangkat Nanta Satia sebagai pemimpin tertinggi perjuangan Kemerdekaan. Nanta Satia adalah hulubalang VI Mukim Aceh Besar. Dan perang akan dikobarkan di daerah VI Mukim dalam tahun 1873.

Teuku Umar pada waktu itu berumur 19 tahun, sebelum berangkat berperang ia pamitan kepada orang tuanya. Orang tuanya sangat terharu dan bangga.

Pada waktu perang berkobar, prajurit-prajurit Aceh sangat bersemangat, meskipun persenjataan mereka kalah dari persenjataan Belanda. Tentara Belanda mulai kewalahan menghadapi rakyat Aceh yang mahir hidup di hutan. Mengingat pengalaman itu, Belanda mulai meningkatkan kemampuan dalam bertempur di medan hutan. Berkat latihan itu, Belanda mulai menguasai medan perang. Tentara dan rakyat Aceh mengalami kekalahan.

Mempelajari situasi itu, Teuku Umar mengembangkan siasat perang dengan merebut sebanyak-banyaknya persenjataan tentara Belanda dengan menyusup ke pihak mereka. Atas dasar siasat tersebut, selanjutnya Teuku Umar menyerahkan diri kepada Belanda. Belanda sangat senang dan Teuku Umar diserahi tugas untuk melatih tentara Belanda keterampilan berperang di hutan. Teuku Umar melaksanakan tugas dengan sebaik- baiknya. Teuku Umar melatih tentara Belanda dengan sangat keras sehingga banyak yang mengalami sakit dan meninggal. Tentara Belanda berkurang persenjataannya.

Selesai latihan, tentara Belanda di bawah pimpinan Teuku Umar diperintahkan menumpas perlawanan rakyat Aceh. Dalam pertempuran ini banyak jatuh korban pada kedua belah pihak. Perjuangan rakyat Aceh tidak lama, mereka segera mundur dari medan perang. Belanda sangat gembira menyaksikan hal itu. Dan Teuku Umar mendapat kenaikan pangkat dan hadiah.

Demikianlah, ketika sebuah kapal Inggris bernama Nicero terdampar dan kemudian dirampas oleh Raja Teunom, Teuku Umar ditugasi untuk membebaskan kapal tersebut. Pembebasan itu membawa ketegangan antara Belanda dan Inggris. Dalam pembebasan itu, Teuku Umar membawa persenjataan sangat banyak.

Beberapa waktu setelah upacara pemberangkatan, Belanda dikejutkan dan digemparkan oleh berita yang menyatakan bahwa semua tentaranya dibunuh di tengah laut dan senjatanya dirampas oleh Teuku Umar sendiri. Teuku Umar berbalik ke rakyat Aceh, yang disambut dengan sangat gembira. Dengan itu rakyat Aceh punya persenjataan sangat banyak dan Belanda menjadi lemah. Selanjutnya rakyat Aceh menyerbu Belanda yang dipimpin Teuku Umar dan berhasil dengan gemilang merebut daerah VI Mukim.

Pada tahap kedua, Teuku Umar menggunakan siasat yang sama. Ia pura-pura menyerah kepada Belanda dan mendapat kepercayaan. Kepercayaan yang didapat itu dipakai untuk mengumpulkan persenjataan bagi rakyat Aceh. Rakyat Aceh tidak tahu maksud Teuku Umar sehingga mereka marah kepada Teuku Umar. Ketika Teuku Umar berbalik kembali kepada rakyat Aceh mereka sangat gembira. Sehingga mereka berhasil mengalahkan kembali tentara Belanda.

Melihat situasi itu Belanda mengirim pasukan khusus yang dipimpin Jenderal Van Houts. Pada bulan Februari 1899, Van Houts berada di Meulaboh tanpa pengawalan yang ketat. Mengetahui hal itu, Teuku Umar bermaksud menyerbu pasukan Van Houts. Malang bagi Teuku Umar dan tentaranya karena rencana mereka diketahui oleh Belanda. Sehingga Teuku Umar dan tentaranya dapat dikalahkan. Teuku Umar meninggal.

Beberapa catatan tambahan :

• Para pahlawan merasakan bahwa masyarakatnya mengalami penindasan, ketidak- adilan, dan penderitaan. Sesuai dengan kemampuannya, mereka berjuang untuk mengatasi hal itu. Mereka melawan para penindas dan pelaku ketidakadilan. Mereka tidak ingin masyarakatnya mengalami situasi penindasan, ketidakadilan, dan penderitaan itu.

Tindakan-tindakan penindasan dan ketidakadilan itu, menurut pembukaan UUD 1945 tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Tindakan penindasan atau penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi. Para pahlawan rela mengorbankan apapun, bahkan jiwanya demi perjuangannya itu. Banyak di antara

mereka ditangkap, dimasukkan penjara, atau dibuang ke tempat yang jauh dengan harapan, mereka menghentikan perjuangannya. Namun selepas dari pembuangan atau penjara, mereka tetap meneruskan perjuangannya. Di antara mereka bahkan ada yang dibunuh.

• Para pahlawan tidak mati sia-sia. Semangat dan perjuangan mereka tetap dikenang dan diteruskan oleh masyarakatnya. Masyarakat menyadari bahwa apa yang dialami sekarang ini berkat perjuangan para pahlawan. Meskipun para pahlawan telah wafat, namun semangatnya tetap hidup di tengah masyarakatnya.

 

Bacaan Kitab Suci.

a. Membaca Kitab Suci Matius 26: 26-29. dan 27:1- 28:10.

Matius 26: 26-29.
Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”

Matius 27:1- 66.
Ketika hari mulai siang, semua Imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu. Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesAl-lah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam- imam kepala dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Tetapi jawab mereka: “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!”

Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: “Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah.” Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah.

Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: “Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku.” Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: “Engkau sendiri mengatakannya.”

Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawaban apa pun. Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?” Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran. Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap- tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. Dan pada waktu itu, ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Barabas.

Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka: “Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?” Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki. Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.” Tetapi oleh hasutan imam- imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati.

Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: “Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?” Kata mereka: “Barabas.” Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru: “Ia harus disalibkan!”

Katanya: “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak: “Ia harus disalibkan!” Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!” Dan seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!”

Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disiksa/dihukum cambuk lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai raja orang Yahudi!”

Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala- Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan. Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak.

Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya. Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: “Inilah Yesus Raja orang Yahudi.”

Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri- Mu jikalau Engkau Anak Al-lah, turunlah dari salib itu!” Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata:

“Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Al-lah: baiklah Al-lah menyelamatkan Dia, jikalau Al-lah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Al-lah.” Bahkan penyamun- penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga. Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suaranyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Al-lah-Ku, Al-lah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Ia memanggil Elia.” Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata: “Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.”

Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.

Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit- prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Al-lah.”

Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan- perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga.

Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan un- tuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu be-sar ke pintu kubur itu, pergilah ia. Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu.

Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.

Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.”

Kata Pilatus kepada mereka: “Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya.” Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.

Matius 28:1-10.
Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.

Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.

Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.

Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”

 

b. Mencari inspirasi dari Kitab Suci.

Membaca kisah sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus di atas, tentu muncul berbagai pertanyaan di dalam hati kita. Misalnya seperti yang sudah tertulis di bawah ini. Coba jawablah pertanyaan berikut pada kolom yang disediakan.

Pertanyaan.
1, Bagaimana proses penangkapan dan pengadilan Yesus?
2, Apa alasan para pemimpin agama Yahudi menangkap Yesus?
3, Apa keputusan pengadilan terhadap Yesus?
4, Bagaimana Yesus memaknai penderitaan dan wafatNya berdasarkan kisah perjamuan terakhir?
5, Bagaimana kisah kebangkitan Yesus?

 

a. Mendiskusikan jawaban dengan teman sekelas.

Coba diskusikan jawabanmu dengan teman-teman sekelas. Adakah jawaban yang sama atau berbeda? Carilah keterangan dari jawaban teman-temanmu baik yang sama maupun yang beda. Untuk jawaban yang berbeda manakah jawaban yang lebih masuk akal dan dapat diterima. Berdasarkan jawaban dari teman dan jawabanmu, kamu dapat membuat rangkuman jawaban dari pertanyaan di atas.

 

b. Beberapa catatan tambahan.

Makna penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus.

 

Yesus menentang segala ketidakadilan dan segala kebobrokan di masyarakatnya. Tidak hanya itu, Yesus banyak berbuat baik bagi orang-orang miskin, menderita, dan tersingkir di masyarakat-Nya. Bagi masyarakat Yahudi, segala hal yang tidak baik, penyakit, penderitaan, dan kemiskinan dipercaya sebagai akibat dosa. Maka tindakan- tindakan Yesus bagi orang-orang miskin, menderita, dan tersingkir dipahami dan dinyatakan sebagai tindakan pengampunan dosa atau penyelamatan. Tindakan Yesus itu oleh para pemimpin agama dianggap sebagai menghujat Al-lah. Sebuah tindakan yang tidak terampuni. Maka para pemimpin bangsa Israel sepakat untuk membunuh Yesus. Bangsa Yahudi berada di bawah penjajahan Romawi. Oleh karena itu, bangsa Yahudi tidak boleh memberikan hukuman mati. Yang boleh menghukum mati adalah pemerintahan Romawi. Maka pemimpin bangsa Yahudi membawa Yesus ke Pontius Pilatus untuk dijatuhi hukuman mati. Meskipun pada awalnya Pontius Pilatus tidak setuju dengan hukuman itu, akhirnya memberikan juga. Yesus disiksa, dipaksa memanggul salib hingga akhirnya mati disalib.

Bagi masyarakat Yahudi, mati muda dianggap sebagai kutukan dari Al-lah. Maka yang dapat menghilangkan kutukan hanya Al-lah. Yesus pada hari ketiga bangkit, hidup kembali dengan mulia. Kebangkitan Yesus berarti menolak kutukan Al-lah. Itu berarti segala ucapan dan tindakan Yesus dibenarkan oleh Al-lah. Sengsara dan wafat Yesus merupakan pengorbanan yang membuahkan pengampunan dan penyelamatan bagi manusia. Sebagaimana Ia nyatakan dalam perjamuan terakhir. Yesus wafat untuk keselamatan manusia.

Untuk Diingat

“Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat 26:26-28).

 

Tinggalkan komentar