SD6-02- B Perjanjian Lama Sebelum Kedatang Yesus Kristus – Bagian B.

B. Nabi Amos Pejuang Keadilan.

Pada zaman Amos, masyarakat Israel mengalami ketidakadilan. Para pemimpin hidup penuh kekayaan dan kemakmuran. Mereka sering berpesta dengan mengambil pajak rakyat yang semakin tinggi. Rakyat mengalamikemiskinan,danperayaankeagamaanyangmeriahdijadikan dalih untuk memungut upeti dari rakyat. Nabi Amos mengingatkan bangsa Israel, khususnya para pemimpin bahwa satu-satunya jalan untuk terbebas dari hukuman Al-lah ialah bertobat. Bangsa Israel, khususnya para penguasa harus membenci yang jahat, mencintai yang baik dan menegakkan keadilan. “Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang; mungkin Tuhan Al-lah semesta alam akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf” (Amsal 5:15).

DOA.

Al-lah, Bapa yang Mahaadil,
Nabi Amos telah memperingatkan agar bangsa Israel,
khususnya para penguasanya, berbuat adil.
Dengan itu engkau membela rakyat yang miskin dan menderita.
Terangilah hati kami agar kami dapat mempelajari kisah hidup nabi Amos
dan mampu meneladani perbuatannya
sehingga kami pun mampu mewujudkan keadilan dalam kehidupan bersama.
Demi Kristus Tuhan kami.
Amin.

1.Mendalami Pengalaman Hidup Berkaitan dengan Kemiskinan dan Keadilan.

Cerita : Burung Berkepala Dua.

Adalah seekor burung berkepala dua. Satu Kepalanya di atas dan yang lain di bawah.
Kepala yang atas selalu memperoleh makanan yang lezat-lezat.
Sedangkan kepala yang bawah hanya mendapatkan sisa-sianya.
Pada Suatu Hari.
Hai Bung sekali-kali beri aku yang enak. Jangan semua kau habiskan.
mentang-mentang di atas.
Ah, jangan penasaran. Terima saja apa adanya.
Toh semua makanan akhirnya juga masuk perut yang sama.
Tapi Kau merasakan yang enak terus.
sedang aku yang dibawah tidak pernah kebagian yang enak.
Tutup mulutmu! Masih lumayan kau kebagian.
Mestinya aku saja yang makan. Kau tidak perlu. Toh Akhirnya masuk perut yang sama.
Hei Awas jangan makan jamur itu, kita akan mati.
Karena jengkel dan putus asa kepala yang bawah tetap memakan jamur beracun itu.
Akhirnya Burung itu Mati.

Untuk mendalami cerita tersebut jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1)Bagaimana kesanmu membaca cerita di atas?
2)Setujukah Anda dengan sikap kepala atas? Mengapa?
3)Setujukan Anda dengan sikap kepala bawah? Mengapa?
4)Apakah kejadian semacam itu, ada dalam masyarakat kita?
5)Jika hal itu terjadi dalam masyarakat kita, bagaimanakah sebaiknya jalan keluarnya?

 

Berdasarkan pendapatmu, teman-teman, dan gurumu, kita lengkapi rangkuman di bawah ini!
Cerita tersebut menarik. Kepala atas tidak mau berbagi. Kepala atas ingin menang dan enak sendiri, tanpa memikirkan kepala bawah. Kepala bawah ingin menikmati apa yang dirasakan kepala atas, tetapi tidak diberi. Sudah berusaha tetapi tidak mendapat kesempatan. Kepala bawah frustrasi, lalu nekat makan jamur beracun, akibatnya baik kepala atas maupun kepala bawah mati.
Kepala atas maupun kepala bawah tidak baik, mereka saling tidak peduli dan tidak mau berbagi. Kepala atas berbuat tidak adil pada kepala bawah.
Dalam Masyarakat hal itu bisa saja terjadi. Para pemimpin sering hanya mengejar kepentingan pribadi tanpa memikirkan rakyatnya. Mereka sangat kaya sedangkan rakyat miskin.
Jika hal ini terjadi baik pemimpin maupun masyarakat harus rela berbagi. Pemimpin tidak hanya memikirkan diri sendiri; dan rakyat tidak boleh nekat main hakim sendiri. Kalau hal itu terjadi pasti kedaan jadi tidak baik. Untuk itu perlu pertobatan bersama.

2.Mendalami Kitab Suci: Belajar Dari Nabi Amos.

Membaca Kitab Suci Amos Am 4:1-5.

1”Dengarlah firman ini, hai lembu-lembu Basan, yang ada di gunung Samaria, yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: bawalah kemari, supaya kita minum- minum! 2Tuhan Al-lah telah bersumpah demi kekudusan-Nya: sesungguhnya, akan datang masanya bagimu, bahwa kamu diangkat dengan kait dan yang tertinggal di antara kamu dengan kail ikan. 3Kamu akan keluar melalui belahan tembok, masing-masing lurus ke depan, dan kamu akan diseret ke arah Hermon,” demikianlah firman Tuhan. 4”Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah perbuatan jahat! Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga! 5Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel?” demikianlah firman Tuhan Al-lah.

 

b. Amos 5:1-15.

1Dengarlah perkataan ini yang kuucapkan tentang kamu sebagai ratapan, hai kaum Israel: 2”Telah rebah, tidak akan bangkit-bangkit lagi anak dara Israel, terkapar di atas tanahnya, tidak ada yang membangkitkannya.” 3Sebab beginilah firman Tuhan Al-lah kepada kaum Israel: “Kota yang maju berperang dengan seribu orang, dari padanya akan tersisa seratus orang, dan yang maju berperang dengan seratus orang, dari padanya akan tersisa sepuluh orang.” 4Sebab beginilah firman Tuhan kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup! 5Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap.” 6Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel. 7Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang mengempaskan kebenaran ke tanah! 8Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi — Tuhan itulah nama-Nya. 9Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat, sehingga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu. 10Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas. 11Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, — sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. 12Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang. 13Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat. 14Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Tuhan, Al-lah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan.

Untuk mendalami kitab Amos tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1)Bagaimana situasi kehidupan masyarakat Israel yang digambarkan oleh nabi Amos tersebut?
2)Mengapa rakyat mengalami kemiskinan?
3)Apa nasihat Amos agar masyarakat tidak binasa?
4)Nilai-nilai apa yang dapat dipetik untuk menanggapi masalah kemiskinan?

Berdasarkan hasil diskusi yang disampaikan di dalam pleno, ayo kita lengkapi rangkuman di bawah ini:
Para pemimpin bangsa digambarkan seperti lembu basan yang gemuk yang suka memeras orang lemah dan menginjak orang miskin. Para pemimpin memberikan persembahan dan kurban yang dipungut dari rakyat untuk kepentingan diri sendiri. Para pemimpin sering melakukan kejahatan.
Rakyat mengalami kemiskinan, karena diperas dan diinjak-injak para pemimpin bangsanya. Mereka dikelabui para pemimpinnya dengan perayaan keagamaan
Tuhan tidak tega melihat rakyat banyak diperas dan diinjak. Tuhan akan mengangkat para lalim itu seperti kail ikan sehingga yang tersisa tinggal sedikit. Bangsa Israel mencari Tuhan agar tetap hidup, serta para pemimpin agar berbuat adil.
Agar para pemimpin, masyarakat, serta umat kristiani memperhatikan kaum lemah dan miskin, tidak memeras dan tidak menginjak-injak. Umat kristiani diharapkan tetap mencari Tuhan sehingga tetap hidup. Yang dimaksudkan mencari Tuhan yaitu mencintai dan membantu orang-orang lemah dan miskin. Sehingga di dalam masyarakat terdapat keadilan.

3.Refleksi dan Aksi
Untuk meresapkan pesan-pesan nabi Amos coba jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut:
1)Sejauh manakah saya telah memperhatikan orang-orang miskin?
2)Sejauh manakah saya telah berbuat adil kepada teman? Tidak merugikan teman?
3)Niat-niat apa yang muncul dalam hatiku untuk melaksanakan pesan nabi Amos?
Hasil refleksi dapat disusun dalam bentuk puisi, syair, gambar, dan sebagainya.