Sumber : ImanKatolik.
MEMAHAMI AL-LAH TRITUNGGAL.
Al-lah Tritunggal atau Trinitas merupakan doktrin yang sukar dan membingungkan kita. Kadang-kdang orang Kristen dituduh mengajarkan pemikiran yang tidak masuk akal (logika), yaitu 1+1+1=1. ini merupakan pernyataan yang salah. Mengapa tidak memakai formula 1x1x1=1 atau 1:1:1=1? Istilah Trinitas bukan menjelaskan relasi dari Tiga Al-lah (ini yang sering dikatakan oleh sekte Unitarian kepada Orang Kristen). Tritunggal bukan berarti triteisme, yaitu di mana ada tiga keberadaan yang tiga-tiganya adalah Al-lah. Kata Trinitas dipergunakan sebagai usaha untuk menjelaskan kepenuhan dari Al-lah, baik dalam hal keesaan-Nya maupun dalam hal keragaman-Nya.
Formulasi Trinitas yang telah dikemukakan dalam sejarah adalah Allah itu satu esensi dan tiga Pribadi. Formula ini memang merupakan suatu hal yang misteri dan paradoks tetapi tidak kontradiksi. Keesaan dari Al-lah dinyatakan sebagai esensi-Nya atau keberadaan-Nya, sedangkan keragaman-Nya diekspresikan dalam Tiga Pribadi. Istilah Trinitas sendiri tidak terdapat dalam Alkitab, namun konsepnya dengan jelas diajarkan oleh Alkitab. Di satu sisi, Alkitab dengan tegas menyatakan keesaan Al-lah (Ulangan 6:4) dan (ihat juga 1Kor 8:4,6; 1Tim 2:5-6, Yak2:19) Di sisi lain, Alkitab dengan tegas menyatakan keilahian tiga pribadi dari Al-lah: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Gereja telah menolak ajaran-ajaran bidat modalisme dan triteisme. Modalisme adalah ajaran yang menyangkali perbedaan Pribadi-Pribadi yang ada di dalam keesaan Al-lah, dan menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus hanyalah merupakan tiga cara Al-lah di dalam mengkspresikan diri-Nya. Di pihak lain, Triteisme mengungkapkan pernyataan yang salah, yaitu ada tiga keberadaan yang menjadi Al-lah.
Istilah Pribadi sama sekali tidak berarti adanya perbedaan di dalam esensi, tetapi perbedaan di dalam subtansi dari Allah. Substansi-substansi pada diri Al-lah memiliki perbedaan yang nyata satu dengan yang lain tetapi tidak berbeda secara esensi, dalam arti suatu keberadaan yang berbeda satu dengan yang lain.setiap Pribadi berada ”di bawah” esensi Al-lah yang murni. Perbedaan substansi ini berada dalam wilayah keberadaan, bukan suatu merupakan suatu keberadaan atau esensi yang terpisah. Semua pribadi pada diri Al-lah memiliki atribut ilahi.
Setiap Pribadi di dalam Trinitas memiliki peran yang berbeda. Karya keselamatan dalam pengertian tertentu merupakan pekerjaan dari ketiga Pribadi Al-lah Tritunggal. Namun, di dalam pelaksanaannya ada peran yang berbeda yang dikerjakan oleh Bapa, Anak dan Roh Kudus. Bapa memprakarsai penciptaan dan penebusan; Anak menebus ciptaan; dan Roh Kudus melahirbarukan dan menguduskan, dalam rangka mengaplikasikan penebusan kepada orang-orang percaya.
Keilahian Bapa:
- Mat 6:26 bdk Mat 30,32, Yoh.1:18, 6:46, Ro 1:7
Keilahian Yesus Kristus:
- Pengakuan Tomas: Yoh 20:28.
- Kesaksian Paulus: Flp 2:5-11.
- Ibr 1:2,8.
- malaikat Al-lah adalah malaikat-Nya: Luk.12:8-9; 15:10, Mat13:41.
- kerajaan Al-lah dan orang-orang pilihan Al-lah adalah milik-Nya: Mat 12:28, 19:14, 24, 21:31,43, Mrk13:20.
- mengampuni dosa: Mrk 2:8-10.
- wewenang untuk menghakimi dunia: Mat.25:31.
- berkuasa atas dunia: Mat 24:30, Mrk 14:62.
Keilahian Roh Kudus:
- berdusta kepada Roh Kudus = berdusta kepada Al-lah ( bdk. 1 Kor.6:19-20).
- Roh Kudus digambarkan sebagai memiliki sifat dan melakukan pekerjaan Al-lah (Yoh.16:8-11, 3:18).
- Roh Kudus dinyatakan sederajat dengan Al-lah(Mat 28:19; 2Kor 13:14, 1Pet 1:2).
Doktrin Tritunggal tidak menunjukkan bagian-bagian atau peran-peran dari Al-lah. Analogi manusia yang menjelaskan seseorang yang adalah seorang ayah, seorang anak, dan seorang suami tidak dapat mewakili misteri dari natur Al-lah.
Doktrin Tritunggal tidak secara lengkap menjelaskan tentang karakter Al-lah yang bersifat misteri. Sebaliknya, doktrin ini memberikan perbatasan yang tidak boleh kita langkahi. Doktrin ini menjelaskan batas pemikiran kita yang terbatas. Doktrin Tritunggal menuntut kita untuk setia pada wahyu ilahi yang menyatakan bahwa dalam satu pengertian Allah adalah esa dan dalam pengertian lain Dia dalah tiga.
-
Doktrin Tritunggal meneguhkan kesatuan Al-lah di dalam tiga pribadi
-
Doktrin Tritunggal bukan merupakan suatu kontradiksi; Al-lah memiliki satu esensi dan tiga pribadi.
-
Alkitab meneguhkan baik keesaan Al-lah dan keilahian dari Bapa, Anak dan Roh Kudus.
-
Ketiga pribadi di dalam Tritunggal dibedakan melalui karya yang dilakukan oleh Bapa, Anak dan Roh Kudus.
-
Doktrin Tritunggal memberikan batasan kepada spekulasi manusia tentang natur Al-lah.