Pasal 18: Tujuh Sakramen.

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Al-lah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Al-lah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Al-lah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat 6:25-34)

  1. Apakah yang paling berharga dalam hidup ini?
    Yaitu hal-hal yang menambah dan memelihara kita dalam rahmat Al-lah.
    “Melalui Kuasa-Nya Dia hadir dalam sakramen-sakramen, sehingga ketika seorang membaptis sesungguhnya Kristus sendirilah yang membaptis.” (Konsili Vatikan II, Liturgi pasal 7).

  2. Bagaimana rahmat Al-lahmemelihara dan bertumbuh dalam diri kita?
    Melalui tindakan simbolis yang khusus dari Kristus melalui Gereja-Nya yang dikenal sebagai sakramen.
    “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.” (Mat 13:44)

  3. Apakah yang dimaksud dengan sakramen?
    Suatu tanda eksternal yang diberikan oleh Yesus Kristus untuk memberi rahmat. Menyangkut 7 sakramen, tanda ini berupa tindakan yang melibatkan perayaan di mana Kristus hadir dan kuasa-Nya sungguh bekerja bagi kita secara rohani seperti diindikasikan oleh aksi tersebut.
    “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10)

  4. Apa yang kita dimaksud dengan “tanda eksternal” ?
    Sesuatu yang dapat kamu lihat, dengar, rasakan, yang memberitahukan kepadamu atau menunjukkan kepadamu sesuatu yang tidak dapat kamu lihat.

  5. Apa contoh-contoh tanda eksternal dari sakramen-sakramen?
    Contohnya, tanda eksternal dari sakramen pembaptisan adalah perayaan pembasuhan, dan ini melambangkan pencucian dari dosa dan kebangkitan rohani bagi hidup baru dalam rahmat.

  6. Bagaimana sakramen-sakramen berbeda dengan tanda-tanda eksternal lainnya?
    Selain menunjukkan atau menandakan bahwa kita menerima rahmat, sakramen-sakramen sungguh memberikan rahmat bagi kita, dan bukan hanya tanda dari rahmat melainkan juga penyebab rahmat.
    “Bersama dengan Gereja, karena itu, Pendiri yang Kudus hadir …. dalam sakramen-sakramen, dan kedalamnya kuasa yang menjadikan sakramen sebagai instrumen siap-pakai bagi pengkudusan” (Paus Pius XII, Liturgi Suci, par.20)

  7. Sebutkan tujuh sakramen yang diberikan Yesus.
    Pembaptisan: membebaskan kita dari noda dosa asal, memberikan kita kelahiran dalam hidup rahmati.
    Krisma: memberikan penguatan rohani, pengalaman pribadi kita dalam Pentekosta.
    Ekaristi: memberikan kita tubuh dan darah Yesus Kristus sebagai santapan spiritual.
    Tobat: memberikan pengampunan dosa-dosa yang dilakukan setelah dibaptis.
    Pengurapan orang sakit: membawa kesembuhan pada saat sakit keras.
    Imamat: menjadikan seseorang pria sebagai imam Kristus.
    Perkawinan: memberikan rahmat yang diperlukan bagi hidup perkawinan Kristiani.

  8. Apakah sakramen selalu memberikan rahmat?
    Ya, jika kita menerimanya dengan layak.

  9. Berikan contoh penerimaan sakramen secara tidak layak.
    Menerima sakramen ekaristi, perkawinan, imamat ketika masih berada dalam dosa berat. Tidak menyesal dengan tulus atas dosa-dosa ataupun tidak menceritakan secara lengkap pada waktu menerima sakramen tobat.

  10. Apakah berdosa kalau menerima sakramen secara tidak layak?
    Ya, ini dosa sakrilegi dan merupakan dosa berat.

  11. Kenapa ada tujuh sakramen?
    Setiap sakramen memberikan bantuannya yang khusus yang disebut rahmat sakramental. Tujuh melambangkan kesempurnaan dalam Kitab Suci.

  12. Berapa kali kamu dapat menerima sakramen Baptis, Krisma dan Imamat?
    Hanya satu kali saja karena efek dari sakramen ini bersifat permanen, dan meninggalkan semacam tanda spiritual pada diri seseorang. Sekali dosa asal dihapuskan lewat pembaptisan, maka hilang selamanya; sekali seorang imam diordinasi, dia selamanya adalah imam. Tanda spiritual itu tidak dapat dihapus, bahkan setelah kematian.

  13. Berapa kali kamu dapat menerima sakramen Ekaristi dan Tobat?
    Setiap hari kalau kamu mau. Tidak ada batasan bagi sakramen tobat. Aturan umum menerima Komuni sekali dalam sehari, tetapi ada beberapa pengecualian. Sementara menghormati aturan menyangkut berapa sering boleh menerima Komuni, patut disebutkan bahwa kamu diajak menerima Komuni ketika kamu berpartisipasi dalam Misa.

  14. Berapa kali seseorang dapat menerima sakramen Perkawinan?
    Satu kali saja, kecuali pasangan kamu wafat.

  15. Berapa sering seseorang boleh menerima sakramen Pengurapan?
    Ketika kamu mulai terancam bahaya sakit keras, kecelakaan ataupun usia lanjut. Sakramen ini boleh diulang jika setelah keadaan membaik, orang yang bersangkutan kembali sakit, atau, dalam kasus penyakit yang sama, kondisinya memburuk.

  16. Siapakah yang bisa memberikan pelayanan sakramen?
    a. Seorang imam dapat membaptis, memberikan Komuni, Tobat, dan Pengurapan. Siapapun dapat membaptis seorang lainnya dalam keadaan bahaya maut. Seorang awam yang bertindak sebagai pelayan Ekaristi juga dapat membagikan Komuni.
    b. Seorang uskup memberikan sakramen Krisma dan Imamat. Dalam kondisi tertentu, seorang imam dapat memberikan sakramen Krisma.
    c. Dalam sakramen Perkawinan, pelayan sakramen yang sesungguhnya adalah justru sang pengantin pria dan wanita. Meskipun diharuskan hadir oleh hukum Gereja, seorang imam semata-mata sebagai saksi resmi.

Poin-poin Praktis!

  1. Semakin baik kondisi anda dalam menerima sakramen, yakni, semakin besar iman dan cinta dan semakin menyesal atas dosa-dosamu, semakin kaya pula efek dari sakramen-sakramen dalam hidupmu.
  2. Setelah Yesus memberikan sakramen-sakramen kepada Gereja, Gereja meliputi masing-masing sakramen dengan perayaan yang indah sehingga kita dapat mengatakan bahwa setiap sakramen adalah suatu perayaan. Perayaan yang kudus ini menjadi bagian dari ibadah resmi Gereja yang disebut liturgi.
  3. Setiap perayaan liturgi adalah suatu aksi Kristus sebagai imam dan tubuh-Nya yaitu Gereja, suatu tindakan yang kudus yang tak ternilai. Itulah sebabnya mengapa sakramen-sakramen begitu kuasa dan perlu bagi hidup Kristiani seutuhnya.