Bagian 3 – Seksi 2 – SEPULUH PERINTAH ALLAH

Mengikuti Yesus menuntut ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Hukum Lama tidak dihapuskan, manusia diundang untuk menemukannya dalam pribadi Guru ilahi yang melaksanakannya dengan sempurna dalam Diri-Nya, mengungkapkan makna ke- kepenuhannya, dan memaklumkan nilai abadinya.

Lukisan pada bagian ini menyajikan Kristus yang mengajar para murid-Nya dalam Khotbah di Bukit (bdk. Mat 5-7). Bagian-bagian penting dari ”khotbah” ini ialah sabda bahagia, pemenuhan hukum lama, doa, doa Bapa Kami, pengajaran tentang puasa, dan undangan kepada para murid untuk menjadi garam dan cahaya dunia.
Gunung dengan ketinggiannya di atas bumi dan kedekatannya dengan langit meng- gambarkan tempat khusus untuk perjumpaan dengan Allah. Yesus Sang Guru, yang duduk di atas batu karang seperti sebuah singgasana dengan jari telunjuk tangan kanan yang menunjuk ke langit, menggambarkan asal ilahi dari Sabda kehidupan dan kebahagiaan-Nya. Gulungan kertas yang dipegang-Nya pada tangan kiri melambangkan pemenuhan pengajaran-Nya yang Dia percayakan sepenuhnya kepada para Rasul yang diundang untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa, membaptis mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

Dua belas Rasul yang membentuk suatu lingkaran pada kaki Sang Guru, semuanya mempunyai halo (lingkaran di kepala) untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada Kristus dansaksikesucianmerekadalam Gereja. Hanyasatudarimereka, setengahtersembunyi, yang mempunyai halo hitam, menunjukkan ketidaksetiaannya kepada kabar gembira. Pewartaan Kerajaan Allah oleh Yesus bukanlah kata-kata kosong dan tidak konsisten, tetapi tindakan yang efektif dan berdaya guna. Kisah orang lumpuh di Kapernaum, yang diceritakan oleh ketiga Injil Sinoptik, mempunyai makna dalam hubungan dengan hal ini.

”Sesudah itu, naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian, sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka, dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lum- puh itu, ”Percayalah, hai anakku, dosamu sudah diampuni.” Maka, berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya, ”Ia menghujat Allah.” Tetapi, Yesus mengetahui pikiran mereka, la- lu berkata, ”Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah le- bih mudah, mengatakan: ‘Dosamu sudah diampuni,’ atau mengatakan: ‘Bangunlah dan ber- jalanlah?’ Tetapi, supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu.” Dan, orang itu pun bangun lalu pulang” (Mat 9:1-7).

Dalam episode ini, penyembuhan fisik tidak lain tidak bukan daripada wajah yang tampak dari mukjizat spiritual pembebasan dari dosa. Penyembuhan dan pengampunan menjadi ciri khas kegiatan pengajaran Yesus, Sang Guru ilahi.

Beato Angelico, The Sermon on the Mount, Museum of Saint Mark, Florence.

Keluaran 20:2-17

  1. Sebab enam hari lamanya, TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN mem berkati hari Sabat dan menguduskannya.
  2. Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN Allahmu kepadamu.
  3. Jangan membunuh.
  4. Jangan berzina.
  5. Jangan mencuri.
  6. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
  7. Jangan mengingini rumah sesamamu: jangan mengingini istrinya, atau hamba-nya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.
  8. Sebab enam hari lamanya, TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
  9. Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN Allahmu kepadamu.
  10. Jangan membunuh. Jangan berzina.
  11. Jangan mencuri.
  12. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
  13. Jangan mengingini rumah sesamamu: jangan mengingini istrinya, atau hamba- nya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.

 

Ulangan 5:5-21

  1. Akulah Tuhan Allahmu. Yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah perbudakan.
  2. Jangan memiliki allah-allah lain di hadapan-Ku …
  3. Jangan menyebut nama TUHAN Allahmu dengan sembarangan …
  4. Perlakukanlah hari Sabat sebagai hari yang kudus.
  5. Hormatilah ayah dan ibumu …
  6. Jangan membunuh.
  7. Jangan pula kamu berzina.
  8. Jangan pula kamu mencuri.
  9. Jangan pula kamu mengucapkan saksi dusta ten- tang sesamamu.
  10. Jangan pula kamu mengingini istri sesamamu ….
  11. Jangan menginginkan barang apa pun kepunyaan sesamamu.

 

Rumusan Katekese Tradisional :

  1. Akulah Tuhan Allahmu, kamu tidak boleh mem- punyai allah-allah asing di hadapan-Ku.
  2. Jangan menyebut nama TUHAN Allahmu dengan sembarangan.
  3. Kuduskanlah hari Tuhan.
  4. Hormatilah ayah dan ibu-mu.
  5. Jangan membunuh.
  6. Jangan berzina.
  7. Jangan mencuri.
  8. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
  9. Jangan mengingini istri sesamamu.
  10. Jangan menginginkan barang sesamamu.

 

434. ”Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memper- oleh hidup yang kekal?” (Mat 19:16)
Kepada seorang pemuda yang mengajukan pertanyaan ini, Yesus menjawab, ”Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah”, dan kemudian Dia menambahkan, ”Datanglah kemari dan ikutilah Aku” (Mat 19:16- 21). Mengikuti Yesus mengandung arti termasuk menaati perintah-perintah Allah. Hukum tidak dihapuskan, tetapi manusia diundang untuk menemukannya kembali dalam Pribadi Guru ilahi, yang melaksanakannya secara sempurna dalam Diri-Nya, menyingkapkan arti yang sebenarnya, dan memaklumkan keabsahannya yang tetap.

435. Bagaimana Yesus menafsirkan hukum?
Yesus menafsirkan Hukum dalam terang perintah rangkap tetapi satu, yaitu perintah cinta kasih, kepenuhan Hukum: ”Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada dua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan Kitab para Nabi” (Mat 22:37- 40).

436. Apa arti ”Dekalog”?
Dekalogartinya”sepuluhfirman” (Kel 34:28). Firmaninimeringkas Hukum Taurat yang diberikan oleh Allah kepada umat Israel dalam konteks Perjanjian, dan Musa sebagai perantara mereka. Dekalog ini, yang menyajikan perintah- perintah cinta kepada Allah (tiga yang pertama) dan kepada sesama (tujuh yang lainnya), diperuntukkan bagi umat terpilih dan setiap orang, khususnya yang mau menjalani hidup yang terbebas dari perbudakan dosa.

437. Apa hubungan antara Dekalog dengan Perjanjian?
Dekalog harus dipahami dalam terang Perjanjian tempat Allah mewahyukan Diri dan menyatakan kehendak-Nya. Dalam menaati perintah-perintah-Nya, umat menunjukkan bahwa mereka milik Allah dan mereka menjawab inisiatif cinta-Nya dengan persembahan syukur.

438. Seberapa pentingnya Dekalog ini bagi Gereja?
Gereja, dalam kesetiaannya kepada Kitab Suci dan teladan Kristus, mengakui kepentingan paling dasar dan makna Dekalog: Orang-orang Kristen wajib me- naatinya.

439. Mengapa Dekalog membentuk satu kesatuan organis?
Sepuluh Perintah Allah membentuk satu keseluruhan organis dan tak terpisahkan karena setiap perintah menunjuk pada perintah-perintah lainnya dan pada seluruh Dekalog. Karena itu, melanggar satu perintah berarti melanggar seluruh hukum.

440. Mengapa Dekalog wajib ditaati?
Karena Dekalog mengungkapkan kewajiban mendasar manusia terhadap Allah dan sesamanya.

441. Apakah mungkin menaati Dekalog?
Ya, karena Kristus membuat kita mampu menaatinya dengan anugerah Roh dan rahmat-Nya. Tanpa Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa.