SD Kelas 5 – Bab 3B-Hidup Bersama yang Dijiwai Roh Kudus.
1- Pendahuluan.
Bagi orang Kristen, usaha membangun perdamaian, menyelesaikan konflik, secara damai adalah perintah Yesus. Dalam Matius 5 ayat 13-16, para murid Yesus diharapkan menjadi terang dan garam dunia. Membangun perdamaian adalah salah satu bentuk terang dan garam di antara konflik. Perhatian pada kesejahteraan bersama adalah salah satu bentuk menjadi garam. Hal ini bukan tugas yang ringan. Namun oleh penyertaan Roh Kudus para murid Yesus percaya bahwa tidak ada yang mustahil.
Doa : Al-lah Bapa di surga, puji dan syukur kami haturkan ke hadirat-Mu karena pada hari ini kami dapat berkumpul untuk belajar bersama. Kami ingin belajar bagaimana menjadi terang dan garam dunia. Kami menyadari hal itu tidak mudah bagi kami, untuk itu kami mohon Roh Kudus-Mu agar menguatkan kami untuk dapat menjadi terang dan garam dunia. Amin.
2, Mengamati Pengalaman Berkaitan dengan Persatuan.
» Dalam kehidupan bersama, setiap orang menginginkan adanya hidup yang rukun, damai, dan sejahtera. Namun, apa yang diharapkan tersebut tidak senantiasa terjadi. Dalam kehidupan bersama kadang terjadi konflik dalam skala kecil maupun besar, bahkan sampai perang dan membawa korban.
Di tengah situasi konflik itu senantiasa muncul orang-orang, tokoh, atau sekelompok warga yang memelopori penyelesaian secara damai. Misalnya, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa, Gus Dur, dan sebagainya.
Menyadari adanya potensi konflik tersebut, masyarakat berusaha secara preventif membangun perdamaian. Misalnya yang terjadi di Desa Mega, Kecamatan Moraid, Kabupaten Sorong, juga di Desa Linggoasri, Kajen, Pekalongan. Masyarakat Mega mengadakan silaturahmi antara umat muslim dan kristiani setelah lebaran, marilah kita simak video atau kita baca narasinya sebagai berikut:
Desa Linggoasri, Kajen, Pekalongan.
Di Desa Linggoasri, Kajen, Pekalongan terdapat tiga kelompok agama, yakni Islam, Hindu, dan Buddha. Kelompok agama Buddha jumlahnya sedikit dan tinggal di perbukitan. Mereka semua bersahabat satu dengan yang lain. Seperti terlihat dalam video mereka sangat akrab. Kerukunan dan kebersamaan itu tampak ketika mereka mengadakan kerja bakti untuk membangun jalan. Menurut kepala desa, tidak ada perlakuan khusus terhadap pemeluk satu agama. Mereka diperlakukan sama.
Demikian juga di Desa Mega, Moraid, Sorong. Pada kesempatan setelah lebaran mereka mengadakan silaturahmi untuk seluruh masyarakat yang terdiri dari umat Kristiani dan Islam. Dalam silaturahmi itu, ada acara bersalam-salaman sebagai tanda maaf-memaafkan, bernyanyi, dan berjoget bersama, serta makan. Mereka tampak rukun dan bersaudara.
3, Mengungkapkan Pertanyaan.
a, Menyusun pertanyaan pribadi :
Setelah membaca narasi tentang kehidupan di Desa Linggoasri atau di Desa Mega, susunlah pertanyaan berkaitan dengan peristiwa tersebut, misalnya:
1) Bagaimana situasi di Desa Mega atau Desa Linggoasri?
2) Agama apa saja yang dianut oleh masyarakat di sana?
3) Mengapa mereka tidak mempermasalahkan agama dalam bergaul, bertetangga, dan kerja bakti?
4) Mengapa mereka mengadakan silaturahmi bersama?
5) Pernahkah ada konflik antar umat beragama di desa mereka?
6) Bagaimana ajaran agama mereka mengenai kerukunan?
7) Bagaimana usaha mereka untuk menjaga kerukunan?
8) Pertanyaan lainnya.
b, Menyusun pertanyaan bersama :
Setelah menyusun pertanyaan pribadi, diskusikan pertanyaanmu dengan pertanyaan temanmu sekelas. Bersama teman-teman sekelas, pilihlah pertanyaan-pertanyaan pokok untuk dipelajari bersama.
4- Mencari Informasi dengan Wawancara atau Membaca Buku
a, Wawancara (atau membaca buku) :
Carilah jawaban dari berbagai pertanyaan yang diajukan kelas dengan:
1) Wawancara pada beberapa anggota dan tokoh masyarakat di sekitar tempat tinggalmu tentang kerukunan!
2) Wawancara kepada tokoh-tokoh agama tentang kerukunan menurut ajaran agamanya serta usaha-usaha yang perlu dilakukan! (atau mencari dan membaca buku di perpustakaan)
b, Mengomunikasikan hasil wawancara (atau hasil membaca buku).
Komunikasikan hasil wawancaramu dengan beberapa temanmu di kelas sebagai kelompok. Adakah jawaban yang sama? atau yang berbeda? Apakah jawaban yang berbeda itu alasannya masuk akal dan dapat diterima? Lalu ambillah kesimpulan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada.
c, Beberapa catatan tambahan.
Semua orang dalam hidup bersama dengan orang lain selalu mengharapkan adanya suasana rukun dan damai. Namun, apa yang diharapkan tersebut tidak selalu dapat terjadi. Dalam hidup bersama kadang terjadi salah paham, perselisihan, perkelahian, dan sebagainya.
Di tengah suasana perselisihan atau bahkan perang, selalu saja ada orang-orang yang mengusahakan penyelesaian dengan jalan damai. Tokoh-tokoh dan anggota masyarakat selalu berupaya untuk membangun kehidupan yang rukun dan damai. Suatu kehidupan bersama yang tidak memandang dan membeda-bedakan golongan, agama, suku, pekerjaan, dan sebagainya. Seperti kehidupan bersama yang terjadi di Desa Linggoasri, Kajen, Pemalang maupun Desa Mega, Moraid, Sorong. Tokoh-tokoh agama pun tentu menegaskan hal itu. Semua agama mengajarkan hidup rukun dan damai.
5, Mendalami Kitab Suci Matius 5 ayat 13-16 juga Lukas 23 ayat 33-40.
a, Membaca kitab Suci Matius 5 ayat 13-16 dan Lukas 23 ayat 33-40
Matius 5 ayat 13-16.
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Lukas 23 ayat 33-40.
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Al-lah.” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!”
Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: “Inilah raja orang Yahudi”. Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Al-lah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
b, Mencari inspirasi dari Kitab Suci.
Setelah membaca teks Matius 5 ayat 13-16 dan Lukas 23 ayat 33-40 tersebut, coba jawablah pertanyaan berikut pada kolom yang disediakan.
Pertanyaan :
1) Apa yang dilakukan Yesus ketika dianiaya, dicemooh, dan dihina?
2) Apa saja tindakan Yesus yang membuat masyarakat-Nya lebih baik?
3) Berdasarkan tindakan-tindakan Yesus itu, apa yang dimaksud menjadi terang
dan garam dunia?
c, Mendiskusikan jawaban dengan teman.
Coba diskusikan jawabanmu dengan teman-teman dalam kelompok diskusi. Berdasarkan kesimpulan hasil diskusi kelompok, buatlah rangkuman jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas.
d, Beberapa catatan tambahan.
Ketika dianiaya, dicemooh, dihina Yesus tidak marah, tidak membalas, bahkan Tuhan Yesus mendoakan mereka: “Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Inilah salah satu contoh tindakan Yesus yang merupakan terang dunia. Tindakan Yesus tersebut memberi terang bagi mereka yang suka marah, mendendam, membenci, dan balas dendam yang sering dilakukan kebanyakan orang.
Semasa hidupnya, Yesus berkeliling mewartakan kasih Bapa dengan perumpamaan-perumpamaan dan berbagai mukjizat. Tindakan Yesus itu membuat keadaan masyarakat yang selama itu tidak terperhatikan menjadi lebih baik. Itulah gambaran perwujudan ajaran Yesus mengenai garam. Jadi, Tuhan Yesus telah melaksanakan apa yang Ia ajarkan.
Sebagai murid Yesus, kita diperintahkan untuk menjadi garam dan terang dunia. Sehubungan dengan itu kita perlu turut ambil bagian dan mengusahakan semampu kita untuk membangun keadaan masyarakat menjadi lebih baik dan memberi teladan akan perilaku kasih dan damai.
Untuk Diingat : Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Matius 5 ayat 13).
6, Refleksi dan Aksi.
– Bacalah kembali rangkuman jawaban hasil diskusi di kelasmu!
– Bacalah kembali rangkuman hasil mendalami kitab suci Matius 5 ayat 13-16 dan Lukas 23 ayat 33-40!
– Apa yang dapat kamu lakukan untuk menjadi garam dan terang dalam situasi masyarakat di sekitarmu?
Tulislah hasil refleksimu dalam salah satu bentuk puisi, syair, gambar, pantun, uraian, atau doa.
7, Evaluasi.
Jawablah pertanyaan berikut :
a, Berdasarkan teladan Yesus, apa yang dimaksudkan menjadi garam dan terang dunia?
b, Bagaimana perwujudan menjadi garam dan terang dunia itu di antara teman-temanmu?
c, Buatlah gambaran bagaimana kamu dan teman-temanmu membangun kerukunan di tengah masyarakat sebagai bentuk menjadi terang dan garam dunia dengan menanyakan seberapa sering mereka bertindak rukun.