SMP 7 – Agama Katolik – Bab 6 – Nilai-Nilai Dasar yang Diperjuangkan Yesus.

 

Misi utama Yesus Kristus diutus Allah ke dunia adalah mewartakan dan
mewujudkan Kerajaan Allah, yakni mewujudkan tatanan masyarakat di mana Allah
merajai hidup manusia dan menaati-Nya, sehingga tercipta keadilan, perdamaian,
kesederajatan antar manusia, pengampunan, kebahagiaan, kasih, dan sebagainya.
Misi itu dilakukan oleh Yesus tidak hanya melalui kata-kata dan pengajaran,
melainkan melalui tindakan nyata. Itu semua dilakukan bukan tanpa tantangan
dan rintangan, baik dari pribadi orang-orang yang mendengarkan dan melihat
pengajaran dan tindakan Yesus, tetapi juga dari pejabat agama dan penguasa
pemerintahan.
Dalam Bab ini, kamu akan diajak untuk mendalami beberapa nilai dasar yang
diperjuangkan. Beberapa nilai itu adalah tentang mengasihi, kebahagiaan, dan
kebebasan sebagai anak-anak Allah. Kamu diharapkan mampu meneladani dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika kamu dapat menerapkannya
dalam masyarakat, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Dalam Bab ini akan dibahas mengenai:
A. Kebebasan Anak-anak Allah.
B. Sabda Bahagia.
C. Kasih yang tidak Membedakan.
D. Membangun Diri Seturut Teladan Yesus.

 

A. Kebebasan Anak-Anak Allah.

Pada hakikatnya kebebasan sudah melekat pada diri manusia sejak
manusia ada. Karena melekat itulah maka kebebasan sering dipandang dan
diletakkan sebagai hak asasi. Kebebasan itu pula yang memberi kekhasan
pada manusia sebagai citra Allah yang lebih luhur martabatnya dibandingkan
ciptaan Tuhan lainnya. Namun sayang, kebebasan yang telah diberikan Allah
itu dalam kenyataannya seringkali dipahami dan dipraktekkan secara salah dan
kurang bertanggung jawab. Sebagian remaja menafsirkan kebebasan sebagai
tindakan sebebas-bebasnya tanpa terikat pada aturan-aturan atau norma yang
berasal dari negara, agama, kebudayaan atau masyarakat. Aturan yang semula
merupakan rambu-rambu untuk sarana agar kebebasan dapat dilaksanakan
secara bertanggung jawab, dipandang sebagai penghambat. Kebebasan
semacam itu dapat merusak ketenteraman dan kedamaian bagi manusia dan
dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Pada pelajaran kali ini, kalian akan mendalami makna kebebasan manusia,
khususnya kebebasan sebagai anak-anak Allah.

 

Doa
Yesus yang Mahabaik,
Dengan sengsara dan wafat-Mu, Engkau telah membebaskan kami.
Engkau telah menjadikan kami anak-anak-Mu yang merdeka.
Kini berilah kami rahmat-Mu,
agar dengan kemerdekaan kami,
kami mampu untuk memahami kehendak-Mu,
melalui sabda-Mu yang kami dalami bersama pada hari ini.
Kami berserah kepada-Mu ya Yesus,
Kini dan sepanjang masa.
Amin.

 

1. Pengalaman Kebebasan dalam Hidup Sehari – hari
Kalian mungkin pernah merasakan bagaimana rasanya hidup dalam kebebasan,
tetapi kadang-kadang juga merasakan hidup dalam keadaan tidak bebas.
Ingat kembali pengalaman saat kamu pernah merasa bebas dan pengalaman
saat kamu merasa tidak bebas, kemudian tuliskan pengalaman tersebut secara
singkat seperti dalam kolom berikut ini pada buku catatanmu.
Pengalaman merasa bebas , Pengalaman merasa tidak bebas.

a. Setelah kalian mengisi kolom pengalaman merasa bebas dan pengalaman
merasa tidak bebas, komunikasikan pengalamanmu tersebut kepada temantemanmu.
b. Kemudian buatlah daftar pertanyaan terhadap hal-hal yang belum kamu
pahami tentang kebebasan.
c. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan tersebut bersama dengan teman-teman dan
guru.
2. Pandangan Gereja tentang Makna Kebebasan
Baca dan pahami kutipan dokumen Gaudium et Spes art 17 dan kutipan Kitab Suci
berikut!

Keluhuran kebebasan (Gaudium et Spes art. 17)
Adapun manusia hanya dapat berpaling kepada kebaikan bila ia bebas. Kebebasan
itu oleh orang-orang zaman sekarang sangat dihargai serta dicari penuh semangat, dan
memang tepatlah begitu. Tetapi sering pula orang-orang mendukung kebebasan dengan
cara yang salah, dan mengartikannya sebagai kesewenang-wenangan untuk berbuat
apa pun sesuka hatinya, juga kejahatan. Sedangkan kebebasan yang sejati merupakan
tanda yang mulia gambar Allah dalam diri manusia.
Sebab Allah bermaksud menyerahkan manusia kepada keputusannya sendiri,
supaya ia dengan sukarela mencari Penciptanya, dan dengan mengabdi kepada-
Nya secara bebas mencapai kesempurnaan sepenuhnya yang membahagiakan.

Maka martabat manusia menuntut, supaya ia bertindak menurut pilihannya yang sadar
dan bebas, artinya: digerakkan dan didorong secara pribadi dari dalam, dan bukan karena
rangsangan hati yang buta, atau semata-mata paksaan dari luar. Adapun manusia
mencapai martabat itu, bila ia membebaskan diri dari segala penawanan nafsu-nafsu,
mengejar tujuannya dengan secara bebas memilih apa yang baik, serta dengan tepatguna
dan jerih-payah yang tekun mengusahakan sarana-sarananya yang memadai.
Kebebasan manusia terluka oleh dosa; maka hanya berkat bantuan rahmat Allah mampu
mewujudkan secara konkret nyata arah-gerak hatinya kepada Allah. Adapun setiap orang
harus mempertanggungjawabkan perihidupnya sendiri di hadapan takhta pengadilan
Allah, sesuai dengan perbuatannya yang baik maupun yang jahat.

Jawab pertanyaan berikut ini ke dalam buku catatanmu!
a. Apa makna kebebasan menurut dokumen Gaudium et Spes tersebut?…
b. Apa kebebasan yang dimiliki manusia berdasar dokumen tadi?…
Agar dapat saling melengkapi, komunikasikan jawabanmu dengan temantemanmu!

 

(Galatia 5: 1, 13-15)
1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita.
Karena itu, berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 13
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah
kamu menggunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam
dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. 14 Sebab seluruh hukum
Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesama manusia seperti dirimu
sendiri!” 15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya
jangan kamu saling membinasakan. Hidup menurut daging atau Roh.
Cobalah mendalami isi Kitab Suci tadi dengan menjawab pertanyaan berikut ini
dengan berdiskusi dalam kelompok kecil!
a. Kapan dan dalam peristiwa apa kita sudah dimerdekakan oleh Kristus?

b. Berdasarkan bacaan tadi untuk apa kebebasan yang kita miliki itu?

 

Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok dapat mempresentasikan
hasilnya, dan kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau
komentar.
Untuk Dipahami
• Kebebasan dapat dimengerti dalam dua segi yaitu bebas dari dan bebas untuk
• Fungsi kebebasan adalah bahwa berkat kebebasan yang dimilikinya, manusia
tampil sebagai ciptaan Allah yang bermartabat luhur. Berkat kebebasannya
pula manusia dapat mengembangkan dirinya menuju kesempurnaan berkat
pilihan-pilihan yang dimilikinya.
• Bagaimanapun juga, kebebasan yang kita miliki tidak pernah bebas dalam arti
sebebas-bebasnya tanpa batas. Kebebasan yang kita miliki selalu berhadapan
dengan kebebasan dari orang lain. Oleh karena itu perlu ada aturan agar
kebebasan tidak saling berbenturan antara satu dengan yang lain dan
kebebasan perlu dijalankan secara bertanggung jawab.
• Setiap orang Katolik percaya bahwa berkat wafat dan kebangkitan Yesus Kristus,
kita telah dijadikan sebagai anak-anak Allah yang merdeka. Gereja melalui
Sakramen Baptis mengangkat kita menjadi anak-anak Allah yang merdeka,
bebas dari dosa dan melancarkan hubungan manusia dengan Allah, terhindar
dari kematian kekal dan dengan bebas pula melayani Tuhan dan sesama.
• Bagi orang yang telah dibebaskan oleh sengsara, wafat dan kebangkitan
Yesus, tugas yang harus diemban selanjutnya adalah membebaskan sesama
dari tindakan sewenang-wenang dan dari keterikatan pada dosa yang
mengakibatkan maut. Oleh sebab itu, jangan menggunakan kebebasan untuk
hal-hal yang tidak berguna serta merusak masa depan.

3. Refleksi
Sejak dari manusia pertama, Adam dan Hawa, manusia mendambakan suatu
kebebasan. Allahpun menciptakan manusia dengan diberikan suatu kebebasan.
Namun demikian apakah kita sudah menggunakan kebebasan itu dengan penuh
tanggung jawab? Apa makna kebebasan berdasarkan pelajaran hari ini? Bagaimana
kalian dapat mengusahakan kebebasan yang bertanggung jawab?
Dalam suasana hening tuliskan hasil refleksimu di buku catatan kalian!
Doa
Mari kita mengakhiri kegiatan belajar dengan mengungkapkan doa bersama-sama!
Bapa, yang Mahakasih,
hari ini, Engkau telah menyadarkan kami,
bahwa karena wafat dan kebangkitan-Mu,
kami telah Kau jadikan anak-anak-Mu yang memiliki kemerdekaan.
Engkau telah merdekakan kami dari berbagai belenggu dosa.
Bimbinglah kami Bapa,
agar dapat bertindak dan berperilaku secara bertanggung jawab,
sebagai wujud syukur kami atas kebebasan yang telah Kau anugerahkan.
Demi Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami.
Amin.

 

B. Sabda Bahagia.

Semua orang, baik dewasa maupun anak-anak, pasti menginginkan hidup
yang bahagia. Tetapi kebahagiaan sering diartikan dan diukur secara berbeda
oleh setiap orang. Ada orang yang menganggap dirinya berbahagia bila punya
uang, dapat makan enak, atau punya pasangan yang baik, atau mempunyai
kedudukan dan pendidikan yang tinggi, kesehatan yang prima, dan penampilan
yang bagus dan sebagainya. Ada orang yang merasa bahagia walaupun dirinya
berkekurangan tetapi dapat saling mengasihi dan hidup rukun bersama keluarga
dan tetangga.

Yesus mewartakan tentang makna kebahagiaan melalui khotbahnya yang
disebut Delapan Sabda Bahagia. Apa makna kebahagiaan yang ada di dalam
kedelapan sabda bahagia itu? Bagaimana kamu dapat menghayati sabda
bahagia itu? Kamu akan mendapatkan jawabannya dalam pelajaran ini.

 

Doa
Bapa sumber kebahagiaan setiap insan,
Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat-Mu, atas berkat dan rahmat-Mu
kepada kami hingga saat ini.
Mohon berkat-Mu untuk hari ini, agar kami mampu untuk mengikuti kegiatan belajar hari
ini dengan baik, sehingga kami dapat memahami kehendak-Mu melalui sabda Bahagia yang
diwartakan Yesus kepada kami.
Engkau kami puji ya Bapa, Kini dan sepanjang masa.
Amin.

1. Pandangan dan Penghayatan Kebahagiaan.

Paham seseorang tentang makna kebahagiaan langsung atau tidak langsung
akan berpengaruh pada sikap dan tindakan dalam hidup sehari-hari.
Diskusikan bersama teman-temanmu, apa ukuran seseorang dapat menyebut
dirinya berbahagia? Sikap atau tindakan apa dalam hidupnya jika ia memahami
kebahagiaan seperti itu ? Kemudian setelah selesai berdiskusi komunikasikanlah
hasilnya dengan teman-temanmu!

 

2. Ajaran Yesus tentang Sabda Bahagia

Baca kutipan Matius 5:1-12 berikut ini!
Matius 5: 1-12.
1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah
Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesus pun mulai
berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: “3 Berbahagialah orang yang miskin
dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
4 Berbahagialah orang yang berduka cita, karena mereka akan dihibur. 5
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memperoleh di
bumi, apa yang dijanjikan Allah. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan
kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7 Berbahagialah orang yang murah
hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9 Berbahagialah orang yang membawa
damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10 Berbahagialah orang yang
dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu
difitnahkan segala yang jahat. 12 Bersuka cita dan bergembiralah, karena upahmu
besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
Setelah kamu membaca dan merenungkan bacaan Injil Matius 5:1-12,
tanyakanlah hal-hal yang belum dapat kamu pahami berkaitan dengan isi Injil
Matius 5:1-12 tersebut.

Kemudian jawablah beberapa pertanyaan berikut:
a. Apa kebahagiaan yang ingin ditawarkan Yesus menurut bacaan tersebut?
b. Sabda Bahagia mengandung aspek iman dan aspek sosial. Mana sajakah yang
merupakan aspek iman dari sabda bahagia?

c. Mana yang merupakan aspek sosial sabda bahagia yang ditawarkan Yesus?

d. Apa tujuan Yesus menyampaikan Sabda Bahagia ini?
e. “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang
empunya Kerajaan Surga”. Bagaimana pemahamanmu tentang sabda tersebut?
Setelah kamu selesai mengerjakan pertanyaan-pertanyaan tersebut
komunikasikan jawabanmu kepada teman-temanmu, agar dapat saling melengkapi.
Penugasan
Setelah memahami tentang isi dari “Sabda Bahagia”, cobalah kalian mencari dari
buku-buku rohani/ Katolik atau bertanya kepada bapak/ ibu guru yang beragama
katolik tentang sabda bahagia dan tuliskan hasilnya dalam kolom berikut ini.

No. Isi Sabda Bahagia dan Artinya
1. (ayat 3) Orang yang miskin dihadapan Allah.
2. (ayat 4) Orang yang berduka cita.
3. (ayat 5) Orang yang lemah lembut.
4. (ayat 6) Orang yang lapar dan haus akan kebenaran.
5. (ayat 7) Orang yang murah hatinya.
6. (ayat 8) Orang yang suci hatinya.
7. (ayat 9) Orang yang membawa damai.
8. (ayat 10) orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran.

 

Untuk Dipahami
• Semua orang, ingin bahagia. Namun demikian, umumnya banyak orang tidak
tahu secara persis kehidupan macam apa yang dapat menghantarnya kepada
kebahagiaan. Akibatnya tiap-tiap orang mengejar hal yang berbeda-beda
untuk mencapai kebahagiaan itu.
• Secara umum, orang mengatakan bahwa Kebahagiaan diartikan sebagai
pemenuhan dari semua keinginan hati kita. Jika segala keinginan kita
terpenuhi, maka orang menyatakan diri berbahagia. Apakah benar seperti itu?
• Melalui sabda bahagia ini Yesus bermaksud menyatakan tiga hal, yaitu
(a) Menyiapkan para murid-Nya untuk menghadapi dunia yang orientasi
kehidupannya sangat berlainan dengan kehendak Allah, (b) Sabda bahagia
mengandung nilai eskatologis (akhirat/ akhir zaman), sebagai syarat masuk
surga dan (c) Sabda bahagia merupakan hukum baru yang mengatur relasi
manusia dengan Tuhan dan sesama yang didasarkan pada kasih.
• Sabda bahagia mengandung dua aspek yang mengatur kehidupan manusia,
yaitu, Aspek Iman (Matius 5: 3-6) dan Aspek Sosial (Matius 5: 7-10).

 

3. Refleksi
Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan Citra-Nya. Tuhan menciptakan
manusia, setelah semua tersedia bagi kehidupan manusia itu sendiri. Tuhan
menginginkan agar manusia hidup dalam kebahagiaan. Kita pun senantiasa
mendambakan kebahagiaan itu. Bagaimana pemahamanmu tentang kebahagiaan?
Apakah selama ini kalian merasakan kebahagiaan? Apa kebahagiaan yang
ditawarkan Yesus? Apa kebiasaan yang akan kalian usahakan sebagai bentuk
penghayatan dan perwujudan atas pelajaran ini?
Setelah mengikuti proses di atas tuliskan hasil refleksi tersebut di buku catatanmu!

 

Doa
Mari kita mengakhiri kegiatan belajar dengan mengungkapkan doa bersama-sama!
Yesus yang Maha Baik, Engkaulah Tuhan kami,
Engkaulah sumber kebahagiaan kami.
Kami bersyukur kepada-Mu, atas rahmat-Mu hari ini.
Engkau telah menyadarkan kami,
bahwa Engkaulah sumber kebahagiaan kami,
bukan barang-barang dan kesenangan duniawi.
Kuatkan kami Tuhan, dalam menapaki kehidupan kami,
sehingga kami tidak mudah jatuh dalam kenikmatan duniawi sesaat,
yang dapat menjerumuskan kami kedalam dosa.
Kami selalu memuji-Mu ya Yesus, kini dan sepanjang masa.
Amin.

 

C. Kasih yang Tidak Membedakan

Karena manusia adalah citra Allah, maka idealnya semua manusia
diperlakukan sebagaimana manusia memperlakukan Allah. Dengan demikian
tidakan diskriminatif atas dasar apapun seharusnya tidak terjadi. Tetapi dalam
kenyataannya masih banyak tidakan yang diskriminatif itu. Di banyak tempat,
seseorang akan lebih dihargai bila ia mempunyai kedudukan atau pangkat tinggi,
ia seorang yang kaya raya, atau karena ia berpenampilan rapi, dan sebagainya.
Hal ini tidak sejalan dengan pandangan dan ajaran Yesus Kristus.
Selama hidup-Nya Yesus selalu berjuang agar setiap orang diperlakukan
secara bermartabat dan dikasihi tanpa harus dilihat pangkat derajatnya atau
kedudukannya. Setiap orang harus dikasihi, bahkan musuh sekali pun. Cinta
kepada manusia harus mampu menembus berbagai macam perbedaan ras,
suku, agama, jenis kelamin, sebagaimana Tuhan lakukan kepada manusia.
Dalam pelajaran ini kamu akan memperluas wawasan dan menemukan
segi kedalaman iman Kristiani tentang cinta yang selalu terarah pada orang lain,
yang sesuai dengan teladan Yesus, yaitu cintai tanpa membedakan.

Doa
Allah, Bapa kami yang bertahta dalam kerajaan surga.
Dalam kehidupan kami,
masih sering dijumpai orang yang membeda-bedakan dalam berteman.
Hadirlah ditengah-tengah kami ya Bapa,
bantulah kami memahami sabda Putera-Mu,
untuk mengasihi sesama kami tanpa pilih-pilih.
Bantulah kami untuk dapat melaksanakan sabda Putera-Mu,
sehingga tercipta kedamaian yang kami dambakan,
sesuai dengan kehendak-Mu sendiri.
Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami.
Amin.

1. Perlakuan dan Cinta Diskriminatif yang Memprihatinkan

Masih ditemukan kebiasaan kita mengukur martabat seseorang berdasarkan
penampilan. Orang yang berpenampilan rapi lebih dihormati, lebih dilayani,
dibandingkan dengan yang berpenampilan biasa-biasa saja.
Berikut penuturan pengalaman Bapak Anton.

Hanya Gara-gara Penampilan
Suatu hari Bapak Anton pergi ke satu kota dengan seorang Pastor hendak
memberi penataran kepada guru-guru. Mereka pergi berdua menggunakan
sebuah mobil yang dipinjamkan salah seorang mantan murid Pastor waktu di
seminari. Bapak Anton duduk di depan di samping Pastor Frans yang menyetir
mobilnya. Tetapi guru-guru belum pernah mengenal Pak Anton maupun
Pastor Frans.
Saat tiba di halaman gedung tempat penataran, guru-guru sudah
berkumpul menunggu. Mereka berdua turun dari mobil mendekati para
guru itu. Tetapi yang mengherankan, guru-guru itu hanya menyalami Bapak
Anton. Mereka mengira Bapak Anton itu Pastor. Mereka bahkan tak segansegan
mencium tangan Bapak Anton yang dikira Pastor itu, bahkan ada
yang meminta diberkati. Pastor Frans yang berdiri tidak jauh dari pak Anton,
diabaikan oleh guru-guru karena disangka hanya sopir.

Karena terlanjur dianggap Pastor, Bapak Anton pun makin berpurapura
menjadi pastor. Ketika dari mereka bertanya: “Lho, pembicara satu lagi
Pak Anton mana?” Maka Pastor gadungan itu menjawab dengan santai:”Ia
tadi telpon ke saya terlambat datang. Nanti akan menyusul, dia masih dalam
perjalanan” Beberapa guru lain sibuk membuatkan kopi dan mengajak duduk
untuk bercakap-cakap dengan Pak Anton. Sementara Pastor Frans duduk
sendiri tidak ada yang menemani.

Ketika pertemuan dimulai Bapak Anton meminta Pastor Frans untuk
memulai acara sekaligus memperkenalkan diri. Pada saat itulah guru-guru itu
terkejut. Ternyata yang mereka duga sopir itu adalah Pastor Frans. Seorang
peserta lalu berbicara: “Mohon maaf, kami menyangka Pak Anton itu Pastor
Frans, dan Pastor itu sopir. Sekali lagi mohon maaf”. Pastor Frans pun hanya
tersenyum. Ia tidak marah sedikitpun. Hanya saja dalam hatinya ia merasa
prihatin.
Sumber: Maman.

Kejadian di atas merupakan satu saja dari sekian banyak kasus lainnya. Sekarang
masuklah dalam kelompok untuk membagikan pengalaman, entah pengalaman
pribadi maupun pengalaman orang lain, yang mirip dengan kisah di atas.
Cari contoh-contoh kasus yang menunjukkan perlakuan seseorang yang
diskriminatif terhadap kesukuan, ras, agama, budaya, penampilan, jabatan, dan
sebagainya. Kamu dapat mencarinya di koran, buku-buku perpustakaan atau internet.
Beri komentarmu atas kasus-kasus tersebut!

2. Yesus Mengajarkan Kasih tanpa Membedakan
Semasa hidup-Nya Yesus menghadapi situasi manusia yang secara sosial
memprihatinkan. Dalam masyarakat Yahudi pada saat itu, ada berbagai macam
pandangan yang mengkotak-kotakkan manusia yang satu dengan yang lain. Ada
orang yang mengganggap dirinya suci, ada yang dianggap kelompok pendosa.
Kelompok orang suci tidak boleh bergaul atau mendekati orang berdosa jika ia tidak
mau ketularan dosa. Ada kelompok orang yang menggangap dirinya paling baik dan
benar di hadapan Allah, ada yang dianggap kafir dan tidak layak disebut anak Allah,
dan sebagainya. Yesus berjuang menghancurkan sekat-sekat itu sebagaimana tampak
dalam kisah Orang Samaria yang baik hati.
Bacalah dan renungkan kutipan Injil: Lukas 10: 25-37 berikut ini:

(Lukas 10: 25-37)
25Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus,
katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
26Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kau
baca di sana?” 27Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan
dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.”
28Kata Yesus kepadanya: “Jawabanmu itu benar; perbuatlah demikian, maka
engkau akan hidup.” 29Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada
Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?” 30Jawab Yesus: “Adalah seorang yang
turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang
bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya dan sesudah
itu meninggalkannya setengah mati. 31Kebetulan ada seorang imam turun
melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
32Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika melihat orang itu, ia
melewatinya dari seberang jalan. 33Lalu datang seorang Samaria yang sedang
dalam perjalanan ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya
oleh belas kasihan. 34Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia
menyiramnya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke
atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan
dan merawatnya. 35Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik
penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini,
aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36Siapakah di antara ketiga orang
ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke
tangan penyamun itu?” 37Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas
kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
Diskusikan dalam kelompokmu beberapa pertanyaan berikut ini!

a. Bagaimana situasi hidup pada zaman Yesus menurut bacaan tadi?
b. Apa kritik yang hendak disampaikan Yesus melalui perumpamaan tersebut?

c. Apa yang dikehendaki Yesus berdasar kisah yang disampaikan Yesus?
d. Cari contoh sikap dan tindakan Yesus dalam Kitab Suci dalam upayanya
mengikis sikap mengasihi secara pilih-pilih!
e. Bagaimana mewujudkan cinta yang tanpa pilih-pilih dalam kehidupan
sehari-hari?
Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok dapat mempresentasikan
hasilnya, dan kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau
komentar.

 

Untuk Dipahami
• Manusia, apapun ras, suku, agama, jenis kelaminnya memiliki martabat
yang sama. Oleh karena itu, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa
membedakan antara satu dengan yang lain. Tetapi dalam kenyataannya, ketika
orang melamar pekerjaan ditanya dulu: apa agamanya, dari daerah mana, dan
sebagainya, bukan dilihat dari kemampuan atau keahliannya. Atau ketika
berada di tempat tertentu orang berpakaian tertentu, atau berparas etnik
tertentu dicurigai dan diperlakukan kurang manusiawi. Segala bentuk praktik
hidup yang tersekat-sekat atau terkotak-kotak hendaknya segera diakhiri.
• Yesus hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana pada masa itu cinta
yang terkotak-kotak masih berjalan dan dilaksanakan ditengah masyarakat
Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat misalnya; sedarah, seagama,
segolongan, sepaham, status sosial yang tinggi, tidak mengritik pandangannya,
dan sebagainya.
• Sifat manusiawi, egoisme, mau menang sendiri, tidak mau direpotkan serta mau
enaknya sendiri yang dimiliki seseorang masih cenderung lebih diutamakan,
sehingga praktik hidup yang pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering
terjadi. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi
dalam kisah yang disampaikan oleh Yesus.
• Yesus mengajarkan pada kita bahwa pada hakikatnya cinta (kasih) itu sendiri
selalu terarah pada orang lain. Kalau kita mengasihi orang lain, sesungguhnya
kita harus berusaha bagaimana orang yang kita kasihi itu bahagia. Tidak
pandang bulu siapa orang itu, apa agamanya, keadaan ekonominya. Yang
penting kasih yang kita berikan hendaknya terarah kepada semua orang dan
menjadikan orang tersebut bahagia.

 

3. Refleksi.

Yesus memberikan teladan kepada kita, bahwa Ia mengasihi semua orang
tanpa membedakan. Kasih yang tanpa membedakan ini, memungkinkan terjadinya
kehidupan yang penuh dengan kedamaian. Berdasarkan pengalaman belajar kamu
hari ini, nilai apa yang kamu peroleh dalam pelajaran hari ini? Kebiasaan mana yang
menjadikan kita mengasihi tanpa membedakan? Apa teladan yang telah Yesus
tunjukkan dalam hal cinta tanpa membedakan ini? Apa kebiasaan yang akan kamu
usahakan untuk mewujudkan kasih yang tak membedakan ini?
Setelah mengikuti proses di atas, tuliskan hasil refleksi tersebut di buku catatanmu!
Doa
Marilah kita mengakhiri kegiatan belajar dengan mengungkapkan doa bersama-sama!
Allah, Bapa kami yang Mahakasih,
Engkau telah mengajarkan kepada kami untuk mengasihi sesama tanpa membedakan.
Bantulah kami ya Bapa, agak kami mampu untuk mewujudkan kasih,
seperti yang dikehendaki oleh Yesus Putera-Mu.
Bantulah kami ya Bapa,
agar kami mampu menghilangkan keegoisan kami dan kelemahan manusiawi kami,
sehingga kami mampu mengasihi sesama tanpa membedakan satu dengan yang lain.
Semua ini kami haturkan kehadirat-Mu ya Bapa,
dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juru selamat kami.
Amin


D. Membangun Diri Seturut Teladan Yesus

Remaja pada umumnya memiliki tokoh yang diidolakan dalam hidup.
Pada umumnya tokoh idola adalah orang-orang yang terkenal, rupawan, dan
berprestasi. Dengan memiliki tokoh idola, kita dapat menjadikan tokoh idola
sebagai acuan dalam kehidupan. Tokoh idola dapat menjadi semacam inspirasi,
motivasi dan pendorong semangat dalam setiap segi kehidupan. Bagaimana
dengan Yesus? Apakah kita saat ini mengidolakan Yesus?
Remaja SMP merupakan remaja yang masih mencari tokoh idola. Dengan
pelajaran kita semakin mengenal Yesus secara lebih luas dan lebih mendalam,
sehingga memungkinkan kita untuk menjadikan Yesus sebagai tokoh idola.

 

Doa
Bapa yang Mahakasih,
kami bersyukur kepadaMu,
karena telah mengasihi kami
dan memberi kesempatan kepada kami
untuk mengenal Engkau dan Yesus Putera-Mu.
Mohon terang dan bimbingan-Mu Bapa,
agar pada hari ini kami dapat semakin mengenal Yesus Putera-Mu.
Dengan semakin mengenal Putera-Mu,
Kami dapat menjadikan-Nya sebagai idola kami dalam hidup sehari-hari.
Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami.
Amin.

1. Tokoh Idola dalam Masyarakat
Lakukan dialog dengan teman dan atau guru untuk menemukan jawaban dari
beberapa pertanyaan di bawah ini !

a. Siapakah tokoh idolamu? Mengapa memilihnya sebagai tokoh idola?

b. Apa yang kalian kagumi dari tokoh idolamu itu?

c. Apa yang kalian lakukan untuk meneladani tokoh idolamu?

2. Menemukan Pribadi Yesus Sebagai Tokoh Idola
Lakukan beberapa kegiatan berikut ini.
a. Ambil dan bukalah Alkitab.
b. Temukan sikap/ sifat/ atau tindakan Yesus yang menurutmu luar biasa dan
mengagumkan.

c. Tulis berbagai sikap/ sifat/ atau tindakan Yesus yang luar biasa dan
mengagumkan tersebut dalam lembar kertas laporan.
d. Diskusikan hasil temuan itu dengan teman-temanmu.
Bentuk kelompok, dan lakukan kegiatan sebagai berikut.
1. Baca dengan perlahan-lahan “Syahadat Kehidupan” berikut ini.
Syahadat Kehidupan
”Aku percaya akan Allah Sang Pencinta kehidupan,
Allah yang senantiasa mencintai diriku
tanpa syarat apapun,
Allah yang selalu menginginkan diriku hidup
dengan penuh kelimpahan.
Aku percaya akan Allah yang selalau mengampuni diriku
serta membukakan masa depan bagiku,
masa depan yang penuh kehidupan dan harapan.
Aku percaya akan Allah yang selalu menyertai perjalanan hidupku,
bersedia membantuku, menyembuhkan luka-luka dalam hidupku,
menguatkan aku, menderita bersamaku, serta menjadi sahabatku yang terbaik.
Aku percaya akan Allah yang hanya mengenal cinta dan kasih setia (compassion);
Allah pencinta kehidupan dan selalu mengundang aku
untuk memilih kehidupan tersebut.
Dalam iman seperti ini, aku menemukan kebahagiaan
dan rasa damai yang mendalam di dalam kehidupanku
sekarang ini, maupun harapan akan kehidupan yang akan datang”
Sumber: Membangun Komunitas Murid Yesus, untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius
2. Buat suasana hening dalam kelompok dan secara pribadi renungkan kata
demi kata “Syahadat Kehidupan” tersebut.
3. Tuliskan niatmu dalam membangun sikap-sikap yang akan diwujudkan untuk
meneladan Yesus.
4. Sampaikan niat itu kepada temanmu dalam kelompok!
Tugas
1. Bagi kelas menjadi tiga kelompok dan setiap kelompok diminta untuk mendramakan
salah satu perikop Kitab Suci:
a. Matius 18:21-35;
b. Lukas 15:11-32;
c. Matius 20:1-16.

2. Setelah kelompok mendramakan cerita dalam Kitab Suci, salah satu anggota
kelompok menyampaikan makna atau pesan Kitab Suci yang didramakan
oleh kelompok.
Untuk Dipahami
• Remaja pada umumnya memiliki tokoh yang diidolakan dalam hidupnya. Pada
umumnya tokoh idola mereka adalah orang-orang yang terkenal, rupawan,
dan berprestasi.
• Dengan memiliki tokoh idola, dapat menjadikan tokoh idolanya sebagai acuan
dalam kehidupannya. Tokoh idola dapat menjadi semacam inspirasi, motiasi
dan pendorong semangat dalam setiap segi kehidupan para remaja.
• Karena kita telah mengimani bahwa Dialah Allah kita, maka seluruh pribadi
Yesus kita yakini memberi inspirasi dalam hidup kita. Seluruh hidup kita
hendaknya diinspirasi, dimotivasi dan didorong oleh pribadi Yesus yang kita
kenal dan kita imani itu. Dengan demikian Yesuslah tokoh idola kita dalam
hidup.
• Menjadikan Yesus sebagai tokoh idola berarti berusaha untuk menyerupai
Yesus, berusaha untuk seperti Yesus, berusaha untuk menjadi kebanggan Yesus
dalam setiap langkah, dan dalam setiap peri kehidupan kita. Yesus menjadi
nafas dalam kehidupan kita.
3. Refleksi
Sebagai orang yang mengimani Yesus, bukan hal yang salah jika kita
mengidolakan Dia dalam hidup kita. Dia yang telah kita kenal melalui sabda dan
perbuatan-Nya, dapat menjadi idola bagi kita semua. Sikap Yesus yang seperti
apakah yang ingin kalian teladani? Apa saja usahamu untuk mewujudkan itu dalam
hidup sehari-hari?
Setelah mengikuti proses di atas, tuliskan hasil refleksi tersebut dalam buku
catatanmu

 

 

Doa
Marilah kita mengakhiri kegiatan belajar kita dengan mengungkapkan doa
bersama-sama.
Yesus yang Mahabaik,
Engkau adalah teladan kami dalam seluruh kehidupan ini.
Kami bangga dan bersyukur, karena boleh percaya dan mengimani Engkau.
Ajarlah kami ya Yesus, agar kami dapat meneladan-Mu.
Ajarlah kami ya Yesus, agar kami mempu menjadi seperti-Mu,
yang senantiasa mengasihi, senantiasa memperhatikan dan juga senantiasa mengampuni.
Perkenankanlah kami menjadikan-Mu sosok idola bagi kami.
Kami membuka diri, agar Engkau berkenan menjadi idola kami,
yang memotivasi kami, yang mewarnai hidup kami,
yang menginspirasi hidup kami serta mendorong kami
untuk senantiasa hidup seturut kehendak-Mu.
Engkau kami puji dan kami sembah ya Tuhan,
kini dan sepanjang masa.
Amin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *