SMP 7 – Agama Katolik – Bab 5 – Meneladani Karakter dan Sikap Yesus – Bagian 2.

 

C. Yesus Sang Pengampun
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan baik terhadap diri sendiri,
terhadap orang lain maupun terhadap Tuhan. Namun demikian tidak semua
orang bila melakukan kesalahan cepat-cepat untuk meminta maaf atas
kesalahannya. Demikian pula tidak semua orang yang mau dengan senang hati
untuk memaafkan atau memberi pengampunan kepada orang yang bersalah
kepadanya, apa lagi jika dirasa bahwa kesalahannya sungguh terlalu berat dan
menyakitkan hati.
Kasih yang diberikan Yesus tertuju pada semua orang, baik bagi mereka
yang menderita, juga bagi mereka yang bersalah kepada-Nya. Yesus memberikan
teladan kepada kita tentang bagaimana memberikan pengampunan tanpa
batas.
Hai inilah yang akan kamu dalami bersama pada bagian ini, yaitu tentang
bagaimana keteladanan Yesus dalam memberikan pengampunan tanpa batas
kepada semua orang yang datang dan memohon pengampunan kepada-Nya.

 

Doa
Bapa yang Mahabaik,
Terima kasih atas penyertaan-Mu kepada kami sampai saat ini.
Berkatilah kami hari ini, teristimewa pada saat ini,
kami ingin belajar bersama, menemukan kehendak-Mu,
di dalam diri Yesus Putera-Mu.
Sehingga kami mampu untuk hidup saling mengampuni,
dengan demikian akan terjalin kehidupan yang rukun dan damai.
Bukalah hati dan pikiran kami, Bapa.
Tunjukkanlah kepada kami, jalan-Mu dan kehendak-Mu,
yang harus kami jalani sepanjang hidup kami.
Demi Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami.
Amin.

 

1. Pengalaman Diampuni dan Mengampuni dalam Hidup Sehari-hari.

2. Yesus Mengajarkan Soal Pengampunan.

 

Mat 18: 21-35
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa
kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?
Sampai tujuh kali?” 22 Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu:
Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 23
Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan
perhitungan dengan hamba-hambanya. 24 Setelah ia mulai mengadakan
perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang
sepuluh ribu talenta. 25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan
hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya
dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 26 Maka sujudlah hamba itu
menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga
ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28 Tetapi ketika hamba
itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus
dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar
hutangmu! 29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah
dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan
kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 31 Melihat
itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala
yang terjadi kepada tuan mereka. 32 Raja itu menyuruh memanggil orang
itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah
kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33 Bukankah engkau
pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo,
sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan
berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak
mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.
• Setelah membaca Firman Tuhan tersebut, tanyakan terlebih dahulu hal-hal
yang belum dapat kamu pahami.
• cobalah untuk merenungkannya.
Masuklah dalam kelompok untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini.
a. Bagaimana pendapat Petrus tentang memberi pengampunan?
b. Bagaimana pendapat Yesus tentang memberi pengampunan?
c. Berdasarkan pendapat Yesus, sikap apa saja yang kita perlukan agar dapat
melakukan pengampunan seperti yang diajarkan Yesus?

d. Menurutmu, apa saja tahap-tahap bagi seseorang untuk memberikan
pengampunan?
Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok dapat mempresentasikan hasilnya,
dan kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau komentar.
Untuk lebih memahami makna pengampunan, sekarang , baca dan renungkan
isi cerita berikut ini.

Pengampunan Tuhan
Pada suatu hari seorang misionaris di satu Kepulauan Pasifik terkejut melihat
seorang perempuan memasuki gubuknya sambil membawa sejumlah pasir
yang masih basah dengan air laut.
“Tahukan Anda apa ini?” tanyanya. “Sepertinya pasir”, jawab misionaris itu.
“Tahukah Anda mengapa saya membawa pasir ini ke sini?” tanyanya.
“Inilah dosa-dosa saya”, jelas wanita itu, “dosa-dosa saya tidak terhitung
banyaknya seperti pasir di laut. Bagaimana saya dapat mendapatkan
pengampunan bagi semua dosa saya ini?’
“Kamu mengambil pasir itu dari pantai, bukan?” kata misionaris itu.
“Sekarang, kembalikanlah ke sana dan buatlah gundukan pasir. Lalu, duduk dan
lihatlah bagaimana ombak datang dan mengikis habis gundukan itu perlahanlahan
tapi pasti. Itulah cara bekerjanya pengampunan Tuhan. Belas kasih-Nya
seluas lautan. Menyesallah sungguh-sungguh, maka Tuhan akan mengampuni
engkau”.
(Kumpulan Cerita Romo Yos Lalu. Pr, Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI)
Untuk Dipahami
• Dalam kehidupan kita, sering kita lihat bahwa tidak semua orang bila melakukan
kesalahan cepat-cepat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Demikian
pula tidak semua orang yang mau dengan senang hati untuk memaafkan
atau memberi pengampunan kepada orang yang bersalah dan berusaha
meminta maaf atau mohon pengampunan padanya, apalagi jika dirasa bahwa
kesalahannya sungguh terlalu berat dan menyakitkan hati.
• Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang sulit untuk memaafkan
atau juga orang sulit untuk meminta maaf atas kesalahannya, yaitu antara lain:
(a) karena keinginan untuk mempertahankan “harga diri” atau wibawa, (b)
karena gengsi, dan (c) karena sikap egois dan mau menang sendiri.

 

• Ketidakmampuan memaafkan atau mengampuni dapat mengakibatkan:
(a) menumbuhkan rasa dendam, yang sesungguhnya dapat merugikan diri
sendiri, (b) orang yang bersalah pada akhirnya menanggung rasa bersalah
secara berkepanjangan, dan (c) tumbuhnya permusuhan dan kebencian.
• Meminta maaf atau memberi pengampunan, sesungguhnya dapat
menguntungkan, baik bagi yang bersalah maupun bagi orang yang telah
dirugikan.
• Dengan mau mengampuni, ataupun mau meminta maaf, akan dapat
menjadikan hati kita tenang, tenteram, damai, jauh dari segala permusuhan
dan dendam, bahkan dengan memaafkan atau meminta maaf, hubungan kita
dengan sesama dan dengan Tuhan akan tetap terjalin dengan harmonis dan
menyenangkan.
• Yesus berfirman: “Bukan!, Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Pengampunan itu tanpa batas,
tanpa perhitungan. Karena pengampunan kepada sesama tidak mungkin
dipisahkan dari pengampunan Allah.
• Yesus melakukan pengampunan kepada perempuan yang kedapatan berzinah.
Kepada perempuan yang berdosa ini, Yesus tidak mengadili, tetapi memberi
kesempatan kepada perempuan tersebut untuk berubah dan tidak melakukan
dosa lagi. Yesus memberi kesempatan kepada pendosa itu untuk bertobat.
• Kesediaan untuk mengampuni merupakan kualitas spiritualitas yang tinggi.
Semakin mampu mengampuni, berarti kita semakin diperkaya oleh kasih
Allah, semakin dimampukan untuk dipakai

3. Refleksi
Hidup damai, tenteram dan penuh dengan kasih akan kita capai, apabila kita
dapat saling mengampuni satu sama lain. Keberaniaan untuk meminta maaf adalah
suatu pertanda keseriusan dalam mewujudkan pertobatan. Pernahkah kamu dengan
berani menyampaikan maaf atas kesalahan? Pernahkan kalian memaafkan teman?
Makna apa yang kalian peroleh dengan memaafkan? Bagaimana perasaanmu ketika
kesalahanmu dimaafkan? Apa yang diajarkan Yesus tentang memberi maaf? Apa
kebiasaan yang akan kalian lakukan sebagai bentuk penghayatan dan perwujudan
atas pelajaran ini?
Setelah mengikuti proses di atas, sekarang saatnya untuk menuliskan hasil refleksi.
Doa
Mari kita mengakhiri kegiatan belajar kita dengan mengungkapkan doa melalui lagu
berikut ini ( Nyanyikan dengan penuh penghayatan).

 

 

D. Yesus Pejuang Kesetaraan
Gender
Perempuan dan laki-laki tentu saja berbeda secara fisik dan psikis. Tetapi
sebagai manusia yang merupakan alah citra Allah, perempuan dan laki-laki
memiliki martabat yang sama. Namun kenyataannya dalam masyarakat
masih banyak ditemui perlakuan-perlakuan diskriminatif yang didasarkan pada
perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Kebanyakan perlakukan diskriminatif
tersebut lebih banyak menjadikan kaum perempuan sebagai korban. Lihat saja,
banyak warga masyarakat yang menolak perempuan jadi pemimpin masyarakat
atau menduduki jabatan tertentu, atau banyak kasus lainnya. Oleh karena itu
sampai saat ini masalah kesetaraan atau kesederajatan masih memerlukan
perjuangan, perempuan maupun laki-laki.
Yesus pun melakukan perjuangan yang cukup keras dalam menegakkan
kesetaraan gender. Pada masa hidupnya, kaum wanita dipandang sebagai
kelompok warga masyarakat yang kurang diperhitungkan, maka direndahkan,
tidak diperhitungkan, dianggap pendosa dan sebagainya.
Bagaimana persisnya perjuangan Yesus dalam menegakkan kesetaraan
Gender, dan apa yang dapat kamu lakukan dalam ikut serta memperjuangkan
kesetaraan gender. Jawabannya dapat kamu temukan dalam pelajaran ini.

 

Doa
Allah Bapa kami yang penuh kasih,
Engkau senantiasa memberikan berkat kepada kami tanpa kecuali.
Berikanlah kami rahmat-Mu pada hari ini, agar kami mampu memahami firman-Mu dalam
Yesus Kristus Putera-Mu. Ajarlah kami untuk membuka diri, membuka hati dan pikiran kami,
agar keteladanan yang Yesus berikan kepada kami,
dapat kami laksanakan dalam kehidupan kami sehari-hari.
Terlebih dalam usaha-Nya untuk memperjuangkan kesetaraan,
bagi seluruh umat manusia baik laki-laki maupun perempuan.
Engkau kami puji ya Bapa, kini dan sepanjang masa.
Amin
1. Praktik Kesetaraan Gender dalam Masyarakat
Masalah perjuangan kesetaraan gender jarang mendapat perhatian dalam
kehidupan masyarakat kita. Tentu saja hal itu tidak sehat bila dibiarkan terus.
Kita beruntung mempunyai contoh keluarga yang sudah meperjuangkan dan
mempraktekkannya, sebagaimana nampak dalam kisah berikut:
Baca dan pahami artikel berikut ini!
Mendidik Keluarga tanpa Perbedaan Gender
Seorang ibu rumah tangga menyampaikan pengalamannya dalam
membimbing anak-anak mereka di tengah keluarga. Namanya Ibu Enny. Ibu
Enny berpandangan bahwa seorang perempuan harus memiliki sifat mandiri,
apalagi untuk zaman sekarang, di mana emansipasi wanita didengungkan di
tengah-tengah masyarakat. Kaum pria zaman sekarang juga tidak menyukai
perempuan yang sifatnya penuh ketergantungan. Dalam mendidik anakanaknya,
ibu Enny berjuang dengan berusaha senantiasa memberikan
pandangan yang positif akan perempuan.
Memang disadari bahwa perempuan tidak akan terbebas dari tugasnya
untuk mengurus rumah tangga, seperti memasak, menyiapkan keperluan
anak-anak, membersihkan rumah dan lain sebagainya. Namun demikian,
ibu Enny menanamkan kepada anak-anak perempuannya bahwa tugas
sebagai wanita dalam mengurus rumah tangga bukan berarti akan menjadi
penghalang bagi seorang perempuan untuk berkarier.

 

Oleh karenanya, setiap hari, ibu Enny berusaha menanamkan kepada anakanaknya
suatu kebiasaan untuk menghargai atau memperlakukan seseorang
bukan berdasar jenis kelamin. Kepada anak yang perempuan ditanamkan
sikap mandiri dan tidak bergantung kepada saudara yang laki-laki. Kepada
anak yang laki-laki ditanamkan pula sikap untuk tidak memandang bahwa
tugas perempuan hanya di rumah.
Setelah kalian membaca bacaan tadi, cobalah untuk bersama temanmu
membuat pertanyaan untuk semakin mendalami makna kesetaraan.
Masuklah dalam kelompok dan bahaslah pertanyaan-pertanyaan tersebut
dalam kelompokmu.
Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok dapat mempresentasikan hasilnya,
dan kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau komentar.
2. Yesus Memperjuangkan Kesetaraan Gender
Baca teks Kitab Suci berikut ini secara perlahan-lahan sambil membayangkan
seolah-olah kamu ada dalam peristiwa itu dan menjadi salah satu tokoh dalam
peristiwa itu!
Yohanes 8:2-11
2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-
Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat
zinah. 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata
kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat
zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal
itu?” 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka
memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu
menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya
kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa
di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu.” 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.

 

9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang
demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri
dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri
dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah
seorang yang menghukum engkau?” 11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata
Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa
lagi mulai dari sekarang. Yesus adalah terang dunia.
Setelah selesai membacakan Kitab Suci. Jawab beberapa pertanyaan berikut ini.
1. Identifikasikan tokoh-tokoh yang ada dalam satu bacaan tersebut.
2. Pilih salah satu tokoh.
3. Bayangkan kamu yang menjadi tokoh tersebut dan kamu hadir dalam
peristiwa tersebut!
4. Ungkapkanlah bagaimana perasaanmu.
Untuk Dipahami
• Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan baik kegiatan politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan
nasional (hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan
tersebut. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dalam kesetaraan
gender terdapat adanya persamaan hak antara kaum perempuan dengan
kaum laki-laki, di mana persamaan itu mempunyai arti yang menguntungkan
bagi kedua belah pihak.
• Hal-hal yang dapat menjadi penghambat terjadinya kesetaraan gender
misalnya: (a) pola pikir tradisional yang masih melekat, yaitu bahwa perempuan
tugasnya mengurus rumah, (b) Masih rendahnya kualitas hidup perempuan,
sehingga ada kecenderungan untuk dinomorduakan, dan (c) belum meratanya
pemahaman konsep kesetaraan gender pada lapisan masyarakat. Dalam
peristiwa perempuan yang kedapatan berzinah, disini terdapat ketidakadilan
gender, yaitu bahwa perempuan itu yang harus dihukum, sementara lakilakinya
tidak mendapat perlakuan yang sama. Perempuan itu yang disalahkan,
sementara laki-lakinya tidak. Padahal terjadinya perzinahan itu dilakukan oleh
laki-laki dan perempuan yang sama-sama bersalah.
• Yesus sangat peduli dengan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, maka
Dia berbuat sesuai untuk mewujudkan kesetaraan itu. Yesus tidak ikut-ikutan
menvonis dan menghukum perempuan itu, tetapi Ia memberikan kesempatan
kepada perempuan itu untuk bertobat, untuk memperbaiki kesalahan yang
telah ia lakukan.

• Kita sebagai pengikut Kristus hendaknya meneladani sikap Yesus ini, yang tidak
serta merta memvonis ataupun mengadili atas kesalahan orang lain, tetapi
berusaha untuk bertindak bijak, dengan memberikan kesempatan kepada
siapapun yang melakukan kesalahan untuk bertobat dan memperbaiki diri.

 

Doa
Mari kita mengakhiri kegiatan belajar kita dengan mengungkapkan doa bersama-sama!
Bapa yang Mahabaik,
kembali kami menghaturkan puji syukur dan terima kasih kepada-Mu.
Engkau telah menyertai kami dalam kegiatan belajar kami,
Engkau telah menyadarkan kami akan usaha Yesus dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
Ajarlah kami untuk dapat meneladan sikap Yesus,
Ajarlah kami untuk dapat mengusahakan kesetaraan diantara kami,
Ajarlah kami untuk senantiasa menghargai sesama kami sebagai pribadi yang utuh,
Ajarlah kami untuk tidak lekas memvonis kesalahan sesama kami,
Ajarlah kami untuk tidak mudah menghakimi sesama kami,
Ajarlah kami untuk berani mengusahakan kesetaraan gender seperti yang telah diteladankan
Yesus kepada kami.
Engkau kami puji ya Bapa, kini dan sepanjang masa.
Amin


E. Yesus Peduli terhadap
Penderitaan Manusia
Di dalam kehidupan sehari-hari, ternyata untuk berbuat baik tidak selalu
mudah, sering ada hambatan, entah dari diri sendiri, maupun dari orang lain.
Akibatnya, hal ini membuat orang menjadi bersikap tidak peduli/acuh tak acuh
terhadap sekitarnya karena tidak ingin direpotkan dengan berbagai hal termasuk
tidak peduli pada sesamanya yang menderita. Akhirnya banyak keprihatinan
dalam masayarakat disebabkan oleh sikap tidak peduli warga masyarakat
terhadap sesama dan lingkungannya. Sikap kurang peduli lebih banyak
disebabkan oleh sikap egois, yakni ketika seseorang tidak lagi memikirkan nasib
sesamanya dan lebih memikirkan dan mementingkan diri sendiri. Sikap peduli
terhadap sesama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya tanpa membiasakan
diri. Kebiasaan itu perlu dipupuk sejak dalam keluarga, sekolah, dan akhirnya
dalam masyarakat.
Pada pelajaran kali ini, kita akan belajar untuk menemukan manfaat sikap
peduli terhadap sesama, terlebih yang menderita sehingga tercipta masyarakat
yang diinginkan bersama sekaligus mendorong kita untuk mengembangkan
sikap peduli terhadap sesama, terutama yang menderita, dalam kehidupan
sehari-hari.
Doa
Ya Yesus yang baik,
Kami bersyukur kepada-Mu, atas segala kebaikan-Mu.
Hadirlah ditengah-tengah kami, hari ini,
agar kami mampu untuk menangkap dan memahami kehendak-Mu,
agar kami dapat meneladan sikap baik-Mu terhadap sesama.
Bukalah hati dan pikiran kami ya Yesus,
sehingga kami dapat memahami kehendak-Mu.
Terpujilah Engkau ya Yesus yang baik,
Kini dan sepanjang segala masa.
Amin.

1. Pengalaman Kepedulian terhadap Sesama
• Coba kalian mengingat kembali satu pengalaman di mana kalian pernah
peduli dan menolong sesama atau saudara yang mengalami kesusahan atau
penderitaan, dan tuliskan secara singkat dalam buku catatanmu!
• Setelah itu bagi pengalamanmu kepada teman-teman dalam kelompok secara
bergantian.
• Setelah selesai, diskusikan dalam kelompok tentang ciri-ciri orang yang peduli
dan tidak peduli, dengan mengisi seperti tabel berikut ini dalam buku catatanmu!

 

2. Belajar dari Yesus yang Peduli
Pada dasarnya seluruh isi Kitab Suci menceritakan tindakan Allah yang peduli
terhadap nasib manusia dan berusaha melakukan berbagai upaya agar manusia
dapat hidup bahagia. Secara khusus, Perjanjian Baru banyak menampilkan sikap
dan tindakan Yesus yang peduli terhadap sesamanya.
Lakukan studi pustaka untuk mencari dan menemukan perikop yang
menceritakan peristiwa dibawah ini:
a. Yesus menyembuhkan orang lumpuh.
b. Yesus menyembuhkan orang buta.
c. Yesus menghidupkan Lazarus.
d. Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan.
Berdasarkan perikop yang sudah ditemukan itu, jawab pertanyaan berikut ini!
a. Mengapa Yesus mau peduli pada mereka yang menderita?
b. Apa pesan yang kamu petik dari kisah Yesus yang peduli pada orang yang
menderita itu?
c. Peristiwa apalagi yang dilakukan Yesus yang menunjukkan sikap-Nya yang
peduli pada penderitaan sesama?
d. Apa yang dapat kita lakukan untuk meneladan sikap Yesus dalam kehidupan di
tengah masyarakat kita?
Untuk Dipahami
• Ada cukup banyak orang saat ini bersikap kurang peduli terhadap mereka
kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan cacat. Sikap egoisme begitu kuat.
Terdapat kecenderungan seseorang tidak lagi memikirkan sesamanya. Mereka
lebih memikirkan dan mementingkan diri sendiri.
• Orang yang memiliki sifat peduli pada sesama biasanya memiliki ciri-ciri; peka
terhadap keadaan sesama disekitarnya, mudah dan ringan tangan untuk
membantu sesama yang menderita, tidak mudah egois dalam banyak hal,
mudah tergerak hatinya untuk menolong orang lain yang membutuhkan
bantuan, tidak malu ataupun canggung untuk menolong dan membantu
sesama yang menderita.
• Sebagai murid Kristus, kita semua juga diundang untuk terus belajar taat kepada
kehendak Bapa dan misteri kehendak-Nya. Ini dapat kita lakukan dengan taat
kepada suara hati yang benar, mempertajam daya pikir yang baik. Dengan
sikap yang senantiasa peduli pada suara hati, maka Tuhan yang bersuara
melalui hati kita akan mudah untuk kita dengar, terlebih kehendak-Nya yang
senantiasa mengajak kita untuk peduli pada penderitaan sesama kita.

 

• Keteladanan Yesus ini sungguh menuntun kita, supaya kita pun bersikap
seperti Yesus, berani berkorban dan peduli pada penderitaan sesama demi
kesehjahteraan banyak orang dan terus belajar setia atau taat kepada suara
hati. Kita yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu membantu kita.
3. Refleksi
Sikap peduli adalah merupakan tuntutan dari seorang pengikut Kristus. Dalam
firman-Nya, Yesus menyampaikan “Apa yang kamu lakukan terhadap saudaraKu
yang paling hina ini, itu kau lakukan kepada-Ku” Sungguh! Yesus menghendaki
agar kita peduli pada penderitaan sesama kita. Siapa sajakah yang menurutmu
orang yang menderita? Bagaimana sikap Yesus terhadap orang yang menderita?
Apa yang kalian dapat dari keteladanan Yesus itu? Kebiasaan seperti apa yang akan
kalian lakukan sebagai bentuk penghayatan dan perwujudan atas kepedulian kita
pada sesama yang menderita?
Setelah mengikuti proses di atas, sekarang saatnya untuk menuliskan hasil refleksi
tersebut dalam buku catatanmu!
Doa
Marilah kita mengakhiri kegiatan belajar kita dengan mengungkapkan doa dengan
bersama-sama menyanyikan lagu berikut ini!
Allah Peduli
Banyak perkara
Yang tak dapat ku mengerti
Mengapakah harus terjadi
Di dalam kehidupan ini
Satu perkara Yang kusimpan dalam hati
Tiada satu pun ‘kan terjadi
Tanpa Allah peduli
Allah mengerti
Allah peduli
Segala persoalan yang kita hadapi
Tak akan pernah dibiarkan-Nya
Ku bergumul sendiri
S’bab Allah mengerti

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *