Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9786 | 25 Dec 2024
Klinis : disgnosa keperawatan apa yang cocok untuk pasien 40 tahun masuk rumah sakit dengan riwayat kecelakaan lalu lintas dengan diagnosa medis cedera otak berat kemudian dirawat masuk ruang ICU menggunakan alat bantu napas ventilator ETT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Cedera Otak Berat
- Penjelasan: Pasien mengalami cedera otak berat akibat kecelakaan lalu lintas, yang dapat menyebabkan gangguan pada pengaturan pusat pernapasan di otak. Hal ini membutuhkan dukungan ventilasi mekanis menggunakan alat bantu napas ventilator.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Penurunan Refleks Batuk dan Ketidakmampuan Mengeluarkan Sekret
- Penjelasan: Cedera otak berat dapat menyebabkan penurunan refleks batuk dan ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret secara efektif, sehingga membutuhkan intervensi keperawatan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
3. Risiko Perfusi Jaringan Otak Tidak Efektif Berhubungan dengan Cedera Otak Berat
- Penjelasan: Cedera otak berat dapat menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan otak, sehingga membutuhkan pemantauan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mempertahankan perfusi otak yang adekuat.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan pedoman yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan kerangka acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Standar-standar ini membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 9787 | 25 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluhkan nyeri diekstremitas bawah, dan terlihat bengkak. pasien berumur 84 tahun, mengalami gangguan pendengaran, dan tidak seimbang ketika berjalan atau berdiri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R60.0
- Deskripsi: Edema, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 719.46
- Deskripsi: Nyeri di ekstremitas bawah
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien yang mengeluhkan nyeri dan bengkak di ekstremitas bawah, serta mempunyai riwayat gangguan pendengaran dan tidak seimbang saat berjalan atau berdiri, kode ICD-10 yang sesuai adalah R60.0 untuk edema, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ICD-9-CM 719.46 juga dapat digunakan untuk menandakan nyeri di ekstremitas bawah.
Edema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh akumulasi cairan di jaringan tubuh. Dalam kasus ini, edema yang terjadi di ekstremitas bawah mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti usia lanjut, gangguan keseimbangan, atau kondisi medis lainnya. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.
Selain itu, gangguan pendengaran dan ketidakseimbangan saat berjalan atau berdiri dapat menjadi gejala penyerta yang perlu dipertimbangkan dalam penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pasien. -
Article No. 9788 | 25 Dec 2024
Klinis : gangguan perfusi serebral nomor diagnosa berapa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan perfusi serebral.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Serebral (Kode Diagnosa: 00033)
Definisi:
Penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan bahan nutrisi ke jaringan otak.
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan status mental (misalnya, penurunan tingkat kesadaran, disorientasi, agitasi)
2. Perubahan pola nafas (misalnya, Cheyne-Stokes, bradipnea, takipnea)
3. Perubahan tanda-tanda vital (misalnya, hipotensi, hipertermia)
4. Perubahan neurologis (misalnya, penurunan refleks, paralisis, paresis)
5. Penurunan sensasi dan fungsi motorik
Faktor Terkait:
1. Penyakit serebrovaskular (misalnya, stroke iskemik, perdarahan intrakranial)
2. Trauma (misalnya, cedera kepala)
3. Shock (misalnya, hipovolemik, kardiogenik, septik)
4. Obstruksi aliran darah (misalnya, emboli, trombus)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan yang akurat. Dalam SDKI, gangguan perfusi serebral termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat dengan kelas Perfusi Jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang dikembangkan untuk mendefinisikan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk gangguan perfusi serebral, luaran yang diharapkan antara lain: Perfusi Jaringan: Serebral, Status Neurosensori, dan Status Kardiovaskular.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang dikembangkan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan perfusi serebral antara lain: Manajemen Perfusi Serebral, Manajemen Sirkulasi, dan Manajemen Nyeri.
Dengan adanya standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk menangani kondisi gangguan perfusi serebral. -
Article No. 9789 | 25 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluhkan nyeri diekstremitas bawah dan punya riwayat asam urat, dan terlihat bengkak. pasien berumur 84 tahun, mengalami gangguan pendengaran, dan tidak seimbang ketika berjalan atau berdiri, pasien pernah mengalami cedera kecil di kaki.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (IASP, 1994).
- Faktor yang Berhubungan: Cedera fisik (asam urat, cedera kecil di kaki), proses penyakit (asam urat), dan usia lanjut (84 tahun).
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dan terkoordinasi di satu atau lebih ekstremitas.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan sensorik (gangguan pendengaran), penurunan keseimbangan, dan riwayat cedera.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Tujuan: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri dari skala 8 menjadi skala 3 atau kurang dalam waktu 3 hari.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan tingkat nyeri yang dapat ditoleransi.
- Pasien mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien mempertahankan fungsi dan pergerakan yang optimal.
2. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Tujuan: Pasien akan meningkatkan kemampuan mobilitas fisik dari ketergantungan menjadi mandiri dalam waktu 7 hari.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat berdiri dan berjalan dengan stabil.
- Pasien melaporkan peningkatan keseimbangan dan koordinasi.
- Pasien mendemonstrasikan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti terapi panas/dingin, relaksasi, dan distraksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola penyebab nyeri.
- Peningkatan Kenyamanan Fisik
- Posisikan pasien dengan nyaman untuk mengurangi tekanan dan regangan pada ekstremitas yang sakit.
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup.
- Lakukan perawatan kulit dan perawatan luka, jika perlu.
2. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Peningkatan Mobilitas
- Kaji kemampuan mobilitas pasien dan identifikasi faktor yang memengaruhi.
- Berikan alat bantu jalan, seperti walker atau tongkat, sesuai kebutuhan.
- Lakukan latihan fisik dan latihan keseimbangan secara bertahap dengan bantuan petugas kesehatan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mobilisasi dan pencegahan komplikasi.
- Manajemen Lingkungan
- Identifikasi dan modifikasi lingkungan untuk mendukung mobilitas yang aman, seperti menghilangkan karpet yang licin, menyediakan pegangan di kamar mandi, dan menjaga pencahayaan yang memadai.
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk memfasilitasi penggunaan alat bantu yang sesuai.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Tone yang digunakan adalah akademis, dan persona yang diambil adalah pakar dan perawat. -
Article No. 9790 | 25 Dec 2024
Klinis : diagnosa gangguan perfusi serebral lengkap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan perfusi serebral lengkap.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Serebral Lengkap
Definisi:
Penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke otak yang bersifat total dan menetap.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perfusi Serebral Lengkap didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke otak secara total dan menetap, yang ditandai dengan perubahan tingkat kesadaran, disfungsi saraf pusat, dan gangguan fungsi motorik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Perfusi Serebral Lengkap adalah tercapainya peningkatan aliran darah serebral, stabilitas tanda-tanda vital, pemulihan fungsi saraf pusat dan fungsi motorik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigenasi, manajemen perfusi serebral, dan rehabilitasi fungsi saraf pusat dan fungsi motorik.
Sebagai seorang perawat, saya berkomitmen untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dalam menangani kondisi Gangguan Perfusi Serebral Lengkap. Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memastikan tercapainya luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 9791 | 25 Dec 2024
Klinis : diagnosa gangguan perfusi serebral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Serebral
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah penjelasan singkat mengenai kondisi gangguan perfusi serebral:
Definisi:
Gangguan perfusi serebral adalah kondisi di mana terdapat penurunan aliran darah ke otak, sehingga mengakibatkan penurunan oksigenasi dan pasokan nutrisi ke jaringan otak.
Penyebab:
- Penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, aterosklerosis, atau gangguan jantung lainnya
- Cedera kepala atau trauma
- Komplikasi dari penyakit lain, seperti diabetes, gagal ginjal, atau penyakit paru
- Emboli atau trombus yang menyumbat aliran darah ke otak
Tanda dan Gejala:
- Perubahan status mental (kebingungan, delirium, penurunan tingkat kesadaran)
- Gangguan motorik (paralisis, kelemahan, gangguan koordinasi)
- Gangguan sensorik (aphasia, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran)
- Sakit kepala, pusing, atau mual
Diagnosa Keperawatan:
- Gangguan perfusi serebral
- Kecemasan
- Risiko cedera
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status neurologis
- Manajemen oksigen
- Manajemen nyeri
- Terapi aktivitas
- Edukasi pasien dan keluarga
Luaran Keperawatan (SLKI):
- Perfusi serebral membaik
- Kecemasan terkendali
- Tidak terjadi cedera
Peran perawat sangat penting dalam mengelola pasien dengan gangguan perfusi serebral, mulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 9792 | 25 Dec 2024
Klinis : diagnosa gangguan perfusi serebral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Serebral
Definisi:
Gangguan Perfusi Serebral adalah ketidakefektifan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
Faktor Risiko:
1. Penyakit kardiovaskular (hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung)
2. Gangguan koagulasi
3. Cedera kepala
4. Stres
5. Diabetes mellitus
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan status mental (kebingungan, letargi, penurunan tingkat kesadaran)
2. Nyeri kepala
3. Gangguan motorik (kelemahan, paralisis, gangguan koordinasi)
4. Gangguan sensorik (penurunan penglihatan, pendengaran, atau sensasi)
5. Perubahan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Serebral Membaik
2. Fungsi Neurologis Membaik
3. Tingkat Kesadaran Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Aktivitas
4. Manajemen Nutrisi
5. Manajemen Medikasi
Perawatan yang komprehensif dan kolaboratif diperlukan untuk mengatasi gangguan perfusi serebral, dengan tujuan memulihkan aliran darah dan suplai oksigen ke otak, serta meminimalkan komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 9793 | 25 Dec 2024
Klinis : luaran diagnosa gangguan perfusi serebral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Serebral
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan perfusi serebral didefinisikan sebagai penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit serebrovaskular, trauma, atau kondisi lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan perfusi serebral meliputi:
1. Pasien menunjukkan peningkatan status neurologis
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
3. Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan perfusi serebral antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala
2. Manajemen cairan dan elektrolit untuk menjaga homeostasis
3. Terapi oksigen jika diperlukan
4. Manajemen rasa nyeri dan kecemasan
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang faktor risiko dan tanda-tanda komplikasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mengintegrasikan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan gangguan perfusi serebral. -
Article No. 9794 | 25 Dec 2024
Klinis : diagnosa gangguan perfusi serebral lengkap beserta luaran dan intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta luaran dan intervensi untuk kondisi gangguan perfusi serebral, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Serebral
Definisi:
Gangguan Perfusi Serebral adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
Faktor Terkait:
1. Penyakit kardiovaskular
2. Hipertensi
3. Diabetes Mellitus
4. Penyakit serebrovaskular
5. Cedera kepala
Batasan Karakteristik:
1. Perubahan status mental
2. Perubahan fungsi motorik
3. Perubahan sensasi
4. Perubahan tanda-tanda vital
5. Perubahan profil laboratorium
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan kemampuan untuk mempertahankan pengiriman oksigen dan nutrisi yang adekuat ke otak.
- Kode: 00025
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan:
1. Perfusi Serebral Membaik
2. Fungsi Neurologis Membaik
3. Tekanan Intrakranial Menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Oksigen
3. Manajemen Nutrisi
4. Manajemen Cairan
5. Pencegahan Komplikasi
6. Terapi Farmakologis
Penjelasan Singkat:
Gangguan perfusi serebral adalah kondisi di mana terjadi penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, dan cedera kepala. Hal ini dapat menyebabkan perubahan status mental, fungsi motorik, sensasi, tanda-tanda vital, dan profil laboratorium. Diagnosa keperawatan ini bertujuan untuk mempertahankan pengiriman oksigen dan nutrisi yang adekuat ke otak, yang dapat dicapai melalui pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigen, nutrisi, dan cairan, serta pencegahan komplikasi dan terapi farmakologis. -
Article No. 9795 | 25 Dec 2024
Klinis : luaran gangguan pola napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Napas didefinisikan sebagai perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengakibatkan ketidakefektifan pertukaran gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Pola Napas adalah Pola Napas Efektif, yang ditandai dengan frekuensi, kedalaman, dan irama napas yang dalam kisaran normal, serta adanya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Pola Napas antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Ventilasi
4. Manajemen Energi
5. Edukasi Kesehatan
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi pernapasan, memenuhi kebutuhan oksigen, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.