Diagnosa Otomatis AI Advance Fitur


Bantu kelangsungan free website ini, Donasi dengan KLIK IKLAN yang Muncul dibawah ini...
INTERAKSI OBAT OtomatisAI | JoinGrup Telegram | Download Gretha AI ChromeExtension - Free Integrasi dengan SIMRS LOKAL
(Mohon untuk tidak menuliskan identitas pasien, dokter, atau pemberian asuhan!)
Contoh: Klinis 1 | Klinis 2 | Klinis 3
           
Loading...
Diagnosa Otomatis AI:

Menunggu hasil...


Menu Utama Kumpulan Artikel

Data Diagnosa

Tanggal - Diagnosa

20092 | 2025-07-26 | 08:09:24

SDKI | hipovolemia

DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Hipovolemia

Kode dan Definisi SDKI, SLKI, SIKI yang sesuai:

1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Kode: 00027
Definisi: Penurunan volume cairan intravaskuler yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara volume cairan yang masuk dan keluar tubuh.

2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: LS013
Definisi: Pemulihan status volume cairan tubuh.

3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: IP045
Definisi: Serangkaian kegiatan untuk mempertahankan atau meningkatkan volume cairan intravaskuler.

Penjelasan singkat:

Hipovolemia adalah kondisi penurunan volume cairan intravaskuler yang dapat disebabkan oleh kehilangan cairan secara berlebihan, seperti perdarahan, diare, atau dehidrasi. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan perfusi jaringan dan perubahan hemodinamik. Tujuan utama dalam penanganan hipovolemia adalah memulihkan status volume cairan tubuh, sehingga dapat menjamin perfusi jaringan yang adekuat.

Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan intravena, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi medis. Selain itu, perawat juga perlu melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait manajemen cairan.


20091 | 2025-07-26 | 08:08:41

SDKI | diare

DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi diare, sesuai dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.

Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare adalah:

1. Diare (Diarrhea) (10001)
Definisi: Pengeluaran feses dengan konsistensi cair atau lembek yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.

SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipovolemia (10003)
Definisi: Penurunan volume cairan intravaskuler.

SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan (10001)
Definisi: Keadaan di mana volume dan komposisi cairan tubuh terpelihara.

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Diare (10001)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare.
2. Manajemen Hipovolemia (10003)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi penurunan volume cairan intravaskuler.

Penjelasan singkat:
Diare adalah kondisi pengeluaran feses dengan konsistensi cair atau lembek yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Kondisi ini dapat menyebabkan hipovolemia, yaitu penurunan volume cairan intravaskuler. Tujuan utama dalam penanganan diare adalah menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen diare dan manajemen hipovolemia.


20090 | 2025-07-26 | 08:07:20

SDKI (+) | diare

DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi diare:

Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare adalah "Diare" (00013). Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang tidak normal dan tidak terkontrol, dengan peningkatan frekuensi, volume, dan kelembapan. Karakteristik definisi ini mencakup perubahan pola defekasi yang tidak normal, ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air besar, dan peningkatan volume dan konsistensi feses. Faktor risiko yang dapat menyebabkan diare antara lain infeksi, malabsorpsi, perubahan diet, dan stres.

Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan pola buang air besar normal (0501): Klien akan menunjukkan pola buang air besar kembali normal sesuai dengan kebiasaan sebelum sakit, dengan frekuensi, volume, dan konsistensi feses yang sesuai.
2. Kontrol eliminasi (0501): Klien akan mampu mengontrol dan mengatur pola buang air besar secara mandiri.
3. Manajemen diare (1608): Klien akan mampu mengelola gejala diare dengan efektif, termasuk mengetahui penyebab, mencegah komplikasi, dan menerapkan tindakan yang tepat.

Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen diare (4196):
a. Identifikasi penyebab diare, seperti infeksi, malabsorpsi, perubahan diet, atau stres.
b. Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta berat badan.
c. Terapkan intervensi farmakologis yang direkomendasikan, seperti pemberian obat antidiare atau antibiotik.
d. Anjurkan asupan cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi.
e. Berikan makanan yang mudah dicerna dan kaya akan elektrolit.
f. Ajarkan klien dan keluarga tentang manajemen diare, termasuk tanda-tanda komplikasi dan kapan harus mencari bantuan medis.

2. Peningkatan kontrol eliminasi (0450):
a. Bantu klien untuk mengenali dan mengidentifikasi pola buang air besar normal.
b. Ajarkan teknik untuk meningkatkan kontrol buang air besar, seperti latihan otot panggul.
c. Berikan umpan balik positif dan dukungan saat klien menunjukkan kemajuan.
d. Kolaborasi dengan ahli lain, seperti ahli gizi, jika diperlukan untuk mengatasi masalah eliminasi.

3. Manajemen cairan (4120):
a. Pantau intake dan output cairan secara cermat.
b. Berikan cairan yang cukup untuk mengganti kehilangan cairan akibat diare.
c. Pilih jenis cairan yang sesuai, seperti oralit atau larutan elektrolit.
d. Pantau tanda-tanda dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
e. Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat.

Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan pola buang air besar normal, kontrol eliminasi yang baik, dan kemampuan mengelola diare secara efektif.


20089 | 2025-07-26 | 04:48:59

SDKI | anggota badan sebelah kanan lemah

DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi anggota badan sebelah kanan lemah. Berikut adalah informasinya:

Diagnosa Keperawatan:
1. Hambatan Mobilitas Fisik (Kode: 00085)
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan.

SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hambatan Mobilitas Fisik (Kode: 10001)
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan.

SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas (Kode: 00085)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Mobilitas Fisik (Kode: 01821)
Definisi: Memfasilitasi kemampuan klien untuk bergerak secara bebas dan mandiri di lingkungan.

Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Hambatan Mobilitas Fisik" menggambarkan kondisi di mana klien mengalami keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelemahan anggota badan, penurunan kekuatan otot, atau gangguan neuromuskular.

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memiliki kode yang sama, yaitu "10001" untuk diagnosis ini. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menggunakan kode "00085" untuk luaran "Mobilitas", yang mencakup kemampuan klien untuk bergerak secara bebas dan mandiri. Sedangkan dalam SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang sesuai adalah "Peningkatan Mobilitas Fisik" dengan kode "01821", yang bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan klien dalam bergerak secara bebas dan mandiri.

Perawat dapat menggunakan informasi ini sebagai panduan dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik pada klien.


20088 | 2025-07-26 | 02:21:25

SDKI (+) | Pada tanggal 24 juli 2025, Pasien datang dan di lakukan operasi laparatomi. Pada saat di lakukan pengkajian tanggal 25 juli 2025 pukul 14.15 pasien mengeluh nyeri, pasien mengatakan nyeri disertai pusing, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk dengan skala 5, nyeri dirasakan di bagian perut, semakin terasa ketika di gerakkan.

DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:

1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Mayor: Pasien mengeluh nyeri, menunjukkan ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, melaporkan skala nyeri.
Karakteristik Minor: Gelisah, sulit tidur, menghindari aktivitas.

Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):

1. Tingkat Nyeri Terkontrol
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Pasien dapat tidur dengan nyaman
- Pasien dapat beraktivitas tanpa peningkatan nyeri

Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):

1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri)
- Identifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat/dingin
- Monitor efektivitas intervensi dan respon pasien terhadap pengurangan nyeri
- Dokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan

2. Mobilisasi
- Bantu pasien untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap sesuai toleransi
- Ajarkan teknik mobilisasi yang aman dan nyaman bagi pasien
- Monitor tanda-tanda vital dan gejala yang mungkin timbul selama mobilisasi
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien selama proses mobilisasi

Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri di bagian perut setelah menjalani operasi laparatomi. Nyeri yang dirasakan oleh pasien sesuai dengan karakteristik mayor dan minor dari diagnosa ini, yaitu pasien melaporkan nyeri dengan skala 5, disertai pusing, dan rasa seperti ditusuk-tusuk, serta menghindari aktivitas.

Luaran yang diharapkan adalah "Tingkat Nyeri Terkontrol", di mana pasien diharapkan dapat melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dapat tidur dengan nyaman, dan dapat beraktivitas tanpa peningkatan nyeri.

Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Manajemen Nyeri dan Mobilisasi. Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengkaji karakteristik nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik, serta mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis. Mobilisasi bertujuan untuk membantu pasien melakukan mobilisasi dini secara bertahap sesuai toleransi, mengajarkan teknik mobilisasi yang aman dan nyaman, serta memberikan dukungan emosional dan motivasi selama proses mobilisasi.

Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan berdasarkan luaran yang diharapkan, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri yang dirasakan dan mencapai tingkat nyeri yang terkontrol, sehingga dapat melakukan aktivitas dengan baik selama proses pemulihan pasca operasi.


20087 | 2025-07-26 | 02:21:01

SDKI | Pada tanggal 24 juli 2025, Pasien datang dan di lakukan operasi laparatomi. Pada saat di lakukan pengkajian tanggal 25 juli 2025 pukul 14.15 pasien mengeluh nyeri, pasien mengatakan nyeri disertai pusing, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk dengan skala 5, nyeri dirasakan di bagian perut, semakin terasa ketika di gerakkan.

DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.

Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)

SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah sedemikian rupa.

SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pengendalian Nyeri (1605)
Definisi: Tindakan yang memberikan rasa nyaman dengan meminimalkan atau menghilangkan rasa nyeri.

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri, serta meningkatkan toleransi terhadap nyeri.

Dalam kasus ini, pasien mengalami nyeri akut setelah menjalani operasi laparatomi. Berdasarkan pengkajian, pasien mengeluh nyeri di bagian perut yang dirasakan seperti tusukan, dengan skala nyeri 5 dan semakin terasa ketika digerakkan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut (00132). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri dan meningkatkan toleransi pasien terhadap nyeri.

MODEL AI :

AI yang di pakai untuk Halaman ini adalah https://www.anthropic.com/ - Claude 3 Haiku

Claude 3 Haiku unggul dalam tugas berbasis teks dengan akurasi dan efisiensi tinggi. Dirancang untuk keluaran yang cepat dan terfokus serta berkinerja baik dalam lingkungan yang mengutamakan kecepatan.

Claude 3 Sonnet menyeimbangkan kinerja dan kompleksitas, sehingga cocok untuk berbagai aplikasi. Meningkatkan daya ingat dan penalaran, serta mampu memahami dan menghasilkan teks yang lebih kompleks.

Claude 3 Opus menonjol karena hasil mutakhirnya pada evaluasi pembandingan seperti GPQA, MMLU, dan MMMU. Ia dibuat untuk pertanyaan dan tugas kognitif yang lebih menantang, menunjukkan peningkatan dua kali lipat dalam berbagai skenario yang menantang.

Apabila memerlukan Fitur yang lebih canggih maka dapat memesan fitur Model Sonnet, atau yang legih bagus Opus; untuk implementasi di Klinik, atau RS masing-masing hubungi kami di jokoblitar@gmail.com