Diagnosa Otomatis AI Advance Fitur


Bantu kelangsungan free website ini, Donasi dengan KLIK IKLAN yang Muncul dibawah ini...
INTERAKSI OBAT OtomatisAI | JoinGrup Telegram | Download Gretha AI ChromeExtension - Free Integrasi dengan SIMRS LOKAL
(Mohon untuk tidak menuliskan identitas pasien, dokter, atau pemberian asuhan!)
Contoh: Klinis 1 | Klinis 2 | Klinis 3
      Coba: interaksiOBAT by-AI  
Loading...
Diagnosa Otomatis AI:

Menunggu hasil...


Menu Utama Kumpulan Artikel

Data Diagnosa

Tanggal - Diagnosa

22734 | 2025-11-13 | 05:36:34

SDKI |
II. DATA MEDIK
A. Dikirim Oleh : v UGD Dokter praktek
B. Diagnosa Medik :
Saat Masuk : Viral Infection, B-20, TB Paru
Saat pengkajian : Viral Infection, B-20, TB Paru

III. KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT : Klien tampak sakit ringan / sedang / berat / tidak tampak sakit
Alasan : Tak bereaksi / baring lemah / duduk / aktif / gelisah / posisi tubuh / pucat / Cyanosis / sesak napas / penggunaan alat medik IV
Lain – lain : Asering/8jam
B. TANDA – TANDA VITAL :
Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis Somnolens Coma
Apatis Soporocomatous
Kuantitatif:
Skala Coma Glasgow : Respon Motorik : 6. Jumlah 15
Respon Bicara : 5
Respon Membuka mata : 4
Kesimpulan : Composmentis
Flaping Tremor / asterixis Positif Negatif
2. Tekanan darah : 110/70 mm Hg
M A P : 83.3 mm Hg
Kesimpulan : Perfusi aliran darah adekuat ke organ
3. Suhu : 36.30C Oral Forehead Rectal
Nadi : 81 HR : 82
Pernapasan : Frekuensi 17x / menit
Irama : Teratur Kusmaull Cheysnes - Strokes
Jenis : Dada Perut
C. PENGUKURAN
1. Lingkar Lengan Atas : ………………… Cm
2. Tinggi Badan : 166 Cm Berat Badan : 47 Kg
I.M.T ( Indeks Masa Tubuh ) : 17.1 Kg / m2
Kesimpulan : Kurus Ringan

D. GENOGRAM :





PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN – PEMELIHARAAN KESEHATAN
Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami :
Sakit berat, dirawat, kecelakaan, operasi, gangguan kehamilan / persalinan, abortus, transfusi, reaksi alergi :
Kapan Catatan
Klien mengatakan mempunyai ASMA karena tenggelam saat SD namun sudah sembuh. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat jantung, DM, hipertensi, dan penyakit keturunan lainnya di keluarga

Kapan Catatan
……………………………………………......... Klien mengatakan mulai sekait pada tanggal 23 September dengan keluhan mudah lelah saat aktivitas, lemas bahkan saat ngomong, di bawa ke klinik awalnya hanya demam biasa, diberi obat dan pulang, 2 hari kemudian demam lagi gejala mudah lelah dan lemas muncul lagi dicurigai Thypes atau DBD, dibawa ke Rumah sakit Antam, dilakukan cek Widal dan H2TL dengan hasil trombosit 90.000 kemudian dirawat 29-30 September.

Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak merokok, Klien sehari hari bekerja sebagai operator produksi di Yamaha Music, Klien mengatakan sebelum sakit suka nongkrong dengan teman saat libur. Klien mengatakan kalau sakit hanya membeli obat warung dan cek ke klinik.
b. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan setelah dirawat pada tanggal 29-20 September mendapat surat istirahat selama 3 hari. Kemudian tanggal 17-20 Oktober demam lagi klien membeli baybay fever hingga 6, klien mengatakan tidak mengukur suhunya namun klien merasa sangat panas. Klien mengatakan mendapatkan penyakit TB karena debu pada proses pembuatan gitar, dan ventilasi lingkungan yang kurang bersih di sekitar area kost, klien mengatakan mendapatkan HIV dari mantannya yang bulan Juli. Klien mengatakan meriang saat hari Minggu 9 November 2025, batuk, pilek, mual dan tidak muntah.
Data Obyektif
a. Observasi
Kebersihan rambut : Bersih, Minyak (-), rontok (-), kutu (-)
Kulit kepela : nyeri tekan (-), bentuk kepala simetris, lesi (-)
Kebersihan kulit : Bersih tidak ada lesi
Higiene rongga mulut : mukosa bibir lembab, bau mulut (-), peradangan (-)
Kebersihan genetalia : -
Kebersihan anus : -
B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak ada alergi pada makanan atau minuman, sehari hari klien makan 3x sehari Klien mengatakan BB sebelum sakit: 55. Klien mengatakan tidak menjalani diet. Klien mengatakan jarang minum air putih sebelum sakit perkiraan hanya 1 botol aqua 600 ml
b. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan meriang sejak hari Minggu 9 November, ada mual tidak ada muntah, pusing, lemes, lidah terasa pahit, ada penurunan nafsu makan, klien mengatakan makan 2 x sehari, dengan menu buah, dan sayur. Klien mengatakan sejak sakit mulai dibiasakan sering minum air putih perkiraan sekitar 1000 ml/hari. Klien mengatakan sejak sakit suka keringatan dan badan meriang
Data Obyektif
a. Observasi
BB: 47, Tinggi 166, Suhu: 36,7, BU: 20x/menit,

Pemeriksaan Fisik
Keadaan rambut bersih
Hidrasi kulit lembab
Palpebra Simetris Konjungtiva ananemis
Sclera anikterik Hidung simetris
Rongga mulut Bersih Gusi tidak ada peradangan Gigi geligi rapih Gigi palsu (-)
Kemampuan mengunyah keras pasien mampu mengunyah dengan baik Lidah…… Tonsil ……………………………………………...
Pharing ………………………………………………………………………………
Kelenjar getah bening leher ………………………………………………………….
Kelenjar parotis ……......……... Kelenjar tyroid tidak bengkak
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris
Bayangan vena (-)
Benjolan vena (-)
Auskultasi: Peristaltik 20 X / menit
Palpasi : Tanda nyeri umum nyeri tekan (-)
Massa (-)
Hidrasi kulit lembab
Nyeri tekan : R. Epigastrica Titik Mc. Burney
R. Suprapubica R. Illiaca
Hepar ………………………………………………………………………………
Lien ………………………………………………………………………………
Perkusi …………………………………………………………………................
Ascites Negatif
Positif, Lingkar perut ……….. / ……..… / ….…..….. cm
Kelenjar limfe inguinal ……………………………………………………………
Kulit :
Spider naevi Negatif Positif
Uremic frost Negatif Positif
Edema Negatif Positif, Lokasi : ………………………
Icteric Negatif Positif
Tanda – tanda radang (-)
Lesi : (-)

Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Lain – lain :



Terapi :

KAJIAN POLA ELIMINASI
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan kost kostnya kamar mandi luar, biasa BAK kurang lebih 7x/hari, BAB 1x/hari.
b. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan semenjak sakit lebih sering BAK, Klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAB atau BAK
2. Data Obyektif
Observasi :
Klien tampak mampu pergi ke toilet sendiri
Pemeriksaan Fisik
Peristaltik usus : 20 x / menit
Palpasi suprapublika : kandung kemih Penuh Kosong
Nyeri ketuk ginjal :
Kiri : Negatif Positif
Kanan : Negatif Positif
Mulut Urethra : ……………………………………………………………………...
Anus : Peradangan Negatif Positif
Fissura Negatif Positif
Hemoroid Negatif Positif
Prolapsus recti Negatif Positif
Fistula ani Negatif Positif
Masa Tumor Negatif Positif
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Lain – lain :
d. Terapi :
Asering/6 Jam
KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak pernah olahraga, saat libur klien pergi nongkrong dan main dengan teman temannya.
b. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan mudah lelah saat melakukan aktivitas, bahkan pernah klien lelah hanya dengan berbicara, Klien mengatakan sempat ada sesak napas namun sudah hilang, Klien mengatakan ada batuk kering sejak 2 bulan yang lalu. Klien mengatakan masih melakukan aktivitasnya sendiri tanpa dibantu orang lain
2. Data Obyektif
Observasi :
Aktifitas Harian :
Makan (0)
Mandi (0)
Berpakaian (0)
Kerapian (0)
Buang air besar (0)
Buang air kecil (0)
Mobilisasi di tempat tidur (0)
Ambulasi : mandiri / tongkat / kursi roda / tempat tidur
Postur tubuh : Tegap
Gaya jalan : ……………………………………………………………………………
Anggota gerak yang cacat : Tidak ada
Fiksasi : (-)
Tracheaostomie : (-)
b. Pemeriksaan Fisik
J V P : …………....…………… cm H2O
Kesimpulan : ………………………………………………………………………
Perfusi pembuluh perifer kuku : <3 detik
Thorax dan pernapasan
Inspeksi : Bentuk thorax : Simetris
Stridor : Negatif Positif
Dyspnea d’effort : Negatif Positif
Sianosis : Negatif Positif
Palpasi : Vocal Fremitus ………………………………………………………….
Perkusi : Sonor Redup Pekak
Batas paru hepar : …………………………………………………
Kesimpulan : ……………………………………………..
Auskultasi : Suara Napas : …………………………………………………
Suara Ucapan : ……………………………………………….
Suara Tambahan : ……………………………………………….
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis : ………………………………………………
Klien menggunakan alat pacu jantung :
Negatif Positif
Palpasi : Ictus Cordis……………………………………………………………..
Thrill Negatif Positif
Perkusi Batas atas jantung : ………………………………………………
Batas kanan jantung : ……………………………………………
Batas kiri jantung : …………………………………………..
Auskultasi : Bunyi Jantung II A : …………………………………………..
Bunyi Jantung II P : ……………………………………………..
Bunyi Jantung I T : …………………………………………..
Bunyi Jantung I M : …………………………………………..
Bunyi Jantung III Irama Gallop : Negatif Positif
Murmur : Negatif
Positif : Tempat : ……………………………….
Grade : ……………………………….
HR : 81 X / menit
Bruit Aorta : Negatif Positif
A. Renalis : Negatif Positif
A. Femortalis : Negatif Positif

Lengan Dan Tungkai
Atrofi otot : Negatif Positif, Tempat : ……………………
Rentang gerak : ……………………………………………………………
Mati sendi : (-)
Kaku sendi : (+)
Uji kekuatan otot : kiri : 1 2 3 4 5
kanan : 1 2 3 4 5

Reflex Fisiologik : +/+.
Reflex Patogik : Babinski, kiri Negatif Positif
kanan Negatif Positif
Clubing Jari – jari : Negatif Positif
Varices Tungkai : Negatif Positif
Columna Vertebralis
Inspeksi : Kelainan bentuk :(-)
Palpasi : Nyeri tekan : Negatif Positif
N. III – IV – VI : ……………………………………………………………….
N. VII Rombang Test : Negatif Positif
N. XI : …………………………………………………………………
Kaku kuduk :

c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Lain – lain :

d. Terapi :

KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Data subyektif
Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan tidur menggunakan 2 kipas, Klien mengatakan biasa tidur 7 jam/hari karena saat malam suka pergi nongkrong/ makan dengan teman
Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan batuk saat malam hari sehingga mengganggu tidur kadang disertai sesak, Klien mengatakan semenjak sakit mudah mengantuk dan terasa lemes bahkan saat bangu tidur kadang disertai pusing
2. Data Obyektif
Observasi :
Expresi wajah mengantuk : Negatif Positif
Banyak menguap : Negatif Positif
Palpebrae Inferior berwarna gelap : Negatif Positif

Terapi :

KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :

b. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan sejak sakit merasa lidahnya pahit ketika bangun tidur, klien mengatakan pernah suatu saat setelah di diagnosa B-20 dan TBC merasa hilang penghidungan dan perasa rasa manis. Klien mengatakan pusing, lemas dan leher terasa pegal hingga ke pelipis kepala terasa sakit. Klien mengatakan leher sempat bengkak, sakit saat disentuh, nyeri menetap, skala 8/10 tetapi hilang dengan sendirinya.
2. Data Obyektif
Observasi
Klien tidak tampak menggunakan alat bantu dengar, kacamata. Tampak bercak putih pada lidah klien. Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening.
Pemeriksaan Fisik
Penglihatan
Cornea : …………………………………………………
Visus : …………………………………………………
Pupil :………………………………………………......
Lensa Mata :…………………………………………………..
Tekanan Intra Ocular ( TIO ) : ………………………………………………
Pendengaran
Pina : …………………………………………………
Canalis : …………………………………………………
Membran Tympani :………………………………………………….
Tes Pendengaran : …………………………………………………
Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai :
…………………………………………………………………………………………
N I : ……………………………………………………………
N II : ……………………………………………………….……
N V Sensorik : ……………………………………………………………..
N V Motorik : ……………………………………………………………….
N VII Sensorik : ……………………………………………………………..
N VII Motorik : …………………………………………………………………
N VIII Pendengaran : ……………………………………………………………..
N IX sensorik : ………………………………………………………………..
N IX Motorik : ………………………………………………………………..
N X : ………………………………………………………………..
N XI : ………………………………………………………………..
N XII : ………………………………………………………………..
Tes Romberg : ………………………………………………………………

Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Lain – lain :

Terapi :


G. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit:
Klien mengatakan mampu untuk keluar dari situasi yang menurutnya toxic di lingkungan pekerjaan saat di cikarang tetapi semenjak pindah ke jakarta ia merasa terbawa arus.
b. Keadaan sejak sakit:
Klien mengatakan ada rasa kecewa yang dalam dan menyesal kerana terbawa arus semenjak pindah tempat tinggal dari cikarang ke jakarta, Klein juga mengatakan khawatir karena mudah demam klien khawatir hidupnya tidak akan lama. Klien mengatakan dengan kondisinya sekarang klien merasa malu untuk mengungkapkan ke beberapa orang terkait penyakitnya.

2. Data Obyektif
Observasi
Kontak mata : klien mampu menjaga kontak mata dengan baik saat bicara
Rentang perhatian : Klien tidak mudah terdistraksi dengan hal lain saat bicara.
Suara dan cara bicara : Suara terdengar jelas, intonasi dan volume sesuai situasi, lafal kata tepat,
Postur tubuh : Tegak namun santai, gerakan tubuh natural, tidak kaku atau terlalu membungkuk
Pemeriksaan Fisik
Kelainan bawaan yang nyata : (-)
Abdomen : Bentuk : Simetris
Bayangan vena : (-).
Benjolan massa : (-)

Kulit : lesi kulit : (-)
Penggunaan protesa : Hidung Payudara
Lengan Tungkai

H. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit:
Klien mengatakan memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarga, Klien memiliki 1 kakak perempuan yang sudah menikah. Klien sudah merantau 1, 5 tahun di Jakarta, klien mengatakan awalnya ia merantau di cikarang namun lingkungan kerja yang toksik membuat klien pindah tempat kerja hingga ke Yamaha Music. Klien mengatakan suka menghabiskan waktu bersama teman temannya jika libur untuk nongkrong atau pergi makan.
Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan yang mengetahui klien terkena penyakit B-20 hanya 2 orang sahabat perempuannya terdekat sekaligus teman sejawat, Klien mengatakan bahwa orang tua dan keluarga belum mengetahui bahwa klien terkena penyakit B-20, keluarga hanya mengetahui klien terkena TBC. Klien mengatakan bahwa orang yang mengetahuinya tidak ada yang menjauh dan klien berusaha untuk tetap menjalani semuanya dengan semangat.
2. Data Oyektif
Observasi
Kllien tampak kooperatif selama sesi observasi, Klien tidak tampak pelo atau gugup selama sesi observasi

I. KAJIAN POLA REPRODUKSI - SEKSUALITAS
1. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan memiliki trauma karena bapaknya galak, dan bersekolah di SMK yang mayoritas perempuan, sehingga klien merasa ada kenyamanan dengan pria yang mengayomi perempuan
Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan melakukan hubungan seks yang membuatnya kena virus HIV pada Bulan Juli dengan pria. Setelah itu Klien mengatakan beberapa kali berkencan dengan Pria dan memiliki hubungan seks bebas, tetapi rata rata hubungan tidak bertahan lama dan hanya berlangsung dalam hitungan minggu kemudian putus.
2. Data Obyektif
Observasi
Tampak tidak ditemukan perilaku yang menyimpang secara eksplisit yang bertentangan dengan jenis kelamin klien selama sesi observasi.

Pemeriksaan Fisik
(-)
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Lain – lain :


Terapi :

J. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
1. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
Sebelum sakit klien mengatakan suka nongkrong dan pergi keluar bersama teman temannya, Klien mengatakan memiliki 2 teman dekat untuk diceritakan tentang masalah yang dihadapinya. Jika sakit klien mengatakan membeli obat di warung atau pergi ke klinik terdekat
Keadaan sejak sakit :
Klien rutin minum obat OAT, ARV DTG, ARV TLD, Contrimoxazole, Klien mengatakan sejak sakit menjadi khawatir memiliki umur yang pendek karena informasi yang beredar dari tiktok. Klien mengatakan berencana pindah tempat kost kerana merawa situasi toxic di lingkunga kost dari kebersihan dan sosial.
2. Data Obyektif
Observasi
Klien tampak kooperatif dan terbuka terhadap penyakitnya, Klien tampak memiliki semangat untuk sembuh dengan mencatat rutin minum obat.


Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : Berbaring : 112/68 mm Hg
Duduk : 110/70 mm Hg
Berdiri : 108/70 mm Hg
Kesimpulan :Hipotensi Ortostatik : Negatif Positif
HR : 81 X / menit
Kulit : Keringat dingin : (v)
Basah : (-)

Terapi :


K. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
1. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sempat berdoa memohon agar dijauhkan dari hal yang selama ini dirasa dilakukan kurang baik sebelum mulai mengalami gejala demam naik turun, mual muntah dan didiagnosa HIV dan TBC
Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan tetap percaya masih ada keajaiban dan merasa bersyukur karena akhirnya dia benar benar dijauhkan dari hal yang seharusnya tidak ia lakukan.
2. Data Obyektif
Observasi
(-).

DIAGNOSE SDKI:

Kondisi: Risiko Infeksi

Kode SDKI: 0117

Deskripsi Singkat: Risiko peningkatan kerentanan terhadap patogen yang dapat membahayakan kesehatan, terkait dengan imunosupresi.

Kode SLKI: 2419

Deskripsi : Pengendalian Risiko Infeksi. Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi. Kriteria hasil yang diharapkan meliputi: 1) Menunjukkan perilaku untuk mencegah infeksi, 2) Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti demam, kemerahan, drainase, atau bau tidak sedap pada area luka/skin breakdown, 3) Menunjukkan nilai laboratorium dalam rentang normal (misalnya, leukosit), 4) Status nutrisi adekuat, 5) Menjaga integritas kulit dan membran mukosa.

Kode SIKI: 3540

Deskripsi : Manajemen Infeksi. Intervensi ini meliputi tindakan untuk mencegah, memantau, dan mengatasi infeksi. Aktivitas keperawatan yang direncanakan termasuk: 1) Memantau tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal (seperti demam, menggigil, kemerahan, bengkak, drainase purulen, peningkatan jumlah sel darah putih). 2) Memantau hasil pemeriksaan laboratorium yang terkait dengan infeksi. 3) Menerapkan dan mempertahankan teknik aseptik dan antiseptik selama perawatan. 4) Mendorong dan membantu dalam peningkatan asupan nutrisi dan cairan untuk mendukung sistem imun. 5) Mengajarkan kepada klien dan keluarga tanda-tanda infeksi dan kapan harus melaporkan kepada tenaga kesehatan. 6) Mendorong istirahat yang cukup untuk menunjang proses penyembuhan. 7) Memantau dan mempertahankan kebersihan perorangan yang optimal, termasuk kebersihan mulut dan kulit. 8) Mengkolaborasikan pemberian terapi antibiotik atau antimikroba sesuai resep. 9) Mengajarkan teknik mencuci tangan yang benar kepada klien dan keluarga. 10) Membatasi pengunjung yang menunjukkan tanda-tanda infeksi.


Kondisi: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Kode SDKI: 0303

Deskripsi Singkat: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, ditandai dengan penurunan berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) di bawah normal.

Kode SLKI: 1401

Deskripsi : Status Nutrisi. Tujuannya adalah untuk mencapai atau mempertahankan status nutrisi yang optimal. Kriteria hasil yang diharapkan meliputi: 1) Asupan makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh, 2) Berat badan dan IMT dalam rentang normal, 3) Tidak menunjukkan tanda-tanda malnutrisi (seperti kelemahan, rambut rontok, kulit kering), 4) Kadar albumin dan protein dalam darah dalam batas normal, 5) Memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas.

Kode SIKI: 2120

Deskripsi : Manajemen Nutrisi. Intervensi ini bertujuan untuk memantau dan meningkatkan asupan nutrisi. Aktivitas keperawatan yang direncanakan termasuk: 1) Memantau asupan makanan dan cairan setiap hari. 2) Menimbang berat badan secara teratur. 3) Bekerja sama dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan kalori dan nutrisi yang sesuai dengan kondisi klien. 4) Memberikan makanan dalam porsi kecil namun sering untuk meningkatkan toleransi. 5) Menyajikan makanan dalam bentuk yang menarik dan sesuai dengan selera klien. 6) Menganjurkan dan membantu kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan untuk meningkatkan nafsu makan. 7) Memantau tanda-tanda laboratorium yang terkait status nutrisi (seperti albumin, hemoglobin). 8) Mengidentifikasi dan meminimalkan faktor yang mengganggu asupan nutrisi (seperti mual, mulut pahit). 9) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi seimbang untuk mendukung sistem imun. 10) Menganjurkan suplemen nutrisi oral jika diperlukan.


Kondisi: Intoleransi Aktivitas

Kode SDKI: 0201

Deskripsi Singkat: Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diperlukan atau diinginkan.

Kode SLKI: 0101

Deskripsi : Kemampuan Aktivitas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan toleransi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas. Kriteria hasil yang diharapkan meliputi: 1) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (seperti mandi, berpakaian, ambulasi) sesuai dengan tingkat kemampuannya, 2) Melaporkan penurunan keluhan sesak napas, kelelahan, atau kelemahan saat beraktivitas, 3) Tanda-tanda vital (nadi, pernapasan, tekanan darah) dalam rentang normal sebelum, selama, dan setelah beraktivitas, 4) Menunjukkan peningkatan kekuatan otot dan rentang gerak sendi.

Kode SIKI: 0801

Deskripsi : Manajemen Energi. Intervensi ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara konsumsi dan konservasi energi. Aktivitas keperawatan yang direncanakan termasuk: 1) Memantau respons klien terhadap aktivitas (perubahan tanda vital, sesak napas, kelelahan). 2) Mengajarkan teknik konservasi energi, seperti duduk saat melakukan aktivitas (mandi, berpakaian), mengambil istirahat yang cukup di antara aktivitas, dan memprioritaskan aktivitas yang penting. 3) Membantu klien dalam mengidentifikasi aktivitas yang dapat didelegasikan atau dibantu. 4) Mendorong aktivitas ringan yang progresif sesuai toleransi. 5) Menjadwalkan periode istirahat yang cukup sebelum dan setelah aktivitas yang melelahkan. 6) Memastikan lingkungan yang aman dan mendukung untuk mobilisasi. 7) Mengkolaborasikan terapi okupasi atau fisioterapi jika diperlukan. 8) Memantau hasil pemeriksaan laboratorium yang mempengaruhi energi (seperti hemoglobin). 9) Menganjurkan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi pernapasan dan penghematan energi.


Kondisi: Gangguan Pola Tidur

Kode SDKI: 0501

Deskripsi Singkat: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan.

Kode SLKI: 0402

Deskripsi : Kualitas Tidur. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur. Kriteria hasil yang diharapkan meliputi: 1) Melaporkan peningkatan perasaan segar setelah bangun tidur, 2) Durasi tidur cukup sesuai kebutuhan, 3) Tidak sering terbangun di malam hari, 4) Mengungkapkan kepuasan dengan pola tidurnya, 5) Tidak menunjukkan tanda-tanda kurang tidur seperti mata berkantung, menguap berlebihan, atau lekas marah di siang hari.

Kode SIKI: 1850

Deskripsi : Peningkatan Tidur. Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi tidur yang nyenyak dan nyaman. Aktivitas keperawatan yang direncanakan termasuk: 1) Memantau pola tidur dan faktor-faktor yang mengganggu (seperti batuk, sesak). 2) Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur (redupkan lampu, minimalkan kebisingan, suhu ruangan nyaman). 3) Menganjurkan ritual sebelum tidur yang menenangkan, seperti mandi air hangat atau membaca. 4) Membantu klien menemukan posisi tidur yang nyaman untuk meminimalkan batuk atau sesak. 5) Membatasi kunjungan dan prosedur yang tidak perlu selama jam tidur. 6) Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk membantu memulai tidur. 7) Mengkolaborasikan pemberian obat batuk atau terapi nebulisasi sebelum tidur untuk mengurangi gejala yang mengganggu. 8) Menghindari konsumsi kafein atau makanan berat menjelang waktu tidur. 9) Mendorong untuk membatasi waktu tidur siang jika mengganggu tidur malam.


Kondisi: Ansietas

Kode SDKI: 1001

Deskripsi Singkat: Perasaan gelisah, khawatir, atau ketakutan yang tidak jelas sumbernya terkait dengan antisipasi ancaman, yang pada kasus ini adalah diagnosis penyakit serius (HIV dan TB) dan ketakutan akan masa depan.

Kode SLKI: 1301

Deskripsi : Kontrol Ansietas. Tujuannya adalah untuk mengurangi perasaan cemas dan mengembangkan mekanisme koping yang adaptif. Kriteria hasil yang diharapkan meliputi: 1) Mengungkapkan penurunan perasaan cemas dan khawatir, 2) Tampak rileks dan mampu beristirahat, 3) Menunjukkan kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan, 4) Menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengelola stres, 5) Tanda-tanda vital dalam rentang


22733 | 2025-11-13 | 00:04:59

SDKI | Kejang demam

DIAGNOSE SDKI: ```html

Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi untuk Kondisi Kejang Demam

Sebagai seorang perawat profesional, penanganan pasien dengan kejang demam memerlukan pendekatan yang sistematis dan terstandarisasi. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan tiga standar utama untuk memandu praktik keperawatan: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Ketiga standar ini memastikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan berbasis bukti.

1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)

SDKI adalah panduan yang digunakan perawat untuk menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data klinis pasien. Diagnosis ini mengidentifikasi masalah kesehatan aktual atau risiko yang dapat diatasi melalui intervensi keperawatan mandiri. Untuk kondisi kejang demam, diagnosis utama yang relevan adalah Hipertermia, karena demam adalah pemicu utama kejang.

Komponen Detail
Diagnosis Keperawatan Hipertermia
Kode SDKI D.0130
Defin

MODEL AI :

AI yang di pakai untuk Halaman ini adalah https://www.anthropic.com/ - Claude 3 Haiku

Claude 3 Haiku unggul dalam tugas berbasis teks dengan akurasi dan efisiensi tinggi. Dirancang untuk keluaran yang cepat dan terfokus serta berkinerja baik dalam lingkungan yang mengutamakan kecepatan.

Claude 3 Sonnet menyeimbangkan kinerja dan kompleksitas, sehingga cocok untuk berbagai aplikasi. Meningkatkan daya ingat dan penalaran, serta mampu memahami dan menghasilkan teks yang lebih kompleks.

Claude 3 Opus menonjol karena hasil mutakhirnya pada evaluasi pembandingan seperti GPQA, MMLU, dan MMMU. Ia dibuat untuk pertanyaan dan tugas kognitif yang lebih menantang, menunjukkan peningkatan dua kali lipat dalam berbagai skenario yang menantang.

Apabila memerlukan Fitur yang lebih canggih maka dapat memesan fitur Model Sonnet, atau yang legih bagus Opus; untuk implementasi di Klinik, atau RS masing-masing hubungi kami di jokoblitar@gmail.com