Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9870 | 26 Dec 2024
Klinis : Saat pengkajian Tn S mengeluh sesak napas dan batuk berdahak. Tn mengatakan memiliki riwayat penyakit bronchitis sejak kecil. Perokok +, Baru berhenti 2 minggu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret dan obstruksi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, terapi oksigen, terapi inhalasi, dan edukasi mengenai manajemen bronkhitis.
Berdasarkan kondisi Tn S yang mengeluh sesak napas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat bronkhitis sejak kecil dan baru berhenti merokok, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, terapi oksigen, terapi inhalasi, dan edukasi mengenai manajemen bronkhitis untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret dan obstruksi. -
Article No. 9871 | 26 Dec 2024
Klinis : An. F mengatakan saat umur 3 bulan gejala diawali dengan mata An. F seperti mata kucing, tidak konsultasi ke dokter. Saat usia 9 bulan mata An. F seperti ada kabut berwarna putih lalu dibawa ke bidan setempat. Pasien berobat usia 1,5 th didiagnosis retinoblastoma ekstraokular, di lakukan kemoterapi 6x, Saat lebaran, mata An. F terkena lato-lato sehingga ata kiri menonjol sejak 3 bulan terakhir (Mei 2023) Pasien kemudian dirujuk dengan OS Retinoblastoma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi An. F dapat didiagnosis dengan Retinoblastoma. Berikut adalah penjelasan singkat terkait Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Okularis berhubungan dengan proses penyakit retinoblastoma.
2. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular.
3. Kecemasan berhubungan dengan diagnosis dan prognosis penyakit.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perdarahan Okularis: Peningkatan risiko terjadinya perdarahan pada mata atau sekitarnya.
2. Ketidakefektifan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang menyebabkan pertukaran gas terganggu.
3. Kecemasan: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap ancaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perdarahan Okularis: Tidak terjadi perdarahan mata atau sekitarnya.
2. Pola Napas Efektif: Klien bernapas dengan irama, kedalaman, dan frekuensi yang normal.
3. Kecemasan Terkendali: Klien dapat mengendalikan perasaan cemas yang dirasakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perdarahan Okularis:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemeriksaan mata
- Pemberian terapi sesuai rekomendasi dokter
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Pemantauan pola napas
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Upaya relaksasi
3. Kecemasan:
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Pemberian informasi dan edukasi
- Teknik relaksasi dan manajemen stres
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 9872 | 26 Dec 2024
Klinis : Pasien anak perempuan berusia 8 tahun dengan diagnosis neuroblastoma, inss stage IV, SIOP high risk, induction phase cycle 7 masuk RSS tanggal 23 Desember 2024 untuk keperluan kemoterapi siklus ke-7. Saat ini mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan. Anak tampak sesuai usianya, tampak lingkaran hitam di area mata dan pipi sedikit bengkak, tidak ada rambut di area wajah dan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan efek samping kemoterapi.
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Kekurangan Volume Cairan: Kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau ekstravaskular.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Cairan Tubuh Terpelihara: Keadaan di mana keseimbangan cairan tubuh terjaga.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Cairan: Pengumpulan dan analisis data terkait status cairan tubuh.
- Manajemen Cairan: Pengelolaan pemberian cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
- Edukasi Cairan: Pemberian informasi kepada pasien/keluarga terkait manajemen cairan.
Penjelasan Singkat:
Pasien anak perempuan berusia 8 tahun dengan diagnosis neuroblastoma, INSS stage IV, SIOP high risk, induction phase cycle 7, saat ini tidak ada keluhan tetapi tampak lingkaran hitam di area mata dan pipi sedikit bengkak, serta tidak ada rambut di area wajah dan kepala. Hal ini menunjukkan adanya efek samping kemoterapi yang dapat menyebabkan risiko kekurangan volume cairan. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan adalah pemantauan cairan, manajemen cairan, dan edukasi cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh pasien. -
Article No. 9873 | 26 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien yang mengeluh mual adalah "Mual" (SDKI, 2017). Mual didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di ulu hati yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Mual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, perubahan fisiologis, kondisi medis, atau stres emosional.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Mual: Pasien dapat mengendalikan rasa mual yang dirasakan.
2. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan yang meningkat.
3. Tidak Terjadi Komplikasi: Tidak terjadi komplikasi akibat mual, seperti dehidrasi atau malnutrisi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Mual
a. Identifikasi penyebab mual dan faktor yang dapat memperberat atau meringankan mual.
b. Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari pemicu mual.
c. Berikan obat-obatan antiemetik sesuai instruksi medis.
d. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, atau visualisasi untuk mengurangi mual.
2. Manajemen Nutrisi
a. Berikan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi pasien.
b. Atur jadwal makan kecil dan sering.
c. Hindari makanan yang dapat memperberat mual.
d. Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien.
3. Manajemen Kenyamanan
a. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
b. Lakukan tindakan keperawatan untuk meningkatkan kenyamanan, seperti kompres dingin, aromaterapi, atau pijat.
c. Libatkan keluarga dalam memberikan kenyamanan pada pasien.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan "Mual" dipilih karena pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak nyaman di ulu hati yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Mual merupakan masalah yang umum terjadi dan membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi dan mencegah komplikasi.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah kontrol mual, peningkatan kenyamanan, dan pencegahan komplikasi. Kontrol mual bertujuan agar pasien dapat mengendalikan rasa mual yang dirasakan. Peningkatan kenyamanan bertujuan agar pasien merasa lebih nyaman secara fisik dan psikologis. Pencegahan komplikasi bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah lebih lanjut, seperti dehidrasi atau malnutrisi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi manajemen mual, manajemen nutrisi, dan manajemen kenyamanan. Manajemen mual bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab mual, menghindari pemicu, dan memberikan terapi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengurangi mual. Manajemen nutrisi bertujuan untuk memastikan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat. Manajemen kenyamanan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman serta melakukan tindakan keperawatan untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kontrol mual, peningkatan kenyamanan, dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 9770 | 25 Dec 2024
Klinis : diagnosa kekurangan tidur akibat stress
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi kekurangan tidur akibat stres, sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kekurangan tidur akibat stres adalah "Gangguan Pola Tidur" (SDKI, 2017). Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan kualitas dan kuantitas tidur yang diinginkan" (SDKI, 2017). Karakteristik utama dari diagnosa ini meliputi: kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, gangguan siklus tidur-bangun, dan pola tidur yang tidak adekuat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
1. Pola Tidur Membaik (SLKI, 2019): Klien menunjukkan peningkatan dalam kualitas dan kuantitas tidur, dapat memulai dan mempertahankan tidur dengan lebih baik, dan menunjukkan peningkatan dalam tingkat istirahat setelah tidur.
2. Manajemen Stres Efektif (SLKI, 2019): Klien menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola penyebab stres, serta menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi stres.
3. Kualitas Hidup Membaik (SLKI, 2019): Klien menunjukkan peningkatan dalam kesejahteraan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual, serta kemampuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara lebih optimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut, antara lain:
1. Manajemen Tidur (SIKI, 2018):
- Mengkaji pola tidur dan gangguan tidur klien
- Memberikan edukasi tentang higiene tidur yang baik
- Memfasilitasi lingkungan yang nyaman untuk tidur
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk membantu memulai dan mempertahankan tidur
2. Manajemen Stres (SIKI, 2018):
- Mengkaji sumber dan tingkat stres klien
- Mengajarkan teknik manajemen stres, seperti relaksasi, meditasi, atau latihan fisik
- Membantu klien mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor penyebab stres
- Memberikan dukungan emosional dan bimbingan dalam penggunaan strategi koping yang efektif
3. Peningkatan Kualitas Hidup (SIKI, 2018):
- Mengkaji aspek-aspek kualitas hidup klien, seperti fisik, psikologis, sosial, dan spiritual
- Memfasilitasi aktivitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan klien
- Memberikan edukasi dan konseling untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjalani aktivitas sehari-hari
- Melibatkan keluarga atau significant others dalam mendukung peningkatan kualitas hidup klien
Penerapan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif diharapkan dapat membantu klien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan pola tidur, manajemen stres yang efektif, dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. -
Article No. 9771 | 25 Dec 2024
Klinis : payudara kiri luka bernanah, bengkak, panjang luka satu jengkal dibalut perban
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Akut berhubungan dengan luka bernanah pada payudara kiri.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi Akut: Rentan terhadap invasi dan pertumbuhan organisme patogen yang dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan jaringan.
- Faktor yang berhubungan: Kerusakan kulit dan jaringan, paparan terhadap patogen.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda infeksi berkurang, status luka membaik, tanda vital dalam batas normal.
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, pemberian antibiotik, pemantauan tanda vital, edukasi tentang pencegahan infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Perawatan Luka, Pemberian Obat, Pemantauan Tanda Vital, Edukasi Kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan: Membersihkan luka, mengganti balutan, memberikan obat sesuai resep, memantau tanda-tanda vital, memberikan edukasi tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi.
Diharapkan dengan intervensi keperawatan yang tepat, luka pada payudara kiri Ibu/Bapak dapat sembuh dan mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut. Saya sebagai perawat profesional siap membantu Ibu/Bapak dalam proses pemulihan. Jika ada pertanyaan lain, silakan ditanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 9772 | 25 Dec 2024
Klinis : pasien dengan kanker payudara sudah 3 bulan payudara kiri luka bernanah, bengkak, panjang luka satu jengkal dibalut perban
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Luka Terbuka pada Payudara
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, pasien dengan kanker payudara mengalami luka bernanah, bengkak, dan panjang luka satu jengkal di payudara kiri. Hal ini menunjukkan adanya risiko infeksi pada area tersebut. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi Berhubungan dengan Luka Terbuka pada Payudara".
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi: Rentan terhadap masuknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Penyebab: Paparan organisme patogen, mekanisme pertahanan tubuh terganggu, prosedur invasif, kerusakan integritas kulit/membran mukosa.
Gejala dan Tanda: Demam, nyeri, eritema, edema, pus pada luka, tanda inflamasi lokal.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Bebas Infeksi
2. Integritas Kulit Terpelihara
3. Kontrol Infeksi Efektif
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Perawatan Luka
2. Pencegahan Infeksi
3. Manajemen Demam
Dalam menangani kondisi ini, perawat perlu berfokus pada pencegahan infeksi, perawatan luka yang tepat, dan pemantauan tanda-tanda infeksi untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk. -
Article No. 9773 | 25 Dec 2024
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit yang menyebabkan gangguan perlindungan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Integritas Kulit
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit
3. Kerusakan Jaringan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit Membaik
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit Berkurang
3. Penyembuhan Jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Pencegahan Luka
3. Manajemen Perawatan Kulit
Penjelasan:
Gangguan Integritas Kulit merupakan kondisi di mana terjadi kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit, sehingga dapat mengganggu perlindungan tubuh. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menetapkan tiga diagnosis keperawatan terkait dengan kondisi ini, yaitu Gangguan Integritas Kulit, Risiko Gangguan Integritas Kulit, dan Kerusakan Jaringan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan tiga luaran yang diharapkan, yaitu Integritas Kulit Membaik, Risiko Gangguan Integritas Kulit Berkurang, dan Penyembuhan Jaringan. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menetapkan tiga intervensi utama, yaitu Perawatan Luka, Pencegahan Luka, dan Manajemen Perawatan Kulit.
Perawat berperan penting dalam mengelola kondisi gangguan integritas kulit dengan menggunakan pendekatan berbasis standar asuhan keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 9774 | 25 Dec 2024
Klinis : Intervensi perawatan luka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi intervensi perawatan luka, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Risiko Infeksi adalah diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan kondisi intervensi perawatan luka. Diagnosa ini mengidentifikasi kemungkinan atau potensi terjadinya infeksi pada luka akibat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko, seperti kondisi luka, kebersihan, atau kondisi pasien yang dapat mempengaruhi penyembuhan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan rentan individu untuk mengalami infeksi, yang dapat disebabkan oleh patogen biologis, kimia, atau fisik.
Karakteristik Definisi: Peningkatan suhu tubuh, erythema, edema, nyeri, kemerahan, drainase, dan peningkatan jumlah leukosit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari infeksi.
Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka, suhu tubuh normal, dan tidak ada peningkatan jumlah leukosit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Perawatan Luka
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi pada luka.
Aktivitas Keperawatan: Membersihkan luka, menerapkan balutan yang sesuai, memantau tanda-tanda infeksi, dan melakukan perawatan luka secara aseptik.
Sebagai perawat, saya akan melakukan intervensi perawatan luka dengan memperhatikan prinsip-prinsip aseptik, memilih balutan yang tepat, dan memantau perkembangan luka secara berkala untuk mencegah terjadinya infeksi dan mendukung proses penyembuhan yang optimal. -
Article No. 9775 | 25 Dec 2024
Klinis : Pasien anak laki laki usia 7 tahun 9 bulan dengan diagnosis ADHD saat ini sudah mulai bisa diam, masih kesulitan untuk fokus, mudah lupa terhadap informasi, harus beberapa kali diinstruksi baru akan nurut, malu saat berinteraksi dengan orang baru, komunikasi verbal minimal, kemampuan AA seperti anak usia 3 tahun 2 bulan, ABC skor 41, minat lingkungan sudah mulai luas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Berpikir Kronis
2. Keterlambatan Perkembangan Kognitif
3. Gangguan Interaksi Sosial
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Proses Berpikir Kronis
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kemampuan untuk memproses informasi dengan efektif secara terus-menerus.
- Manifestasi Klinis: Kesulitan untuk fokus, mudah lupa informasi, dan membutuhkan instruksi berulang kali.
2. Keterlambatan Perkembangan Kognitif
- Definisi: Keadaan di mana terjadi perlambatan dalam perkembangan kemampuan intelektual, seperti berpikir, memecahkan masalah, dan belajar.
- Manifestasi Klinis: Kemampuan AA seperti anak usia 3 tahun 2 bulan, skor ABC 41.
3. Gangguan Interaksi Sosial
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan membangun hubungan sosial yang efektif.
- Manifestasi Klinis: Malu saat berinteraksi dengan orang baru, komunikasi verbal minimal.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Proses Berpikir Kronis
- Keterlambatan Perkembangan Kognitif
- Gangguan Interaksi Sosial
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Proses Berpikir
- Peningkatan Perkembangan Kognitif
- Peningkatan Interaksi Sosial
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Terapi Perilaku
- Terapi Kognitif
- Terapi Bermain
Dalam penerapannya, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, serta melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau perkembangan pasien.