Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9937 | 27 Dec 2024
Klinis : Ds: klien mengatakan mengalami menstuasi lebih dari 21 hari,mudah lelah. Do:hemoglobin 4,3 rendah, tampak pucat, mukoasa kering pucat tekanan darah :90/56
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa klien mengalami kondisi anemia. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
Defisiensi volume cairan (SDKI)
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Defisiensi volume cairan: Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Keseimbangan cairan
- Performa aktivitas
- Perfusi jaringan
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Manajemen cairan
- Manajemen anemia
- Manajemen aktivitas
Penjelasan:
Klien mengalami penurunan volume cairan yang ditandai dengan hemoglobin yang rendah, mukosa kering, dan tekanan darah rendah. Hal ini menunjukkan adanya anemia, yang dapat menyebabkan klien mudah lelah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan, manajemen anemia, dan manajemen aktivitas untuk membantu memulihkan kondisi klien.
Catatan: Tone dan persona yang diberikan (akademis dan pakar) menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 9938 | 27 Dec 2024
Klinis : Ds: the client said she had menstruation for more than 21 days, tired easily. Do: low hemoglobin 4.3, pale appearance, pale dry mucosa blood pressure :90/56
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Volume Cairan (00027)
Penjelasan singkat:
SDKI: Penurunan total volume cairan tubuh yang disebabkan oleh kehilangan cairan yang melebihi intake.
SLKI: Keseimbangan Cairan Tubuh (L-03), Perfusi Jaringan (L-04), Eliminasi (L-05).
SIKI: Manajemen Cairan (I-07), Pemantauan Tanda Vital (I-08), Peningkatan Hemoglobin (I-18).
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dinyatakan, yaitu menstruasi yang berlangsung lebih dari 21 hari, mudah lelah, kadar hemoglobin rendah (4,3), tampak pucat, mukosa kering, dan tekanan darah rendah (90/56), dapat disimpulkan bahwa klien mengalami penurunan volume cairan. Hal ini disebabkan oleh kehilangan cairan yang melebihi intake, dalam hal ini dapat terjadi karena perdarahan yang berkepanjangan selama menstruasi.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah keseimbangan cairan tubuh, perfusi jaringan yang adekuat, serta eliminasi yang normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen cairan, pemantauan tanda vital, dan peningkatan hemoglobin. -
Article No. 9939 | 27 Dec 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (penyebab, lokasi, intensitas, durasi, dan frekuensi).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri.
Penjelasan singkat:
Pasien wanita berusia 60 tahun mengalami nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya infark miokard akut, yang merupakan kondisi darurat medis. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya infark miokard. Tindakan keperawatan yang diprioritaskan adalah mengatasi nyeri akut, memantau tanda-tanda vital, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan infark miokard akut. -
Article No. 9941 | 27 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat melakukan kunjungan rumah. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ny. A (20 tahun) baru saja melahirkan 15 hari yang lalu. Ny. A mengatakan merasa bingung tentang apa yang perlu dilakukan karena ini adalah pengalaman pertamanya. Suami Ny. A juga merasa bingung untuk merawat bayi baru lahir. Anak Ny. A yang berusia 15 hari tampak diberikan susu formula. Ny A mengatakan setiap hari payudaranya terasa berat dan sakit sehingga dia takut membahayakan anaknya jika memberikan ASI.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar/nurse, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Bayi Baru Lahir
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan ibu/keluarga untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan praktik kesehatan yang tepat bagi bayi baru lahir.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu/keluarga dalam merawat bayi baru lahir, serta kecemasan/stres akibat pengalaman pertama.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Ibu/keluarga mampu mengelola kesehatan bayi baru lahir secara efektif.
- Indikator: Ibu/keluarga dapat merawat tali pusat, memantau tanda-tanda vital, serta memberikan ASI secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Edukasi tentang perawatan bayi baru lahir, termasuk pemberian ASI, perawatan tali pusat, dan pemantauan tanda-tanda vital. Berikan dukungan emosional dan praktis bagi ibu/keluarga.
- Rasional: Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu/keluarga dalam merawat bayi baru lahir, serta mengurangi kecemasan dan stres.
Dalam kasus ini, Ny. A dan suaminya membutuhkan edukasi dan dukungan untuk dapat merawat bayi baru lahir dengan efektif, terutama terkait pemberian ASI yang masih menimbulkan kekhawatiran bagi Ny. A. Peran perawat adalah memberikan informasi dan pendampingan yang komprehensif agar Ny. A dan keluarga dapat mengelola kesehatan bayi dengan baik. -
Article No. 9826 | 26 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan 55 tahun dirawat diruang penyakit dalam mengeluh sesak nafas, hanya bisa tidur menggunakan lebih dari 2 bantal. Tampak lemah dan sesak napas, TD :140/80 mmHg, nadi 88x/menit lemah, frekwensi napas 28 x/menit, terdapat retraksi inter kosta, napas cupping hidung, cianosis pada kaki, suhu dingin, suhu tubuh 36,6◦C, capilary reffil pada kaki 4 detik, dingin dan sianosis pada kaki, pemeriksaan jantung : terdapat bunyi jantung tambahan S3 gallops, MAP : 100 mmHg, JVP: 2 cm, Hasil pemeriksaan fisik bunyi rales pada auskultasi paru, terdapat retraksi intercosta, ronchi basah halus (+), terdapat ascites (+), JVP 5+2cmH2O, edema pada kedua kaki, sianosis pada kuku dan ujung jari, jari tangan dan kaki teraba dingin, pengisian kapiler 3 detik. Terpasang dower kateter produksi urine 700 cc dalam 24 jam SpO2 94%, terpasang O2 3 lpm. Hasil rontgen terdapat gambaran cairan di paru, CTR 66%. Hasil pemeriksaan laboratorium Kalium 7 g/dl. Gambaran EKG left ventrikel hipertropi dan ischemic inferior. Kalium 7 mmol/L, CRP Kuantitatif /HsCRP 11.19 mg/dL. Terapi: Diit lunak ( 1700 kkal), Infus Nacl 0.9% 8tpm, Digoksin 0.25mg/ 24jam PO, Nitrokaf Retard 2.5mg/ 12jam PO, Spironolactone 25mg/ 24 jam PO. Miniaspi 80mg/ 24 jam PO, Bioprexum 2.5mg/24jam PO, Atorvastatin 20mg/ 24 jam. Pasien mengatakan bila beraktivitas seharihari sesak nafas semakin bertambah, aktivitas sehari-hari di bantu keluarga pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung dan penurunan oksigenasi jaringan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Penyebab: Peningkatan beban kerja jantung dan penurunan oksigenasi jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola napas efektif: Kemampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, tidak ada retraksi otot dada/perut, tidak ada sianosis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Mempertahankan dan menjaga jalan napas agar tetap berfungsi secara optimal.
- Manajemen Oksigenasi: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan.
- Manajemen Kardiovaskuler: Memantau dan mengelola fungsi kardiovaskular untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik.
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain: Observasi tanda-tanda vital, monitor saturasi oksigen, berikan oksigen sesuai kebutuhan, posisikan semi-fowler, lakukan fisioterapi dada, kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai kondisi pasien. -
Article No. 9827 | 26 Dec 2024
Klinis : PB datang dari IGD dengan keluhan Nyeri perut sejak kemarin, mual + muntah -, nyeri kepala + sulit makan +. BAB BAK dbn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri terkontrol, skala nyeri menurun, dan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain manajemen nyeri, kolaborasi pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, dan edukasi penanganan nyeri.
Saran implementasi keperawatan:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, faktor pencetus, dan nyeri yang dirasakan).
- Berikan intervensi farmakologis (analgesik) sesuai kolaborasi dengan dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Edukasikan pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri yang efektif.
- Monitor respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain terkait dengan kondisi pasien. -
Article No. 9828 | 26 Dec 2024
Klinis : PB datang dari IGD dengan keluhan Nyeri perut sejak kemarin, mual + muntah -, nyeri kepala + sulit makan +. BAB BAK dbn
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kondisi pasien PB yang anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal, ditandai dengan keluhan nyeri perut, mual, dan sulit makan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan penurunan skala nyeri dari skala 7 (saat ini) menjadi skala 3 atau kurang.
2. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien akan mampu mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
b. Berikan intervensi farmakologis sesuai dengan resep dokter, misalnya analgesik.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen tanda-tanda vital:
a. Pantau tanda-tanda vital secara teratur, termasuk suhu, nadi, respirasi, dan tekanan darah.
b. Identifikasi adanya perubahan tanda-tanda vital yang mungkin terkait dengan kondisi gastrointestinal.
c. Lakukan intervensi sesuai dengan prosedur standar untuk menjaga stabilitas tanda-tanda vital.
3. Manajemen nutrisi:
a. Kaji status nutrisi pasien, termasuk pola makan, nafsu makan, dan kemampuan menelan.
b. Berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna dan dapat ditoleransi oleh pasien.
c. Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien, serta lakukan intervensi untuk mencukupi kebutuhan nutrisi.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama proses pemulihan.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Nyeri akut" dipilih karena pasien mengalami keluhan nyeri perut, yang merupakan gejala utama dari kondisi gastrointestinal. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup penurunan skala nyeri, stabilitas tanda-tanda vital, dan kemampuan pasien mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat. Hal ini bertujuan untuk memastikan pemulihan pasien secara holistik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi manajemen nyeri, manajemen tanda-tanda vital, dan manajemen nutrisi. Tujuannya adalah untuk mengelola nyeri, menjaga stabilitas kondisi pasien, dan memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat selama proses pemulihan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu anda dalam memahami pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien PB. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 9829 | 26 Dec 2024
Klinis : mual + muntah -, nyeri kepala + sulit makan +. BAB BAK dbn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah
2. Nyeri Kepala
3. Ketidakefektifan Pola Makan
4. Gangguan Eliminasi Bowel dan Kandung Kemih
Penjelasan singkat:
1. Mual dan Muntah
- SDKI: Mual dan Muntah
- SLKI: Manajemen Mual dan Muntah
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah, seperti pemberian antiemetik, terapi relaksasi, dan pengaturan pola makan.
2. Nyeri Kepala
- SDKI: Nyeri Kepala
- SLKI: Manajemen Nyeri Kepala
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri kepala, seperti pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan kompres dingin.
3. Ketidakefektifan Pola Makan
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Makan
- SLKI: Manajemen Pola Makan
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan pola makan, seperti edukasi gizi, pemberian makanan yang sesuai, dan pemantauan asupan nutrisi.
4. Gangguan Eliminasi Bowel dan Kandung Kemih
- SDKI: Gangguan Eliminasi Bowel dan Kandung Kemih
- SLKI: Manajemen Eliminasi Bowel dan Kandung Kemih
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan eliminasi bowel dan kandung kemih, seperti pengaturan pola eliminasi, pemberian laksatif atau diuretik, dan pemantauan input/output cairan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 9830 | 26 Dec 2024
Klinis : mual + muntah -, nyeri kepala + sulit makan +. BAB BAK dbn
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Mual dan Muntah
- Definisi: Sensasi tidak nyaman yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah, disertai dengan kontraksi otot abdomen.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit gastrointestinal, efek samping obat, stres psikologis, ketidakseimbangan elektrolit, kemoterapi.
2. Nyeri Kepala
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat aktivitas atau kerusakan sistem saraf yang berhubungan dengan kepala.
- Faktor yang Berhubungan: Stres, dehidrasi, gangguan visual, penyakit sistemik.
3. Ketidakefektifan Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Mual, muntah, anoreksia, nyeri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mual dan Muntah:
- Tidak ada episode mual dan muntah
- Pasien dapat mempertahankan asupan makanan dan cairan yang adekuat
- Pasien melaporkan penurunan tingkat keparahan mual
2. Nyeri Kepala:
- Pasien dapat mengendalikan nyeri kepala
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri kepala
- Pasien dapat mempertahankan aktivitas harian yang penting
3. Ketidakefektifan Nutrisi:
- Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai
- Pasien dapat mengonsumsi makanan dan cairan yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau malnutrisi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Mual dan Muntah:
- Identifikasi dan atasi penyebab mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai resep
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual
- Bantu pasien mengonsumsi makanan dan cairan yang mudah dicerna
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi
2. Nyeri Kepala:
- Identifikasi faktor penyebab nyeri kepala
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatasi faktor penyebab nyeri kepala (misalnya dehidrasi)
- Anjurkan istirahat yang cukup
3. Ketidakefektifan Nutrisi:
- Pantau status nutrisi dan cairan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang sesuai
- Bantu pasien mengonsumsi makanan dan cairan yang disukai
- Ajarkan teknik makan yang nyaman
- Motivasi dan dukung pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diinginkan dan mengatasi kondisi mual, muntah, nyeri kepala, dan ketidakefektifan nutrisi pada pasien. -
Article No. 9831 | 26 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis awal dari pasien adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan lesi di rongga dada
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Radiografi dada, proyeksi tunggal
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan lesi di rongga dada) sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Radiografi dada, proyeksi tunggal) merupakan prosedur diagnostik yang dilakukan untuk mendeteksi adanya lesi di paru, yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
Dalam proses diagnosis dan manajemen selanjutnya, dokter atau perekam medik perlu mempertimbangkan pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes mikrobiologi (misalnya pemeriksaan sputum untuk deteksi Mycobacterium tuberculosis) dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk memastikan diagnosis dan menentukan rencana pengobatan yang sesuai.