Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11832 | 04 Feb 2025
Klinis : Pasien (Tn.Z) usia 51 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) tanggal 24 Desember 2021, dengan keluhan penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba- tiba saat beraktifitas, sesak nafas, nyeri kepala, disertai kelemahan anggota gerak kanan, bicara cadel (disartria) dan mulut merot. Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 28 Desember 2021, keadaan umum pasien lemah, penurunan kesadaran, Glasgow Coma Scale (GCS) : E3M5V3, terlihat gelisah, tekanan darah (TD) : 185/107 mmHg, heart rate (HR) 109 kali/menit, respiratory rate (RR) 18 kali/menit dengan O2 nasal kanul 4 l/menit, SpO2 : 98% , suhu 36,8 oC dan skala nyeri : 3 (r-FLACC). Pasien mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kanan (hemiparesis dextra) atas dan bawah. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Hasil pemeriksaan saraf kranial yaitu nervus VII (fasialis) didapatkan mulut merot ke kiri, nervus IX (glosofaringeus) dan X (vagus) menunjukkan adanya gangguan menelan serta nervus XII (hipoglosus) menunjukkan bicara cadel (disartria) dan lidah ke kanan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Cedera Otak Akut (Stroke Iskemik).
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Penurunan tingkat kewaspadaan dan responsivitas individu terhadap lingkungan.
- Etiologi: Cedera Otak Akut (Stroke Iskemik).
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Tingkat Kesadaran: Pencapaian tingkat kewaspadaan dan responsivitas yang optimal terhadap lingkungan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tingkat Kesadaran: Tindakan memantau dan mengevaluasi tingkat kewaspadaan dan responsivitas individu terhadap lingkungan.
- Manajemen Stroke: Tindakan pemberian perawatan komprehensif untuk individu dengan stroke.
Penjelasan Singkat:
Pasien Tn. Z mengalami penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba saat beraktivitas, disertai dengan gejala-gejala lainnya seperti sesak napas, nyeri kepala, kelemahan anggota gerak kanan, bicara cadel, dan mulut merot. Hasil pemeriksaan menunjukkan penurunan kesadaran dengan skor GCS 11 (E3M5V3), tanda-tanda vital yang tidak stabil, serta adanya gangguan pada beberapa saraf kranial. Hal ini mengarah pada diagnosis keperawatan Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Cedera Otak Akut (Stroke Iskemik).
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tingkat kesadaran secara berkala dan manajemen stroke untuk meminimalkan komplikasi dan memaksimalkan pemulihan pasien. -
Article No. 11833 | 04 Feb 2025
Klinis : Perempuan usia 48 tahun dirawat di RS dengan diagnosis medik HIV/AIDS. Pasien mengeluh diare sejak 2 minggu yang lalu dan mengalami penurunan BB 10 kg dalam sebulan terakhir. Hasil pengkajian: pasien lemah, kulit merah pada daerah penekanan, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, dan pasien sulit berkonsentrasi. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan diare, penurunan asupan, dan kulit kering/turgor kulit menurun.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan berat badan, asupan makanan tidak adekuat, dan kelemahan.
3. Gangguan Proses Pikir berhubungan dengan infeksi HIV/AIDS dan dehidrasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan:
- Hidrasi adekuat: turgor kulit membaik, membran mukosa lembab, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
- Keseimbangan cairan: input-output cairan seimbang dan BUN/Kreatinin dalam batas normal.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Status gizi membaik: berat badan kembali pada rentang normal, lingkar lengan atas meningkat, dan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- Asupan makanan adekuat: pasien dapat menghabiskan 75-100% dari porsi makanan yang diberikan.
3. Gangguan Proses Pikir:
- Fungsi kognitif membaik: pasien dapat berkonsentrasi dengan baik, orientasi waktu, tempat, dan orang membaik.
- Kecemasan berkurang: pasien dapat beristirahat dengan tenang dan tidur yang cukup.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan:
- Pantau tanda-tanda vital dan input/output cairan secara ketat.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengatasi dehidrasi.
- Anjurkan pasien untuk minum banyak cairan per oral.
- Lakukan perawatan kulit untuk menjaga integritas kulit.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Kaji status gizi pasien secara komprehensif (berat badan, lingkar lengan atas, dll.).
- Berikan makanan tinggi kalori, protein, dan nutrisi sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang tepat.
- Pantau asupan makanan pasien dan berikan dukungan nutrisi sesuai kebutuhan.
3. Gangguan Proses Pikir:
- Kaji fungsi kognitif pasien secara berkala.
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung untuk mengurangi kecemasan.
- Berikan terapi relaksasi dan manajemen stres.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan utama pada kasus ini adalah Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan diare, penurunan asupan, dan kulit kering/turgor kulit menurun. Hal ini dikarenakan pasien mengalami diare yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, serta penurunan asupan cairan akibat penurunan nafsu makan. Kondisi ini juga tampak dari kulit kering dan turgor kulit yang menurun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah pasien dapat mencapai hidrasi adekuat, dengan turgor kulit yang membaik, membran mukosa lembab, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Selain itu, diharapkan tercapai keseimbangan cairan, dengan input-output cairan yang seimbang dan parameter biokimia (BUN/Kreatinin) dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital dan input/output cairan, pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi, anjuran minum banyak cairan per oral, serta perawatan kulit untuk menjaga integritas kulit. Semua intervensi ini bertujuan untuk memulihkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat kekurangan volume cairan. -
Article No. 11834 | 04 Feb 2025
Klinis : Perempuan usia 48 tahun dirawat di RS dengan diagnosis medik HIV/AIDS. Pasien mengeluh diare sejak 2 minggu yang lalu dan mengalami penurunan BB 10 kg dalam sebulan terakhir. Hasil pengkajian: pasien lemah, kulit merah pada daerah penekanan, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, dan pasien sulit berkonsentrasi. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? * A. Diare B. Hipovolemia C. Defisit nutrisi D. Gangguan proses pikir E. Gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah Defisit Nutrisi (C). Berikut adalah penjelasan rinci untuk setiap poin:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi yang ditandai dengan penurunan berat badan, turgor kulit menurun, dan membran mukosa kering.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intake Nutrisi Adekuat: Pasien dapat mempertahankan berat badan ideal dan asupan nutrisi yang adekuat selama perawatan.
2. Hidrasi Cairan Adekuat: Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat yang ditandai dengan turgor kulit dan membran mukosa yang normal.
3. Pengetahuan Nutrisi: Pasien dan keluarga memahami kebutuhan nutrisi yang adekuat dan strategi untuk memenuhinya selama sakit.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitoring Asupan dan Output Nutrisi: Mengkaji asupan nutrisi dan cairan pasien, mencatat jumlah dan jenis asupan yang masuk, serta mengawasi output cairan.
2. Manajemen Nutrisi: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti meningkatkan asupan kalori, protein, dan cairan.
3. Edukasi Nutrisi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya asupan nutrisi yang adekuat, jenis makanan yang direkomendasikan, serta strategi untuk meningkatkan asupan.
4. Perawatan Kulit: Mempertahankan integritas kulit dengan melakukan perawatan luka/kulit merah akibat penekanan, serta menjaga kebersihan dan kelembapan kulit.
5. Manajemen Gejala: Mengelola gejala-gejala yang menghambat asupan nutrisi, seperti diare, mual, atau sulit berkonsentrasi, melalui pemberian obat-obatan atau intervensi lainnya.
Penjelasan ini diberikan dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat yang memberikan rekomendasi asuhan keperawatan berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan. -
Article No. 11835 | 04 Feb 2025
Klinis : Laki-laki usia 46 tahun di rawat di RS dengan diagnosis medis gagal ginjal kronik stage V. Pasien mengeluh sesak napas, cepat lelah dan buang air kecil sangat sedikit. Hasil pengkajian: oliguria, pitting edema grde III dan periorbital, suara napas ronchi basal bilateral, TD 165/100 mmHg dan frekuensi napas 28x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas? * A. Hipervolemia B. Kelelahan (fatigue) C. Gangguan pola napas D. Gangguan elimnasi urine E. Gangguan irama jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, masalah keperawatan utama yang paling sesuai adalah:
A. Hipervolemia
Penjelasan:
Pasien dengan gagal ginjal kronik stage V memiliki kemampuan gagal dalam mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit. Hasil pengkajian menunjukkan adanya oliguria, edema pitting grade III, dan tanda-tanda hipertensi, yang mengindikasikan kondisi hipervolemia. Hipervolemia pada gagal ginjal kronik stage V terjadi akibat gangguan filtrasi glomerulus dan reabsorpsi tubulus yang menyebabkan retensi cairan dan natrium.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
2. Tanda-Tanda Vital dalam Rentang Normal
3. Edema Berkurang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan Masuk dan Keluar
2. Pembatasan Asupan Cairan dan Natrium
3. Pemberian Diuretik
4. Manajemen Hipertensi
5. Perawatan Edema
Penjelasan intervensi:
1. Pemantauan Cairan Masuk dan Keluar bertujuan untuk mengevaluasi keseimbangan cairan pasien.
2. Pembatasan Asupan Cairan dan Natrium membantu mengurangi retensi cairan dan beban volume.
3. Pemberian Diuretik dapat memfasilitasi pengeluaran cairan berlebih.
4. Manajemen Hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah ke level yang aman.
5. Perawatan Edema bertujuan untuk mengurangi edema dan mencegah komplikasi.
Implementasi dari intervensi-intervensi ini secara komprehensif akan membantu mengatasi masalah hipervolemia pada pasien gagal ginjal kronik stage V. -
Article No. 11836 | 04 Feb 2025
Klinis : Perawat akan melakukan perawatan colostomy. Perawat telah mencuci tangan, menggunakan sarung tangan, menjelaskan tujuan perawatan, dan membuka kantong colostomy lama dengan menekan kulit sekitar kolostomi. Maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan perawat adalah… * A. Kaji stoma dan kulit peristoma. B. Bantu posisi pasien supine atau berdiri yang nyaman. C. Inspeksi warna, ukuran, bentuk, dan perdarahan stoma. D. Bersihkan peristoma secara hati-hati dengan menggunakan kapas lembab. E. Gunting lubang kantong kolostomi baru dengan menggunakan colostomi guide.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan secara rinci dan terperinci berdasarkan kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perawatan kolostomi". Hal ini didasarkan pada fakta bahwa perawat akan melakukan perawatan kolostomi, yang berpotensi menimbulkan gangguan pada integritas kulit di sekitar stoma (peristoma).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas kulit: Tidak ada kerusakan
2. Pengetahuan: Perawatan kolostomi
3. Kemampuan perawatan diri: Perawatan kolostomi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kaji stoma dan kulit peristoma:
- Periksa warna, ukuran, bentuk, dan perdarahan stoma
- Identifikasi adanya infeksi, iritasi, atau kerusakan kulit di sekitar stoma
- Nilai tingkat kebersihan dan kesesuaian penutup kolostomi
2. Bantu posisi pasien supine atau berdiri yang nyaman:
- Tempatkan pasien dalam posisi yang memudahkan akses untuk perawatan kolostomi
- Pastikan pasien merasa nyaman dan dapat berpartisipasi dalam perawatan
3. Inspeksi warna, ukuran, bentuk, dan perdarahan stoma:
- Periksa secara visual untuk mendeteksi adanya perubahan pada stoma
- Nilai kondisi stoma untuk menentukan tindakan perawatan yang tepat
4. Bersihkan peristoma secara hati-hati dengan menggunakan kapas lembab:
- Gunakan teknik aseptik untuk membersihkan kulit di sekitar stoma
- Hindari menggunakan larutan yang dapat menyebabkan iritasi kulit
- Keringkan kulit dengan lembut menggunakan kain bersih
5. Ganti kantong kolostomi baru dengan menggunakan colostomi guide:
- Gunakan colostomi guide untuk memotong lubang pada kantong baru sesuai ukuran stoma
- Pasang kantong baru dengan hati-hati untuk mencegah kebocoran atau iritasi kulit
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan di atas, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu mempertahankan integritas kulit, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam perawatan kolostomi. -
Article No. 11837 | 04 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan perut terasa kembung, dan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare yang berhubungan dengan ketidakseimbangan mikroflora usus, ditandai dengan perut terasa kembung dan mencret.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya dan konsistensi tinja yang lebih encer dari biasanya. Diare yang berhubungan dengan ketidakseimbangan mikroflora usus dapat disebabkan oleh perubahan pola makan, infeksi, atau penggunaan obat-obatan.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan diare yang berhubungan dengan ketidakseimbangan mikroflora usus adalah:
1. Frekuensi buang air besar normal
2. Konsistensi feses normal
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
4. Tidak ada keluhan perut kembung
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare yang berhubungan dengan ketidakseimbangan mikroflora usus meliputi:
1. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi
2. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
3. Pemberian diet yang sesuai, seperti BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast)
4. Pemberian probiotik untuk membantu memperbaiki mikroflora usus
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penanganan diare.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar PPNI (SDKI, SLKI, SIKI) untuk kondisi pasien dengan keluhan perut kembung dan mencret. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 11838 | 04 Feb 2025
Klinis : gatal gatal di kulit terkena tumbuhan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi gatal-gatal di kulit terkena tumbuhan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L50.6
- Deskripsi: Urtikaria induksi kontak
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.24
- Deskripsi: Aplikasi preparat topikal, termasuk salep, krim, cairan, dan bedak
Penjelasan:
Kode ICD-10 L50.6 (Urtikaria induksi kontak) adalah diagnosis yang sesuai untuk kondisi gatal-gatal di kulit terkena tumbuhan. Urtikaria induksi kontak adalah bentuk urtikaria yang disebabkan oleh kontak dengan zat atau bahan tertentu, seperti tumbuhan, yang dapat memicu reaksi alergi pada kulit.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 98.24 (Aplikasi preparat topikal, termasuk salep, krim, cairan, dan bedak) adalah kode prosedur/tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala gatal-gatal pada kulit akibat kontak dengan tumbuhan. Tindakan ini dapat meliputi pemberian obat topikal, seperti krim atau salep, untuk meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan.
Penggunaan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai dalam pencatatan medis sangat penting untuk memastikan ketepatan diagnostik dan dokumentasi tindakan medis yang dilakukan, sehingga dapat mendukung proses perawatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 11839 | 04 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri dipergelangan kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan nyeri di pergelangan kaki, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: cedera, inflamasi, dll.
- Skala nyeri: 1-10
- Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi nyeri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri
- Kemampuan menggunakan teknik non-farmakologis
- Perilaku untuk mengurangi nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri
- Terapi modalitas nyeri (kompres hangat/dingin, terapi musik, dll.)
- Edukasi pasien dan keluarga
Dalam kondisi ini, perawat perlu melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, menentukan penyebab nyeri, membantu pasien mengontrol nyeri, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi nyeri di pergelangan kaki. -
Article No. 11840 | 04 Feb 2025
Klinis : Laki-laki usia 58 tahun dirawat di RS dengan diagnosis medis gagal ginjal kronik dengan hemodialisis reguler. Pada pemeriksaan fisik: pasien tampak lemah, oral intake1000 mL/24 jam, suara napas tambahan ronchi basal, edema pada kedua ekstremitas bawah, kulit lembab, pucat, oliguria, TD 170/100 mmHg dan frekuensi napas 28x/menit. Apakah data selanjutnya yang harus dikaji pada kasus tersebut? * A. Adanya penambahan berat badan B. Adanya bunyi napas tambahan C. Asupan nutrisi pasien D. Kondisi umum pasien E. Asupan intake cairan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, data selanjutnya yang perlu dikaji, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan penurunan fungsi ginjal.
Pasien tampak lemah, yang mengindikasikan adanya intoleransi aktivitas.
2. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Pasien mengalami edema pada ekstremitas bawah, oliguria, dan hipertensi yang menunjukkan adanya kelebihan volume cairan.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Ginjal berhubungan dengan gagal ginjal kronik.
Pasien memiliki diagnosis medis gagal ginjal kronik, yang dapat menyebabkan perubahan perfusi jaringan ginjal.
Data selanjutnya yang perlu dikaji:
A. Tidak sesuai, karena data tambahan yang diperlukan adalah kondisi nutrisi pasien.
B. Benar, data tambahan yang perlu dikaji adalah adanya bunyi napas tambahan seperti ronchi yang dapat mengindikasikan adanya perubahan pada sistem pernapasan.
C. Benar, data asupan nutrisi pasien perlu dikaji untuk mengetahui status nutrisinya.
D. Benar, kondisi umum pasien perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kelemahan dan perubahan fungsi tubuh lainnya.
E. Benar, asupan cairan pasien perlu dikaji untuk mengetahui apakah ada kelebihan atau kekurangan cairan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
2. Keseimbangan Cairan
- Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
- Pasien dapat melakukan manajemen cairan secara mandiri.
3. Perfusi Ginjal
- Pasien dapat mempertahankan fungsi ginjal yang optimal.
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda perubahan perfusi ginjal.
- Pasien dapat melakukan tindakan untuk mempertahankan perfusi ginjal yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Identifikasi tingkat kemampuan fisik dan aktivitas yang dapat dilakukan pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan.
- Ajarkan teknik menghemat energi dalam melakukan aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengevaluasi dan meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
2. Kelebihan Volume Cairan
- Pantau intake dan output cairan secara ketat.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen cairan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengevaluasi dan mengatur regimen terapi cairan.
- Berikan obat diuretik sesuai dengan resep dokter.
3. Perubahan Perfusi Ginjal
- Pantau tanda-tanda vital dan fungsi ginjal secara berkala.
- Berikan intervensi untuk mempertahankan perfusi ginjal yang adekuat, seperti pemberian cairan intravena atau pengaturan diet.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengevaluasi dan meningkatkan perfusi ginjal pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tindakan untuk mempertahankan perfusi ginjal yang optimal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus selalu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 11841 | 04 Feb 2025
Klinis : Laki-laki usia 58 tahun dirawat di RS dengan diagnosis medis gagal ginjal kronik dengan hemodialisis reguler. Pada pemeriksaan fisik: pasien tampak lemah, oral intake1000 mL/24 jam, suara napas tambahan ronchi basal, edema pada kedua ekstremitas bawah, kulit lembab, pucat, oliguria, TD 170/100 mmHg dan frekuensi napas 28x/menit. Apakah data selanjutnya yang harus dikaji pada kasus tersebut? * A. Adanya penambahan berat badan B. Adanya bunyi napas tambahan C. Asupan nutrisi pasien D. Kondisi umum pasien E. Asupan intake cairan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, data selanjutnya yang perlu dikaji, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan asupan cairan berlebih, yang ditandai dengan edema pada ekstremitas bawah, oliguria, dan tekanan darah tinggi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan intoleransi makanan dan anoreksia, yang ditandai dengan asupan oral hanya 1000 mL/24 jam, tampak lemah, dan kulit pucat.
3. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan kemampuan ventilasi paru, yang ditandai dengan adanya ronchi basal dan peningkatan frekuensi napas.
Data Selanjutnya yang Perlu Dikaji:
A. Kondisi umum pasien: aktivitas sehari-hari, tingkat kemandirian, dan kemampuan dalam melakukan self-care.
B. Intake dan output cairan: jumlah dan jenis cairan yang dikonsumsi serta jumlah urin yang dikeluarkan.
C. Hasil pemeriksaan laboratorium: nilai ureum, kreatinin, elektrolit, dan parameter lain terkait fungsi ginjal.
D. Riwayat penyakit dan pengobatan lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelebihan Volume Cairan:
- Tekanan darah dalam batas normal
- Edema pada ekstremitas menurun
- Jumlah urin normal
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Berat badan stabil
- Asupan makanan dan cairan adekuat
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Pola Napas Efektif:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Tidak ada bunyi napas tambahan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Kelebihan Volume Cairan:
- Kaji intake dan output cairan secara ketat
- Beri batasan asupan cairan sesuai rekomendasi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan cairan dan elektrolit
- Pantau tanda-tanda vital dan edema secara berkala
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Kaji asupan nutrisi dan kalori pasien
- Berikan diet sesuai dengan kondisi ginjal dan hemodialisis
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan
- Pantau berat badan dan parameter nutrisi secara berkala
3. Pola Napas Efektif:
- Pantau tanda-tanda vital dan pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan masalah pernapasan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan bekerja sama dengan tim multidisiplin untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien.