Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9972 | 28 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat diruang bedah akibat fraktur humerus.psien mengeluh nyeri dikaki kirinya dengan skala nyeri 8, tampak bengkak, gelisah, terpasang traksi, dan wajahnya terlihat menahan sakit. TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frequensi nafas 25x/menit. Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S42.2
- Deskripsi: Fraktur diafisis humerus
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 79.31
- Deskripsi: Traksi tulang selama perawatan fraktur atau dislokasi
Penjelasan:
Pasien perempuan berusia 25 tahun ini dirawat di ruang bedah akibat fraktur humerus. Berdasarkan keluhan nyeri yang dirasakan di kaki kiri, tampak bengkak, gelisah, dan wajah yang menahan sakit, menunjukkan adanya kemungkinan komplikasi pada ekstremitas bawah, seperti deep vein thrombosis (DVT) atau cedera lain yang terkait dengan fraktur humerus.
Tindakan medis yang paling tepat untuk kasus ini adalah:
1. Stabilisasi fraktur humerus dengan traksi, sesuai dengan kode ICD-9-CM prosedur 79.31 (Traksi tulang selama perawatan fraktur atau dislokasi).
2. Pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut terhadap ekstremitas bawah, terutama kaki kiri, untuk mengidentifikasi dan menangani kemungkinan komplikasi seperti DVT.
3. Pengobatan nyeri dengan analgesik yang sesuai untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien.
4. Pemantauan tanda-tanda vital secara regular untuk memastikan stabilitas hemodinamik pasien.
5. Pemberian dukungan keperawatan yang komprehensif, termasuk manajemen nyeri, mobilisasi dini, dan edukasi bagi pasien.
Penanganan yang tepat dan komprehensif sangat penting untuk memastikan pemulihan yang optimal bagi pasien dengan fraktur humerus dan kemungkinan komplikasi yang menyertainya. -
Article No. 9973 | 28 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 34 tahun dirawat diruang bedah akibat fraktur humerus tertutup 1/3 distal. Hsil pengkajian, tampak bengkak, nyeri skala 5. Tindakan yang akan dilakukan adalah pemasangan gips, persiapan alat dan penjelasan prosedur sudah dilakukan. Apakah prosedur selanjutnya pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai, serta penjelasan mengenai prosedur selanjutnya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S42.30
- Deskripsi: Fraktur 1/3 distal tulang humerus, tertutup
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.54
- Deskripsi: Aplikasi gips atau splint, anggota gerak
Berdasarkan kondisi pasien dengan fraktur humerus tertutup 1/3 distal, bengkak, dan nyeri skala 5, serta tindakan yang telah dilakukan berupa persiapan alat dan penjelasan prosedur, maka prosedur selanjutnya adalah:
1. Pemberian analgesik dan antiinflamasi untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
2. Pemberian obat-obatan sesuai indikasi klinis, seperti antibiotik profilaksis jika diperlukan.
3. Analgesia lokal atau regional untuk mengurangi nyeri saat pemasangan gips.
4. Pemasangan gips dengan teknik yang benar untuk imobilisasi fraktur dan mencegah komplikasi.
5. Edukasi kepada pasien mengenai perawatan gips, tanda-tanda komplikasi, dan pengawasan lanjutan.
6. Pemeriksaan radiografi untuk memastikan posisi fragmen tulang yang tepat dan pemantauan perkembangan penyembuhan.
7. Rencana tindak lanjut, seperti kontrol berkala dan pertimbangan tindakan operatif jika diperlukan.
Prosedur ini dilakukan untuk menstabilkan fraktur, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi penyembuhan yang optimal. -
Article No. 9974 | 28 Dec 2024
Klinis : tertipa buah di perut terasa nyeri sampai ke kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.0
- Deskripsi: Nyeri perut dan panggul
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang diberikan, yaitu "tertipa buah di perut terasa nyeri sampai ke kaki", maka diagnosis yang sesuai adalah nyeri perut dan panggul (R10.0) dalam klasifikasi ICD-10. Nyeri perut dan panggul dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera atau trauma pada perut atau panggul, gangguan gastrointestinal, atau kondisi muskuloskeletal.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur spesifik yang sesuai dengan gejala ini.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada tindakan medis spesifik yang perlu dikodekan menggunakan ICD-9-CM Procedure. Penanganan awal yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan fisik, evaluasi gejala, dan investigasi lebih lanjut untuk menentukan penyebab nyeri perut dan panggul. -
Article No. 9975 | 28 Dec 2024
Klinis : Merasa diabaikan Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga Tidak toleran Memperbaiki anggota keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Distres Keluarga Berhubungan dengan Ketidakmampuan Memenuhi Kebutuhan Anggota Keluarga
Penjelasan:
- SDKI: Kondisi di mana keluarga berisiko mengalami ketidaknyamanan, ketegangan, dan ketidakmampuan yang disebabkan oleh ketidakmampuan memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
- SLKI: Keluarga mampu mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang terkait dengan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain asesmen keluarga, edukasi tentang peran dan fungsi keluarga, serta pemberian dukungan emosional dan instrumental.
2. Intoleransi Terhadap Anggota Keluarga Berhubungan dengan Perasaan Diabaikan
Penjelasan:
- SDKI: Kondisi di mana individu menunjukkan sikap tidak sabar, tidak mau menerima, dan tidak mau berkompromi terhadap anggota keluarga yang disebabkan oleh perasaan diabaikan.
- SLKI: Individu mampu menunjukkan sikap toleran dan mampu berkompromi dengan anggota keluarga.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain konseling individual, edukasi tentang komunikasi efektif dalam keluarga, serta fasilitasi untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama antar anggota keluarga.
Pendekatan yang dapat Anda gunakan dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat adalah:
1. Memberikan edukasi tentang pentingnya memenuhi kebutuhan anggota keluarga dan dampaknya terhadap dinamika keluarga.
2. Membantu keluarga mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Memfasilitasi komunikasi dan interaksi yang efektif antar anggota keluarga.
4. Memberikan dukungan emosional dan instrumental agar keluarga dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
Dengan pendekatan ini, diharapkan keluarga dapat memahami pentingnya memenuhi kebutuhan anggota keluarga dan meningkatkan toleransi serta kerjasama antar anggota keluarga. -
Article No. 9976 | 28 Dec 2024
Klinis : Merasa diabaikan Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga Tidak toleran Memperbaiki anggota keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Interaksi Sosial
Penjelasan Singkat:
Gangguan Interaksi Sosial adalah ketidakmampuan individu untuk melakukan interaksi atau hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Kondisi ini dapat disebabkan oleh perasaan diabaikan, tidak mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, dan tidak toleran terhadap perbedaan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 10071
Judul: Gangguan Interaksi Sosial
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai, mempertahankan, dan mengakhiri interaksi dengan orang lain pada tingkat yang memuaskan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10071
Judul: Interaksi Sosial
Definisi: Kemampuan individu untuk memulai, mempertahankan, dan mengakhiri interaksi dengan orang lain pada tingkat yang memuaskan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10071
Judul: Fasilitasi Interaksi Sosial
Definisi: Tindakan perawat untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam memulai, mempertahankan, dan mengakhiri interaksi dengan orang lain pada tingkat yang memuaskan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan: Gangguan Interaksi Sosial merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada individu yang merasa diabaikan, tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarga, dan tidak toleran terhadap perbedaan. Perawat berperan penting dalam memfasilitasi kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dan memuaskan dengan orang lain. Melalui intervensi keperawatan yang berpedoman pada standar PPNI, diharapkan dapat membantu individu dalam memperbaiki interaksi sosialnya. -
Article No. 9977 | 28 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki mengeluh punggu bawah terasa nyeri, tubuh susah digerakkan. Alasan yang tepat untuk low back pain sering terjadi pada L4-S1 adalah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter/perekam medis, berikut adalah informasi yang dapat saya berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Nyeri punggung bawah (low back pain)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kasus ini, karena tidak terdapat prosedur atau tindakan medis yang dilakukan.
Penjelasan:
Alasan yang paling tepat untuk low back pain yang sering terjadi pada level L4-S1 adalah:
1. Anatomi Tulang Belakang: Segmen lumbar (L4-L5) dan sakral (S1) merupakan area yang paling banyak menerima beban dan tekanan, terutama saat aktivitas seperti berdiri, berjalan, atau mengangkat beban. Hal ini menyebabkan area tersebut rentan terhadap cedera atau degenerasi.
2. Diskus Intervertebralis: Diskus intervertebralis yang terletak di antara ruas tulang belakang L4-L5 dan L5-S1 merupakan titik yang paling rentan terhadap kerusakan atau herniasi. Hal ini dapat menyebabkan penekanan pada saraf dan menimbulkan nyeri punggung bawah.
3. Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik yang berat, seperti mengangkat beban yang berlebihan, membungkuk, atau gerakan rotasi yang berlebihan, dapat memicu terjadinya low back pain pada area L4-S1.
4. Usia dan Degenerasi: Seiring dengan bertambahnya usia, diskus intervertebralis dapat mengalami degenerasi dan kehilangan fleksibilitas, sehingga area L4-S1 menjadi lebih rentan terhadap cedera dan nyeri.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, area L4-S1 merupakan lokasi yang paling sering terkait dengan keluhan low back pain pada pasien. -
Article No. 9978 | 28 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 47 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan nyeri dan kaku pada persendian kaki akan tetapi sudah mampu menangani nyeri. Hasil pengkajian sekala nyeri 4 bertambah saat pagi, kesulitan saat bergerak, sendi bengkak dan rentang gerak menurun, pasien juga mengeluh penyakitnya tidak sembuh-sembuh. Apakah masalah utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Masalah utama pada kasus ini adalah Nyeri Kronik yang ditandai dengan keluhan nyeri dan kaku pada persendian kaki, skala nyeri 4 yang bertambah saat pagi, kesulitan saat bergerak, sendi bengkak, serta rentang gerak yang menurun.
Penjelasan Singkat Berdasarkan Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronik adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, meningkatnya kemampuan mobilitas sendi, serta berkurangnya bengkak pada sendi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, terapi panas-dingin, latihan rentang gerak, edukasi manajemen nyeri, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penanganan komprehensif.
Sebagai seorang perawat, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah nyeri kronik yang dialami. Pendekatan holistik dan kolaboratif sangat penting untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 9979 | 28 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki umur 60 tahun dirawat di ruang penyakit bedah sejak tujuh hari yang lalu, hasil pengkajian didapatkan data ekstremitas atas dan bawah tidak dapat digerakkan secara aktif, kulit disekitar area penonjolan tulang tampak kemerahan, klien tampak lemas.Hasil pengkajian Tekanan Darah 160/100 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 37,2°C, pernafasan 20x/menit. apakah intervensi untuk meningkatkan kenyamanan pada klien ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan keterbatasan pergerakan.
Penjelasan Singkat:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Dalam kasus ini, klien mengalami keterbatasan pergerakan ekstremitas atas dan bawah serta terlihat lemas, menunjukkan adanya penurunan kekuatan otot yang menyebabkan intoleransi aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Toleransi Aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas rutin tanpa keluhan kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Intoleransi Aktivitas: Intervensi untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan mempertahankan atau meningkatkan kapasitas fungsional.
Intervensi untuk Meningkatkan Kenyamanan Klien:
1. Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas klien sesuai dengan kemampuannya, seperti mengatur jadwal istirahat yang cukup dan membatasi aktivitas yang melelahkan.
2. Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri yang dirasakan klien dan memberikan intervensi yang sesuai, seperti pemberian analgesik atau kompres hangat.
3. Perawatan Kulit: Melakukan perawatan kulit pada area yang mengalami kemerahan atau luka, termasuk mencegah terjadinya luka tekan.
4. Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan emosional dan bantuan untuk mengelola stres atau kecemasan yang mungkin dialami klien akibat keterbatasan pergerakan.
Dengan pendekatan keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat meningkatkan toleransi aktivitas dan mencapai kenyamanan yang optimal. -
Article No. 9980 | 28 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 36 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia tertutup 1/3 proksimal dextra 12 jam yang lalu. Perawat melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi adanya Compartemen syndromE.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Sindrom Kompartemen
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Sindrom Kompartemen adalah diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan peningkatan tekanan dalam ruang kompartemen suatu ekstremitas yang dapat mengakibatkan penurunan aliran darah dan iskemia jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi jaringan membaik
2. Tanda-tanda sindrom kompartemen berkurang
3. Risiko komplikasi berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Observasi tanda-tanda sindrom kompartemen (nyeri, parestesia, paralisis, pulsasi menurun, warna kulit yang tidak normal)
2. Pantau tanda-tanda vital dan sirkulasi ekstremitas
3. Pertahankan posisi ekstremitas yang tepat
4. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan segera jika terjadi sindrom kompartemen
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian secara komprehensif untuk mengidentifikasi adanya tanda-tanda sindrom kompartemen pada pasien dengan fraktur tibia tertutup. Pemantauan yang ketat terhadap kondisi pasien sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Segera melaporkan setiap perubahan kondisi pasien kepada dokter untuk penanganan yang tepat. -
Article No. 9981 | 28 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan keadaan lemas dan mudah lelah, pasien mengalami mentruasi lebih dari 21 hari, pasein wanita usia 12 tahun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien dapat didiagnosis dengan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (Fatigue)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kelelahan adalah pengalaman subjektif melemahnya kemampuan fisik dan mental yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pengeluaran dan pasokan energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat energi meningkat
2. Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan
3. Tingkat kelelahan menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen energi
2. Peningkatan tidur
3. Manajemen nyeri
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan lemas dan mudah lelah, yang dapat disebabkan oleh menstruasi yang berlangsung lebih dari 21 hari. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan akibat kehilangan banyak darah dan nutrisi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen energi untuk meningkatkan tingkat energi, peningkatan tidur untuk memulihkan tenaga, serta manajemen nyeri jika ada nyeri yang menyertai.
Catatan: Sebagai seorang pakar, diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih rinci dan komprehensif mengenai diagnosa dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien ini.