Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9942 | 28 Dec 2024
Klinis : penglihatankabur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait kondisi penglihatan kabur.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi penglihatan kabur adalah "Gangguan Penglihatan" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Kondisi penglihatan kabur menunjukkan adanya gangguan pada fungsi visual, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan struktural pada mata, kelainan retina, atau penyakit sistemik. Diagnosa keperawatan ini mencakup identifikasi dan pemahaman terhadap masalah penglihatan yang dialami oleh pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Pemulihan Penglihatan: Pasien menunjukkan perbaikan dalam fungsi penglihatan, dengan indikator seperti kemampuan melihat objek dengan jelas, tidak ada keluhan penglihatan kabur, dan tidak ada keterbatasan aktivitas akibat gangguan penglihatan.
2. Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala-gejala yang terkait dengan gangguan penglihatan, seperti mampu mengidentifikasi penyebab, melakukan tindakan pencegahan, dan mengurangi frekuensi atau tingkat keparahan gejala.
3. Kepatuhan Terhadap Pengobatan: Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan, seperti mengonsumsi obat-obatan, menggunakan alat bantu penglihatan, atau melakukan terapi sesuai rencana.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan Penglihatan: Melakukan pemeriksaan dan pengkajian secara berkala terhadap fungsi penglihatan pasien, seperti mengukur ketajaman visual, mengevaluasi lapang pandang, dan mengidentifikasi perubahan pada mata.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien mengenai kondisi penglihatan kabur, penyebab, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau mencegah kondisi tersebut.
3. Manajemen Gejala: Mengidentifikasi dan mengintervensi gejala-gejala yang dialami pasien, serta mengajarkan teknik-teknik untuk mengelola gejala, seperti penggunaan alat bantu penglihatan, penyesuaian pencahayaan, dan latihan mata.
4. Koordinasi Perawatan: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter oftalmologi, untuk melakukan pemeriksaan, diagnosis, dan pengobatan yang tepat bagi pasien.
5. Dukungan Psikososial: Memberikan dukungan emosional dan psikososial kepada pasien agar dapat beradaptasi dengan kondisi penglihatan kabur dan mempertahankan kualitas hidup yang optimal.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien dalam mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan penglihatan, manajemen gejala, dan kepatuhan terhadap pengobatan. -
Article No. 9943 | 28 Dec 2024
Klinis : benjolan di leher kanan, leukosit 10,000, demam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R22.0
- Deskripsi: Benjolan lokal di leher
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 784.2
- Deskripsi: Pemeriksaan klinis leher
Penjelasan lebih lanjut:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, pasien mengalami benjolan di leher kanan, dengan leukosit 10,000 dan demam. Kode ICD-10 yang sesuai adalah R22.0, yang menggambarkan benjolan lokal di leher. Ini merupakan kode untuk menggambarkan tanda atau gejala umum yang muncul pada pasien.
Selain itu, tidak ada prosedur atau tindakan medis spesifik yang tercantum dalam informasi yang Anda berikan. Namun, dapat dipertimbangkan kode ICD-9-CM 784.2, yang menggambarkan pemeriksaan klinis leher. Pemeriksaan klinis leher mungkin dilakukan untuk mengevaluasi dan mendiagnosis kondisi pasien.
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan kode ICD yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan pengkodean yang sesuai. Diagnosis dan tindakan medis harus ditentukan oleh dokter yang menangani pasien berdasarkan temuan klinis dan hasil pemeriksaan. -
Article No. 9944 | 28 Dec 2024
Klinis : benjolan di leher kanan, leukosit 10,000, demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Adanya obstruksi jalan napas, peningkatan sekresi, dan penurunan kemampuan batuk.
- Gejala dan Tanda: Bunyi napas abnormal, produksi sputum berlebih, mengi, dan dispnea.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Jalan napas tetap bersih, pertukaran gas adekuat, dan tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen batuk.
2. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI:
- Penyebab: Penurunan sistem imun, paparan organisme patogen, dan prosedur invasif.
- Gejala dan Tanda: Demam, peningkatan leukosit, dan benjolan di leher.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen infeksi, manajemen demam, dan manajemen nutrisi.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 9945 | 28 Dec 2024
Klinis : os datang dengan keluhan nyeri dada tengah tidak menjalar, nyeri dada spt tertusuk sekitar jam 16.00 ada keringat dingin ada mual tanpa muntah, nyeri dada bertambah bila terlentang. ada demam siang ini , muncul ruam2 kemerahan diseluruh badan dan kaki sudah 4 hari kadang terasa gatal BAB dan BAK dbn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, Penjelasan Singkat, serta Standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kardiovaskular)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Proses Penyakit (Kardiovaskular):
- Klien mengalami nyeri dada tengah yang tidak menjalar, terasa seperti tertusuk, terutama saat terlentang, disertai keringat dingin dan mual tanpa muntah.
- Nyeri dapat disebabkan oleh proses penyakit kardiovaskular, seperti angina pektoris atau infark miokard.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Keterbatasan Fisik:
- Klien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat kondisi fisiknya yang lemah, seperti demam dan ruam di seluruh tubuh.
- Kondisi ini dapat menyebabkan klien mudah kelelahan dan tidak toleran terhadap aktivitas.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Anoreksia:
- Klien menunjukkan gejala anoreksia, yaitu adanya penurunan nafsu makan, mual, dan BAB/BAK yang tidak normal.
- Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan penurunan berat badan.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut
- Intoleransi Aktivitas
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri
- Toleransi Aktivitas
- Status Nutrisi
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri
- Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Manajemen Nutrisi -
Article No. 9946 | 28 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri pada bagian testis dan kedua kaki yang bengkak, kaki ketika beraktivitas terasa nyeri, dan setelah beraktivitas merasa sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (SDKI)
2. Edema perifer (SDKI)
3. Intoleransi aktivitas (SDKI)
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut, dengan onset tiba-tiba atau lambat dan berakhir dalam waktu yang relatif singkat.
- Karakteristik: Pasien mengeluh nyeri pada testis dan kedua kaki.
2. Edema perifer (SDKI)
- Definisi: Akumulasi cairan di ruang interstisial yang menyebabkan pembengkakan pada tubuh.
- Karakteristik: Kedua kaki pasien terlihat bengkak.
3. Intoleransi aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang biasa dilakukan.
- Karakteristik: Pasien merasa nyeri saat beraktivitas dan merasa sesak napas setelah beraktivitas.
Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
- Penurunan nyeri (SLKI)
- Keseimbangan cairan (SLKI)
- Toleransi aktivitas (SLKI)
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen nyeri (SIKI)
- Manajemen edema (SIKI)
- Peningkatan toleransi aktivitas (SIKI)
Penerapan standar ini akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami pasien. -
Article No. 9947 | 28 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita umur 75 tahun, mengeluh tidak bisa berjalan karena kecelakaan, dia merasa cemas dan takut akan kematian, dia merasa tidak berdaya. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, SIKI, NANDA Beserta kodenya. Sebutkan pula SP atau strategi pelaksanaan keperawatan jiwa yang untuk pasien. Sebutkan pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI: Kecemasan (00146)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
- Kode: 00146
2. Diagnosis Keperawatan SDKI: Ketidakberdayaan (00125)
- Definisi: Pengalaman subjektif individu tentang keterbatasan dalam melakukan tindakan untuk mempengaruhi hasil yang signifikan.
- Kode: 00125
Diagnosa ICD:
1. Diagnosis ICD: R26.2 Kelemahan berjalan, tidak terklasifikasi di tempat lain
2. Diagnosis ICD: F41.1 Gangguan cemas generalisata
Diagnosa NANDA:
1. Diagnosis NANDA: Anxiety (00146)
2. Diagnosis NANDA: Powerlessness (00125)
Diagnosa SLKI:
1. Diagnosis SLKI: Kemandirian Aktivitas Sehari-hari: Berjalan (0302)
2. Diagnosis SLKI: Tingkat Kecemasan (0911)
3. Diagnosis SLKI: Kontrol Diri (0306)
Diagnosa SIKI:
1. Diagnosis SIKI: Peningkatan Mobilitas (0200)
2. Diagnosis SIKI: Manajemen Kecemasan (5820)
3. Diagnosis SIKI: Terapi Relaksasi (6040)
SP atau Strategi Pelaksanaan Keperawatan Jiwa:
1. Identifikasi penyebab kecemasan
2. Latihan relaksasi untuk mengurangi kecemasan
3. Edukasi tentang proses pemulihan dari kecelakaan
4. Konseling untuk meningkatkan kontrol diri dan keyakinan diri
5. Libatkan keluarga dalam proses pemulihan
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi pasien setelah kecelakaan
2. Pemeriksaan psikologis untuk menilai tingkat kecemasan dan ketidakberdayaan
Obat-obatan:
1. Anxiolytic (obat anti-kecemasan) untuk mengatasi kecemasan
2. Antidepresan jika diperlukan untuk mengatasi depresi akibat ketidakberdayaan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kemandirian Aktivitas Sehari-hari: Berjalan (0302) meningkat
2. Tingkat Kecemasan (0911) menurun
3. Kontrol Diri (0306) meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Mobilitas (0200)
- Latihan fisik untuk meningkatkan kemampuan berjalan
- Bantuan alat bantu mobilisasi jika diperlukan
2. Manajemen Kecemasan (5820)
- Identifikasi dan ataasi penyebab kecemasan
- Latihan relaksasi dan teknik manajemen kecemasan
3. Terapi Relaksasi (6040)
- Ajari teknik relaksasi (misalnya, napas dalam, visualisasi, dll.)
- Bantu pasien untuk mempraktikkan teknik relaksasi secara teratur
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Kecemasan (00146): Wanita umur 75 tahun ini mengalami kecemasan dan ketakutan akan kematian setelah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ketidakmampuan berjalan. Kecemasan yang berlebihan dapat menghambat proses pemulihan.
- Ketidakberdayaan (00125): Pasien merasa tidak berdaya dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat keterbatasan fisik setelah kecelakaan. Perasaan tidak berdaya ini dapat memengaruhi motivasi dan kemajuan pemulihan.
2. Diagnosa ICD, NANDA, SLKI, dan SIKI:
- Diagnosa ICD, NANDA, SLKI, dan SIKI yang disebutkan sesuai dengan kondisi pasien dan fokus pada masalah kecemasan, ketidakberdayaan, dan penurunan mobilitas.
3. SP atau Strategi Pelaksanaan Keperawatan Jiwa:
- Identifikasi penyebab kecemasan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan pasien.
- Latihan relaksasi untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kontrol diri pasien.
- Edukasi tentang proses pemulihan dari kecelakaan untuk meningkatkan pemahaman dan keyakinan pasien.
- Konseling untuk meningkatkan kontrol diri dan keyakinan diri pasien agar tidak merasa tidak berdaya.
- Libatkan keluarga dalam proses pemulihan untuk memberikan dukungan dan motivasi.
4. Pemeriksaan Penunjang dan Obat-obatan:
- Pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi pasien setelah kecelakaan dan menentukan rencana perawatan.
- Pemeriksaan psikologis untuk menilai tingkat kecemasan dan ketidakberdayaan pasien.
- Anxiolytic (obat anti-kecemasan) untuk mengatasi kecemasan pasien.
- Antidepresan jika diperlukan untuk mengatasi depresi akibat ketidakberdayaan.
5. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Peningkatan Kemandirian Aktivitas Sehari-hari: Berjalan (0302) menunjukkan kemajuan pemulihan pasien.
- Penurunan Tingkat Kecemasan (0911) mengindikasikan efektivitas manajemen kecemasan.
- Peningkatan Kontrol Diri (0306) menunjukkan peningkatan keyakinan diri dan motivasi pasien.
6. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Peningkatan Mobilitas (0200): Latihan fisik dan penggunaan alat bantu untuk meningkatkan kemampuan berjalan pasien.
- Manajemen Kecemasan (5820): Identifikasi dan penanganan penyebab kecemasan, serta latihan relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Terapi Relaksasi (6040): Mengajarkan dan membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi secara teratur untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kontrol diri.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk membantu pasien pulih secara fisik, psikologis, dan fungsional setelah mengalami kecelakaan. Kolaborasi multidisiplin antara perawat, fisioterapis, psikolog, dan keluarga dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 9948 | 28 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita umur 75 tahun, mengeluh tidak bisa berjalan karena kecelakaan, dia merasa cemas dan takut akan kematian, dia merasa tidak berdaya. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, SIKI, NANDA Beserta kodenya. Sebutkan pula SP atau strategi pelaksanaan keperawatan jiwa yang untuk pasien. Sebutkan pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10, SDKI, SLKI, SIKI, NANDA, serta strategi pelaksanaan keperawatan jiwa, pemeriksaan penunjang, dan obat-obatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan Kecemasan Generalisata
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.75
- Deskripsi: Terapi Okupasi
3. Diagnosa SDKI:
- Kode: 00146
- Deskripsi: Kecemasan
4. Diagnosa SLKI:
- Kode: 10019402
- Deskripsi: Kemampuan Aktivitas Fisik Terganggu
5. Diagnosa SIKI:
- Kode: 10020022
- Deskripsi: Manajemen Kecemasan
6. Diagnosa NANDA:
- Kode: 00146
- Deskripsi: Kecemasan
7. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Jiwa:
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
- Kaji tingkat kecemasan pasien secara berkala
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang jelas terkait kondisinya
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan
- Berikan latihan relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi untuk meningkatkan kemampuan aktivitas fisik
8. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan fisik lengkap
- Pemeriksaan neurologis
- Pemeriksaan psikologis (tes kecemasan, depresi)
- Pemeriksaan penunjang lainnya sesuai indikasi
9. Obat-obatan:
- Obat anxiolytik (misalnya Alprazolam)
- Antidepresan (misalnya Sertraline)
- Analgesik (jika ada nyeri terkait cedera)
- Vitamin dan suplemen penunjang, jika diperlukan
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang disampaikan, pasien ini mengalami Gangguan Kecemasan Generalisata (F41.1) yang disertai keterbatasan aktivitas fisik akibat cedera. Pasien membutuhkan pendekatan keperawatan jiwa yang komprehensif, meliputi terapi okupasi, manajemen kecemasan, serta dukungan emosional dan fisik. Pemeriksaan penunjang dan obat-obatan diberikan untuk mengatasi kondisi medis pasien secara holistik. -
Article No. 9949 | 28 Dec 2024
Klinis : deudinitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Tuan/Nyonya yang terhormat, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "deudinitis":
1. Kode ICD-10:
- Kode: N34.2
- Deskripsi: Uretritis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang secara spesifik terkait dengan kondisi "deudinitis". Namun, tata laksana umum untuk uretritis dapat mencakup:
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.81
- Deskripsi: Pengambilan sampel urethra untuk pemeriksaan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 N34.2 merujuk pada uretritis, yaitu inflamasi pada saluran kemih yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kondisi "deudinitis" dapat dianggap sebagai diagnosis diferensial untuk uretritis.
- Dalam penatalaksanaan uretritis, pengambilan sampel urethra (kode ICD-9-CM 59.81) dapat dilakukan untuk pemeriksaan mikrobiologis dan identifikasi agen penyebab, sehingga dapat ditentukan terapi yang sesuai.
Mohon sampaikan apabila Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 9950 | 28 Dec 2024
Klinis : alergi kulit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi alergi kulit, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L23
- Deskripsi: Dermatitis atopik
Dermatitis atopik, atau yang lebih dikenal sebagai alergi kulit, adalah kondisi peradangan kronis pada kulit yang ditandai dengan gejala seperti gatal, ruam, dan kekeringan kulit. Kode ICD-10 L23 mencakup berbagai bentuk dermatitis atopik, termasuk yang disebabkan oleh alergen spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.44
- Deskripsi: Uji kulit alergi, intradermal
Dalam kasus alergi kulit, prosedur yang mungkin dilakukan adalah uji kulit alergi, yang dapat dikodekan menggunakan kode ICD-9-CM 95.44. Prosedur ini melibatkan injeksi intradermal (di dalam lapisan kulit) dari zat yang diduga menjadi alergen, untuk melihat reaksi kulit dari pasien. -
Article No. 9951 | 28 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan tidak ada nyeri dada dan sesak nafas Kesadaran compos mentis. Hemodinamik TD : 95/60 mmHg, HR : 90 x/menit, RR : 20 x/menit, Spo2 98%. Pernafasan dengan nasal 3 lpm. IV line di VMS no 20, infus Nacl 0,9 % 500ml/24 jam, drip heparin 12 ui/kgbb/jam. Novorapid drip Algoritma 1. Terpasang DC no 16 tgl 25/12/24 produksi urine adekuat. Post CAG 3VD. Skala nyeri 0
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian yang lengkap untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit kardiovaskular.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berlebih.
2. Tanda-tanda vital pasien tetap stabil selama beraktivitas.
3. Pasien tidak mengalami sesak napas atau nyeri dada saat beraktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala, terutama saat pasien melakukan aktivitas.
2. Mengatur jadwal aktivitas dan istirahat untuk mencegah kelelahan berlebih.
3. Mengajarkan teknik pernapasan dalam untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
4. Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk tetap aktif sesuai kemampuannya.
5. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi toleransi aktivitas, seperti nutrisi, cairan, dan obat-obatan.
6. Berkolaborasi dengan tim medis lain, seperti dokter dan fisioterapis, untuk menyusun rencana aktivitas yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Risiko Intoleransi Aktivitas" dipilih karena pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (post CAG 3VD) yang dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan kapasitas fungsional. Meskipun saat ini pasien tidak mengeluhkan nyeri dada atau sesak napas, risiko intoleransi aktivitas tetap perlu dipertimbangkan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) mencakup kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berlebih, stabilitas tanda-tanda vital selama beraktivitas, serta tidak adanya keluhan sesak napas atau nyeri dada. Tujuan ini bertujuan untuk memastikan pasien dapat beraktivitas secara aman dan optimal sesuai kondisinya.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat, latihan pernapasan, pemberian dukungan dan motivasi, identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi toleransi aktivitas, serta kolaborasi dengan tim medis lain. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas pasien secara bertahap dan aman.
Secara keseluruhan, rencana asuhan keperawatan ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai kemandirian dan kualitas hidup yang optimal sesuai dengan kondisi kesehatan kardiovaskularnya saat ini.