Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10091 | 30 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI untuk kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ADHD:
1. Gangguan Pemusatan Perhatian (00131)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan fokus perhatian pada tugas atau aktivitas yang dibutuhkan.
- Faktor Terkait: Perkembangan usia, perubahan lingkungan, stres, sistem saraf yang tidak matang.
- Karakteristik Definisi: Sulit berkonsentrasi, perhatian mudah teralihkan, sulit menyelesaikan tugas, mengabaikan detail, kesulitan mengikuti instruksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Terkendali (1406)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur atau mengendalikan perilakunya.
- Kriteria Hasil:
- Mempertahankan rentang perhatian yang sesuai.
- Menyelesaikan tugas secara mandiri.
- Menunjukkan perilaku sesuai dengan harapan.
- Melakukan rutinitas harian dengan lancar.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas (4310)
- Definisi: Membantu klien untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas harian yang sesuai.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi aktivitas harian yang sesuai dengan kemampuan klien.
- Bantu klien menyusun jadwal aktivitas harian yang terstruktur.
- Berikan umpan balik positif saat klien berhasil menyelesaikan aktivitas.
- Pantau dan evaluasi kemajuan klien dalam melakukan aktivitas.
2. Terapi Perilaku (4360)
- Definisi: Intervensi untuk mengubah perilaku menjadi lebih adaptif melalui teknik-teknik tertentu.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi perilaku yang perlu diubah dan tentukan tujuan terapi.
- Terapkan teknik penguatan positif untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk mengendalikan impulsivitas.
- Libatkan keluarga dalam terapi perilaku untuk mendukung perubahan perilaku klien.
3. Stimulasi Sensori (6480)
- Definisi: Pemberian stimulus sensorik untuk meningkatkan respons dan fungsi sensorik klien.
- Aktivitas Keperawatan:
- Berikan aktivitas yang melibatkan berbagai modalitas sensorik (visual, auditori, taktil).
- Sesuaikan intensitas dan durasi stimulus berdasarkan toleransi klien.
- Pantau respons klien terhadap stimulasi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Libatkan keluarga dalam memberikan stimulasi sensorik di lingkungan rumah.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Pemusatan Perhatian" menggambarkan kondisi klien dengan ADHD yang mengalami kesulitan memusatkan perhatian dan menyelesaikan tugas. Luaran/Output SLKI "Perilaku Terkendali" mengarahkan pada perbaikan kemampuan klien dalam mengatur dan mengendalikan perilakunya, sehingga dapat mempertahankan rentang perhatian, menyelesaikan tugas, dan melakukan rutinitas harian dengan lancar.
Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan meliputi Manajemen Aktivitas untuk membantu klien merencanakan dan melakukan aktivitas harian secara terstruktur, Terapi Perilaku untuk mengubah perilaku menjadi lebih adaptif melalui teknik-teknik penguatan positif dan manajemen stres, serta Stimulasi Sensori untuk meningkatkan respons dan fungsi sensorik klien. Kolaborasi dengan keluarga juga diperlukan untuk mendukung perubahan perilaku klien di lingkungan rumah.
Secara keseluruhan, pendekatan holistik yang melibatkan aspek kognitif, perilaku, dan sensorik diharapkan dapat membantu klien dengan ADHD mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 10011 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi, diberikan obat cegukan hilang namun ma Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kirt Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R45.1
- Deskripsi: Gelisah
- Kode: F51.0
- Deskripsi: Insomnia non-organik
- Kode: R10.13
- Deskripsi: Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam tak terklasifikasi
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
- Kode: R53
- Deskripsi: Malaise dan keletihan
- Kode: K59.1
- Deskripsi: Diare persisten
- Kode: K92.2
- Deskripsi: Perdarahan gastrointestinal tak terklasifikasi
- Kode: R32
- Deskripsi: Inkontinensia urin tak terklasifikasi
- Kode: K21.9
- Deskripsi: Gastroesofageal reflux tanpa esofagitis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 91.61
- Deskripsi: Pemberian obat anti-mual dan anti-muntah
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang kompleks, termasuk gelisah, insomnia, nyeri perut, demam, malaise, diare persisten, dan perdarahan gastrointestinal. Beberapa diagnosis utama yang dapat ditegakkan berdasarkan gejala yang dipaparkan adalah:
- Gangguan kecemasan (R45.1)
- Insomnia non-organik (F51.0)
- Nyeri perut (R10.13, R52)
- Demam tak terklasifikasi (R50.9)
- Diare persisten (K59.1)
- Perdarahan gastrointestinal tak terklasifikasi (K92.2)
- Inkontinensia urin tak terklasifikasi (R32)
- Gastroesofageal reflux tanpa esofagitis (K21.9)
Selain itu, pasien juga memiliki riwayat stroke dengan keluhan menelan makanan dan minum sulit serta penurunan berat badan, yang perlu dievaluasi lebih lanjut. Prosedur medis yang telah diberikan adalah pemberian obat anti-mual dan anti-muntah (kode ICD-9-CM 91.61). -
Article No. 10012 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi, diberikan obat cegukan hilang namun ma Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kirt Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan sekunder pascasterok
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal
3. Diare berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik pascasakit stroke
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi imun sekunder demam
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola napas efektif: pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman yang normal tanpa tanda-tanda distress pernapasan.
2. Kontrol nyeri: pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri hingga level yang dapat diterima.
3. Keseimbangan cairan: pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat dengan BAB dan BAK dalam batas normal.
4. Toleransi aktivitas: pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri dan mobilisasi sesuai kemampuan.
5. Bebas infeksi: pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi selama perawatan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen jalan napas
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Anjurkan posisi yang nyaman untuk pernapasan
2. Manajemen nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
3. Manajemen diare
- Identifikasi penyebab dan faktor risiko diare
- Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Berikan diet rendah residu dan probiotik
4. Peningkatan mobilitas
- Evaluasi kemampuan fungsional pasien
- Ajarkan latihan range of motion dan aktivitas bertahap
- Fasilitasi mobilisasi sesuai kemampuan pasien
5. Pencegahan infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan infeksi
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan sekunder pascasterok
- Pasien mengalami kelemahan otot pernapasan sebagai dampak dari stroke sebelumnya, sehingga dapat menyebabkan gangguan pada pola pernapasannya.
- Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang efektif.
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal
- Pasien mengalami nyeri seperti ditusuk-tusuk di ulu hati dan perut kiri atas, yang menunjukkan adanya proses penyakit pada sistem gastrointestinal.
- Tujuan intervensi adalah untuk menurunkan intensitas nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
c. Diare berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal
- Pasien mengalami diare dengan frekuensi BAB lebih dari 8 kali per hari, dan ada riwayat diare yang berulang dalam 6 bulan terakhir, yang mengindikasikan adanya proses penyakit pada sistem gastrointestinal.
- Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengatasi penyebab diare.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik pascasakit stroke
- Pasien mengalami kelemahan anggota gerak kiri akibat stroke sebelumnya, sehingga dapat menimbulkan intoleransi terhadap aktivitas.
- Tujuan intervensi adalah untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas sehari-hari.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi imun sekunder demam
- Pasien mengalami demam tinggi yang hilang timbul, yang dapat mengindikasikan adanya risiko infeksi akibat penurunan fungsi imun.
- Tujuan intervensi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
a. Pola napas efektif
- Pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman yang normal tanpa tanda-tanda distress pernapasan.
- Hal ini menunjukkan bahwa intervensi untuk mengatasi ketidakefektifan pola napas telah berhasil.
b. Kontrol nyeri
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri hingga level yang dapat diterima.
- Hal ini menunjukkan bahwa intervensi untuk mengatasi nyeri akut telah berhasil.
c. Keseimbangan cairan
- Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat dengan BAB dan BAK dalam batas normal.
- Hal ini menunjukkan bahwa intervensi untuk mengatasi diare telah berhasil.
d. Toleransi aktivitas
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri dan mobilisasi sesuai kemampuan.
- Hal ini menunjukkan bahwa intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas telah berhasil.
e. Bebas infeksi
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi selama perawatan.
- Hal ini menunjukkan bahwa intervensi untuk mencegah infeksi telah berhasil.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
a. Manajemen jalan napas
- Auskultasi suara napas untuk menilai pola pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
- Anjurkan posisi yang nyaman untuk pernapasan, seperti posisi semi-Fowler
b. Manajemen nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri, seperti lokasi, intensitas, durasi, dan kualitas nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti teknik relaksasi
c. Manajemen diare
- Identifikasi penyebab dan faktor risiko diare, seperti infeksi gastrointestinal
- Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui pemberian cairan elektrolit dan nutrisi enteral
- Berikan diet rendah residu dan probiotik untuk memulihkan fungsi gastrointestinal
d. Peningkatan mobilitas
- Evaluasi kemampuan fungsional pasien, termasuk fungsi motorik dan mobilitas
- Ajarkan latihan range of motion dan aktivitas bertahap untuk meningkatkan kekuatan dan keseimbangan
- -
Article No. 10013 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi, diberikan obat cegukan hilang namun ma Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kirt Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur (SDKI: Gangguan Pola Tidur)
- Definisi: Gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Karakteristik: Gelisah, tidak bisa tidur, nyeri, demam, lemas.
2. Nyeri Akut (SDKI: Nyeri Akut)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Karakteristik: Nyeri di ulu hati dan perut kiri atas, nyeri seperti ditusuk-tusuk.
3. Diare Akut (SDKI: Diare Akut)
- Definisi: Buang air besar cair dalam frekuensi yang meningkat.
- Karakteristik: BAB cair lebih dari 8 kali, air lebih banyak dari ampas, ada darah segar.
4. Risiko Dehidrasi (SLKI: Risiko Dehidrasi)
- Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan.
- Karakteristik: Demam, diare, lemas.
5. Defisit Perawatan Diri (SIKI: Defisit Perawatan Diri)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- Karakteristik: Menelan makanan dan minum sulit, terbatuk-batuk.
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami gangguan pola tidur, nyeri akut, diare akut, risiko dehidrasi, dan defisit perawatan diri.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi gastrointestinal atau kondisi lain yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit, serta bantuan dalam aktivitas perawatan diri.
- Pemeriksaan diagnostik dan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain diperlukan untuk menentukan penyebab dan tatalaksana yang tepat. -
Article No. 10014 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi, diberikan obat cegukan hilang namun ma Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kirt Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan yang sesuai, luaran keperawatan yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare/BAB cair
2. Nyeri akut berhubungan dengan patologi gastrointestinal
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik pasca-stroke
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Intake dan output cairan seimbang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
2. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri
3. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien tidak mengalami kelelahan yang berlebihan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Monitor asupan dan output cairan
- Kaji tanda-tanda dehidrasi (warna urin, turgor kulit, dll.)
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Konsultasi ahli gizi untuk kebutuhan cairan dan elektrolit
2. Kontrol Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, kualitas, durasi)
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan nyeri
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Evaluasi kemampuan fungsional pasien
- Berikan latihan fisik sesuai dengan kapasitas pasien
- Ajarkan teknik-teknik aktivitas yang sesuai
- Berikan bantuan alat bantu mobilisasi jika diperlukan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
Penjelasan rinci:
1. Diagnosis keperawatan Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare/BAB cair didasarkan pada gejala-gejala seperti BAB cair lebih dari 8 kali sehari, air lebih banyak dari ampas, dan adanya riwayat diare berulang dalam 6 bulan terakhir. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan.
2. Diagnosis nyeri akut berhubungan dengan patologi gastrointestinal didasarkan pada keluhan nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dapat disebabkan oleh kondisi gastrointestinal yang mendasari.
3. Diagnosis intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik pasca-stroke didasarkan pada riwayat stroke yang dialami pasien sebelumnya, yang menyebabkan kelemahan anggota gerak kiri. Kondisi ini dapat menghambat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran keperawatan dan intervensi yang diberikan bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang teridentifikasi. Keseimbangan cairan dan elektrolit, kontrol nyeri, serta peningkatan toleransi aktivitas merupakan luaran yang diharapkan dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 10015 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kiri Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Gangguan Tidur
- Pasien mengalami keluhan gelisah dan tidak bisa tidur sejak 2 hari terakhir.
2. Nyeri Akut
- Pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas, dengan karakteristik nyeri seperti ditusuk-tusuk.
3. Hipertermia
- Pasien mengalami demam tinggi sejak 3 hari terakhir, dengan pola demam yang hilang timbul dan turun dengan penurun panas.
4. Diare
- Pasien mengalami BAB cair sejak 3 hari terakhir, lebih dari 8 kali dengan air yang lebih banyak dari ampas, disertai darah segar.
5. Defisit Perawatan Diri
- Pasien mengalami kelemahan anggota gerak kiri setelah stroke, sehingga mengalami kesulitan dalam menelan makanan dan minum.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Tidur:
- Pasien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam tanpa interupsi.
- Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
2. Nyeri Akut:
- Pasien dapat menunjukkan penurunan skor nyeri dari 8 menjadi 2-3.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
3. Hipertermia:
- Suhu tubuh pasien kembali normal (36,5-37,5°C).
- Pasien dapat beraktivitas tanpa keluhan demam.
4. Diare:
- Frekuensi BAB pasien kembali normal (1-2 kali per hari).
- Konsistensi BAB pasien kembali normal.
- Tidak terdapat darah segar pada BAB.
5. Defisit Perawatan Diri:
- Pasien dapat makan dan minum secara mandiri tanpa kesulitan.
- Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Tidur:
- Manajemen lingkungan (menciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur)
- Terapi relaksasi (misalnya terapi musik, pijat)
- Edukasi tentang pola tidur yang sehat
2. Nyeri Akut:
- Manajemen nyeri (pemberian analgetik, kompres hangat/dingin)
- Teknik distraksi (misalnya pernapasan dalam, visualisasi)
- Edukasi tentang manajemen nyeri
3. Hipertermia:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara teratur
- Pemberian antipiretik sesuai indikasi
- Kompres hangat/dingin pada daerah tubuh
- Edukasi tentang manajemen demam
4. Diare:
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Pengaturan diet rendah serat dan mudah dicerna
- Pemberian antidiare sesuai indikasi
- Edukasi tentang manajemen diare
5. Defisit Perawatan Diri:
- Bantuan dalam aktivitas makan dan minum
- Latihan menelan dengan teknik yang benar
- Latihan perawatan diri secara bertahap
- Edukasi tentang strategi perawatan diri yang efektif
Penjelasan yang diberikan di atas mencakup diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI). Tone yang digunakan adalah akademis, dengan persona sebagai pakar/perawat yang memberikan informasi yang rinci dan terperinci. -
Article No. 10016 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kiri Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sesuai dengan informasi yang diberikan, berikut adalah analisis kami:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis yang ditandai dengan adanya keluhan nyeri seperti dituşuk-tusuk pada ulu hati dan perut kiri atas.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan perubahan fungsi usus (diare) yang ditandai dengan BAB cair lebih dari 8 kali sehari, ada darah segar, dan riwayat berulang dalam 6 bulan terakhir.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik yang ditandai dengan keluhan gelisah dan tidak bisa tidur.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik pasca stroke yang ditandai dengan keluhan lemas dan kesulitan menelan makanan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang dan dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Infeksi Terkendali: Tanda-tanda infeksi tidak muncul dan frekuensi BAB kembali normal.
3. Pola Tidur Membaik: Pasien dapat tidur dengan tenang dan merasa segar saat bangun.
4. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri atau bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai aturan.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Modifikasi lingkungan untuk mendukung istirahat pasien.
2. Manajemen Infeksi:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi secara rutin.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan diare dan kebersihan diri.
- Pantau pola BAB pasien.
3. Manajemen Tidur:
- Lakukan pengkajian pola tidur pasien secara komprehensif.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur.
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
4. Peningkatan Mobilitas:
- Lakukan pengkajian kemampuan fungsional pasien.
- Berikan latihan fisik sesuai kemampuan pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik mempertahankan dan meningkatkan mobilitas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memaksimalkan pemulihan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien secara komprehensif dan terperinci. Pendekatan ini bertujuan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 10017 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kiri Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala-gejala yang Anda sampaikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Tidur Berhubungan dengan Kecemasan (SDKI)
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Penyakit Gastrointestinal (SDKI)
3. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan dengan Diare (SDKI)
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Tidur Berhubungan dengan Kecemasan (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan tidur yang memadai.
- Faktor yang Berhubungan: Kecemasan.
- Kriteria Hasil (SLKI): Pasien dapat beristirahat dan tidur yang cukup.
- Intervensi Keperawatan (SIKI): Manajemen Kecemasan, Terapi Relaksasi, Terapi Tidur.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Penyakit Gastrointestinal (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang potensial atau aktual.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit gastrointestinal.
- Kriteria Hasil (SLKI): Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol.
- Intervensi Keperawatan (SIKI): Manajemen Nyeri, Terapi Farmakologi, Terapi Komplementer.
3. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan dengan Diare (SDKI)
- Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
- Faktor yang Berhubungan: Diare.
- Kriteria Hasil (SLKI): Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang memadai.
- Intervensi Keperawatan (SIKI): Manajemen Cairan, Pemantauan Cairan, Terapi Pengganti Cairan.
Berdasarkan gejala-gejala yang Anda sampaikan, pasien mengalami gangguan tidur, nyeri akut pada ulu hati dan perut bagian kiri atas, serta kekurangan volume cairan akibat diare yang berulang. Penerapan diagnosa keperawatan dan intervensi yang tepat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 10018 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kiri Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan nyeri, kecemasan, dan gangguan fisiologis.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit infeksi.
4. Diare berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal.
5. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Tidur Efektif: Pasien melaporkan tidur yang cukup, bangun merasa segar, dan tidak mengalami kelelahan.
2. Kontrol Nyeri: Pasien melaporkan nyeri berkurang, dapat beraktivitas dengan nyaman, dan tidak terganggu.
3. Suhu Tubuh dalam Batas Normal: Suhu tubuh pasien stabil dalam rentang normal.
4. Keseimbangan Cairan: Pasien tidak mengalami kekurangan atau kelebihan volume cairan.
5. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri dan tidak mengalami kelelahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur:
a. Identifikasi penyebab gangguan pola tidur.
b. Atur lingkungan yang nyaman untuk tidur.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat tidur jika diperlukan.
2. Manajemen Nyeri:
a. Kaji karakteristik nyeri pasien.
b. Lakukan intervensi nonfarmakologis, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, dan distraksi.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
3. Manajemen Demam:
a. Monitor suhu tubuh secara teratur.
b. Berikan terapi antipiretik sesuai resep.
c. Lakukan tindakan penurun panas, seperti kompres hangat/dingin.
4. Manajemen Diare:
a. Kaji frekuensi, konsistensi, dan volume BAB.
b. Berikan diet rendah serat dan kaya cairan.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antidiare jika diperlukan.
5. Manajemen Cairan:
a. Pantau intake dan output cairan.
b. Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian suplemen elektrolit jika diperlukan.
6. Peningkatan Aktivitas:
a. Kaji kemampuan fisik pasien.
b. Lakukan latihan fisik secara bertahap sesuai toleransi pasien.
c. Berikan edukasi dan dukungan untuk meningkatkan kemandirian pasien.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan nyeri, kecemasan, dan gangguan fisiologis:
Pasien mengeluhkan gelisah dan tidak bisa tidur, yang dapat disebabkan oleh nyeri, kecemasan, dan gangguan fisiologis lainnya, seperti demam dan diare.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal:
Pasien mengalami nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, yang mengindikasikan adanya proses penyakit gastrointestinal.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit infeksi:
Pasien mengalami demam tinggi yang hilang timbul dan turun dengan penurun panas, yang menunjukkan adanya proses penyakit infeksi.
4. Diare berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal:
Pasien mengalami BAB cair lebih dari 8 kali dengan air lebih banyak dari ampas, tanpa lendir tetapi ada darah segar, yang merupakan gejala diare.
5. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare:
Dengan adanya diare yang sering terjadi, pasien berisiko mengalami kekurangan volume cairan.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik:
Pasien mengalami kelemahan fisik yang ditandai dengan badan lemas, serta riwayat penyakit stroke yang menyebabkan kelemahan anggota gerak kiri.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Tidur Efektif: Dengan manajemen pola tidur yang tepat, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyenyak, bangun merasa segar, dan tidak mengalami kelelahan.
2. Kontrol Nyeri: Melalui intervensi manajemen nyeri, diharapkan pasien dapat melaporkan nyeri yang berkurang, dapat beraktivitas dengan nyaman, dan tidak terganggu.
3. Suhu Tubuh dalam Batas Normal: Dengan manajemen demam yang adekuat, diharapkan suhu tubuh pasien dapat stabil dalam rentang normal.
4. Keseimbangan Cairan: Melalui manajemen cairan yang tepat, diharapkan pasien tidak mengalami kekurangan atau kelebihan volume cairan.
5. Toleransi Aktivitas Meningkat: Dengan peningkatan aktivitas yang bertahap, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri dan tidak mengalami kelelahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Setiap intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan mengatasi diagnosa keperawatan yang telah teridentifikasi. Penjelasan rinci untuk setiap intervensi dapat dilihat pada poin-poin sebelumnya. -
Article No. 10019 | 29 Dec 2024
Klinis : Pasien gelisah sejak 2 hari ini Gelisah dan tidak bisa tidur Nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas Nyeri seperti dituşuk-tusuk Demam tinggi sejak 3 hari ini Demam hilang timbul dan turun dengan penurun panas Batuk dan sesak disangkal Badan lemas BAB cair ada sudah 3 hari ini BAB lebih dari 8 kali air lebih banyak dari ampas BAB tidak ada lendir namun ada darah segar BAK tidak ada keluhan Anak Pasien mengatakan BAB cair sudah berulang dalam 6 bulan terakhir Hari minggu kemarin pasien cegukan dan dibawa ke RS Yarsi Sudah berulang dirawat di RS Yarsi karena BAB cair dan lemas Pasca stroke rawat di RS Yarsi pertengahan tahun 2024 lalu dan pasca stroke lemah anggota gerak kiri Menelan makanan dan minum sulit kadang terbatuk batuk Berat badan turun disangkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal ditandai dengan nyeri pada ulu hati dan perut kiri atas, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan pasien mengeluhkan nyeri.
2. Risiko ketidakstabilan glukosa darah berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi dan status kesehatan yang buruk ditandai dengan demam tinggi, berat badan turun, dan lemah.
3. Diare kronis berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal ditandai dengan BAB cair lebih dari 8 kali, ada darah segar, dan riwayat berulang dalam 6 bulan terakhir.
4. Risiko aspirasi berhubungan dengan disfagia pasca stroke ditandai dengan kesulitan menelan makanan dan minum serta terbatuk-batuk.
5. Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan kelemahan anggota gerak kiri pasca stroke.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien mampu melaporkan nyeri berkurang, tidak mengganggu aktivitas, dan mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri.
2. Kadar Glukosa Darah Terkendali: Pasien menunjukkan kadar glukosa darah dalam rentang normal, menunjukkan tanda-tanda stabilitas hemodinamik, dan tidak mengalami komplikasi hipoglikemia atau hiperglikemia.
3. Kontrol Diare: Frekuensi dan konsistensi BAB kembali normal, tidak ada darah segar, dan pasien mampu mengidentifikasi faktor penyebab diare.
4. Tidak Terjadi Aspirasi: Pasien mampu menelan makanan dan minuman dengan aman, tidak terbatuk-batuk, dan tidak mengalami komplikasi akibat aspirasi.
5. Perawatan Diri: Pasien mampu makan secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologi mengatasi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat)
2. Manajemen Glukosa Darah:
- Monitor glukosa darah secara teratur
- Kolaborasi pemberian obat antidiabetes
- Ajarkan diet dan aktivitas untuk mengontrol glukosa darah
3. Manajemen Diare:
- Monitor frekuensi, konsistensi, dan jumlah BAB
- Identifikasi dan atasi penyebab diare
- Kolaborasi pemberian antidiare dan cairan pengganti
4. Manajemen Disfagia:
- Identifikasi tingkat disfagia dan risiko aspirasi
- Ajarkan teknik menelan yang aman
- Kolaborasi pemberian makanan dan minuman yang sesuai
5. Perawatan Diri: Bantu dan ajarkan pasien melakukan makan secara mandiri
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien secara holistik. Asuhan keperawatan yang diberikan diharapkan dapat membantu pasien mencapai kondisi yang optimal.