Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10081 | 30 Dec 2024
Klinis : psien hipertensi,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Sendiri
- Penjelasan: Pasien dengan hipertensi memerlukan kemampuan untuk melakukan manajemen kesehatan secara efektif, namun mengalami keterbatasan dalam melakukan perawatan diri yang sesuai untuk mengelola kondisi hipertensinya.
2. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan Sendiri
- Penjelasan: Pasien memiliki motivasi dan keinginan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola kondisi hipertensinya, namun membutuhkan bimbingan dan dukungan dari petugas kesehatan.
3. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
- Penjelasan: Pasien dengan hipertensi memiliki risiko mengalami ketidakseimbangan volume cairan, baik kelebihan maupun kekurangan, yang dapat berdampak pada kondisi kesehatannya.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Diagnosa keperawatan yang diberikan sebelumnya mengacu pada SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang menjelaskan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan. Luaran tersebut dapat diukur dan dievaluasi untuk menentukan efektivitas asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang menjelaskan intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi keperawatan yang diberikan harus sesuai dengan diagnosa keperawatan dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan organisasi profesi perawat di Indonesia yang berperan dalam pengembangan dan penerapan standar asuhan keperawatan, termasuk SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 10082 | 30 Dec 2024
Klinis : Pasien Tn.M usia 22 tahun tiba di IGD RS Islam Tasikmalaya j.14.00 dengan keluhan : 30 menit smrs os tabrakan motor dengan mobil,posisi os dibonceng motor, os tidak sadarkan diri,terdapat luka robek di kepala belakang diameter 5cmx2cmx0,5cm,bengkak +.Menurut penuturan keluarga os Muntah + 2x di tempat kejadian.Pemfis : TD.100/60 mmhg,Nd.65x/mt,RR : 29x/mt,sh.36.9’c,Spo2 89%,GCS 3
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Tn. M yang diberikan, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan dengan menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan trauma kepala.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Penurunan Kesadaran adalah penurunan respons individu terhadap rangsangan lingkungan.
- SLKI: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memonitor tanda-tanda vital, menjaga jalan napas, serta memberikan oksigen dan cairan intravena sesuai dengan kondisi pasien.
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan luka robek di kepala.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Perdarahan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
- SLKI: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan volume darah yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memonitor tanda-tanda perdarahan, memberikan tindakan hemostatik, serta melakukan perawatan luka sesuai dengan kondisi pasien.
3. Risiko Aspirasi berhubungan dengan Muntah.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Aspirasi adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.
- SLKI: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memonitor tanda-tanda aspirasi, menjaga posisi kepala tetap terangkat, serta memberikan suction jika diperlukan. -
Article No. 10083 | 30 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan asi uda keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, yaitu kondisi pasien dengan ASI yang sudah keluar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Produksi Asi
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
- Penyebab: Penurunan refleks let-down, penyakit ibu, stres, penghentian menyusui, pengaruh obat-obatan, serta faktor psikologis dan lingkungan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan produksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
- Indikator: Frekuensi dan durasi menyusui, volume ASI yang dihasilkan, penambahan berat badan bayi, produksi ASI yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Laktasi: Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan produksi ASI, memberikan edukasi dan konseling tentang teknik menyusui yang benar, serta memantau produksi ASI.
- Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan emosional dan mengatasi kecemasan atau stres yang dapat menghambat produksi ASI.
- Nutrisi: Memastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk ibu menyusui.
Sebagai perawat dengan peran pakar, saya dapat membantu pasien mengidentifikasi penyebab masalah produksi ASI, memberikan intervensi yang tepat, serta memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien dalam meningkatkan produksi ASI yang efektif. -
Article No. 10084 | 30 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan asi uda keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Produksi ASI
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, dimana pasien datang dengan ASI sudah keluar, maka diagnosis keperawatan yang tepat adalah Ketidakefektifan Produksi ASI.
Definisi menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Ketidakmampuan untuk mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Faktor yang berhubungan:
- Masalah menyusui
- Stres
- Nutrisi ibu yang kurang adekuat
- Penggunaan obat-obatan
Gejala dan Tanda:
- ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi
- Produksi ASI menurun
- Bayi tidak puas setelah menyusu
- Berat badan bayi tidak naik sesuai harapan
Rencana Keperawatan (SLKI):
- Edukasi tentang manajemen laktasi yang efektif
- Perbaiki posisi dan teknik menyusui
- Nutrisi ibu yang adekuat
- Manajemen stres
- Pemantauan produksi dan kebutuhan ASI bayi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Konseling laktasi
- Dukungan menyusui
- Peningkatan intake nutrisi ibu menyusui
- Manajemen stres
- Pemantauan intake dan output bayi
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 10085 | 30 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengatakan lelah.
Diagnosa Keperawatan:
Fatigue (Kelelahan)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman subyektif akan kurangnya energi dan perasaan letih yang berkelanjutan, serta motivasi yang menurun untuk merespon terhadap situasi.
- Karakteristik: Perasaan letih, tidak adanya energi, penurunan dalam aktivitas, perubahan pola tidur, perubahan suasana hati, penurunan konsentrasi, penurunan produktivitas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan energi, pola tidur yang memadai, dan penurunan rasa letih.
- Indikator: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang cukup, dapat beristirahat dengan baik, dan menunjukkan peningkatan motivasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Energi: Membantu pasien dalam mengatur aktivitas dan istirahat untuk memaksimalkan energi.
b. Peningkatan Tidur: Memfasilitasi pola tidur yang adekuat untuk memulihkan energi.
c. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional untuk meningkatkan motivasi dan mengurangi rasa letih.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang penyebab dan manajemen kelelahan.
Dalam kondisi ini, perawat berperan dalam melakukan assessment, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan dan melaksanakan intervensi yang sesuai, serta mengevaluasi hasil dari intervensi yang diberikan untuk membantu pasien mengatasi keluhan kelelahan. -
Article No. 10086 | 30 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluh detak jantung janinnya yang berusia 27 minggu lemah setelah periksa di Puskesmas Playen II dan gerakan aktif sejak 2 hari yang lalu, kemudian dirujuk ke RSUD Wonosari. Lamanya persalinan : persalinan berlangsung selama sekitar 4 jam, pukul 11.00 siang bayi sudah dilahirkan dengan melalui proses induksi dan bayi dinyatakan meninggal dunia Posisi fetus : sungsang Tipe kelahiran : jenis kelamin perempuan Masalah selama persalinan : pasien mengatakan merasa mual dan muntah di usia kehamilan 23 minggu Pasien mengatakan saat ini masih merasa sedih, terkadang menangis kalau inget anaknya karena kehamilan yang ketiga ini sudah direncanakan. Monosit 8.0 % (high)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun Diagnosis Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Fetus Berhubungan dengan Distres Janin
Penjelasan SDKI:
- Tujuan: Bayi baru lahir dapat mempertahankan perfusi dan oksigenasi jaringan yang adekuat.
- Kriteria Hasil (SLKI):
- Terjaga hemodinamik
- Terjaga saturasi oksigen
- Tidak ada tanda-tanda distres janin
- Intervensi (SIKI):
- Pantau denyut jantung janin
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian terapi sesuai kondisi
2. Berduka Berhubungan dengan Kematian Bayi
Penjelasan SDKI:
- Tujuan: Pasien dapat beradaptasi dengan kehilangan dan mencapai resolusi berduka.
- Kriteria Hasil (SLKI):
- Pasien mengekspresikan emosi berduka
- Pasien mencari dukungan
- Pasien menunjukkan penerimaan atas kehilangan
- Intervensi (SIKI):
- Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan
- Fasilitasi pasien dalam proses berduka
- Kolaborasi pemberian terapi psikologis/konseling
Monosit 8.0% (high) menunjukkan adanya peningkatan kadar monosit dalam darah, yang dapat mengindikasikan adanya infeksi atau peradangan. Tone "akademis" dan persona "pakar, nurse" mengindikasikan bahwa jawaban ini diberikan dengan pengetahuan dan kemampuan keperawatan yang baik. -
Article No. 10087 | 30 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluh detak jantung janinnya yang berusia 27 minggu lemah setelah periksa di Puskesmas Playen II dan gerakan aktif sejak 2 hari yang lalu, kemudian dirujuk ke RSUD Wonosari. Lamanya persalinan : persalinan berlangsung selama sekitar 4 jam, pukul 11.00 siang bayi sudah dilahirkan dengan melalui proses induksi dan bayi dinyatakan meninggal dunia Posisi fetus : sungsang Tipe kelahiran : jenis kelamin perempuan Masalah selama persalinan : pasien mengatakan merasa mual dan muntah di usia kehamilan 23 minggu Pasien mengatakan saat ini masih merasa sedih, terkadang menangis kalau inget anaknya karena kehamilan yang ketiga ini sudah direncanakan. Monosit 8.0 % (high)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Berduka Dysfunctional
- Definisi: Respon individu terhadap kehilangan yang ditandai oleh gangguan proses normal dan sehat.
- Penyebab: Kematian bayi, Hilangnya peran atau fungsi, Kehilangan harapan atau impian.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Mual/muntah, Anoreksia, Malabsorbsi.
3. Cemas
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Penyebab: Krisis situasional, Perubahan status kesehatan, Kehilangan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Berduka Dysfunctional:
- Tingkat Berduka Menurun
- Ekspresi Rasa Berduka Membaik
- Kemampuan Mengatasi Berduka Meningkat
2. Keseimbangan Nutrisi
- Asupan Nutrisi Memadai
- Berat Badan Meningkat/Membaik
- Tidak Ada Tanda-Tanda Malnutrisi
3. Tingkat Kecemasan Menurun
- Kecemasan Terkontrol
- Mampu Mengungkapkan Perasaan
- Istirahat dan Tidur Membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Berduka Dysfunctional:
- Terapi Berduka
- Manajemen Rasa Duka
- Dukungan Emosional
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Manajemen Mual dan Muntah
- Pemantauan Nutrisi
- Terapi Gizi
3. Kecemasan:
- Manajemen Kecemasan
- Terapi Relaksasi
- Dukungan Emosional
Penjelasan Rinci:
Pasien mengalami kehilangan bayi yang direncanakan, sehingga diagnosis keperawatan utama adalah Berduka Dysfunctional. Masalah ini dapat menyebabkan pasien mengalami gangguan proses normal dan sehat dalam mengatasi kehilangan. Intervensi yang diperlukan adalah terapi berduka, manajemen rasa duka, dan dukungan emosional untuk membantu pasien beradaptasi dengan kehilangan yang dialami.
Pasien juga mengalami mual dan muntah selama kehamilan, sehingga berisiko mengalami Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Intervensi yang diperlukan adalah manajemen mual dan muntah, pemantauan nutrisi, dan terapi gizi untuk memastikan asupan nutrisi pasien terpenuhi.
Selain itu, pasien juga mengalami kecemasan terkait dengan kehilangan bayinya. Diagnosis keperawatan Kecemasan perlu ditegakkan dan intervensi yang diperlukan adalah manajemen kecemasan, terapi relaksasi, dan dukungan emosional untuk membantu pasien mengatasi kecemasannya.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat beradaptasi dengan kehilangan, mempertahankan status nutrisi yang baik, dan mengelola kecemasan sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 10088 | 30 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluh detak jantung janinnya yang berusia 27 minggu lemah setelah periksa di Puskesmas Playen II dan gerakan aktif sejak 2 hari yang lalu, kemudian dirujuk ke RSUD Wonosari. Lamanya persalinan : persalinan berlangsung selama sekitar 4 jam, pukul 11.00 siang bayi sudah dilahirkan dengan melalui proses induksi dan bayi dinyatakan meninggal dunia Posisi fetus : sungsang Tipe kelahiran : jenis kelamin perempuan Masalah selama persalinan : pasien mengatakan merasa mual dan muntah di usia kehamilan 23 minggu Pasien mengatakan saat ini masih merasa sedih, terkadang menangis kalau inget anaknya karena kehamilan yang ketiga ini sudah direncanakan pasien diberikan terapi sebagai berikut : Ranitidine, Amoxcilin, Metronidazole, Asam mefenamat 500 mg, dan Calcium lactate 500 mg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kematian Janin (SDKI)
- Definisi: Ancaman atau kemungkinan tinggi bahwa janin dalam rahim akan meninggal sebelum dilahirkan.
- Faktor Risiko: Posisi fetus sungsang, persalinan yang berlangsung lama, adanya komplikasi selama kehamilan (mual dan muntah).
2. Berduka Disfungsional (SDKI)
- Definisi: Respons maladaptif terhadap kehilangan yang dicirikan oleh distres emosional yang berkepanjangan dan mengganggu fungsi normal.
- Faktor Terkait: Kematian bayi, peristiwa kehilangan yang dirasakan sebagai terlalu berat.
3. Ansietas (SDKI)
- Definisi: Perasaan tak nyaman atau ancaman yang disebabkan oleh sumber yang tidak diidentifikasi.
- Faktor Terkait: Situasi yang tidak terduga, kondisi medis.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Risiko Kematian Janin (SDKI)
- SLKI: Pemantauan Kondisi Janin, Dukungan Emosional, Pengendalian Komplikasi Kehamilan.
- SIKI: Pemantauan Kesejahteraan Janin, Manajemen Komplikasi Kehamilan, Edukasi Penatalaksanaan Komplikasi Kehamilan.
2. Berduka Disfungsional (SDKI)
- SLKI: Dukungan Emosional, Terapi Bermas, Konseling.
- SIKI: Manajemen Berduka, Konseling Berduka, Terapi Dukungan.
3. Ansietas (SDKI)
- SLKI: Manajemen Ansietas, Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif.
- SIKI: Manajemen Ansietas, Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif.
Dalam penanganan kasus ini, perawat akan melakukan intervensi sesuai dengan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, dengan tujuan untuk memantau kondisi janin, mengelola komplikasi kehamilan, memberikan dukungan emosional, serta membantu pasien mengatasi berduka dan ansietas yang dialami. -
Article No. 10089 | 30 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluh detak jantung janinnya yang berusia 27 minggu lemah setelah periksa di Puskesmas Playen II dan gerakan aktif sejak 2 hari yang lalu, kemudian dirujuk ke RSUD Wonosari. Lamanya persalinan : persalinan berlangsung selama sekitar 4 jam, pukul 11.00 siang bayi sudah dilahirkan dengan melalui proses induksi dan bayi dinyatakan meninggal dunia Posisi fetus : sungsang Tipe kelahiran : jenis kelamin perempuan Masalah selama persalinan : pasien mengatakan merasa mual dan muntah di usia kehamilan 23 minggu Pasien mengatakan saat ini masih merasa sedih, terkadang menangis kalau inget anaknya karena kehamilan yang ketiga ini sudah direncanakan pasien diberikan terapi sebagai berikut : Ranitidine, Amoxcilin, Metronidazole, Asam mefenamat 500 mg, dan Calcium lactate 500 mg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci terkait dengan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Uteroplasenta (00201)
- Definisi: Penurunan suplai darah dan oksigen ke janin yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti komplikasi kehamilan, kondisi ibu, atau komplikasi persalinan.
- Karakteristik Utama:
- Frekuensi denyut jantung janin menurun atau tidak terdengar
- Gerakan janin menurun atau tidak ada
- Gangguan aliran darah uteroplasenta
- Faktor Berhubungan:
- Posisi fetus sungsang
- Komplikasi persalinan (induksi)
- Durasi persalinan yang lama (4 jam)
2. Berduka yang Disfungsional (00115)
- Definisi: Respons maladaptif terhadap kehilangan yang ditandai dengan gangguan proses penerimaan kenyataan, reaksi emosional, atau fungsi sosial.
- Karakteristik Utama:
- Pasien mengatakan merasa sedih, terkadang menangis saat mengingat anak yang meninggal
- Faktor Berhubungan:
- Kematian bayi pada kehamilan yang direncanakan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Uteroplasenta (00201)
- Perfusi Jaringan: Tujuan Setelah Intervensi (1608)
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi denyut jantung janin stabil
- Gerakan janin membaik
- Aliran darah uteroplasenta membaik
- Pemantauan Janin: Tujuan Setelah Intervensi (1620)
- Kriteria Hasil:
- Tanda-tanda vital janin dalam batas normal
- Gerakan janin adekuat
2. Berduka yang Disfungsional (00115)
- Proses Berduka: Tujuan Setelah Intervensi (1304)
- Kriteria Hasil:
- Pasien mengekspresikan perasaan sedih secara terbuka
- Pasien mampu menerima kenyataan kehilangan
- Pasien mampu beradaptasi dengan kehilangan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Uteroplasenta (00201)
- Pemantauan Janin (6740)
- Monitor tanda-tanda vital janin (denyut jantung, gerakan)
- Pantau aliran darah uteroplasenta
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
- Manajemen Komplikasi (6650)
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan komplikasi (posisi sungsang, induksi persalinan)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komplikasi
2. Berduka yang Disfungsional (00115)
- Dukungan Emosional (5270)
- Berikan empati dan dukungan emosional kepada pasien
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan sedih dan menangis
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan
- Terapi Berduka (5290)
- Fasilitasi proses berduka pasien
- Bantu pasien menerima kenyataan kehilangan
- Bantu pasien mengembangkan mekanisme koping yang adaptif
Demikian penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kasus yang Anda berikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamualaikum. -
Article No. 10090 | 30 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko melakukan tindakan yang dapat menyakiti diri sendiri, orang lain, atau lingkungan secara verbal, fisik, atau lainnya.
2. Gangguan Proses Pikir
Definisi: Gangguan dalam kemampuan individu untuk memproses informasi, mengintegrasikan persepsi dan pemikiran, serta mengatasi masalah.
3. Gangguan Perhatian
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk memusatkan perhatian pada tugas atau situasi tertentu untuk periode waktu yang cukup lama.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan tersebut didasarkan pada SDKI yang merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu, keluarga, dan komunitas. Setiap diagnosa dilengkapi dengan definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, dan batasan karakteristik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Terkait dengan luaran keperawatan, SLKI menyediakan standar yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian hasil intervensi keperawatan. Contoh luaran yang dapat diukur untuk pasien dengan ADHD adalah peningkatan konsentrasi, pengurangan perilaku impulsif, dan peningkatan kemampuan belajar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi, SIKI menyediakan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan. Intervensi yang dapat dilakukan untuk pasien dengan ADHD antara lain terapi perilaku, pemberian obat-obatan, edukasi keluarga, dan manajemen lingkungan yang mendukung.
Sebagai perawat profesional, saya akan menggunakan standar-standar ini sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan ADHD.