Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19168 | 01 Jul 2025
Klinis : Disentri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi disentri:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi disentri berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Diare Akut
Definisi: Pola eliminasi feses yang tidak normal, berkurang konsistensi, dan meningkat frekuensinya.
Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, perubahan diet, obat-obatan, stres.
Karakteristik: Frekuensi buang air besar meningkat (>3 kali per hari), konsistensi feses cair atau setengah cair, volume feses meningkat, nyeri atau kram abdomen, mual, muntah, dehidrasi.
b. Risiko Defisit Volume Cairan
Definisi: Berisiko mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
Faktor Risiko: Diare, muntah, demam, penurunan asupan cairan.
Karakteristik: Tanda-tanda dehidrasi (penurunan turgor kulit, mulut kering, takikardi, hipotensi ortostatik).
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pemulihan Diare Akut
- Frekuensi buang air besar menurun menjadi normal (≤3 kali per hari)
- Konsistensi feses normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada nyeri atau kram abdomen
- Asupan nutrisi dan cairan adekuat
b. Keseimbangan Volume Cairan
- Tanda-tanda vital stabil (nadi, tekanan darah, suhu tubuh)
- Turgor kulit baik, membran mukosa lembab
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Intake dan output cairan seimbang
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Pemulihan Diare Akut:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status cairan
- Pemberian terapi rehidrasi oral atau intravena sesuai indikasi
- Pengaturan diet dan pemberian nutrisi sesuai toleransi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare
- Pemberian obat antidiare atau antimikroba sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penatalaksanaan diare
b. Intervensi untuk Keseimbangan Volume Cairan:
- Pemantauan intake dan output cairan
- Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk terapi rehidrasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi dan intake nutrisi yang adekuat
- Pengawasan dan pencatatan tanda-tanda vital dan status hidrasi
- Pemberian terapi suportif (antiemetik, antidiare) sesuai indikasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan disentri, perawat harus mempertimbangkan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencapai pemulihan pasien dan mempertahankan keseimbangan volume cairan. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan perawatan yang optimal dan meningkatkan hasil luaran bagi pasien. -
Article No. 19169 | 01 Jul 2025
Klinis : px mengatakan jatuh dari motor td 119/78 rr 21 hr 74 s 36,4 bb 57 tb 168
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S72.0
- Deskripsi: Fraktur leher femur
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 79.15
- Deskripsi: Tindakan pembedahan untuk fraktur leher femur, termasuk pembedahan pemasangan implan atau internal fiksasi.
Penjelasan:
Berdasarkan riwayat jatuh dari motor dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan tekanan darah 119/78 mmHg, frekuensi napas 21 kali per menit, denyut nadi 74 kali per menit, dan suhu tubuh 36,4°C, serta berat badan 57 kg dan tinggi badan 168 cm, maka diagnosis yang paling sesuai adalah fraktur leher femur (S72.0). Fraktur leher femur adalah cedera yang sering terjadi akibat jatuh dari ketinggian, terutama pada pasien lanjut usia.
Tindakan medis yang kemungkinan dilakukan adalah pembedahan untuk pemasangan implan atau internal fiksasi (79.15) untuk stabilisasi dan penyembuhan fraktur. Prosedur ini bertujuan untuk memfasilitasi penyembuhan fraktur dan meminimalkan komplikasi. -
Article No. 19170 | 01 Jul 2025
Klinis : px mengatakan jatuh dari motor td 119/78 rr 21 hr 74 s 36,4 bb 57 tb 168
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00035
Definisi: Kerentanan untuk mengalami kerusakan fisik yang dapat membahayakan kesehatan, yang dapat diketahui.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00413
Definisi: Pemulihan dari gangguan fisik.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06430
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya cedera pada klien.
Penjelasan Singkat:
Px mengatakan jatuh dari motor, menunjukkan adanya risiko cedera yang perlu segera ditangani. Tanda-tanda vital yang diperoleh (TD 119/78, RR 21, HR 74, S 36,4°C) masih dalam batas normal, namun tetap perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada cedera yang terjadi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, pemberian pertolongan pertama jika diperlukan, dan edukasi kepada pasien mengenai pencegahan cedera di masa mendatang. -
Article No. 19171 | 01 Jul 2025
Klinis : Anak M usia 7 tahun siswa kelas 1 Sekolah Dasar datang ke rumah sakit bersama ibunya dengan keluhan tak bisa duduk tenang. Energi anak saya seperti tiada habisnya. Ia sangat bawel, sulit berkonsentrasi, agresif, suka mendominasi pergaulan, berlarian ke sana-kemari dan sering mengganggu teman-temannya. Ibu mengatakan anaknya sering terjatuh karena sering berlarian tanpa tujuan. Anak M lebih banyak berdiri dan tidak fokus pada pekerjaan sekolahnya. Ibunya mengakui bahwa Anak M berganti-ganti aktivitas dan tidak pernah sampai selesai. Misalnya, bermain bongkar pasang dan selang beberapa menit kemudian sudah beralih pada permainan yang lain. Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi prestasinya di sekolah. An. M juga mengungkapkan bahwa dia malas mengerjakan PR yang susah dan dia bilang tidak pernah mendapatkan nilai bagus dan selalu mendapat nilai merah. Anak M seringkali sulit dikontrol. Dia sering mengabaikan apa yang Ibunya perintahkan. Dari pemeriksaan ditemukan banyak luka atau parut bekas terjatuh, konsentrasi buruk. Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan penampilan agak kusam karena sering bermain ke sana ke mari, nadi 100 x/menit, pernapasan 25 x/menit, dan suhu badan 37.4" C. Berat badan 18 kg dan tinggi badan 110 cm. An. M diberikan pengobatan berupa terapi farmakoterapi (Medikamentosa):, terapi perilaku, kombinasi pengobatan medikamentosa dengan terapi perilaku, dan edukasi pasien dan keluarga mengenai anak ADHD.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan:
1. Gangguan Perilaku Anak (00251)
- Definisi: Pola perilaku yang menyimpang dari norma atau harapan perkembangan yang dapat menimbulkan masalah bagi anak, keluarga, atau orang lain.
- SLKI: Perilaku Adaptif Anak (20101)
- SIKI: Manajemen Perilaku Anak (I0103)
2. Risiko Cedera (00035)
- Definisi: Berisiko mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan.
- SLKI: Keamanan Diri (20203)
- SIKI: Pencegahan Jatuh (I0201)
3. Gangguan Konsentrasi (00153)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan.
- SLKI: Konsentrasi (20113)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (I0105)
4. Ketidakpatuhan (00079)
- Definisi: Perilaku yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan.
- SLKI: Kepatuhan (20206)
- SIKI: Manajemen Kepatuhan (I0207)
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Perilaku Anak: Anak M menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma perkembangan, seperti sulit duduk tenang, bawel, agresif, dan sering mengganggu teman-temannya.
2. Risiko Cedera: Anak M sering terjatuh karena sering berlarian tanpa tujuan yang jelas, meningkatkan risiko cedera.
3. Gangguan Konsentrasi: Anak M sulit berkonsentrasi pada pekerjaan sekolahnya, sering berganti-ganti aktivitas dan tidak fokus.
4. Ketidakpatuhan: Anak M seringkali mengabaikan perintah ibunya dan malas mengerjakan PR.
Penanganan yang dapat diberikan meliputi terapi farmakoterapi (medikamentosa), terapi perilaku, kombinasi pengobatan medikamentosa dengan terapi perilaku, serta edukasi pasien dan keluarga mengenai anak ADHD. -
Article No. 19172 | 01 Jul 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (BJNA)
Kode: 00031 (NANDA-I)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: BJ001
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: BJ01
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Keadaan di mana individu mampu mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: BJ01.0
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 19085 | 30 Jun 2025
Klinis : Ny. A, usia 28 tahun, sedang hamil anak pertama usia kehamilan 28 minggu. Ia datang ke puskesmas diantar suami dengan keluhan sering merasa cemas berlebihan tentang kondisi janinnya, takut terjadi komplikasi saat melahirkan, dan merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik. Ia juga mengalami gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, dan tampak sering menangis. Suami mengatakan bahwa sejak dinyatakan hamil, Ny. A menjadi lebih mudah marah dan menarik diri dari keluarga. Pada pemeriksaan, Ny. A terlihat murung, kontak mata kurang, dan menjawab pertanyaan dengan suara pelan. Tidak ditemukan gangguan fisik. Skor HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) menunjukkan kecemasan sedang. tolong buatkan asuhan keperawatan nya terkait diagnosa pengkajian sampe intervensi menggunakan buku 3s sertakan dengan kodenya dan pada diagnosanya buatkan 2 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN KECEMASAN PADA KEHAMILAN**
### **I. Pengkajian**
**Data Subjektif:**
1. Keluhan sering cemas berlebihan tentang kondisi janin.
2. Takut terjadi komplikasi saat melahirkan.
3. Merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik.
4. Gangguan tidur, sulit konsentrasi, dan sering menangis.
5. Perubahan perilaku (mudah marah, menarik diri dari keluarga).
**Data Objektif:**
1. Ekspresi murung, kontak mata kurang.
2. Suara pelan saat berbicara.
3. Skor HARS: **kecemasan sedang**.
4. Tidak ada kelainan fisik pada pemeriksaan kebidanan.
---
### **II. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**1. Ansietas (Kode: 00146)**
**Definisi:** Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disertai respons otonom (sumber: PPNI, SDKI Edisi 4).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidaktahuan tentang proses kehamilan dan persalinan.
- Ketakutan akan komplikasi kehamilan.
- Perubahan peran menjadi ibu.
**2. Gangguan Citra Diri (Kode: 00120)**
**Definisi:** Perubahan persepsi terhadap kemampuan diri dalam memenuhi peran baru.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidakpastian dalam menghadapi peran sebagai ibu.
- Perubahan emosional selama kehamilan.
---
### **III. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**1. Ansietas Terkontrol (Kode: L.14043)**
**Kriteria Evaluasi:**
- Klien melaporkan penurunan tingkat kecemasan (skor HARS menurun).
- Klien mampu mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
- Klien menunjukkan ekspresi wajah lebih tenang.
**2. Penerimaan terhadap Peran Baru (Kode: L.15013)**
**Kriteria Evaluasi:**
- Klien menyatakan kesiapan menerima peran sebagai ibu.
- Klien berpartisipasi dalam diskusi tentang perawatan bayi.
---
### **IV. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**1. Manajemen Kecemasan (Kode: I.14043)**
**Tindakan:**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam dan *guided imagery*.
- Berikan edukasi tentang perkembangan janin dan tanda bahaya kehamilan.
- Kolaborasi dengan bidan/psikolog untuk terapi kognitif perilaku (*cognitive behavioral therapy*).
**2. Dukungan Psikososial (Kode: I.15013)**
**Tindakan:**
- Fasilitasi diskusi tentang kekhawatiran menjadi ibu.
- Libatkan suami dalam pendampingan emosional.
- Rujuk ke kelompok pendukung (*support group*) ibu hamil.
---
### **V. Evaluasi**
- **Ansietas:** Skor HARS turun setelah intervensi relaksasi.
- **Citra Diri:** Klien mulai bertanya tentang perawatan bayi dan menunjukkan ekspresi lebih positif.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 2*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 2*.
*(Dokumen disusun secara akademis berdasarkan standar PPNI dan evidence-based practice).* -
Article No. 19087 | 30 Jun 2025
Klinis : An. D, laki-laki, 16 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena sering mengurung diri di kamar selama dua minggu terakhir. Ibunya mengatakan An. D tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sering mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa tidak disukai teman-temannya. Sebelumnya An. D adalah anak yang aktif dan ceria, tetapi sejak mendapatkan nilai ujian yang rendah dan mengalami ejekan dari teman-temannya di media sosial, ia mulai berubah. Saat wawancara, An. D tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan. Ia mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari. Tidak ditemukan kelainan fisik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI: Risiko Depresi
Kode: 10028
Definisi: Berisiko mengalami perubahan suasana hati, kognitif, dan perilaku yang secara negatif memengaruhi fungsi sehari-hari dan kesejahteraan individu.
2. Diagnosis Keperawatan SLKI: Perubahan Proses Pikir
Kode: 00130
Definisi: Perubahan kemampuan untuk berpikir, mengevaluasi, dan memproses informasi yang dapat memengaruhi fungsi sehari-hari.
3. Diagnosis Keperawatan SIKI: Koping Individu Tidak Efektif
Kode: 00069
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan upaya kognitif dan/atau perilaku untuk mengatasi stresor atau tantangan yang dirasakan melebihi sumber daya individu.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Depresi (SDKI): An. D menunjukkan gejala-gejala depresi, seperti murung, kehilangan minat, sulit tidur, dan merasa tidak berguna. Hal ini menempatkannya berisiko mengalami depresi yang dapat memengaruhi fungsi sehari-hari dan kesejahteraannya.
2. Perubahan Proses Pikir (SLKI): An. D menunjukkan perubahan kemampuan untuk berpikir, mengevaluasi, dan memproses informasi, ditandai dengan sulitnya melakukan kontak mata, menjawab dengan suara pelan, dan merasa tidak disukai teman-temannya.
3. Koping Individu Tidak Efektif (SIKI): An. D tampaknya tidak mampu melakukan upaya kognitif dan/atau perilaku yang efektif untuk mengatasi stresor atau tantangan yang dihadapinya, seperti nilai ujian yang rendah dan ejekan dari teman-temannya.
Kode dan definisi di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 19088 | 30 Jun 2025
Klinis : An. D, laki-laki, 16 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena sering mengurung diri di kamar selama dua minggu terakhir. Ibunya mengatakan An. D tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sering mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa tidak disukai teman-temannya. Sebelumnya An. D adalah anak yang aktif dan ceria, tetapi sejak mendapatkan nilai ujian yang rendah dan mengalami ejekan dari teman-temannya di media sosial, ia mulai berubah. Saat wawancara, An. D tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan. Ia mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari. Tidak ditemukan kelainan fisik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk An. D:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
SDKI: Kode 00130, Definisi: Gangguan pada proses mengorganisasi ide, pikiran, dan pemrosesan informasi.
SLKI: Kode 01100, Definisi: Kemampuan individu untuk mengorganisasi ide, pikiran, dan pemrosesan informasi secara efektif.
SIKI: Kode P0130, Definisi: Intervensi untuk membantu individu mengatasi gangguan dalam proses berpikir.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
SDKI: Kode 00053, Definisi: Pengalaman individu yang merasa terpisah dari orang lain, baik secara nyata maupun persepsi.
SLKI: Kode 01050, Definisi: Kemampuan individu untuk berinteraksi dan membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain.
SIKI: Kode P0053, Definisi: Intervensi untuk membantu individu dalam mengatasi isolasi sosial.
3. Diagnosa Keperawatan: Koping Tidak Efektif
SDKI: Kode 00069, Definisi: Ketidakmampuan individu untuk melakukan adaptasi kognitif dan/atau perilaku yang sesuai dengan tuntutan atau stresor yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.
SLKI: Kode 01020, Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan adaptasi kognitif dan/atau perilaku yang sesuai dengan tuntutan atau stresor yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.
SIKI: Kode P0069, Definisi: Intervensi untuk membantu individu dalam mengembangkan koping yang efektif.
Penjelasan singkat:
An. D mengalami gangguan pada proses berpikir, ditandai dengan perasaan sedih yang terus-menerus, kehilangan minat, dan sulit tidur. Ia juga mengalami isolasi sosial, tampak murung, tidak mau berbicara, dan merasa tidak disukai teman-temannya. Selain itu, An. D juga menunjukkan koping yang tidak efektif dalam menghadapi masalah, seperti mengurung diri di kamar dan merasa tidak berguna. -
Article No. 19089 | 30 Jun 2025
Klinis : An. D, laki-laki, 16 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena sering mengurung diri di kamar selama dua minggu terakhir. Ibunya mengatakan An. D tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sering mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa tidak disukai teman-temannya. Sebelumnya An. D adalah anak yang aktif dan ceria, tetapi sejak mendapatkan nilai ujian yang rendah dan mengalami ejekan dari teman-temannya di media sosial, ia mulai berubah. Saat wawancara, An. D tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan. Ia mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari. Tidak ditemukan kelainan fisik.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F32.0
- Deskripsi: Episode depresi ringan
Tidak ditemukan tindakan medis yang perlu dikodekan dalam ICD-9-CM Procedure.
Penjelasan:
Pasien An. D, seorang laki-laki berusia 16 tahun, menunjukkan gejala-gejala depresi ringan, termasuk:
- Sering mengurung diri di kamar selama 2 minggu terakhir
- Tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah
- Merasa dirinya tidak berguna dan tidak disukai teman-temannya
- Tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan
- Mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari
Gejala-gejala ini sesuai dengan kriteria diagnosis untuk Episode Depresi Ringan (F32.0) dalam ICD-10, yang ditandai oleh suasana hati yang depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang mengarah pada peningkatan kelelahan dan penurunan aktivitas.
Tidak ditemukan informasi mengenai tindakan medis yang perlu dikodekan dalam ICD-9-CM Procedure, sehingga tidak ada kode yang dapat dilaporkan untuk prosedur/tindakan medis. -
Article No. 19090 | 30 Jun 2025
Klinis : An. D, laki-laki, 16 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena sering mengurung diri di kamar selama dua minggu terakhir. Ibunya mengatakan An. D tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sering mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa tidak disukai teman-temannya. Sebelumnya An. D adalah anak yang aktif dan ceria, tetapi sejak mendapatkan nilai ujian yang rendah dan mengalami ejekan dari teman-temannya di media sosial, ia mulai berubah. Saat wawancara, An. D tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan. Ia mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari. Tidak ditemukan kelainan fisik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri (00052)
Definisi: Kecenderungan individu untuk melukai diri sendiri secara sengaja dengan hasil yang potensial fatal.
SDKI: Verbal mencela diri sendiri, Tampak putus asa, Mengungkapkan niat bunuh diri, Penarikan sosial.
SLKI: Mengidentifikasi faktor risiko bunuh diri, Meningkatkan harapan, Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental.
SIKI: Manajemen Risiko Bunuh Diri.
2. Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi seseorang.
SDKI: Kesulitan memulai tidur, Terbangun di malam hari, Tidur tidak nyenyak.
SLKI: Manajemen Aktivitas Harian, Manajemen Stres, Manajemen Nyeri.
SIKI: Manajemen Insomnia.
3. Perubahan Proses Pikir (00130)
Definisi: Perubahan dalam isi, proses, atau fungsi kognitif.
SDKI: Kesulitan berkonsentrasi, Sulit membuat keputusan, Perubahan suasana hati.
SLKI: Peningkatan Proses Pikir, Manajemen Stres, Terapi Perilaku Kognitif.
SIKI: Terapi Perilaku Kognitif.
4. Isolasi Sosial (00054)
Definisi: Pengalaman individu dan persepsi negatif tentang keterhubungan dengan orang lain.
SDKI: Menarik diri dari interaksi sosial, Menolak berpartisipasi dalam kegiatan sosial, Menghindari kontak mata.
SLKI: Peningkatan Interaksi Sosial, Peningkatan Dukungan Sosial, Terapi Kelompok.
SIKI: Terapi Dukungan Emosional.
Penjelasan singkat:
An. D menunjukkan gejala depresi, seperti murung, kehilangan minat, sulit tidur, dan berpikir negatif tentang dirinya sendiri. Terdapat risiko bunuh diri yang perlu diwaspadai. Selain itu, ia juga mengalami perubahan proses pikir dan isolasi sosial. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Bunuh Diri, Gangguan Pola Tidur, Perubahan Proses Pikir, dan Isolasi Sosial.