Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12033 | 09 Feb 2025
Klinis : 1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial pada kondisi meningitis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial pada kondisi meningitis.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif adalah suatu keadaan dimana individu mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi pernapasan dalam rentang normal, kedalaman pernapasan yang adekuat, serta tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi untuk memfasilitasi pernapasan, pemberian oksigen, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga pola napas yang efektif.
Sebagai perawat, saya akan bekerja dengan tim kesehatan lain untuk mengelola kondisi pasien dengan meningitis, memantau tanda-tanda vital, dan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mempertahankan pola napas yang efektif. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan oksigenasi yang adekuat bagi pasien. -
Article No. 12034 | 09 Feb 2025
Klinis : Klien mengatakan nyeri di dada dan ada rasa sesak nafas, nyeri dada timbul ketika klien bersendawa sehabis makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Dada berhubungan dengan Gangguan Pencernaan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri dada berhubungan dengan gangguan pencernaan, ditandai dengan klien mengeluhkan nyeri di dada yang timbul setelah makan dan disertai rasa sesak napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melaporkan penurunan nyeri dada, dapat bernapas dengan nyaman, dan dapat mengidentifikasi faktor pencetus nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, edukasi tentang diet yang tepat, serta latihan napas dalam untuk mengurangi rasa sesak.
Penjelasan lebih lanjut:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Dada berhubungan dengan Gangguan Pencernaan" didasarkan pada keluhan klien yang mengatakan nyeri di dada yang timbul saat bersendawa setelah makan. Hal ini dapat menunjukkan adanya gangguan pencernaan, seperti refluks asam lambung atau gastroesofageal reflux disease (GERD), yang dapat menyebabkan nyeri dada dan rasa sesak napas.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, misalnya dengan pemberian analgesik sesuai indikasi, serta edukasi tentang diet yang tepat untuk mengurangi gejala refluks, seperti menghindari makanan atau minuman yang dapat memicu gejala. Latihan napas dalam juga dapat membantu mengurangi rasa sesak napas.
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melaporkan penurunan nyeri dada, dapat bernapas dengan nyaman, dan dapat mengidentifikasi faktor pencetus nyeri sehingga dapat mencegah atau mengelola gejala dengan lebih baik. -
Article No. 12035 | 09 Feb 2025
Klinis : Klien mengatakan nyeri di dada dan ada rasa sesak nafas, nyeri dada timbul ketika klien bersendawa sehabis makan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang disampaikan oleh klien, yaitu nyeri di dada dan rasa sesak napas yang timbul saat bersendawa setelah makan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah **Nyeri Akut** (SDKI).
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Tanda dan gejala yang mendukung diagnosa ini antara lain:
1. Klien melaporkan adanya nyeri di dada
2. Nyeri timbul saat bersendawa setelah makan
3. Klien mengeluhkan rasa sesak napas
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. **Kontrol Nyeri**: Klien dapat mengendalikan nyeri yang dirasakan di dada.
- Indikator:
- Klien dapat mengidentifikasi faktor penyebab nyeri
- Klien dapat melaporkan tingkat nyeri yang menurun
- Klien dapat menerapkan strategi pengurangan nyeri secara efektif
2. **Pola Napas Efektif**: Klien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- Indikator:
- Klien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman normal
- Klien dapat melaporkan tidak adanya rasa sesak napas
- Klien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami sesak napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, frekuensi)
- Identifikasi faktor yang memperberat atau meringankan nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik
- Ajarkan teknik pengurangan nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, terapi kompres hangat/dingin)
- Bantu klien untuk memantau dan mencatat intensitas nyeri secara berkala
2. Manajemen Jalan Napas:
- Kaji pola napas klien (kedalaman, irama, suara napas)
- Ajarkan teknik relaksasi pernapasan (contoh: pernapasan diafragma)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, jika diperlukan
- Berikan posisi semi-Fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Ajarkan klien untuk menghindari aktivitas yang dapat memicu sesak napas (seperti makan besar)
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai kontrol nyeri yang baik dan pola napas yang efektif, sesuai dengan luaran/output yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12036 | 09 Feb 2025
Klinis : 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis".
Diagnosa Keperawatan:
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor yang berhubungan: gangguan neurologis, misalnya stroke, trauma kepala, atau penyakit neurodegeneratif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, dan irama napas teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pantau pola napas (frekuensi, kedalaman, irama) secara berkala.
2. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
4. Lakukan fisioterapi dada dan latihan pernapasan jika perlu.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab gangguan neurologis.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada pemulihan pola napas yang efektif, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkontribusi dari perspektif gangguan neurologis. -
Article No. 12037 | 09 Feb 2025
Klinis : 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis.
Diagnosis Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif adalah kondisi di mana individu mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau ritme pernapasan yang menyebabkan ketidakefektifan ventilasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan neurologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah Pola Napas Efektif, yang ditandai dengan frekuensi, kedalaman, dan ritme pernapasan yang normal, serta kemampuan pertukaran gas yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, terutama frekuensi, kedalaman, dan ritme pernapasan.
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
3. Latihan pernapasan atau teknik relaksasi.
4. Manajemen lingkungan yang kondusif untuk memfasilitasi pernapasan yang efektif.
5. Edukasi dan konseling untuk pasien dan keluarga terkait manajemen kondisi ini.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kondisi ini, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mencapai pola napas yang efektif dan mempertahankan pertukaran gas yang adekuat. -
Article No. 12038 | 09 Feb 2025
Klinis : 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, untuk kondisi "Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis", maka:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea
Pada kasus ini, pola napas tidak efektif (dispnea) berhubungan dengan gangguan neurologis yang mengganggu fungsi pernapasan. Kode ICD-10 R06.0 untuk dispnea mencakup kondisi ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Dalam penatalaksanaan pasien dengan pola napas tidak efektif akibat gangguan neurologis, biasanya diperlukan pemantauan pernapasan yang dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 93.90. Tindakan ini dilakukan untuk mengevaluasi dan memantau kondisi pernapasan pasien secara berkelanjutan. -
Article No. 12039 | 09 Feb 2025
Klinis : 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Gangguan Neurologis
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Faktor yang berhubungan dengan diagnosa ini adalah gangguan neurologis, seperti stroke, trauma kepala, atau penyakit neuromuskular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Pola Napas Tidak Efektif adalah pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, yaitu frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, serta irama napas teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Gangguan Neurologis antara lain:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Jalan Napas
3. Terapi Oksigen
4. Terapi Pernapasan
5. Terapi Fisik
6. Edukasi Pasien dan Keluarga
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas pola napas pasien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi tubuh. -
Article No. 12040 | 09 Feb 2025
Klinis : 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Gangguan Neurologis
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai perubahan dalam frekuensi atau kedalaman pernapasan yang dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbondioksida. Kondisi ini dapat berhubungan dengan gangguan neurologis, seperti cedera otak, stroke, atau penyakit neurodegeneratif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif. Indikator keberhasilannya antara lain frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, serta tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan posisi, latihan pernapasan, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan gangguan neurologis yang mendasari.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam menangani kondisi ini. Kolaborasi yang erat antara perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lain sangat diperlukan untuk mencapai hasil perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 12041 | 09 Feb 2025
Klinis : 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis ditandai dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
Penjelasan:
Pola Napas Tidak Efektif adalah kondisi di mana individu mengalami perubahan pada kedalaman atau laju pernapasan yang dapat mengakibatkan ketidakadekuatan ventilasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan neurologis, seperti cedera otak, stroke, atau penyakit neurodegeneratif.
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Penyebab: Gangguan neurologis, kelelahan otot pernapasan, nyeri, takipnea, dispnea.
- Karakteristik: Pernapasan yang dangkal, takipnea, ortopnea, napas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernapasan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pola napas efektif, frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda pernapasan yang tidak efektif.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, manajemen jalan napas, rehabilitasi pernapasan, terapi posisi, edukasi terkait manajemen pola napas.
Terima kasih. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 12042 | 09 Feb 2025
Klinis : 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis ditandai dengan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan neurologis ditandai dengan:
- Perubahan dalam irama napas
- Perubahan pada kedalaman napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Dispnea
Diagnosa ini menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan pada pola napasnya yang terkait dengan kondisi neurologis yang dialaminya. Perubahan pada irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu pernapasan serta adanya gejala dispnea merupakan tanda-tanda yang mendukung diagnosa ini.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Pasien menunjukkan irama napas yang teratur
- Pasien menunjukkan kedalaman napas yang adekuat
- Pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan secara berlebihan
- Pasien tidak mengalami dispnea
Luaran ini menggambarkan kondisi yang diharapkan setelah pasien menerima asuhan keperawatan yang tepat. Pasien diharapkan dapat memiliki pola napas yang efektif, dengan irama dan kedalaman napas yang sesuai, tanpa penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan dan bebas dari gejala dispnea.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
- Mengkaji irama, kedalaman, dan pola pernapasan pasien secara berkala
- Memantau penggunaan otot bantu pernapasan dan gejala dispnea
2. Manajemen Jalan Napas
- Memposisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Mempertahankan jalan napas yang bebas
3. Terapi Pernapasan
- Mengajarkan teknik pernapasan diafragmatik atau pursed-lip breathing
- Melakukan fisioterapi dada untuk memobilisasi dan mengeluarkan sekret
4. Manajemen Nyeri
- Mengelola nyeri yang mungkin terkait dengan gangguan neurologis untuk memfasilitasi pernapasan yang efektif
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memantau, menjaga, dan meningkatkan pola napas pasien sehingga tercapai luaran yang diharapkan, yaitu pola napas yang efektif. Pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, terapi pernapasan, dan manajemen nyeri merupakan intervensi kunci yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.