Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10103 | 31 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan dahak sulit dikeluarkan O : Kesadaran composmentis, Hemodinamik TD: 130/62 mmHg, HR: 95 x/mnt, RR: 21 x/mnt, Spo2 100%, terpasang NGT no 16 batas hidung 55 tgl 28/12/24, terpasang DC no 16 tgl 28/12/24, terpasang IV line di vena radialis sinistra no 20, terpasang IV line di vena cubiti dextra no 22 tgl 28/12/24 infus bfluid 500 cc/24 jam, drip Norepineprin 0.05 mcg/kgbb/menit. Ada ulkus decubitus di sacrum dari rumah, kemerahan di tumit kaki kanan, Skala nyeri 3. pasien post primary PCI.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah rincian diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas tetap bersih.
Karakteristik:
- Pasien mengeluh sulit mengeluarkan dahak
- Terdapat sekret dalam jalan napas
- Perubahan bunyi napas (mengi, ronki, dan lain-lain)
- Perubahan pola napas
- Kesulitan dalam mengeluarkan sekret
Faktor Berhubungan:
- Penyakit paru-paru
- Kelemahan otot-otot pernapasan
- Sekresi berlebih
Luaran/Outcome SLKI:
Bersihan Jalan Napas
Kriteria hasil:
1. Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
2. Pasien menunjukkan jalan napas yang paten
3. Pasien menunjukkan bunyi napas normal
4. Pasien dapat melakukan aktivitas pernapasan dengan mudah
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
- Identifikasi kemampuan batuk dan bernafas pasien
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
- Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi ekspektoran
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
- Monitor status respirasi (frekuensi, kedalaman, irama)
- Lakukan pemeriksaan gas darah arterial jika perlu
- Sesuaikan dan monitor parameter ventilasi mekanik, jika terpasang
3. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengeluhkan kesulitan dalam mengeluarkan dahak, yang merupakan karakteristik utama dari diagnosis ini. Faktor yang berhubungan adalah penyakit paru-paru (pasien post PCI) dan sekret yang berlebih.
Luaran/outcome yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, tercermin dari kemampuan batuk efektif, jalan napas yang paten, bunyi napas normal, dan kemudahan melakukan aktivitas pernapasan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas (suction, posisi, ajarkan teknik batuk), manajemen ventilasi (monitor status respirasi, adjust parameter ventilasi), dan manajemen nutrisi (kolaborasi pemberian nutrisi enteral/parenteral). Tujuannya adalah untuk memfasilitasi bersihan jalan napas dan mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 10104 | 31 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan nyeri dada. ada luka di sacrum O : Kesadaran composmentis, Hemodinamik TD: 130/62 mmHg, HR: 95 x/mnt, RR: 21 x/mnt, Spo2 100%, terpasang NGT no 16 batas hidung 55 tgl 28/12/24, terpasang DC no 16 tgl 28/12/24, terpasang IV line di vena radialis sinistra no 20, terpasang IV line di vena cubiti dextra no 22 tgl 28/12/24 infus bfluid 500 cc/24 jam, drip Norepineprin 0.05 mcg/kgbb/menit. Ada ulkus decubitus di sacrum dari rumah, kemerahan di tumit kaki kanan, Skala nyeri 3. pasien post primary PCI.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi di atas adalah:
1. Nyeri Akut
- S: Pasien mengatakan nyeri dada dengan skala 3.
- O: Pasien post primary PCI, terdapat tanda-tanda nyeri seperti HR 95 x/mnt, RR 21 x/mnt.
- Tujuan (SLKI): Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri sesuai dengan target yang diharapkan dalam waktu 3 hari.
- Intervensi (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
2. Berikan analgesik sesuai dengan indikasi dan instruksi dokter.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif.
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi posisi.
5. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi nyeri.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- S: Pasien memiliki luka di sacrum sejak dirumah.
- O: Terdapat ulkus dekubitus di sacrum dan kemerahan di tumit kaki kanan.
- Tujuan (SLKI): Pasien akan menunjukkan perbaikan integritas kulit yang ditandai dengan penyembuhan luka dan tidak ada tanda-tanda infeksi dalam waktu 7 hari.
- Intervensi (SIKI):
1. Lakukan pengkajian kulit secara komprehensif, meliputi lokasi, ukuran, warna, dan stadium luka.
2. Bersihkan dan rawat luka sesuai dengan prinsip perawatan luka.
3. Berikan perawatan kulit, seperti pelembab dan pencegahan kemerahan.
4. Optimalkan nutrisi dan hidrasi pasien untuk mendukung penyembuhan luka.
5. Mobilisasi pasien dan ubah posisi secara teratur untuk mencegah penekanan pada area luka.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memaksimalkan perawatan luka.
Luaran (SLKI) dan Intervensi (SIKI) yang dipaparkan di atas merupakan contoh yang sesuai dengan kondisi pasien dan dapat dijadikan acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Sebagai perawat, penting untuk melakukan pengkajian yang menyeluruh, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 10105 | 31 Dec 2024
Klinis : Pasien penurunan kesadaran 2 jam SMRS. GCS E3M4V2.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI untuk kondisi pasien dengan penurunan kesadaran 2 jam setelah SMRS dengan skor GCS E3M4V2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Penurunan Kesadaran" (00096). Penurunan kesadaran adalah kondisi ketika pasien menunjukkan respons yang menurun terhadap rangsangan internal atau eksternal, yang ditunjukkan dengan skor GCS di bawah normal. Pasien dengan skor GCS E3M4V2 mengalami penurunan kesadaran tingkat sedang, yang membutuhkan intervensi keperawatan segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mempertahankan jalan napas yang efektif (0401)
- Pasien mempertahankan patensi jalan napas yang efektif
- Pasien menunjukkan pernapasan yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
2. Meningkatkan status neurologis (0912)
- Pasien menunjukkan peningkatan skor GCS
- Pasien menunjukkan respons yang lebih baik terhadap rangsangan
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Mempertahankan patensi jalan napas
- Memantau tanda-tanda vital pernapasan
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Menyiapkan intubasi atau ventilasi mekanis jika diperlukan
2. Pemantauan Neurologi (6680)
- Memantau tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala
- Menilai tingkat kesadaran dengan menggunakan skala GCS
- Mencegah peningkatan tekanan intrakranial
- Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab penurunan kesadaran
3. Pencegahan Komplikasi (3540)
- Mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat penurunan kesadaran, seperti aspirasi, infeksi, dan dekubitus
- Mempertahankan posisi yang aman dan nyaman bagi pasien
- Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit
- Memantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Penurunan Kesadaran" dipilih karena pasien menunjukkan penurunan kesadaran dengan skor GCS E3M4V2, yang menandakan kondisi sedang. Luaran/output yang diharapkan adalah mempertahankan jalan napas yang efektif dan meningkatkan status neurologis, karena penurunan kesadaran dapat menyebabkan komplikasi pernapasan dan neurologis jika tidak segera ditangani. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, pemantauan neurologis, dan pencegahan komplikasi untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan. -
Article No. 10106 | 31 Dec 2024
Klinis : Pasien penurunan kesadaran 2 jam SMRS. GCS E3M4V2. mual muntah. luka decubitus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan kesadaran berhubungan dengan cedera kepala, ditandai dengan penurunan skor GCS.
2. Mual dan muntah berhubungan dengan cedera kepala, ditandai dengan adanya mual dan muntah.
3. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan mobilitas, ditandai dengan adanya luka dekubitus.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan kesadaran: Pasien akan mempertahankan/meningkatkan skor GCS dalam batas normal.
2. Mual dan muntah: Pasien akan bebas dari mual dan muntah.
3. Risiko gangguan integritas kulit: Pasien akan mempertahankan integritas kulit dan tidak terjadi luka dekubitus baru.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan kesadaran:
- Pantau tanda-tanda vital dan skor GCS secara berkala.
- Pertahankan jalan napas pasien tetap bersih dan terbuka.
- Berikan stimulasi yang sesuai untuk meningkatkan kesadaran.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai.
2. Mual dan muntah:
- Pantau tanda-tanda vital dan intake-output cairan.
- Berikan antiemetik sesuai instruksi dokter.
- Berikan makanan dan cairan dalam jumlah yang cukup.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual.
3. Risiko gangguan integritas kulit:
- Lakukan perawatan kulit dan luka dekubitus secara berkala.
- Pertahankan kebersihan dan kelembapan kulit.
- Lakukan perubahan posisi secara teratur.
- Berikan alas yang sesuai untuk mencegah penekanan pada area luka.
- Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi untuk pemenuhan nutrisi yang adekuat.
Penjelasan rinci:
1. Penurunan kesadaran: Pasien mengalami penurunan kesadaran akibat cedera kepala, yang ditandai dengan skor GCS E3M4V2. Intervensi keperawatan ditujukan untuk memantau dan mempertahankan atau meningkatkan kesadaran pasien dalam batas normal. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis yang sesuai juga diperlukan.
2. Mual dan muntah: Pasien mengalami mual dan muntah yang berhubungan dengan cedera kepala. Intervensi keperawatan fokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antiemetik, pemenuhan nutrisi dan cairan, serta pembelajaran teknik relaksasi untuk mengatasi mual.
3. Risiko gangguan integritas kulit: Pasien memiliki luka dekubitus, yang menunjukkan adanya risiko gangguan integritas kulit. Intervensi keperawatan ditujukan untuk perawatan luka, menjaga kebersihan dan kelembapan kulit, serta melakukan perubahan posisi secara teratur. Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi juga penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 10107 | 31 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan terasa ganjal di tenggorokan dengan adanya pemasangan ngt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Fungsi Nutrisi (00002)
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien mengeluhkan rasa ganjal di tenggorokan akibat pemasangan Nasogastric Tube (NGT). Hal ini dapat dikategorikan sebagai Gangguan Fungsi Nutrisi (00002) sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Gangguan Fungsi Nutrisi (00002) didefinisikan sebagai "Keadaan di mana individu mengalami perubahan intake nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik." Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini dapat berupa rasa ganjal atau tidak nyaman saat menelan, kesulitan menelan, dan keluhan lain terkait asupan nutrisi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang membutuhkan intervensi keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan panduan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) memberikan panduan untuk memilih tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
Ketiga standar ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam praktik klinis, manajemen, dan pendidikan keperawatan di Indonesia. -
Article No. 10108 | 31 Dec 2024
Klinis : kolestrol tinggi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis kolesterol tinggi dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E78.0
- Deskripsi: Hiperkolesterolemia pureWatak dan kepribadian: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, saya akan memberikan informasi yang terstruktur dan akademis terkait dengan kode diagnosis dan prosedur medis. Saya akan menyajikan informasi secara jelas, padat, dan komprehensif untuk membantu Anda memahami kondisi ini dengan baik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 36.15
- Deskripsi: Pemeriksaan kolesterol serum, yang meliputi pengambilan sampel darah dan analisis laboratorium untuk menentukan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida dalam darah. Prosedur ini digunakan untuk mendiagnosis dan memantau kondisi hiperkolesterolemia.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E78.0 (Hiperkolesterolemia pure) digunakan untuk mengkodekan kondisi kolesterol tinggi, yaitu peningkatan kadar kolesterol total dan/atau kolesterol LDL dalam darah yang tidak disertai dengan gangguan metabolisme lipid lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 36.15 (Pemeriksaan kolesterol serum) merujuk pada prosedur pengambilan sampel darah dan analisis laboratorium untuk mengukur kadar kolesterol dalam darah. Prosedur ini digunakan untuk mendiagnosis dan memantau kondisi hiperkolesterolemia, yang merupakan faktor risiko penting untuk penyakit kardiovaskular. -
Article No. 10109 | 31 Dec 2024
Klinis : ces pain
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, untuk kondisi "chest pain" atau nyeri dada, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.4
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.52
- Deskripsi: Electrocardiogram [EKG] [ECG]
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R07.4 (Nyeri dada, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan keluhan umum nyeri dada atau chest pain tanpa spesifikasi lebih lanjut mengenai penyebab yang mendasarinya. Kode ini bersifat inklusif dan dapat mencakup berbagai kondisi seperti angina pektoris, infark miokard, dan sebagainya.
2. Dalam kasus nyeri dada, prosedur yang sering dilakukan adalah pemeriksaan elektrokardiogram (EKG/ECG) yang diklasifikasikan dengan kode ICD-9-CM 89.52. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas listrik jantung dan dapat membantu mengidentifikasi kondisi yang mendasari keluhan nyeri dada, seperti aritmia, iskemia, atau infark miokard.
Perlu diperhatikan bahwa dalam praktik klinis, penegakan diagnosis dan penentuan tindakan medis yang tepat memerlukan evaluasi komprehensif oleh tenaga kesehatan profesional berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai. -
Article No. 10110 | 31 Dec 2024
Klinis : PASIEN INGIN CEK KESEHATAN UNTUK SURAT SEHAT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang ingin cek kesehatan untuk surat sehat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kesehatan Umum Baik
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Kesehatan umum baik adalah keadaan individu yang bebas dari gangguan fisik, mental, dan sosial, serta mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien memiliki kesehatan umum yang baik, bebas dari keluhan fisik, mental, dan sosial.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengkajian komprehensif, memberikan konseling kesehatan, serta memfasilitasi pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menetapkan status kesehatan pasien.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian menyeluruh terhadap kondisi kesehatan pasien, mencakup riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pasien benar-benar dalam kondisi sehat secara fisik, mental, dan sosial, sehingga dapat diberikan surat keterangan sehat. -
Article No. 10111 | 31 Dec 2024
Klinis : KURANG PENGETAHUAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Kurang Pengetahuan" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan
Definisi (SDKI):
Kurang Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang berhubungan dengan suatu topik tertentu.
Faktor Terkait (SDKI):
- Kurangnya paparan informasi
- Kurangnya minat/motivasi
- Keterbatasan kemampuan kognitif
- Keterbatasan sumber informasi
Karakteristik Definisi (SDKI):
- Pernyataan keterbatasan pengetahuan tentang suatu topik
- Pernyataan ketidakmampuan untuk menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
- Pernyataan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, menjelaskan, atau mendemonstrasikan suatu keterampilan
Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
- Identifikasi sumber informasi yang dapat diakses
- Berikan informasi atau edukasi yang sesuai dengan kebutuhan
- Dukung motivasi untuk belajar
- Evaluasi pemahaman setelah intervensi
Luaran Keperawatan (SIKI):
- Peningkatan pengetahuan
- Peningkatan pemahaman
- Peningkatan kemampuan dalam mendemonstrasikan keterampilan
Dalam menangani kondisi "Kurang Pengetahuan", perawat berperan penting dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait, memberikan intervensi yang sesuai, dan memantau luaran yang diharapkan. Dengan pendekatan yang komprehensif, perawat dapat membantu pasien untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait kondisi kesehatannya. -
Article No. 10112 | 31 Dec 2024
Klinis : NYERI AKUT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi NYERI AKUT:
Diagnosa Keperawatan:
NYERI AKUT
Definisi (SDKI):
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Faktor Terkait (SDKI):
1. Agen pencedera fisik
2. Agen pencedera biologis
3. Agen pencedera kimiawi
4. Agen pencedera psikologis
Karakteristik Utama (SDKI):
1. Ekspresi nyeri
2. Laporan nyeri
3. Perubahan tanda-tanda vital
4. Perubahan perilaku
Luaran Klien (SLKI):
1. Kontrol nyeri
2. Kenyamanan
3. Pemulihan status fungsional
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen nyeri
2. Distraksi
3. Relaksasi
4. Pemberian analgetik
Dalam konteks ini, NYERI AKUT merupakan diagnosa keperawatan yang mengidentifikasi pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Faktor yang terkait dapat berupa agen pencedera fisik, biologis, kimiawi, atau psikologis. Karakteristik utama meliputi ekspresi nyeri, laporan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, dan perubahan perilaku. Luaran yang diharapkan adalah kontrol nyeri, kenyamanan, dan pemulihan status fungsional. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, distraksi, relaksasi, dan pemberian analgetik.