Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10093 | 31 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Gangguan Perilaku Aktif (00153)
Definisi: Pola perilaku yang tidak teratur, berlebihan, dan tidak terkendali yang menyebabkan gangguan dalam fungsi sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
- Perilaku hiperaktif (misalnya, sulit diam, sering berlari atau memanjat secara berlebihan)
- Perilaku impulsif (misalnya, sulit menunggu giliran, sering menyelak pembicaraan orang lain)
- Kurang perhatian (misalnya, kesulitan berkonsentrasi, sering lupa, gagal menyelesaikan tugas)
- Perilaku agresif (misalnya, mudah marah, sering bertengkar)
2. Risiko Cedera (00035)
Definisi: Rentan terhadap cedera fisik yang dapat membahayakan kesehatan, yang dapat dikurangi.
Karakteristik Definisi:
- Perilaku hiperaktif yang dapat menyebabkan cedera
- Kurang kemampuan untuk mengendalikan perilaku
- Pengawasan orang tua/pengasuh yang kurang
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Terkendali (1408)
- Kriteria Hasil:
- Perilaku hiperaktif berkurang
- Perilaku impulsif berkurang
- Kemampuan berkonsentrasi meningkat
- Kemampuan menunggu giliran meningkat
- Skala Hasil:
1. Sangat terganggu
2. Cukup terganggu
3. Agak terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
2. Keselamatan Diri (1911)
- Kriteria Hasil:
- Mengidentifikasi situasi berbahaya
- Mematuhi aturan keamanan
- Mampu mengendalikan perilaku berbahaya
- Skala Hasil:
1. Sangat berisiko
2. Cukup berisiko
3. Agak berisiko
4. Sedikit berisiko
5. Tidak berisiko
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perilaku (4390)
- Definisi: Pemberian bantuan kepada pasien untuk mengidentifikasi dan memodifikasi perilaku yang tidak diinginkan.
- Aktivitas:
- Identifikasi pola perilaku yang bermasalah
- Tetapkan tujuan perilaku yang diinginkan
- Kembangkan strategi untuk mengurangi perilaku bermasalah
- Terapkan pendekatan disiplin yang konsisten
- Berikan umpan balik positif saat pasien menunjukkan perilaku yang diinginkan
- Pantau kemajuan pasien secara berkala
2. Manajemen Lingkungan: Keamanan (6486)
- Definisi: Pengaturan lingkungan untuk meminimalkan risiko cedera.
- Aktivitas:
- Identifikasi potensi bahaya di lingkungan
- Hilangkan atau beri pengamanan pada potensi bahaya
- Berikan pengawasan yang memadai
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang keamanan di lingkungan
3. Terapi Perilaku: Modifikasi Perilaku (4360)
- Definisi: Penggunaan prinsip dan teknik psikologis untuk mengubah perilaku yang tidak diinginkan menjadi perilaku yang diinginkan.
- Aktivitas:
- Identifikasi perilaku target yang akan diubah
- Tentukan penguatan positif untuk perilaku yang diinginkan
- Terapkan teknik penguatan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan
- Pantau dan catat perubahan perilaku secara berkala
- Berikan umpan balik dan penghargaan kepada pasien atas kemajuan yang dicapai
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien dengan ADHD untuk mengendalikan perilakunya, meningkatkan keselamatan diri, dan mencapai fungsi optimal dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 10094 | 31 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F90.0
- Deskripsi: Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.01
- Deskripsi: Asesmen dan evaluasi gangguan perkembangan anak, termasuk ADHD
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 untuk ADHD:
- Kode F90.0 (Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas) merupakan kode diagnosis utama untuk ADHD berdasarkan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10).
- Kode ini digunakan untuk menegakkan diagnosis ADHD yang ditandai dengan kesulitan pemusatan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang menyebabkan gangguan dalam fungsi dan perkembangan anak.
2. Kode ICD-9-CM Procedure untuk ADHD:
- Kode 94.01 (Asesmen dan evaluasi gangguan perkembangan anak, termasuk ADHD) merupakan kode prosedur yang dapat digunakan untuk tindakan medis berupa asesmen dan evaluasi diagnosis ADHD pada anak.
- Kode ini mencakup pengumpulan riwayat, pemeriksaan fisik, dan penggunaan tes psikologis atau skala penilaian untuk membantu menegakkan diagnosis ADHD.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan secara bersamaan untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang dilakukan untuk mengelola pasien dengan ADHD. Hal ini penting untuk memastikan dokumentasi yang akurat dan klaim asuransi yang tepat. -
Article No. 10095 | 31 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Diagnosa Keperawatan:
1. Aktivitas Fisik Tidak Seimbang
- Definisi: Ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari.
- Penyebab: Keadaan neuropsikologis yang menyebabkan hiperaktivitas.
2. Gangguan Proses Berpikir
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memfokuskan, mempertahankan, atau mengendalikan pikiran.
- Penyebab: Disfungsi neurokognitif yang menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi.
3. Gangguan Interaksi Sosial
- Definisi: Ketidakmampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
- Penyebab: Kesulitan dalam mengatur emosi dan perilaku yang sesuai dalam situasi sosial.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Aktivitas Fisik Seimbang
- Kriteria hasil: Klien dapat mengatur aktivitas fisik sesuai dengan energi yang dimiliki.
2. Proses Berpikir Lancar
- Kriteria hasil: Klien dapat memfokuskan, mempertahankan, dan mengendalikan pikiran dengan baik.
3. Interaksi Sosial Efektif
- Kriteria hasil: Klien dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Membantu klien mengatur aktivitas fisik sesuai dengan energi yang dimiliki.
2. Stimulasi Kognitif
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan klien dalam memfokuskan, mempertahankan, dan mengendalikan pikiran.
3. Pelatihan Keterampilan Sosial
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan klien dalam berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi ADHD ini secara komprehensif, dengan mempertimbangkan aspek biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan. Tujuan utamanya adalah membantu klien mencapai kemandirian dan kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 10096 | 31 Dec 2024
Klinis : attention deficit hyperactivity disorder
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perhatian Berhubungan dengan Hiperaktivitas dan Impulsivitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perhatian dicirikan dengan ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan, mudah teralihkan, dan sering melakukan tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Fokus Perhatian Meningkat: Kemampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan.
2. Impulsi Menurun: Kemampuan untuk mengendalikan dorongan untuk bertindak tanpa memikirkan konsekuensi.
3. Aktivitas Motorik Terkendali: Kemampuan untuk mengontrol gerakan motorik secara tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perilaku: Intervensi yang dilakukan untuk membantu klien dalam mengatur dan mengendalikan perilakunya.
2. Terapi Aktivitas: Intervensi yang melibatkan aktivitas fisik atau mental untuk membantu klien mencapai tujuan terapeutik.
3. Edukasi Kesehatan: Intervensi untuk meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang ADHD dan penatalaksanaannya.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat membantu klien dengan ADHD untuk meningkatkan fokus perhatian, menurunkan impulsivitas, dan mengendalikan aktivitas motorik, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 10097 | 31 Dec 2024
Klinis : apa saja diagnosis untuk waham
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi waham.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi: Waham
Definisi: Keyakinan palsu yang teguh dan tidak dapat diubah, yang tidak sesuai dengan realitas dan berbeda dengan keyakinan orang lain dalam budaya yang sama.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan keyakinan yang kuat namun tidak realistis, seperti menganggap dirinya sedang diawasi atau dikendalikan oleh orang lain, atau memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang pada umumnya.
- Faktor risiko: Riwayat gangguan jiwa, stres psikologis, gangguan neurologis, atau penggunaan zat.
- Intervensi Keperawatan: Terapi realitas, terapi kognitif, pemberian obat-obatan, dukungan psikososial, dan pendidikan bagi keluarga.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Risiko munculnya perilaku yang dapat menyakiti diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, kemarahan, atau permusuhan yang dapat memicu perilaku kekerasan.
- Faktor risiko: Waham, halusinasi, gangguan realitas, gangguan emosi, atau riwayat perilaku kekerasan.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen lingkungan, terapi perilaku, obat-obatan, dan intervensi keselamatan.
3. Isolasi Sosial
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain secara bermakna.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan penarikan diri dari interaksi sosial, merasa terisolasi, dan kurang memiliki hubungan yang bermakna.
- Faktor risiko: Waham, halusinasi, gangguan kognitif, atau kurangnya dukungan sosial.
- Intervensi Keperawatan: Terapi kelompok, terapi keluarga, aktivitas sosial, dan pemberian dukungan emosional.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kondisi waham. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 10098 | 31 Dec 2024
Klinis : Sepertinya tidak ada orang lain dalam hidupnya. Sering menunjukkan ketidakpercayaan atau kecurigaan Merugikan diri sendiri, orang lain, atau perasaan cemas; Saat berkomunikasi dengan orang lain, sering terlihat panik dan berhati-hati, serta ekspresi wajah terlihat tegang dan jengkel. Pasien waham cenderung kurang menekankan kenyataan atau memiliki nilai realistis yang rendah. Merasa mempunyai kekuatan luar biasa atau menjadi sasaran konspirasi. Menghindari orang-orang yang tampak berbahaya tanpa alasan yang jelas. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Mengalami perubahan emosi yang signifikan, seperti rasa cemas atau takut yang berlebihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan Singkat:
Kondisi pasien menunjukkan gejala-gejala risiko perilaku kekerasan, seperti paranoia, waham, perubahan emosi yang signifikan, serta ketidakmampuan membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Pasien cenderung curiga, menghindari orang lain, dan memiliki perasaan tidak percaya terhadap lingkungannya. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien merugikan diri sendiri atau orang lain.
Standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu memperlihatkan perilaku atau tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- Karakteristik Utama: Perubahan persepsi realitas, perilaku agresif, dan kecenderungan menyakiti diri sendiri atau orang lain.
- Faktor yang Berhubungan: Riwayat perilaku kekerasan, gangguan mental, dan masalah psikososial.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Perilaku Kekerasan Terkontrol
- Kriteria Hasil: Kemampuan mengendalikan impuls, kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan tidak adanya bahaya terhadap diri sendiri atau orang lain.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Perilaku Kekerasan
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi faktor pencetus, pemberian terapi modalitas, dan penggunaan teknik de-eskalasi. -
Article No. 10099 | 31 Dec 2024
Klinis : Sepertinya tidak ada orang lain dalam hidupnya. Sering menunjukkan ketidakpercayaan atau kecurigaan Merugikan diri sendiri, orang lain, atau perasaan cemas; Saat berkomunikasi dengan orang lain, sering terlihat panik dan berhati-hati, serta ekspresi wajah terlihat tegang dan jengkel. Pasien waham cenderung kurang menekankan kenyataan atau memiliki nilai realistis yang rendah. Merasa mempunyai kekuatan luar biasa atau menjadi sasaran konspirasi. Menghindari orang-orang yang tampak berbahaya tanpa alasan yang jelas. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Mengalami perubahan emosi yang signifikan, seperti rasa cemas atau takut yang berlebihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Isolasi Sosial
- Definisi: Pengalaman individu yang merasa terpisah dari orang lain, baik secara emosional maupun fisik.
- Ciri-ciri: Terdiri dari merasa tidak ada orang lain dalam hidupnya, sering menunjukkan ketidakpercayaan atau kecurigaan, dan menghindari orang-orang yang tampak berbahaya tanpa alasan yang jelas.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
- Definisi: Potensi untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- Ciri-ciri: Terlihat dari merugikan diri sendiri, orang lain, atau perasaan cemas; serta merasa mempunyai kekuatan luar biasa atau menjadi sasaran konspirasi.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang tidak jelas dan subjektif.
- Ciri-ciri: Saat berkomunikasi dengan orang lain, sering terlihat panik dan berhati-hati, serta ekspresi wajah terlihat tegang dan jengkel; dan mengalami perubahan emosi yang signifikan, seperti rasa cemas atau takut yang berlebihan.
4. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
- Definisi: Pengalaman sensorik yang tampak nyata, tetapi dibangkitkan oleh pikiran sendiri.
- Ciri-ciri: Pasien waham cenderung kurang menekankan kenyataan atau memiliki nilai realistis yang rendah, dan tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan dan luaran yang diharapkan. -
Article No. 10100 | 31 Dec 2024
Klinis : NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dalam konteks tersebut, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan: Nyeri
Definisi Nyeri menurut SDKI:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Mayor SDKI:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Ekspresi wajah nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
- Pembatasan rentang gerak
Faktor Berhubungan SDKI:
- Cedera
- Inflamasi
- Penyakit
- Prosedur invasif
Luaran Keperawatan (SLKI):
- Kontrol Nyeri
- Kenyamanan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nyeri
- Terapi Modalitas untuk Nyeri
Secara singkat, diagnosa keperawatan Nyeri menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Tujuan utama penatalaksanaan adalah mencapai kontrol nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien. Perawat dapat melakukan intervensi manajemen nyeri dan terapi modalitas untuk nyeri sesuai kondisi pasien. -
Article No. 10101 | 31 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri dada. TTV TD 160/90 mmhg, RR 40x/menit, ronkhi +/+. BAB darah 3x dirumah. pusing. pingsan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
1. Nyeri akut: Pasien datang dengan keluhan nyeri dada, yang merupakan salah satu gejala utama dari nyeri akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol rasa nyeri yang dirasakan. Kriteria hasil yang diharapkan antara lain:
- Pasien dapat menyatakan tingkat nyeri yang terkontrol (skor nyeri menurun)
- Pasien dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri
- Pasien dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri pasien secara komprehensif, meliputi lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Manajemen Nyeri: Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien. Dapat dilakukan dengan pemberian analgetik, terapi non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin), dan teknik manajemen nyeri lainnya.
3. Monitoring Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, termasuk tekanan darah, laju napas, dan saturasi oksigen, untuk mendeteksi perubahan yang dapat memengaruhi nyeri.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam penanganan pasien untuk mengoptimalkan manajemen nyeri.
Penjelasan Rinci:
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada, tekanan darah tinggi (160/90 mmHg), laju napas cepat (40x/menit), adanya ronki paru, BAB berdarah 3 kali di rumah, serta keluhan pusing dan pingsan. Berdasarkan gejala-gejala yang ada, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut.
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Kontrol Nyeri, di mana pasien dapat menyatakan tingkat nyeri yang terkontrol, mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri, dan dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi:
1. Pengkajian Nyeri: Mengkaji secara komprehensif karakteristik nyeri yang dirasakan pasien, termasuk lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, baik secara farmakologis (pemberian analgetik) maupun non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
3. Monitoring Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, terutama tekanan darah, laju napas, dan saturasi oksigen, untuk mendeteksi perubahan yang dapat memengaruhi nyeri.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam penanganan pasien, untuk mengoptimalkan manajemen nyeri yang diberikan.
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mampu mengontrol nyeri yang dirasakan. -
Article No. 10102 | 31 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan dahak sulit dikeluarkan O : Kesadaran composmentis, Hemodinamik TD: 130/62 mmHg, HR: 95 x/mnt, RR: 21 x/mnt, Spo2 100%, terpasang NGT no 16 batas hidung 55 tgl 28/12/24, terpasang DC no 16 tgl 28/12/24, terpasang IV line di vena radialis sinistra no 20, terpasang IV line di vena cubiti dextra no 22 tgl 28/12/24 infus bfluid 500 cc/24 jam, drip Norepineprin 0.05 mcg/kgbb/menit. Ada ulkus decubitus di sacrum dari rumah, kemerahan di tumit kaki kanan, Skala nyeri 3.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor terkait: Sekresi jalan napas yang berlebihan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Suara napas bersih
c. Tidak ada sesak napas
d. Tidak ada sianosis
e. Tidak ada penggunaan otot bantu napas
f. Mampu mengeluarkan sekret
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Aktivitas:
a. Lakukan pengisapan sekret jika diperlukan
b. Berikan humidifikasi dan hidrasi yang adekuat
c. Ajarkan teknik batuk dan bernapas dalam
d. Berikan posisi semi-Fowler
e. Pantau tanda-tanda vital dan oksigenasi
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi oksigen, nebulizer, atau bronkodilator jika perlu
Penjelasan rinci:
Pasien mengeluhkan kesulitan mengeluarkan dahak, yang mengindikasikan adanya masalah dengan bersihan jalan napas. Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" sesuai dengan kondisi pasien. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas normal, suara napas bersih, tidak ada sesak napas atau sianosis, dan mampu mengeluarkan sekret. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, seperti pengisapan sekret, pemberian humidifikasi dan hidrasi, latihan teknik batuk dan bernapas dalam, serta posisi semi-Fowler. Pemantauan tanda-tanda vital dan oksigenasi, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi tambahan jika diperlukan, juga merupakan bagian dari intervensi yang harus dilakukan.