Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10145 | 01 Jan 2025
Klinis : Pasien mengatakan Nyeri dada hilang timbul, seperti ditusuk dan ditimpa, tembus ke punggung. Sesak napas hilang timbul. Keringat dingin.badan pegel dan batuk kering
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri dada hilang timbul yang seperti ditusuk dan ditimpa, sesak napas hilang timbul, keringat dingin, badan pegel, serta batuk kering, diagnosis keperawatan SDKI yang paling sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Pasien mengeluhkan nyeri dada yang hilang timbul, dirasakan seperti ditusuk dan ditimpa, serta tembus ke punggung. Hal ini menggambarkan adanya nyeri akut pada pasien.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Pasien tidak mengalami komplikasi terkait nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus)
2. Berikan terapi farmakologis sesuai indikasi (misalnya analgesik)
3. Lakukan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya posisi senyaman mungkin, distraksi, relaksasi)
4. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penanganan komprehensif
Diagnosa Keperawatan SDKI:
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Pasien mengeluhkan sesak napas yang hilang timbul, yang merupakan indikasi adanya ketidakefektifan pola napas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan pola napas efektif
2. Pasien tidak mengalami komplikasi terkait gangguan pola napas
3. Pasien mampu beradaptasi dengan kondisi napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian pola napas secara komprehensif (frekuensi, irama, kedalaman, dan kerja napas)
2. Berikan oksigenasi sesuai indikasi (misalnya kanula, masker, atau ventilasi mekanik)
3. Lakukan latihan napas dalam dan teknik pernapasan dengan baik
4. Bantu pasien untuk beradaptasi dengan kondisi napas (misalnya edukasi, pijat dada)
5. Pantau tanda-tanda vital dan gejala klinis secara berkala
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penanganan komprehensif
Diagnosa Keperawatan SDKI:
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengeluhkan badan yang pegel, yang menunjukkan adanya intoleransi aktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal saat beraktivitas
3. Pasien mampu beradaptasi dengan aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien secara komprehensif
2. Berikan latihan aktivitas sesuai dengan kondisi pasien (misalnya latihan ambulasi, latihan rentang gerak)
3. Monitoring tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
4. Berikan edukasi dan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya fisioterapis) untuk penanganan komprehensif
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 10146 | 01 Jan 2025
Klinis : gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif pada pneumonia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif pada pneumonia.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Etiologi:
1. Mukus yang berlebihan
2. Kelemahan otot pernapasan
3. Penyumbatan jalan napas
4. Hipersekresi bronkial
Tanda dan Gejala:
1. Adanya sputum yang berlebihan
2. Suara napas tambahan (mengi, ronki, wheezing)
3. Kesulitan bernapas
4. Perubahan frekuensi napas
5. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kode: 10012
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Kode: 10012
Hasil yang Diharapkan:
1. Jalan napas yang bebas dari obstruksi
2. Tidak ada kesulitan bernapas
3. Tidak ada perubahan frekuensi napas
4. Mampu mengeluarkan sekresi dengan efektif
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Kode: 10012
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau status pernapasan
2. Berikan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi pernapasan
3. Auskultasi suara napas
4. Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
6. Motivasi pasien untuk melakukan latihan pernapasan
Dengan memahami diagnosa keperawatan, definisi, etiologi, tanda dan gejala, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien dengan pneumonia. -
Article No. 10147 | 01 Jan 2025
Klinis : kencing normal tapi sedikit, hasil usg adanya hidronefrosis, ureum 107 mg/dl, kreatinin 5,4 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan jawaban yang terperinci terkait dengan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu kencing normal tapi sedikit, hasil USG adanya hidronefrosis, ureum 107 mg/dl, dan kreatinin 5,4 mg/dl, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan berhubungan dengan Gangguan Fungsi Ginjal yang Ditandai dengan Hidronefrosis.
Penjelasan:
Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan hasil laboratorium peningkatan ureum dan kreatinin, serta adanya hidronefrosis pada pemeriksaan USG. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan, sehingga perlu adanya intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi risiko tersebut.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Cairan Terjaga
- Indikator:
a. Berat badan stabil
b. Turgor kulit baik
c. Intake dan output cairan seimbang
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan adalah agar pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal. Hal ini ditandai dengan berat badan yang stabil, turgor kulit baik, intake dan output cairan seimbang, serta tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan secara ketat
- Catat semua cairan yang masuk dan keluar dari tubuh pasien
- Lakukan pengukuran berat badan secara rutin
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Berikan cairan sesuai kebutuhan dan pertimbangan kondisi pasien
2. Edukasi Manajemen Cairan
- Jelaskan pentingnya menjaga keseimbangan cairan
- Ajarkan pasien dan keluarga cara memantau intake dan output cairan
- Berikan informasi tentang makanan dan minuman yang sesuai untuk kondisi pasien
3. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain
- Komunikasikan hasil pemantauan dan kondisi pasien dengan dokter
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan cairan dan elektrolit yang sesuai
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan adalah manajemen cairan, edukasi manajemen cairan, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Tujuannya adalah agar pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal sehingga dapat membantu memperbaiki kondisi fungsi ginjal.
Harap diperhatikan bahwa intervensi keperawatan ini perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individual pasien. Selain itu, evaluasi dan monitoring yang berkala juga sangat penting untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 10148 | 01 Jan 2025
Klinis : pasien dengan luka bakar pada lengan kanan dan kiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan luka bakar pada lengan kanan dan kiri:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit (SDKI)
Definisi: Kerusakan struktur dan fungsi kulit yang normal.
2. Risiko Infeksi (SDKI)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
3. Nyeri Akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Mencakup definisi, karakteristik definisi, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko dari setiap diagnosis keperawatan.
- Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan kondisi pasien dengan luka bakar pada lengan kanan dan kiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Mencakup definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil dari setiap luaran keperawatan.
- Luaran keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini antara lain: Integritas Kulit Membaik, Bebas Infeksi, dan Nyeri Terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Mencakup definisi, aktivitas, dan kriteria intervensi dari setiap intervensi keperawatan.
- Intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini antara lain: Perawatan Luka, Manajemen Infeksi, dan Manajemen Nyeri.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani pasien dengan luka bakar pada lengan kanan dan kiri. -
Article No. 10149 | 01 Jan 2025
Klinis : pasien dengan luka bakar pada lengan kanan dan kiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam menangani pasien dengan luka bakar pada lengan kanan dan kiri, berikut adalah rincian diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Karakteristik Utama: Kerusakan pada kulit, termasuk luka bakar pada kedua lengan.
- Faktor yang Berhubungan: Paparan panas atau bahan kimia.
b. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan.
- Karakteristik Utama: Laporan pasien tentang rasa sakit, ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri.
- Faktor yang Berhubungan: Kerusakan jaringan, seperti luka bakar.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Integritas Kulit:
- Kriteria Hasil: Kulit kembali ke kondisi normal, tidak ada kerusakan pada kulit, tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Indikator:
- Integritas kulit membaik
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
- Proses penyembuhan luka berjalan dengan baik
b. Manajemen Nyeri:
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengontrol nyeri, menunjukkan perilaku dan ekspresi wajah yang sesuai dengan berkurangnya nyeri.
- Indikator:
- Pasien melaporkan berkurangnya nyeri
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang lebih rileks
- Pasien dapat beraktivitas dengan nyaman
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Perawatan Luka:
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk memelihara, memperbaiki, dan melindungi integritas kulit.
- Aktivitas:
- Membersihkan luka dengan teknik aseptik
- Merawat luka dengan balutan yang tepat
- Memantau tanda-tanda infeksi
- Mengevaluasi proses penyembuhan luka
b. Manajemen Nyeri:
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pengurangan rasa sakit yang dialami pasien.
- Aktivitas:
- Melakukan pengkajian nyeri secara berkala
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep
- Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri
- Memantau efektivitas penanganan nyeri
c. Edukasi Kesehatan:
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembelajaran dan perubahan perilaku terkait dengan kesehatan.
- Aktivitas:
- Memberikan informasi tentang proses penyembuhan luka bakar
- Mengajarkan perawatan luka bakar di rumah
- Memberikan edukasi tentang pencegahan luka bakar di masa depan
- Memastikan pasien dan keluarga memahami dan dapat melakukan perawatan luka bakar dengan benar.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan luka bakar pada lengan kanan dan kiri dapat mencapai pemulihan luka yang optimal dan mengelola nyeri dengan efektif. -
Article No. 10150 | 01 Jan 2025
Klinis : apa diagnosa pada pasien dengan penurunan kesadaran dan memiliki riwayat gula darah dan setelah di cek gula darah mencapai 500
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan Dengan Hiperglikemia
- Penjelasan: Penurunan kesadaran dan kadar gula darah yang mencapai 500 mg/dL mengindikasikan adanya gangguan pada perfusi jaringan perifer akibat hiperglikemia. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan komplikasi lainnya jika tidak segera ditangani.
Selanjutnya, berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
SLKI:
- Perfusi Jaringan Perifer Membaik
SIKI:
- Pemantauan Gula Darah
- Manajemen Hiperglikemia
- Perawatan Kulit
Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk memperbaiki perfusi jaringan perifer, menstabilkan kadar gula darah, dan mencegah komplikasi akibat hiperglikemia yang berkelanjutan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi tersebut adalah "Perubahan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan Dengan Hiperglikemia", yang kemudian dapat diimplementasikan dengan intervensi keperawatan sesuai standar SLKI dan SIKI. -
Article No. 10151 | 01 Jan 2025
Klinis : apa diagnosa pada pasien dengan penurunan kesadaran dan memiliki riwayat gula darah dan setelah di cek gula darah mencapai 500
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu penurunan kesadaran pada pasien dengan riwayat gula darah tinggi dan hasil pemeriksaan menunjukkan gula darah mencapai 500 mg/dL, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Perubahan kadar glukosa dalam darah yang tidak terkendali.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang terkait dengan ketidakmampuan tubuh dalam mengatur atau mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah mencakup stabilitas kadar glukosa darah, kemampuan mengontrol kadar glukosa darah, dan tidak adanya komplikasi akibat gula darah yang tidak terkendali.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin atau obat antidiabetes, edukasi terkait pengelolaan diabetes, dan upaya untuk mencegah komplikasi akibat hiperglikemia.
Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang mengalami penurunan kesadaran dan memiliki kadar gula darah yang sangat tinggi (500 mg/dL), diperlukan tindakan segera dan kolaboratif dengan tenaga medis untuk menstabilkan kadar glukosa darah dan mempertahankan kesadaran pasien. -
Article No. 10152 | 01 Jan 2025
Klinis : kaki kiri sering kesemutan jika di tekuk, pada bagian mata kaki hingga telapak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, yaitu kaki kiri sering kesemutan jika di tekuk, pada bagian mata kaki hingga telapak, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G62.9
- Deskripsi: Neuropati perifer, tidak diklasifikasikan di tempat lain (NOS)
Penjelasan:
- Kondisi kesemutan pada kaki kiri yang terjadi saat tekukan menunjukkan adanya neuropati perifer, yaitu gangguan pada saraf-saraf yang mempersarafi ekstremitas.
- Kode ICD-10 G62.9 digunakan untuk menggambarkan neuropati perifer yang tidak dapat diklasifikasikan secara spesifik ke dalam kategori lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang spesifik
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis prosedural yang dilaporkan berdasarkan informasi yang diberikan.
Penjelasan:
- Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada tindakan medis prosedural yang perlu dilaporkan menggunakan kode ICD-9-CM.
- Penanganan yang mungkin dilakukan adalah evaluasi klinis, pemeriksaan fisik, dan pengobatan konservatif untuk mengatasi gejala kesemutan pada kaki. -
Article No. 10153 | 01 Jan 2025
Klinis : kaki kiri sering kesemutan jika di tekuk, pada bagian mata kaki hingga telapak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensibilitas Perifer
Penjelasan:
Gangguan Sensibilitas Perifer adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau perubahan sensasi pada anggota tubuh, seperti kesemutan, mati rasa, atau rasa terbakar. Pada kasus Anda, gejala kesemutan yang terjadi pada kaki kiri saat tekuk menunjukkan adanya gangguan pada sistem saraf perifer.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perubahan sensitifitas atau fungsi sensorik pada salah satu atau lebih ekstremitas.
- Penyebab: Cedera saraf, penyakit vaskuler, diabetes, paparan zat toksik, dan lainnya.
- Gejala: Kesemutan, mati rasa, rasa terbakar, nyeri, penurunan atau peningkatan sensasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan sensibilitas perifer yang optimal.
- Indikator: Pasien melaporkan sensasi normal, tidak ada perubahan sensasi, dan tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Sensibilitas Perifer, Perawatan Ekstremitas, Edukasi Kesehatan.
- Tujuan: Mempertahankan sensibilitas perifer, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pengetahuan pasien.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi kesemutan pada kaki kiri. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 10154 | 01 Jan 2025
Klinis : cemas pusing lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi cemas, pusing, dan lemas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Cemas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau ancaman, baik yang realistis maupun tidak.
- Tanda dan Gejala: Gelisah, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar, keringat berlebih, otot tegang, sulit tidur.
2. Pusing
- Definisi: Rasa tidak nyaman atau hilangnya keseimbangan dalam kepala.
- Tanda dan Gejala: Pusing, vertigo, kelelahan, mual, penurunan koordinasi.
3. Lemas
- Definisi: Kekurangan tenaga atau energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tanda dan Gejala: Mudah lelah, penurunan motivasi, penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Cemas
- Tingkat Kecemasan Terkendali
- Tingkat Kecemasan Menurun
- Manajemen Kecemasan Efektif
2. Pusing
- Keseimbangan Terkendali
- Tingkat Vertigo Menurun
- Manajemen Pusing Efektif
3. Lemas
- Tingkat Energi Meningkat
- Motivasi Meningkat
- Kemampuan Melakukan Aktivitas Meningkat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Cemas
- Asesmen Tingkat Kecemasan
- Manajemen Kecemasan
- Terapi Relaksasi
- Terapi Kognitif-Perilaku
- Dukungan Emosional
2. Pusing
- Asesmen Penyebab Pusing
- Manajemen Pusing
- Terapi Fisik
- Edukasi Manajemen Pusing
- Kolaborasi Perawatan Medis
3. Lemas
- Asesmen Tingkat Energi
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas Fisik
- Terapi Nutrisi
- Dukungan Psikologis
Penjelasan Rinci:
1. Cemas
- Diagnosa Keperawatan: Cemas merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien yang merasa khawatir atau tidak nyaman akibat antisipasi terhadap bahaya atau ancaman, baik yang realistis maupun tidak.
- Luaran: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan tingkat kecemasannya, mengalami penurunan tingkat kecemasan, dan mampu mengelola kecemasannya secara efektif.
- Intervensi: Intervensi yang diperlukan meliputi asesmen tingkat kecemasan, manajemen kecemasan, terapi relaksasi, terapi kognitif-perilaku, dan dukungan emosional. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi dan mengelola kecemasan yang dirasakan.
2. Pusing
- Diagnosa Keperawatan: Pusing merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien yang merasakan hilangnya keseimbangan atau rasa tidak nyaman di dalam kepala.
- Luaran: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan yang terkendali, mengalami penurunan tingkat vertigo, dan mampu mengelola pusing secara efektif.
- Intervensi: Intervensi yang diperlukan meliputi asesmen penyebab pusing, manajemen pusing, terapi fisik, edukasi manajemen pusing, dan kolaborasi perawatan medis. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi dan mengelola pusing yang dirasakan.
3. Lemas
- Diagnosa Keperawatan: Lemas merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kekurangan tenaga atau energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Luaran: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan tingkat energinya, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas.
- Intervensi: Intervensi yang diperlukan meliputi asesmen tingkat energi, manajemen energi, peningkatan aktivitas fisik, terapi nutrisi, dan dukungan psikologis. Tujuannya adalah untuk membantu pasien meningkatkan energi dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Diharapkan penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi cemas, pusing, dan lemas. Jangan ragu untuk bertanya jika membutuhkan informasi tambahan.