Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10232 | 02 Jan 2025
Klinis : kebutuhan untuk hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kebutuhan hematemesis melena.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko penurunan volume cairan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini mengacu pada risiko penurunan volume cairan yang terjadi akibat hematemesis melena (muntah darah dan berak darah). Kondisi ini menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan kondisi pasien.
SDKI:
Risiko penurunan volume cairan ditandai dengan tanda-tanda seperti membran mukosa kering, turgor kulit menurun, nadi cepat dan lemah, dan hipotensi.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko penurunan volume cairan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, vital sign dalam batas normal, dan tidak terjadi komplikasi akibat dehidrasi.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, pemberian obat-obatan untuk menghentikan perdarahan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan lanjutan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar yang ditetapkan oleh PPNI agar dapat memberikan pelayanan yang aman, efektif, dan berkualitas. -
Article No. 10233 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan ST elevasi . riwayat penyakit sebelunya di sangkal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda gambarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis jantung, ditandai dengan keluhan nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri: Kemampuan untuk mengenali, menggunakan, dan mengevaluasi strategi manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengurangan nyeri atau peningkatan toleransi terhadap nyeri.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis jantung. Hal ini dikarenakan pasien mengalami keluhan nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin, yang merupakan tanda-tanda dari infark miokard akut atau serangan jantung. Perawat perlu melakukan intervensi manajemen nyeri untuk memfasilitasi pengurangan nyeri dan memantau parameter vital pasien, serta memberikan edukasi terkait kondisi pasien. -
Article No. 10234 | 02 Jan 2025
Klinis : intoleransi aktivitas hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi intoleransi aktivitas, hematemesis, dan melena.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Faktor yang berhubungan: Keterbatasan fisiologis, seperti perdarahan gastrointestinal yang menyebabkan anemia dan kelelahan.
2. Risiko Perdarahan
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem tubuh.
Faktor yang berhubungan: Gangguan integritas mukosa saluran cerna, seperti hematemesis dan melena.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan stamina.
- Pasien dapat melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Tidak Terjadi Perdarahan
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan aktif.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien melaporkan tidak ada keluhan terkait perdarahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Lakukan manajemen energi, seperti mengatur jadwal aktivitas dan istirahat.
- Berikan dukungan fisik dan psikologis untuk meningkatkan motivasi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik pemulihan dan pemeliharaan energi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memaksimalkan pemulihan.
2. Risiko Perdarahan
- Kaji tanda-tanda perdarahan aktif, seperti hematemesis dan melena.
- Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
- Berikan intervensi untuk menghentikan perdarahan, seperti pemberian obat-obatan atau tindakan medis.
- Lakukan tindakan pencegahan perdarahan, seperti pengaturan diet dan istirahat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola penyebab perdarahan.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait kondisi pasien.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Intoleransi Aktivitas" dan "Risiko Perdarahan" sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami intoleransi aktivitas akibat hematemesis dan melena. Intoleransi aktivitas disebabkan oleh keterbatasan fisiologis, seperti perdarahan gastrointestinal yang menyebabkan anemia dan kelelahan. Sementara itu, risiko perdarahan terkait dengan gangguan integritas mukosa saluran cerna yang menyebabkan hematemesis dan melena.
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas dan tidak terjadinya perdarahan. Pasien diharapkan dapat melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan, serta tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan aktif dan memiliki tanda-tanda vital yang stabil.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian, manajemen energi, pemberian dukungan fisik dan psikologis, teknik pemulihan dan pemeliharaan energi, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Untuk risiko perdarahan, intervensi mencakup pengkajian tanda-tanda perdarahan, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian intervensi untuk menghentikan perdarahan, tindakan pencegahan perdarahan, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, dan pemberian dukungan emosional serta edukasi terkait kondisi pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan memulihkan kondisi kesehatannya secara optimal. -
Article No. 10235 | 02 Jan 2025
Klinis : dua kebutuhan intoleransi aktivitas intuk hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan masukan energi yang disebabkan oleh kehilangan darah akibat hematemesis dan melena.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, seperti yang biasa dilakukan sebelumnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis Intoleransi Aktivitas adalah: Toleransi Aktivitas Meningkat, di mana pasien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitoring tanda-tanda vital
- Manajemen aktivitas
- Manajemen energi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Dengan diagnosis dan penatalaksanaan keperawatan yang tepat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya dan mencapai hasil yang optimal dalam pemulihan kondisinya. -
Article No. 10236 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan ST elevasi . riwayat penyakit sebelunya di sangkal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menarik atau menghembuskan napas dengan lancar.
Gejala: Sesak napas, napas cepat, napas dangkal.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Gejala: Mual, keringat dingin.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Gejala: Nyeri dada, EKG menunjukkan ST elevasi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan gejala dan tanda yang ditemukan pada pasien.
- Diagnosa keperawatan digunakan sebagai dasar untuk merencanakan dan memberikan intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan yang diberikan.
- Luaran keperawatan mencakup perubahan kondisi pasien, perilaku, dan pengetahuan setelah intervensi dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.
- Intervensi keperawatan meliputi tindakan mandiri perawat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 10237 | 02 Jan 2025
Klinis : dua kebutuhan intoleransi aktivitas intuk hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau yang dibutuhkan akibat keterbatasan fisik atau psikologis.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan suplai oksigen, penurunan energi, nyeri, mual, dan gejala lain yang berhubungan dengan hematemesis dan melena.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Rentan mengalami pengurangan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor yang Berhubungan: Kehilangan darah dan cairan akibat hematemesis dan melena.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri sesuai kemampuan.
- Klien dapat beristirahat tanpa mengalami rasa lelah yang berlebihan.
- Klien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
2. Keseimbangan Cairan
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Klien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
- Klien melaporkan peningkatan rasa haus yang terpenuhi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi klien.
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
- Anjurkan klien untuk beristirahat secara teratur.
- Pantau tanda-tanda vital dan respons klien terhadap aktivitas.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen aktivitas.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan
- Pantau intake dan output cairan klien.
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, turgor kulit, dan kelemahan.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi penyebab kehilangan cairan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi dengan gejala hematemesis dan melena adalah Intoleransi Aktivitas dan Risiko Kekurangan Volume Cairan. Intoleransi Aktivitas disebabkan oleh penurunan suplai oksigen, penurunan energi, nyeri, mual, dan gejala lain yang berhubungan dengan hematemesis dan melena. Risiko Kekurangan Volume Cairan disebabkan oleh kehilangan darah dan cairan akibat gejala tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah peningkatan toleransi aktivitas, stabilitas tanda-tanda vital, dan pemenuhan kebutuhan cairan. Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi pengkajian, pemberian bantuan dalam aktivitas, pengaturan istirahat, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, edukasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan. -
Article No. 10238 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan ST elevasi . riwayat penyakit sebelunya di sangkal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu wanita berusia 60 tahun dengan gejala sesak napas, mual, dan keringat dingin serta hasil EKG menunjukkan ST elevasi, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan disfungsi neuromuskular (jantung) yang ditandai dengan sesak napas dan keringat dingin.
Penjelasan: Ketidakefektifan pola napas adalah kemampuan bernapas yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi. Pada kasus ini, sesak napas dan keringat dingin merupakan tanda-tanda adanya disfungsi neuromuskular (jantung) yang menyebabkan ketidakefektifan pola napas.
2. Mual berhubungan dengan iskemia miokard yang ditandai dengan mual.
Penjelasan: Mual merupakan gejala yang sering terjadi pada kondisi iskemia miokard, di mana aliran darah ke otot jantung terganggu, sehingga menyebabkan mual.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
1. Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 x/menit)
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada tanda-tanda sesak napas atau distress pernapasan
d. Saturasi oksigen dalam rentang normal (>95%)
2. Pasien mencapai kontrol mual, ditandai dengan:
a. Frekuensi mual menurun
b. Pasien dapat mempertahankan asupan oral yang adekuat
c. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Intervensi terkait Ketidakefektifan pola napas:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, terutama frekuensi napas, saturasi oksigen, dan tanda-tanda distres pernapasan.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan latihan napas dalam dan relaksasi untuk meningkatkan efektivitas pola napas.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian obat-obatan atau tindakan medis yang diperlukan.
2. Intervensi terkait Mual:
a. Lakukan pengkajian terhadap tingkat mual dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Berikan antiemetik sesuai dengan resep dokter untuk mengatasi mual.
c. Berikan intervensi nonfarmakologis seperti kompres dingin, akupresur, atau aromaterapi untuk mengurangi mual.
d. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat meredakan mual, seperti makanan ringan dan minuman hangat.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penatalaksanaan mual yang lebih komprehensif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian secara komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran/output yang diharapkan, dan menyusun rencana intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran tersebut. Perawat juga harus berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang holistik dan optimal bagi pasien. -
Article No. 10239 | 02 Jan 2025
Klinis : Diagnosa nya nausea
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait kondisi nausea berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nausea berdasarkan SDKI adalah "Nausea". Nausea didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Nausea dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping pengobatan, gangguan gastrointestinal, stres, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan SLKI, luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan nausea adalah:
1. Kontrol Gejala: Pasien dapat mengendalikan gejala nausea yang dirasakan.
2. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan selama mengalami nausea.
3. Status Nutrisi: Pasien mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
4. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan nausea, beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan SIKI adalah:
1. Manajemen Nausea:
- Identifikasi faktor penyebab nausea
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nausea
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nausea
- Berikan antiemetik sesuai dengan indikasi dan rencana pengobatan
2. Manajemen Nutrisi:
- Monitor asupan nutrisi dan cairan pasien
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan dapat ditoleransi
- Ajarkan teknik makan yang dapat membantu mengurangi nausea
3. Manajemen Aktivitas:
- Bantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Ajarkan teknik pengaturan aktivitas untuk mengurangi kelelahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memfasilitasi aktivitas yang tepat
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami pendekatan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi nausea pada pasien. Sebagai perawat, kami berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 10136 | 01 Jan 2025
Klinis : DS : - Keluarga klien mengatakan klien tidak menghbiskan makanannya saat makan - Keluarga klien mengatakan klien hanya mau makan makanan lembut - Keluarga klien mengatakan klien belum BAB selama masuk rumah sakit. DO : - BB sebelum sakit : 30kg - BB setelah sakit : 25kg - TB : 142cm - IMT : 12,4 - Rambut tampak rontok
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Penurunan Asupan Makanan
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Malnutrisi adalah keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan fungsi tubuh.
- Faktor yang berhubungan dengan kondisi ini adalah penurunan asupan makanan, yang terlihat dari klien yang tidak menghabiskan makanannya dan hanya mau makan makanan lembut.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, asupan nutrisi yang adekuat, dan tidak terjadi komplikasi terkait malnutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi kebutuhan nutrisi, meningkatkan asupan makanan, dan memantau perubahan berat badan.
2. Konstipasi Berhubungan dengan Perubahan Pola Eliminasi
Penjelasan:
- SDKI: Konstipasi adalah pengalaman defekasi yang tidak teratur, sulit, atau tidak lengkap.
- Faktor yang berhubungan dengan kondisi ini adalah perubahan pola eliminasi, yang terlihat dari klien yang belum BAB selama masuk rumah sakit.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan pola eliminasi yang normal, tidak mengalami komplikasi terkait konstipasi, dan merasa nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi pola eliminasi, memberikan edukasi tentang pentingnya pola eliminasi yang normal, dan memberikan intervensi untuk memperlancar eliminasi.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, saya telah memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien dan penjelasan singkatnya. Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan meningkatkan kualitas hidup klien. -
Article No. 10137 | 01 Jan 2025
Klinis : defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi untuk memelihara proses biologis. Karakteristik definisi ini mencakup ketidakmampuan untuk makan, ketidakcukupan nutrisi, dan penurunan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis Defisit Nutrisi adalah pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan asupan nutrisi, mempertahankan berat badan ideal, dan menunjukkan tanda-tanda perbaikan status nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Nutrisi meliputi:
1. Pengkajian nutrisi secara komprehensif
2. Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
3. Edukasi tentang kebutuhan nutrisi dan manajemen diet
4. Monitoring status nutrisi dan berat badan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang tepat
Dalam pendekatan akademis, perawat sebagai pakar harus memastikan bahwa diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang diterapkan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang sistematis, terukur, dan berpusat pada pasien.