Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10181 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan diagnosis campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit campak.
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap masuknya dan berkembangnya suatu agen patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan normal.
- Faktor yang berkontribusi dalam risiko infeksi pada pasien dengan campak antara lain sistem imun yang lemah, paparan agen infeksius, dan perubahan integritas kulit/mukosa.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien bebas dari infeksi sekunder, dengan indikator seperti tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, peningkatan jumlah leukosit, dll), tidak ada komplikasi infeksi, dan pemulihan berlangsung sesuai harapan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, manajemen demam, perawatan kulit/mukosa, edukasi kepada pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk terapi antibiotik atau antiviral jika diperlukan.
Sebagai perawat, saya akan memastikan implementasi intervensi keperawatan yang tepat untuk mengelola risiko infeksi pada pasien anak dengan kemungkinan diagnosis campak ini, sehingga dapat mencegah komplikasi dan mendukung proses pemulihan yang optimal. -
Article No. 10182 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah dengan kemungkinan diagnosis campak, maka dapat diberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berhubungan dengan paparan agen infeksius (virus campak)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu fungsi pernapasan.
- Faktor risiko: Paparan agen infeksius, sistem imun yang terganggu, dan lingkungan yang tidak sehat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan: Tidak terjadi komplikasi ISPA, gejala ISPA berkurang, dan fungsi pernapasan membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan lingkungan, edukasi perawatan ISPA, dan pemberian terapi sesuai indikasi.
Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 10183 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosis yang paling sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak tanpa komplikasi
Penjelasan:
Kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah menunjukkan adanya kemungkinan diagnosis campak. Kode ICD-10 B05.9 mencakup diagnosis campak tanpa komplikasi, yang sesuai dengan kasus yang dijelaskan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.23
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak
Penjelasan:
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, dalam penatalaksanaan kasus campak, pemberian vaksin campak (kode ICD-9-CM 99.23) merupakan tindakan medis yang umum dilakukan untuk mencegah atau menangani kondisi ini. -
Article No. 10184 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit campak.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko infeksi adalah keadaan rentan terhadap serangan organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Faktor yang berhubungan dengan risiko infeksi pada kondisi ini adalah proses penyakit campak yang menyebabkan penurunan sistem imun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali tanda dan gejala infeksi, mempertahankan integritas kulit, dan tidak mengalami infeksi sekunder.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda dan gejala infeksi, perawatan kulit, pemberian obat-obatan sesuai indikasi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan infeksi.
Sebagai seorang perawat, saya akan berfokus pada pemantauan tanda dan gejala infeksi, serta melakukan perawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi pada pasien anak dengan kemungkinan diagnosis campak ini. -
Article No. 10185 | 02 Jan 2025
Klinis : Data Subjektif Klien mengatakan mengalami strok 7 bulan lalu. Klien mengatakan kaku di ekstremitas kanan. Klien mengatakan jika ke kamar mandi perlu ditemani istrinya. Tembok lembab, lantai licin, banyak barang berserakan, sampah berserakan, kamar mandi tidak ada pegangan, lantai dari keramik agak licin, pencahayaan redup, ventilasi ditutup kertas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Jatuh
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Jatuh: Rentan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan cedera, yang disebabkan oleh karakteristik individu, lingkungan, dan interaksi di antara keduanya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pemulihan Fungsi Gerak, Mobilitas Fisik, Keamanan Lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Risiko Jatuh, Peningkatan Keamanan Lingkungan, Terapi Aktivitas.
Penjelasan Singkat:
Klien mengalami stroke 7 bulan lalu, sehingga memiliki risiko jatuh yang tinggi akibat kekakuan di ekstremitas kanan. Selain itu, kondisi lingkungan seperti lantai yang licin, barang berserakan, dan kamar mandi tanpa pegangan menambah risiko jatuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengelola risiko jatuh, meningkatkan keamanan lingkungan, dan memberikan terapi aktivitas untuk meningkatkan mobilitas klien. -
Article No. 10186 | 02 Jan 2025
Klinis : Data Subjektif Klien mengatakan mengalami strok 7 bulan lalu. Klien mengatakan kaku di ekstremitas kanan. Klien mengatakan jika ke kamar mandi perlu ditemani istrinya. Tembok lembab, lantai licin, banyak barang berserakan, sampah berserakan, kamar mandi tidak ada pegangan, lantai dari keramik agak licin, pencahayaan redup, ventilasi ditutup kertas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja dan terkontrol dari satu tempat ke tempat lain.
Penyebab: Kelemahan fisik akibat stroke, lingkungan yang tidak aman.
2. Risiko Jatuh
Definisi: Rentan terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
Penyebab: Lingkungan yang tidak aman (lantai licin, barang berserakan, pencahayaan redup).
3. Kebersihan Diri Terganggu
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
Penyebab: Kelemahan fisik akibat stroke, lingkungan yang tidak mendukung (kamar mandi tanpa pegangan).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik
- Klien dapat berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan bantuan minimal.
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
2. Risiko Jatuh
- Klien tidak mengalami jatuh selama perawatan.
- Lingkungan klien bebas dari bahaya jatuh.
3. Kebersihan Diri
- Klien dapat melakukan sebagian besar aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Klien dan keluarga dapat memodifikasi lingkungan untuk mendukung aktivitas perawatan diri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Mobilitas Fisik Terganggu
- Latihan mobilisasi bertahap sesuai kemampuan klien.
- Berikan alat bantu jalan yang sesuai.
- Edukasi klien dan keluarga tentang strategi mempertahankan mobilitas.
2. Risiko Jatuh
- Identifikasi faktor risiko jatuh di lingkungan klien.
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh (bersihkan lantai, perbaiki pencahayaan, pasang pegangan di kamar mandi).
- Edukasi klien dan keluarga tentang pencegahan jatuh.
3. Kebersihan Diri Terganggu
- Latih klien melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Sediakan alat bantu perawatan diri yang sesuai.
- Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas perawatan diri klien.
- Edukasi klien dan keluarga tentang teknik perawatan diri yang aman.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien adalah Mobilitas Fisik Terganggu, Risiko Jatuh, dan Kebersihan Diri Terganggu. Masing-masing diagnosa memiliki definisi, penyebab, dan alasan pemilihan yang jelas berdasarkan data subjektif dan kondisi lingkungan klien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Untuk setiap diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan ditetapkan dengan jelas dan terukur. Tujuan yang ditetapkan mencakup peningkatan kemampuan fungsional klien, pencegahan komplikasi, dan adaptasi lingkungan yang mendukung kemandirian klien.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran/output yang diharapkan dijelaskan secara rinci. Intervensi tersebut meliputi latihan mobilisasi, modifikasi lingkungan, alat bantu perawatan diri, edukasi klien dan keluarga. Masing-masing intervensi disesuaikan dengan kebutuhan klien dan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, keamanan, dan kualitas hidup klien.
Secara keseluruhan, penjelasan yang diberikan mencakup semua aspek penting dalam proses asuhan keperawatan, mulai dari diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, hingga intervensi keperawatan yang diperlukan. Penjelasan disajikan dengan nada akademis dan persona pakar/perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 10187 | 02 Jan 2025
Klinis : Data Subjektif Klien mengatakan mengalami strok 7 bulan lalu. Klien mengatakan kaku di ekstremitas kanan. Klien mengatakan jika ke kamar mandi perlu ditemani istrinya. Tembok lembab, lantai licin, banyak barang berserakan, sampah berserakan, kamar mandi tidak ada pegangan, lantai dari keramik agak licin, pencahayaan redup, ventilasi ditutup kertas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang diberikan, maka dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Risiko Jatuh
Definisi: Risiko mengalami cedera fisik akibat tidak dapat mempertahankan posisi tubuh yang aman.
Penjelasan:
- Klien mengalami kekakuan pada ekstremitas kanan setelah stroke 7 bulan lalu, yang dapat mengganggu mobilitas dan keseimbangan.
- Lingkungan klien tidak aman, dengan lantai yang licin, banyak barang berserakan, pencahayaan redup, dan tidak ada pegangan di kamar mandi.
- Klien membutuhkan bantuan istrinya untuk pergi ke kamar mandi, menunjukkan adanya risiko jatuh.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri yang disebabkan oleh faktor muskuloskeletal, neurologi, atau perkembangan.
Penjelasan:
- Klien mengalami kekakuan pada ekstremitas kanan setelah stroke, yang dapat membatasi mobilitas fisik.
- Klien membutuhkan bantuan istrinya untuk pergi ke kamar mandi, menunjukkan adanya keterbatasan dalam mobilitas fisik.
Berdasarkan standar diagnosis keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, maka penjelasannya adalah sebagai berikut:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Jatuh
- Keterbatasan Mobilitas Fisik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keamanan Lingkungan: Bebas Risiko Jatuh
- Mobilitas: Peningkatan Mobilitas Fisik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Risiko Jatuh
- Pelatihan Mobilisasi
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, maka pendekatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi mengenai risiko jatuh dan pentingnya mobilisasi, serta merekomendasikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah klien. -
Article No. 10188 | 02 Jan 2025
Klinis : 77% anak : tidak menggosok gigi sebelum tidur 66% anak : sering jajan permen,coklat,dan makanan manis 82% anak : bermasalah dengan gigi 79% anak : beralasan tidak disuruh ibu dan ayah untuk menggosok gigi .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Masalah Kebersihan Gigi (Risk for Dental Hygiene Problems)
Definisi: Rentan mengalami gangguan dalam mempertahankan kebersihan dan kesehatan gigi yang optimal.
Penjelasan:
- Berdasarkan data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak memiliki risiko masalah kebersihan gigi yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh perilaku tidak menggosok gigi sebelum tidur, sering mengonsumsi makanan manis, dan kurangnya dorongan dari orang tua untuk menjaga kebersihan gigi.
- Risiko masalah kebersihan gigi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi, seperti karies, gusi berdarah, dan bahkan kehilangan gigi.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kebersihan Gigi Membaik
Indikator: Anak dapat mempertahankan kebersihan gigi yang optimal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan Gigi
Tindakan: Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi, teknik menggosok gigi yang benar, dan manfaat mengurangi konsumsi makanan manis.
2. Konseling Kesehatan Gigi
Tindakan: Melakukan konseling dengan anak dan orang tua untuk meningkatkan motivasi dan komitmen dalam menjaga kesehatan gigi.
3. Monitor Kebersihan Gigi
Tindakan: Melakukan pemeriksaan dan penilaian secara berkala untuk memantau perkembangan kebersihan gigi anak.
Dengan pendekatan yang komprehensif melalui edukasi, konseling, dan pemantauan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran anak dan orang tua dalam menjaga kebersihan gigi, sehingga risiko masalah kesehatan gigi dapat diminimalisir. -
Article No. 10189 | 02 Jan 2025
Klinis : 77% anak : tidak menggosok gigi sebelum tidur 66% anak : sering jajan permen,coklat,dan makanan manis 82% anak : bermasalah dengan gigi 79% anak : beralasan tidak disuruh ibu dan ayah untuk menggosok gigi .
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kesehatan Gigi Buruk (00107)
Definisi: Risiko mengalami kerusakan pada struktur dan/atau fungsi gigi yang dapat menyebabkan infeksi atau penyakit.
Faktor Risiko: Tidak menjaga kebersihan gigi, Konsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan.
2. Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan (00078)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
Faktor Terkait: Kurangnya motivasi, Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gigi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perilaku Kesehatan: Gigi dan Mulut (1400)
- Indikator:
a. Menyikat gigi secara teratur (140001)
b. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida (140002)
c. Mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak merusak gigi (140003)
d. Memeriksakan gigi secara teratur (140004)
2. Pengetahuan: Kesehatan Gigi dan Mulut (1805)
- Indikator:
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut (180501)
b. Menjelaskan cara menyikat gigi yang benar (180502)
c. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan gigi secara teratur (180503)
d. Menjelaskan makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi (180504)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (6530)
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien tentang kesehatan gigi dan mulut.
- Aktivitas:
a. Mengidentifikasi pengetahuan, kepercayaan, dan praktik klien tentang kesehatan gigi dan mulut.
b. Memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, cara menyikat gigi yang benar, dan pemeriksaan gigi secara teratur.
c. Mendiskusikan makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi.
d. Memberikan demonstrasi cara menyikat gigi yang benar.
e. Memberikan reinforcement positif ketika klien menerapkan perilaku kesehatan gigi yang baik.
2. Manajemen Perilaku (4360)
- Tujuan: Mendorong klien untuk mengembangkan dan mempertahankan perilaku kesehatan gigi yang baik.
- Aktivitas:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan gigi klien.
b. Membantu klien menetapkan tujuan dan rencana untuk meningkatkan perilaku kesehatan gigi.
c. Memberikan dukungan dan motivasi kepada klien untuk mencapai tujuan.
d. Memberikan umpan balik positif saat klien menunjukkan perilaku kesehatan gigi yang baik.
e. Melibatkan keluarga/orang terdekat untuk mendukung klien dalam mencapai tujuan.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa keperawatan SDKI dipilih berdasarkan data yang diberikan, yaitu risiko kesehatan gigi buruk dan ketidakefektifan perilaku kesehatan. Faktor risiko yang teridentifikasi adalah kurangnya menjaga kebersihan gigi, konsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan, serta kurangnya motivasi dan pengetahuan tentang kesehatan gigi.
2. Luaran/output yang diharapkan (SLKI) adalah perilaku kesehatan gigi dan mulut yang efektif, serta peningkatan pengetahuan klien tentang kesehatan gigi dan mulut. Indikator-indikator yang dipilih mencakup aspek-aspek penting dalam menjaga kesehatan gigi, seperti rutinitas menyikat gigi, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluorida, pemilihan makanan dan minuman yang tidak merusak gigi, serta pemeriksaan gigi secara teratur.
3. Intervensi keperawatan (SIKI) yang dipilih adalah edukasi kesehatan gigi dan mulut, serta manajemen perilaku. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien tentang kesehatan gigi, serta mendorong klien untuk mengembangkan dan mempertahankan perilaku kesehatan gigi yang baik. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan mencakup identifikasi pengetahuan dan praktik klien, pemberian informasi dan edukasi, demonstrasi, serta dukungan dan motivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Ibu/Bapak dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan sampaikan. -
Article No. 10190 | 02 Jan 2025
Klinis : 77% anak : tidak menggosok gigi sebelum tidur 66% anak : sering jajan permen,coklat,dan makanan manis 82% anak : bermasalah dengan gigi 79% anak : beralasan tidak disuruh ibu dan ayah untuk menggosok gigi .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Masalah Kebersihan Gigi Buruk
2. Kurang Pengetahuan tentang Perawatan Gigi
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Masalah Kebersihan Gigi Buruk
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu memiliki risiko mengalami masalah kebersihan gigi yang buruk.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu dapat mempertahankan kebersihan gigi yang baik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang pentingnya menggosok gigi sebelum tidur, pemantauan kebersihan gigi, dan konsultasi dengan dokter gigi.
2. Kurang Pengetahuan tentang Perawatan Gigi
- SDKI: Keadaan di mana individu memiliki pengetahuan yang tidak memadai tentang cara merawat gigi dengan baik.
- SLKI: Individu dapat mendemonstrasikan perawatan gigi yang benar.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang pola makan yang sehat, teknik menggosok gigi yang tepat, dan pentingnya perawatan gigi rutin.
Berdasarkan data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa anak-anak memiliki risiko masalah kebersihan gigi buruk dan kurang pengetahuan tentang perawatan gigi yang baik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kepada anak-anak dan orang tua mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi, teknik menggosok gigi yang benar, dan pola makan yang sehat. Selain itu, pemantauan kebersihan gigi dan konsultasi dengan dokter gigi juga diperlukan untuk memastikan kesehatan gigi anak-anak.