Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19145 | 01 Jul 2025
Klinis : D.0106 KETIDAKEFEKTIFAN MANAJMEN KESEHATAN KELUARGA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi D.0106 Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga.
Diagnosa Keperawatan:
D.0106 Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan situasi di mana keluarga memiliki kemampuan yang tidak memadai untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan anggota keluarga.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Kode: D.0106
- Definisi: Keadaan di mana keluarga memiliki kemampuan yang tidak memadai untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan anggota keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: L.0610
- Definisi: Keluarga mampu mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan anggota keluarga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: I.0611
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan perawat untuk membantu keluarga dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan anggota keluarga.
Dengan menggunakan kerangka SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merancang intervensi yang sesuai untuk membantu keluarga dalam mengelola masalah kesehatan mereka secara efektif. -
Article No. 19146 | 01 Jul 2025
Klinis : D.0106 KETIDAKEFEKTIFAN MANAJMEN KESEHATAN KELUARGA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan, Luaran/Output, dan Intervensi Keperawatan untuk kondisi "D.0106 KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN KELUARGA":
Diagnosa Keperawatan SDKI:
D.0106 KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN KELUARGA
Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencegah, dan/atau mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
Penyebab:
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang manajemen kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
3. Ketidakmampuan keluarga dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan perawatan kesehatan
4. Kurangnya dukungan sosial keluarga
5. Keterbatasan sumber daya keluarga (finansial, waktu, dan tenaga)
Luaran/Output SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengetahuan Keluarga tentang Manajemen Kesehatan
- Keluarga dapat menjelaskan definisi, tujuan, dan komponen manajemen kesehatan keluarga
- Keluarga dapat menjelaskan peran dan tanggung jawab anggota keluarga dalam manajemen kesehatan
- Keluarga dapat menjelaskan sumber daya yang dapat diakses untuk mendukung manajemen kesehatan keluarga
2. Kemampuan Keluarga dalam Manajemen Kesehatan
- Keluarga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga
- Keluarga dapat merencanakan tindakan perawatan kesehatan yang sesuai
- Keluarga dapat melaksanakan tindakan perawatan kesehatan sesuai rencana
- Keluarga dapat mengevaluasi efektivitas tindakan perawatan kesehatan
3. Dukungan Sosial Keluarga
- Keluarga dapat mengidentifikasi dan memobilisasi sumber daya sosial yang tersedia
- Keluarga dapat berpartisipasi aktif dalam mendukung manajemen kesehatan anggota keluarga
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan Keluarga
- Mengidentifikasi kebutuhan edukasi keluarga terkait manajemen kesehatan
- Memberikan edukasi tentang konsep, tujuan, dan komponen manajemen kesehatan keluarga
- Mengajarkan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga
- Mengajarkan keluarga dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan perawatan kesehatan
- Mendorong keluarga untuk aktif mencari informasi dan sumber daya kesehatan
2. Dukungan Keluarga
- Memfasilitasi keluarga dalam mengidentifikasi sumber daya sosial yang tersedia
- Membantu keluarga dalam mengaktifkan dan memobilisasi sumber daya sosial
- Mendorong keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung manajemen kesehatan anggota keluarga
3. Manajemen Sumber Daya Keluarga
- Membantu keluarga dalam mengidentifikasi dan mengelola sumber daya (finansial, waktu, tenaga) yang diperlukan untuk manajemen kesehatan
- Mengajarkan keluarga dalam merencanakan dan mengalokasikan sumber daya secara efektif
- Memfasilitasi keluarga dalam mengakses sumber daya kesehatan yang tersedia di komunitas
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan dukungan dalam manajemen kesehatan, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 19147 | 01 Jul 2025
Klinis : stemi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi STEMI (ST-Elevation Myocardial Infarction).
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut transmural dinding anterior
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 00.66
- Deskripsi: Pemberian obat trombolisis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I21.0 menunjukkan diagnosis infark miokard akut transmural dinding anterior, yang merupakan salah satu jenis STEMI. STEMI adalah kondisi di mana terjadi oklusi total arteri koroner sehingga menyebabkan nekrosis miokard yang luas.
2. Kode ICD-9-CM 00.66 mengacu pada pemberian obat trombolisis, yang merupakan salah satu intervensi penting dalam penatalaksanaan STEMI. Obat trombolisis bertujuan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner, sehingga aliran darah ke miokard dapat dipulihkan.
Penatalaksanaan STEMI yang lain mencakup intervensi koroner perkutan (PCI) dan bypass arteri koroner (CABG), yang memiliki kode ICD-9-CM masing-masing. -
Article No. 19150 | 01 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 55 tahun dirawat dibangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis Stroke. Saat ini pasien tidak dapat mengerakkan tangan sebelah kiri. Keseluruhan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 160/90 mmHg, W:100x/I, RR: 18 x/l, S: 36°C. Hasil Ct-Scan ditemukan adanya perdarahan pada otak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kerusakan Saraf Tepi
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Kemampuan Mobilitas
- SIKI: Terapi Latihan Gerak
2. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Gangguan Neuromuskular
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Napas
- SLKI: Fungsi Pernapasan
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Imobilitas
- SDKI: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- SLKI: Integritas Kulit dan Jaringan
- SIKI: Perawatan Kulit
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kerusakan Saraf Tepi
- Definisi SDKI: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan otot, penurunan kekuatan, keterbatasan lingkup gerak sendi, atau gangguan neuromuskular.
- Definisi SLKI: Kemampuan untuk melakukan gerakan fisik yang diinginkan.
- Definisi SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi gerakan dan aktivitas fisik.
2. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Gangguan Neuromuskular
- Definisi SDKI: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
- Definisi SLKI: Kemampuan untuk melakukan fungsi pernapasan yang efektif.
- Definisi SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi dan mempertahankan jalan napas yang paten.
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Imobilitas
- Definisi SDKI: Keadaan di mana individu memiliki risiko mengalami kerusakan pada kulit dan/atau jaringan di bawahnya.
- Definisi SLKI: Kemampuan untuk mempertahankan integritas kulit dan jaringan.
- Definisi SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit dan jaringan.
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI untuk masing-masing diagnosa keperawatan dapat ditemukan dalam edisi terbaru yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 19151 | 01 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 55 tahun dirawat dibangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis Stroke. Saat ini pasien tidak dapat mengerakkan tangan sebelah kiri. Keseluruhan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 160/90 mmHg, W:100x/I, RR: 18 x/l, S: 36°C. Hasil Ct-Scan ditemukan adanya perdarahan pada otak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI: 10023)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
SLKI: Kemampuan Mobilitas (10023)
SIKI: Manajemen Gangguan Mobilitas Fisik (I0023)
2. Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 10026)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
SLKI: Pemulihan Integritas Kulit (10026)
SIKI: Perawatan Luka (I0026)
3. Perubahan Perfusi Perifer (SDKI: 10036)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
SLKI: Perbaikan Perfusi Perifer (10036)
SIKI: Manajemen Perubahan Perfusi Perifer (I0036)
4. Risiko Jatuh (SDKI: 10045)
Definisi: Rentan terhadap terjatuh, yang dapat menyebabkan cidera fisik.
SLKI: Pencegahan Jatuh (10045)
SIKI: Manajemen Risiko Jatuh (I0045)
5. Defisit Perawatan Diri (SDKI: 10009)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
SLKI: Kemandirian Perawatan Diri (10009)
SIKI: Bantuan Perawatan Diri (I0009)
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik: Pasien mengalami keterbatasan dalam pergerakan akibat stroke yang menyebabkan hemiparesis pada satu sisi tubuh.
2. Kerusakan Integritas Kulit: Pasien berisiko mengalami kerusakan kulit akibat imobilitas dan ketergantungan dalam perawatan diri.
3. Perubahan Perfusi Perifer: Stroke dapat menyebabkan penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer, sehingga berisiko terjadi komplikasi.
4. Risiko Jatuh: Pasien berisiko jatuh akibat keterbatasan mobilitas dan kelemahan.
5. Defisit Perawatan Diri: Pasien membutuhkan bantuan penuh dari keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas perawatan diri. -
Article No. 19152 | 01 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 55 tahun dirawat dibangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis Stroke. Saat ini pasien tidak dapat mengerakkan tangan sebelah kiri. Keseluruhan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 160/90 mmHg, W:100x/I, RR: 18 x/l, S: 36°C. Hasil Ct-Scan ditemukan adanya perdarahan pada otak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI, serta kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kemampuan individu yang terbatas untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara mandiri.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu dapat melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara mandiri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 03101 - Peningkatan Mobilitas Fisik
- Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pergerakan yang disengaja dan terarah secara mandiri.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
- SDKI: Kemungkinan terjadinya penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
- SLKI: Individu dapat mempertahankan perfusi serebral yang adekuat.
- SIKI:
- Kode: 07102 - Pemantauan Perfusi Serebral
- Definisi: Pengumpulan dan analisis data untuk memastikan adanya aliran darah yang adekuat ke otak.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Kemungkinan individu tidak dapat bertahan atau beradaptasi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Individu dapat mentoleransi aktivitas fisik.
- SIKI:
- Kode: 03201 - Manajemen Energi
- Definisi: Upaya untuk mengatur penggunaan energi individu dalam melakukan aktivitas.
4. Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Keterbatasan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- SLKI: Individu dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SIKI:
- Kode: 03301 - Peningkatan Perawatan Diri
- Definisi: Upaya untuk memfasilitasi individu dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya berikan diatas merupakan contoh yang dapat diterapkan pada kondisi pasien yang Anda deskripsikan, sesuai dengan Standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 19153 | 01 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 55 tahun dirawat dibangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis Stroke. Saat ini pasien tidak dapat mengerakkan tangan sebelah kiri. Keseluruhan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 160/90 mmHg, W:100x/I, RR: 18 x/l, S: 36°C. Hasil Ct-Scan ditemukan adanya perdarahan pada otak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Mobilitas Fisik** *(Kode: 00085)*
**Definisi:**
Ketidakmampuan pasien untuk menggerakkan satu atau lebih anggota tubuh secara mandiri akibat kelemahan neuromuskular, nyeri, atau kerusakan struktural (pada kasus ini disebabkan oleh perdarahan otak pasca-stroke).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Hemiparesis sisi kiri (akibat perdarahan otak).
- Gangguan persarafan motorik (berdasarkan hasil CT-scan).
- Keterbatasan aktivitas fisik (ketergantungan total pada perawat/keluarga).
---
### **2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)**
**Kode SDKI:** 00085 – Gangguan Mobilitas Fisik
**Definisi SDKI:**
Kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri akibat gangguan neurologis, muskuloskeletal, atau nyeri.
---
### **3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI:** 0201 – **Peningkatan Mobilitas Fisik**
**Kriteria Luaran:**
- Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan otot ekstremitas kiri (skala 0 → minimal 2-3 dalam skala kekuatan otot).
- Pasien mampu melakukan rentang gerak (ROM) pasif dengan bantuan.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri sederhana (misal: menggerakkan jari tangan kiri).
---
### **4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI:** 0204 – **Latihan Rentang Gerak (ROM)**
**Intervensi:**
- Lakukan ROM pasif pada ekstremitas kiri 2x/hari untuk mencegah kontraktur.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk terapi rehabilitasi motorik.
- Ajarkan keluarga teknik membantu mobilisasi pasien (posisi tidur, duduk, transfer).
**Kode SIKI:** 0803 – **Manajemen Hipertensi**
**Intervensi:**
- Pantau tekanan darah setiap 4 jam (TD: 160/90 mmHg termasuk krisis hipertensi).
- Kolaborasi pemberian antihipertensi sesuai resep dokter.
- Edukasi pasien/keluarga tentang pembatasan garam dan stres pemicu hipertensi.
---
### **5. Diagnosa Tambahan (Opsional)**
**Nyeri Akut** *(Kode: 00132)* (jika ada keluhan nyeri kepala)
**Gangguan Pola Tidur** *(Kode: 00095)* (jika pasien mengalami insomnia akibat nyeri/ketidaknyamanan).
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI** digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
- **SLKI** menjadi acuan tujuan perawatan (luaran yang diharapkan).
- **SIKI** berisi tindakan spesifik untuk mencapai luaran.
**Referensi:**
*PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
Semoga membantu. Jika memerlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan ditanyakan. -
Article No. 19154 | 01 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 55 tahun dirawat dibangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis Stroke. Saat ini pasien tidak dapat mengerakkan tangan sebelah kiri. Keseluruhan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 160/90 mmHg, W:100x/I, RR: 18 x/l, S: 36°C. Hasil Ct-Scan ditemukan adanya perdarahan pada otak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan fisik akibat stroke, ditandai dengan pasien tidak dapat menggerakkan tangan kiri.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak berhubungan dengan perdarahan pada otak, ditandai dengan hasil CT-Scan yang menunjukkan adanya perdarahan.
3. Resiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital berhubungan dengan perubahan kondisi neurologi, ditandai dengan peningkatan tekanan darah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik: Pasien dapat melakukan aktivitas mobilisasi secara mandiri atau minimal dibantu dengan alat bantu.
2. Perfusi Jaringan: Perfusi jaringan otak pasien stabil, ditandai dengan tidak ada tanda-tanda perdarahan otak lanjut.
3. Stabilitas Tanda-Tanda Vital: Tanda-tanda vital pasien stabil, berada dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Mobilitas Fisik:
a. Latihan Mobilisasi Ekstremitas: Membantu pasien melakukan latihan pergerakan aktif dan pasif pada ekstremitas atas dan bawah.
b. Terapi Latihan: Memberikan latihan-latihan untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan kemampuan fungsional pasien.
c. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang mungkin timbul akibat gangguan mobilisasi.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak:
a. Pemantauan Fungsi Neurologi: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, refleks, dan fungsi neurologis secara berkala.
b. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial: Menerapkan intervensi untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial, seperti mengatur posisi kepala, pemberian oksigen, dan manajemen cairan.
c. Manajemen Perdarahan: Melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan dan mencegah komplikasi perdarahan lebih lanjut.
3. Resiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital:
a. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara rutin dan mencatat perubahan yang terjadi.
b. Manajemen Hipertensi: Memberikan intervensi untuk mengendalikan tekanan darah, seperti pemberian obat antihipertensi dan pengaturan diet.
c. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Memantau dan mengelola keseimbangan cairan dan elektrolit pasien.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang ditetapkan berdasarkan kondisi pasien adalah Gangguan Mobilitas Fisik, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak, dan Resiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, mempertahankan perfusi jaringan otak yang stabil, dan mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup latihan mobilisasi, manajemen nyeri, pemantauan fungsi neurologi, manajemen peningkatan tekanan intrakranial, manajemen perdarahan, pemantauan tanda-tanda vital, manajemen hipertensi, dan manajemen cairan dan elektrolit. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 19155 | 01 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 55 tahun dirawat dibangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis Stroke. Saat ini pasien tidak dapat mengerakkan tangan sebelah kiri. Keseluruhan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 160/90 mmHg, W:100x/I, RR: 18 x/l, S: 36°C. Hasil Ct-Scan ditemukan adanya perdarahan pada otak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mobilitas Fisik Terganggu (SDKI: Kode M-001, Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terarah, yang menyebabkan gangguan pada kemampuan untuk bergerak secara mandiri dan efisien)
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral (SDKI: Kode P-001, Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak)
3. Risiko Jatuh (SDKI: Kode R-001, Definisi: Kerentanan untuk jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode M-001: Mobilitas Fisik Terganggu
- Kode P-001: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
- Kode R-001: Risiko Jatuh
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- M-001: Mobilitas Fisik Terganggu -> Luaran: Mobilitas Fisik Membaik
- P-001: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral -> Luaran: Perfusi Jaringan Serebral Membaik
- R-001: Risiko Jatuh -> Luaran: Risiko Jatuh Menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- M-001: Mobilitas Fisik Terganggu -> Intervensi: Perawatan Mobilitas, Pelatihan Mobilitas
- P-001: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral -> Intervensi: Pemantauan Neurologis, Manajemen Stroke
- R-001: Risiko Jatuh -> Intervensi: Pencegahan Jatuh, Manajemen Lingkungan
Penjelasan Singkat:
1. Mobilitas Fisik Terganggu: Pasien mengalami keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh kondisi stroke, sehingga memerlukan bantuan keluarga dan perawat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral: Adanya perdarahan pada otak yang terdeteksi melalui CT-Scan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otak dan kerusakan jaringan otak.
3. Risiko Jatuh: Pasien memiliki risiko jatuh yang tinggi akibat keterbatasan mobilitas fisik dan adanya perubahan neurologis terkait stroke. -
Article No. 19156 | 01 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 55 tahun dirawat dibangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis Stroke. Saat ini pasien tidak dapat mengerakkan tangan sebelah kiri. Keseluruhan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 160/90 mmHg, W:100x/I, RR: 18 x/l, S: 36°C. Hasil Ct-Scan ditemukan adanya perdarahan pada otak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.0006** – **Gangguan Mobilitas Fisik**
**Definisi**: Ketidakmampuan untuk bergerak secara mandiri dengan tujuan tertentu karena keterbatasan fungsi motorik.
**Faktor yang Berhubungan**:
- Kelemahan neuromuskular (hemiparese sisi kiri sekunder akibat stroke hemoragik).
- Kerusakan persepsi/kognitif (jika ada).
- Nyeri atau ketidaknyamanan (tidak disebutkan, tetapi perlu dipertimbangkan).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.0403** – **Kemampuan Mobilisasi**
**Indikator**:
1. **LO.0403.1**: Kekuatan otot ekstremitas (target: peningkatan skala kekuatan otot dari 1/5 menjadi 3/5).
2. **LO.0403.4**: Kemampuan melakukan aktivitas fungsional (misalnya: duduk, berpindah posisi).
3. **LO.0403.5**: Kemandirian dalam mobilitas (target: pasien dapat menggerakkan tangan kiri dengan bantuan minimal).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode I.09012** – **Latihan Rentang Gerak (ROM)**
**Aktivitas**:
1. **I.09012.1**: Ajarkan latihan ROM pasif pada ekstremitas kiri (2x/hari).
2. **I.09012.3**: Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi motorik.
**Kode I.04004** – **Manajemen Hipertensi**
**Aktivitas**:
1. **I.04004.1**: Pantau tekanan darah (TD) setiap 4 jam (target: TD <140/90 mmHg).
2. **I.04004.4**: Edukasi pembatasan natrium dan manajemen stres.
**Kode I.10001** – **Bantuan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS)**
**Aktivitas**:
1. **I.10001.2**: Bantu pasien dalam berpindah posisi (misalnya: dari tidur ke duduk).
2. **I.10001.4**: Gunakan alat bantu mobilitas (jika diperlukan).
---
### **Rasional Singkat**
1. **Gangguan Mobilitas Fisik**: Pasien mengalami hemiparese sisi kiri akibat stroke hemoragik (dikonfirmasi CT-Scan), sehingga memerlukan intervensi untuk mencegah komplikasi imobilisasi (kontraktur, trombosis).
2. **Hipertensi**: TD 160/90 mmHg merupakan faktor risiko stroke berulang, perlu dikendalikan.
3. **Ketergantungan AKS**: Pasien membutuhkan bantuan penuh dalam aktivitas, sehingga perlu intervensi untuk meningkatkan kemandirian bertahap.
---
### **Catatan Tambahan**
- **Kolaborasi**: Konsul dengan tim medis untuk terapi antihipertensi dan neurologis.
- **Edukasi**: Ajarkan keluarga teknik perawatan pasien stroke (posisioning, ROM, nutrisi).
Semua kode dan definisi mengacu pada **PPNI (2017-2019)**. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, evaluasi respon pasien terhadap intervensi dalam 24-48 jam.
---
**Referensi**:
1. PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 6*.
2. PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 5*.
3. PPNI. (2017). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 4*.
Format RTF terlampir.