Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10335 | 04 Jan 2025
Klinis : stroke
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi stroke, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskular sebagai akibat dari stroke.
Penjelasan: Pasien stroke mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak secara mandiri dan efektif akibat kelemahan neuromuskular yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf pusat.
2. Risiko Jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan dan sensori.
Penjelasan: Pasien stroke berisiko tinggi mengalami jatuh karena gangguan keseimbangan, koordinasi, dan fungsi sensorik yang terganggu akibat lesi pada sistem saraf pusat.
3. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan kerusakan korteks serebri.
Penjelasan: Pasien stroke dapat mengalami gangguan komunikasi, seperti afasia, disartria, atau disfagia, sebagai akibat dari kerusakan pada area berbahasa di korteks serebri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan mengembangkan rencana perawatan yang sesuai. Dalam konteks stroke, SDKI mencakup definisi, penyebab, tanda dan gejala, serta kriteria diagnostik untuk setiap diagnosa keperawatan yang relevan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk pasien stroke, SLKI dapat mencakup luaran seperti peningkatan mobilitas, pencegahan jatuh, dan perbaikan komunikasi sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang menggambarkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus stroke, SIKI dapat mencakup intervensi seperti pelatihan mobilisasi, pencegahan jatuh, dan terapi wicara, yang disesuaikan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan perawatan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan terstandar untuk pasien stroke, sehingga dapat memberikan perawatan yang optimal dan berpusat pada pasien. -
Article No. 10336 | 04 Jan 2025
Klinis : snh, infark miokard, penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Sindrom nyeri iskemik jantung (SNI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya gangguan aliran darah ke jantung.
2. Penurunan Kesadaran (PK)
Definisi: Perubahan kemampuan merespon terhadap lingkungan secara normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. SNI
- Faktor penyebab: Infark miokard, aterosklerosis, spasme arteri koroner
- Karakteristik Mayor: Nyeri dada, menyebar ke lengan, leher, atau punggung
- Gejala Pendukung: Keringat dingin, mual, muntah, sesak napas
2. PK
- Faktor penyebab: Gangguan perfusi otak, trauma kepala, stroke, hipoksia, hipoglikemia
- Karakteristik Mayor: Tidak responsif terhadap rangsangan, penurunan tingkat kesadaran
- Gejala Pendukung: Pupil tidak bereaksi, tidak ada gerakan spontan, tidak ada refleks rotularis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. SNI
- Outcome: Nyeri berkurang, tanda-tanda vital stabil, aktivitas jantung membaik
2. PK
- Outcome: Kesadaran membaik, refleks normal, pupil reaktif, gerakan spontan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. SNI
- Intervensi: Identifikasi penyebab dan faktor risiko, manajemen nyeri, pemantauan tanda vital dan EKG, edukasi pasien dan keluarga
2. PK
- Intervensi: Pemantauan tanda vital, evaluasi tingkat kesadaran, manajemen jalan napas, oksigenasi, dan sirkulasi, manajemen lingkungan yang aman
Sebagai seorang pakar perawat, saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas terkait diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi snh, infark miokard, dan penurunan kesadaran. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 10337 | 04 Jan 2025
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan integritas kulit dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), risiko kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai rentang respons manusia yang menggambarkan kerentanan terhadap kerusakan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia, kondisi kesehatan, nutrisi, mobilitas, dan faktor lingkungan.
Menurut SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit meliputi:
1. Integritas kulit tetap utuh
2. Tidak terjadi kerusakan kulit
3. Tidak terjadi komplikasi akibat kerusakan kulit
Selanjutnya, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko kerusakan integritas kulit antara lain:
1. Perawatan kulit: Menjaga kebersihan, kelembapan, dan nutrisi kulit
2. Manajemen faktor risiko: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan kulit
3. Edukasi pasien dan keluarga: Memberikan edukasi tentang perawatan kulit dan pencegahan kerusakan kulit
Dengan pendekatan komprehensif yang mencakup diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit dapat diberikan perawatan yang optimal untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mempertahankan integritas kulit. -
Article No. 10338 | 04 Jan 2025
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak menyenangkan terhadap sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Mampu mengenali penyebab kecemasan
3. Mampu menggunakan teknik relaksasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
2. Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan
3. Berikan informasi yang akurat dan dapat dipahami
4. Ajarkan teknik relaksasi (seperti napas dalam, distraksi, visualisasi)
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan (misalnya pemberian obat anti-cemas)
Sebagai perawat, saya memahami bahwa ansietas merupakan kondisi yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang tepat. Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, saya dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengelola dan menurunkan tingkat kecemasannya. -
Article No. 10339 | 04 Jan 2025
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ansietas.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui. Ansietas dapat menimbulkan gejala fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan ansietas adalah pasien dapat mengenali dan mengontrol gejala ansietas, meningkatkan strategi koping yang efektif, serta mencapai tingkat kecemasan yang dapat diterima.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani ansietas mencakup:
a. Manajemen ansietas: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi sumber ansietas, serta mengajarkan teknik relaksasi.
b. Terapi kognitif: Mengkoreksi persepsi dan pikiran negatif yang menyebabkan ansietas.
c. Terapi suportif: Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
d. Terapi farmakologis: Pemberian obat-obatan antiansietas sesuai dengan indikasi.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan holistik dalam menangani kondisi ansietas pada pasien, dengan mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Melalui kolaborasi yang erat dengan pasien dan tim kesehatan lainnya, saya akan berupaya untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal dalam penanganan ansietas. -
Article No. 10340 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekan darah 120/80 , suhu 39c pasien mengalami diare selama 5x dalam satu hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Diare
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (nyeri).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan skala nyeri berkurang, pasien menggunakan strategi pengelolaan nyeri yang efektif, pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, teknik distraksi, kompres hangat/dingin, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Diare
- SDKI: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus dan meningkat dari kebiasaan normal.
- SLKI: Pasien melaporkan frekuensi dan konsistensi feses kembali normal, pasien tidak mengalami dehidrasi, pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI: Pemantauan cairan dan elektrolit, pemberian obat antidiare, diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast), dan edukasi manajemen diare.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penting untuk memberikan informasi yang jelas, terperinci, dan sesuai dengan standar PPNI dalam memberikan Diagnosis Keperawatan dan penjelasannya. -
Article No. 10341 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekan darah 120/80 , suhu 39c pasien mengalami diare selama 5x dalam satu hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekanan darah 120/80, suhu 39°C, dan mengalami diare sebanyak 5 kali dalam satu hari, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut: Pasien mengeluhkan nyeri di pinggung, yang merupakan gejala dari nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Hipertermia: Pasien memiliki suhu 39°C, yang merupakan indikasi dari hipertermia. Hipertermia adalah suhu tubuh yang melebihi rentang normal, yang dapat disebabkan oleh infeksi atau proses patologis lainnya.
3. Diare: Pasien mengalami diare sebanyak 5 kali dalam satu hari, yang merupakan gejala dari diare. Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal, baik dalam jumlah maupun konsistensi, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengontrol nyeri dengan menggunakan manajemen nyeri yang efektif
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
2. Hipertermia:
- Suhu tubuh pasien kembali ke dalam rentang normal
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
- Pasien tidak mengalami komplikasi akibat hipertermia
3. Diare:
- Frekuensi buang air besar kembali normal
- Pasien tidak mengalami dehidrasi
- Pasien tidak mengalami ketidakseimbangan elektrolit
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti teknik relaksasi, distraksi, atau kompres hangat
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Hipertermia:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan obat penurun demam sesuai dengan resep dokter
- Lakukan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh, seperti memberikan kompres dingin atau menggunakan kipas angin
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan komplikasi lainnya
3. Diare:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda vital dan karakteristik diare
- Berikan cairan dan elektrolit pengganti sesuai kebutuhan
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna
- Ajarkan pasien tentang manajemen diare, seperti pola makan, kebersihan, dan pencegahan komplikasi
- Monitor status dehidrasi dan keseimbangan elektrolit
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang tepat dan komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri, penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal, dan perbaikan kondisi diare. Hal ini akan membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 10342 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekan darah 120/80 , suhu 39c pasien mengalami diare selama 5x dalam satu hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan tingkat nyeri yang dapat ditoleransi, kemampuan mengendalikan nyeri, dan pemulihan fungsi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh pasien.
2. Diare
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengeluaran feses yang tidak normal, berlebihan, dan cair.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan pola eliminasi feses yang normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi diare dan mencegah komplikasi.
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri di pinggung, suhu 39°C, dan diare sebanyak 5 kali dalam sehari, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Diare. Perawat akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masing-masing diagnosa untuk mengurangi nyeri, mengatasi diare, dan mencegah komplikasi. -
Article No. 10343 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekan darah 120/80 , suhu 39c pasien mengalami diare selama 5x dalam satu hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bebas nyeri: Kondisi individu yang dapat mengendalikan atau menghilangkan nyeri sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, mengurangi reaksi fisiologis dan psikologis akibat nyeri, serta mempertahankan tingkat kenyamanan yang optimal.
2. Diare berhubungan dengan proses penyakit
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diare: Perubahan konsistensi dan/atau peningkatan frekuensi buang air besar, yaitu lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi cair.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan diare: Kondisi individu yang dapat mengendalikan frekuensi dan konsistensi buang air besar kembali normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen diare: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, mengurangi dampak fisiologis dan psikologis akibat diare, serta mempertahankan status cairan dan elektrolit yang optimal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 10344 | 04 Jan 2025
Klinis : Disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi adalah "Tidak Efektif Pencernaan". Diagnosa ini didasarkan pada karakteristik definisi SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang meliputi:
a. Perubahan pada pola pengeluaran feses, seperti diare atau konstipasi.
b. Perubahan pada durasi dan frekuensi pengeluaran feses.
c. Perubahan pada konsistensi feses.
d. Rasa tidak nyaman pada perut.
e. Kembung.
2. Luaran/Output yang diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan bayi menunjukkan:
a. Pola pengeluaran feses kembali normal.
b. Konsistensi feses kembali normal.
c. Perubahan frekuensi pengeluaran feses kembali normal.
d. Tidak ada lagi rasa tidak nyaman pada perut.
e. Tidak ada lagi keluhan kembung.
3. Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SLKI) pada kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi adalah:
a. Monitoring pola dan konsistensi feses, serta perubahan pada frekuensi pengeluaran feses.
b. Observasi tanda-tanda vital, seperti suhu tubuh, nadi, dan pernapasan.
c. Manajemen nutrisi, seperti pemberian makanan atau asupan yang mudah dicerna.
d. Pemberian terapi farmakologis sesuai resep dokter, seperti pemberian obat-obatan untuk mengatasi diare atau konstipasi.
e. Edukasi kepada orang tua mengenai penanganan disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi.
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, atau ahli gastroenterologi anak, jika diperlukan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang rinci dan terperinci untuk kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi. Sebagai perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan komprehensif untuk pasien bayi dengan kondisi tersebut.