Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10302 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengakatan nyeri di area punggung sudah 3 hari , pasien mengatakan kepala pusing ,pasien mengatakan kalau di buat makan sering mual diagnosa apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda paparkan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu nyeri di area punggung, pusing, dan mual, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri Akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
b. Mual (00134): Perasaan tidak nyaman yang menyebabkan dorongan untuk muntah.
c. Intoleransi Aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau persepsi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Untuk Nyeri Akut (00132):
- Tingkat Nyeri: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol nyeri.
- Kepuasan Pasien terhadap Pengelolaan Nyeri: Pasien merasa puas dengan pengelolaan nyerinya.
b. Untuk Mual (00134):
- Kontrol Mual: Pasien mampu mengontrol mual.
- Toleransi terhadap Makanan: Pasien mampu mengkonsumsi makanan tanpa mengalami mual.
c. Untuk Intoleransi Aktivitas (00092):
- Toleransi Aktivitas: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Energi: Pasien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
- Pemulihan Setelah Aktivitas: Pasien dapat pulih dengan cepat setelah melakukan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Untuk Nyeri Akut (00132):
- Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi penyebab nyeri, mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan memantau efektivitas intervensi.
- Terapi Komplementer: Memberikan intervensi komplementer seperti terapi pijat, aroma terapi, atau relaksasi untuk mengurangi nyeri.
- Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyebab nyeri, cara mengelola nyeri, dan strategi untuk mengatasi nyeri.
b. Untuk Mual (00134):
- Manajemen Mual: Mengidentifikasi penyebab mual, memberikan antiemetik jika diperlukan, dan memantau efektivitas intervensi.
- Manajemen Nutrisi: Menyediakan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi pasien, serta mengatur jadwal pemberian makanan.
- Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyebab mual, cara mengelola mual, dan strategi untuk mengatasi mual.
c. Untuk Intoleransi Aktivitas (00092):
- Manajemen Energi: Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan intoleransi aktivitas, dan mengatur jadwal aktivitas untuk mencegah kelelahan.
- Peningkatan Aktivitas Fisik: Memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
- Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya aktivitas fisik dan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan atau informasi tambahan. -
Article No. 10303 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien sesak napas dan perasaan berat didada, napas dangkal dan tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, perasaan berat di dada, serta napas yang dangkal dan tidak teratur adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2016). Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar, yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi" (SDKI, 2016).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Napas: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas yang normal, kedalaman napas yang adekuat, serta tidak ada retraksi dinding dada.
2. Status Oksigenasi: Kadar oksigen dalam darah dalam batas normal, ditandai dengan saturasi oksigen yang memadai.
3. Rasa Nyaman: Pasien mengekspresikan rasa nyaman dengan pernapasannya, tanpa keluhan sesak napas atau perasaan berat di dada.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Monitoring Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti frekuensi napas, kedalaman napas, dan saturasi oksigen, secara berkala.
2. Pengaturan Posisi: Memposisikan pasien dalam posisi yang nyaman dan memfasilitasi ekspansi dada, seperti posisi semi-Fowler atau posisi duduk.
3. Terapi Oksigen: Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien, untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
4. Edukasi Napas Dalam: Mengajarkan pasien teknik napas dalam dan latihan pernapasan, untuk meningkatkan ventilasi dan oksigenasi.
5. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri atau rasa tidak nyaman di dada dengan pemberian analgesik atau teknik relaksasi, jika diperlukan.
6. Evaluasi dan Dokumentasi: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap luaran/output yang dicapai, serta mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pola napas yang efektif, status oksigenasi yang memadai, dan rasa nyaman dalam bernapas. -
Article No. 10304 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien sesak napas dan perasaan berat didada, napas dangkal dan tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang mengalami sesak napas dan perasaan berat di dada, serta napas yang dangkal dan tidak teratur.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini adalah sesak napas, napas dangkal, napas tidak teratur, dan perasaan berat di dada.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ventilasi Efektif: Pasien menunjukkan pola napas yang normal, tidak ada tanda-tanda sesak napas, dan tidak ada perasaan berat di dada.
2. Status Oksigenasi Membaik: Kadar oksigen dalam darah (SpO2) mencapai nilai normal, tidak terdapat sianosis, dan tidak ada tanda-tanda hipoksia.
3. Pengetahuan Manajemen Napas Meningkat: Pasien dapat mendemonstrasikan teknik napas dalam dan latihan pernapasan yang efektif untuk mengatasi sesak napas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Memonitor tanda-tanda vital secara berkala, seperti laju napas, irama napas, dan saturasi oksigen, untuk mengevaluasi efektivitas ventilasi.
2. Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien, misalnya melalui masker atau kanula nasal, untuk memastikan suplai oksigen yang adekuat.
3. Latihan Napas Dalam: Mengajarkan dan membantu pasien melakukan latihan napas dalam dan teknik pernapasan lainnya, seperti pursed-lip breathing, untuk meningkatkan ventilasi.
4. Manajemen Kenyamanan: Memberikan posisi yang nyaman bagi pasien, seperti posisi semifowler, dan mengatur lingkungan yang kondusif untuk mencapai relaksasi.
5. Edukasi Manajemen Napas: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai teknik-teknik manajemen napas yang dapat dilakukan untuk mengatasi sesak napas dan mempertahankan ventilasi yang efektif.
6. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan fisioterapis, untuk menyusun rencana perawatan yang komprehensif dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu ventilasi yang efektif, status oksigenasi yang membaik, dan peningkatan pengetahuan pasien dalam manajemen napas. Hal ini akan membantu pasien dalam mengatasi kondisi sesak napas dan perasaan berat di dada, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 10305 | 04 Jan 2025
Klinis : Seorang perawat sedang melakukan perumusan luaran dan tujuan intervensi pada pasien atas nama Ny. "G" umur 67 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas, lemah, pusing, panas. Pasien mengatakan sesak bertmabah parah ketika beraktivitas, pasien mempunyai riawayat asma. hasil TTV TD : 160/90 mmHg, RR : 30 x.menit, S : 38 derajat selsius, N : 100 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda uraikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Faktor patofisiologi seperti penyakit paru-paru, seperti asma.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, pernapasan cepat dan dangkal, sianosis, penggunaan otot bantu napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Tanda dan Gejala: Lemah, pusing, mudah lelah, takikardia.
3. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Penyebab: Proses infeksi atau peradangan.
- Tanda dan Gejala: Peningkatan suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pola Napas: Penilaian terhadap pola napas, penggunaan otot bantu napas, sianosis, perubahan frekuensi napas, dan kesulitan bernapas.
- Intoleransi Aktivitas: Penilaian terhadap kelelahan, kenyamanan saat beraktivitas, dan kemampuan melakukan aktivitas.
- Hipertermia: Penilaian terhadap suhu tubuh, tanda-tanda infeksi, dan riwayat demam.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pola Napas: Peningkatan fungsi pernapasan, pengurangan penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan kemampuan bernapas.
- Intoleransi Aktivitas: Peningkatan toleransi aktivitas, peningkatan kemampuan melakukan aktivitas, dan peningkatan kenyamanan.
- Hipertermia: Penurunan suhu tubuh, penurunan tanda-tanda infeksi, dan pengurangan riwayat demam.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pola Napas: Manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan latihan pernapasan.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen aktivitas, manajemen energi, dan peningkatan mobilitas.
- Hipertermia: Manajemen demam, manajemen risiko infeksi, dan perawatan suhu tubuh.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan perumusan luaran dan tujuan intervensi yang tepat untuk menangani kondisi Ny. "G" yang mengalami sesak napas, lemah, pusing, dan demam. -
Article No. 10306 | 04 Jan 2025
Klinis : Seorang perawat sedang melakukan perumusan luaran dan tujuan intervensi pada pasien atas nama Ny. "G" umur 67 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas, lemah, pusing, panas. Pasien mengatakan sesak bertmabah parah ketika beraktivitas, pasien mempunyai riawayat asma. hasil TTV TD : 160/90 mmHg, RR : 30 x.menit, S : 38 derajat selsius, N : 100 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Tanda dan Gejala:
- Sesak napas
- Perubahan frekuensi napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Irama napas tidak teratur
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
Tanda dan Gejala:
- Sesak napas saat beraktivitas
- Kelelahan saat beraktivitas
- Pusing saat beraktivitas
3. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Tanda dan Gejala:
- Suhu tubuh tinggi
- Kulit terasa hangat
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Pasien mampu melakukan napas dalam secara mandiri
- Tidak ada tanda-tanda kegagalan napas
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat bergerak tanpa sesak napas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Pasien dapat beristirahat dengan cukup
3. Hipertermia:
- Suhu tubuh kembali normal
- Kulit terasa sejuk
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Monitor tanda-tanda vital, terutama frekuensi pernapasan
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tim medis terkait pemberian bronkodilator
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Berikan latihan fisik bertahap sesuai toleransi
- Atur istirahat yang cukup
- Berikan edukasi tentang manajemen aktivitas
3. Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu
- Kolaborasi dengan tim medis terkait pemberian antipiretik
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
Penjelasan Rinci:
Perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif pada pasien untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai. Dalam kasus ini, terdapat tanda-tanda pola napas tidak efektif (sesak napas, perubahan frekuensi napas), intoleransi aktivitas (sesak napas saat beraktivitas, kelelahan, pusing), dan hipertermia (suhu tubuh tinggi).
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah perbaikan pada pola napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal. Pencapaian luaran ini akan membantu pasien untuk beraktivitas dengan lebih baik dan mencapai kondisi kesehatan yang optimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, edukasi teknik pernapasan, pemberian oksigen, latihan fisik bertahap, manajemen aktivitas, kompres hangat, dan kolaborasi dengan tim medis terkait pemberian obat-obatan. Semua intervensi ini bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif.
Perawat perlu menerapkan pendekatan yang berpusat pada pasien, mempertimbangkan riwayat kesehatan, dan melibatkan pasien dalam perencanaan asuhan keperawatan. Evaluasi secara berkala juga diperlukan untuk memantau kemajuan pasien dan melakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan. -
Article No. 10307 | 04 Jan 2025
Klinis : Seorang perawat sedang melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada pasien atas nama Ny. "G" umur 67 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas, lemah, pusing, panas. Pasien mengatakan sesak bertmabah parah ketika beraktivitas, pasien mempunyai riawayat asma. hasil TTV TD : 160/90 mmHg, RR : 30 x.menit, S : 38 derajat selsius, N : 100 x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Ny. "G" yang berusia 67 tahun dengan keluhan sesak napas, lemah, pusing, dan demam, serta hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang menunjukkan tekanan darah tinggi, laju pernapasan cepat, suhu tubuh tinggi, dan denyut nadi cepat, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara secara efektif.
Karakteristik Definisi: Penggunaan otot bantu pernapasan, irama napas tidak teratur, dan peningkatan frekuensi napas.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Pola Napas
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
- Pasien menunjukkan penggunaan otot bantu pernapasan yang minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan saturasi oksigen.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Jalan Napas
- Buka jalan napas dengan maneuver pembukaan jalan napas.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Pantau status pernapasan dan saturasi oksigen.
b. Manajemen Ventilasi
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator atau ventilasi mekanik jika diperlukan.
- Pantau pola, kedalaman, dan frekuensi pernapasan.
c. Manajemen Demam
- Berikan intervensi penurunan suhu tubuh (kompres hangat, obat antipiretik).
- Pantau suhu tubuh secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan demam.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Pola Napas Tidak Efektif dipilih karena pasien mengalami sesak napas, terutama saat beraktivitas, serta peningkatan frekuensi pernapasan (30 kali per menit) yang menunjukkan ketidakmampuan tubuh untuk bernapas dengan efektif.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI): Tujuan utama adalah untuk memulihkan pola napas yang efektif, meningkatkan kemampuan bernapas dengan irama dan kedalaman normal, serta menurunkan penggunaan otot bantu pernapasan dan meningkatkan saturasi oksigen.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI): Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas, manajemen ventilasi untuk meningkatkan mekanika pernapasan, serta manajemen demam untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian bronkodilator atau ventilasi mekanik, juga diperlukan jika kondisi pasien tidak membaik dengan intervensi keperawatan. -
Article No. 10308 | 04 Jan 2025
Klinis : Seorang perawat sedang melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada pasien atas nama Ny. "G" umur 67 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas, lemah, pusing, panas. Pasien mengatakan sesak bertmabah parah ketika beraktivitas, pasien mempunyai riawayat asma. hasil TTV TD : 160/90 mmHg, RR : 30 x.menit, S : 38 derajat selsius, N : 100 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ny. "G":
1. Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan, kecemasan.
- Gejala dan Tanda: Sesak napas, takipnea, penggunaan otot bantu napas, suara napas tidak normal, sianosis.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Jalan napas paten, frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada sianosis, kemampuan batuk efektif.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, Manajemen Ventilasi.
- Tindakan: Observasi tanda-tanda vital, bantu bersihan jalan napas, kolaborasi pemberian oksigen, kolaborasi pemberian bronkodilator.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Ny. "G" mengalami sesak napas, lemah, pusing, dan panas, dengan riwayat asma. Hasil tanda-tanda vital menunjukkan peningkatan tekanan darah, frekuensi napas yang cepat, dan demam. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dengan intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen jalan napas, oksigenasi, dan ventilasi untuk membantu mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif. -
Article No. 10309 | 04 Jan 2025
Klinis : Seorang perawat sedang melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada pasien atas nama Ny. "G" umur 67 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas, lemah, pusing, panas. Pasien mengatakan sesak bertmabah parah ketika beraktivitas, pasien mempunyai riawayat asma. hasil TTV TD : 160/90 mmHg, RR : 30 x.menit, S : 38 derajat selsius, N : 100 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan dengan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan permeabilitas jalan napas sehingga dapat memfasilitasi pertukaran gas.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan permeabilitas jalan napas sehingga dapat memfasilitasi pertukaran gas.
2. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Kelebihan cairan yang terjadi pada kompartemen intravaskular, interstisial, atau rongga tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengelola kelebihan cairan pada kompartemen intravaskular, interstisial, atau rongga tubuh.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengelola kelebihan cairan pada kompartemen intravaskular, interstisial, atau rongga tubuh.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi toleransi terhadap aktivitas fisik.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi toleransi terhadap aktivitas fisik.
Penjelasan singkat:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami sesak napas, terutama saat beraktivitas, yang dapat disebabkan oleh asma yang diderita.
- Kelebihan Volume Cairan: Tanda-tanda seperti peningkatan tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh dapat mengindikasikan adanya kelebihan cairan.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien mengeluhkan kelemahan dan pusing, yang dapat menunjukkan intoleransi aktivitas. -
Article No. 10310 | 04 Jan 2025
Klinis : Seorang perawat sedang melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada pasien atas nama Tn. "H" umur 47 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke pundak, leher dan rahang, sesak nafas, dada berdebar-debar. Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan yaitu 7. Hasil TTV TD : 150/100 mmHg, S : 37,7 derajat selsius, RR : 28 x/menit, N : 98 x.menit, hasil EKG adanya interpretasi aritmia pada jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard, ditandai dengan keluhan nyeri dada menjalar ke pundak, leher, dan rahang, skala nyeri 7.
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Iskemia miokard.
- Gejala/Tanda: Nyeri dada menjalar, skala nyeri 7.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri dan mendemonstrasikan strategi mengatasi nyeri yang efektif.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, yang meliputi penilaian nyeri, pemberian analgetik, teknik relaksasi, dan komunikasi terapeutik.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung, ditandai dengan sesak napas dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Penjelasan singkat:
a. SDKI:
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Peningkatan beban kerja jantung akibat aritmia.
- Gejala/Tanda: Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
b. SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
c. SIKI:
- Intervensi: Manajemen jalan napas, yang meliputi pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, dan teknik pernapasan.
3. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan TD 150/100 mmHg.
Penjelasan singkat:
a. SDKI:
- Definisi: Risiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Penyebab: Peningkatan tekanan darah.
- Gejala/Tanda: TD 150/100 mmHg.
b. SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien mencapai keseimbangan cairan yang optimal.
c. SIKI:
- Intervensi: Manajemen hipertensi, yang meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi antihipertensi, dan edukasi gaya hidup sehat.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan intervensi dapat disesuaikan berdasarkan kondisi klinis pasien dan hasil pemeriksaan lanjutan. -
Article No. 10311 | 04 Jan 2025
Klinis : Seorang perawat sedang melakukan perumusan luaran dan tujuan intervensi pada pasien atas nama Tn. "H" umur 47 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke pundak, leher dan rahang, sesak nafas, dada berdebar-debar. Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan yaitu 7. Hasil TTV TD : 150/100 mmHg, S : 37,7 derajat selsius, RR : 28 x/menit, N : 98 x.menit, hasil EKG adanya interpretasi aritmia pada jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat dirumuskan beberapa Diagnosa Keperawatan dengan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (tingkat atau jenis kerusakan).
- SLKI: Tujuan intervensi yang dapat dirumuskan adalah Pasien melaporkan nyeri terkontrol dalam rentang yang dapat diterima.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Nyeri, Terapi Farmakologis, dan Terapi Relaksasi.
2. Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Tujuan intervensi yang dapat dirumuskan adalah Pasien menunjukkan pola napas efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, dan Terapi Napas.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- SDKI: Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital adalah fluktuasi tidak normal dalam tanda-tanda vital.
- SLKI: Tujuan intervensi yang dapat dirumuskan adalah Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Terapi Farmakologis, dan Manajemen Hipertensi.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif
- SDKI: Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif adalah keadaan berisiko mengalami gangguan suplai oksigen ke otot jantung.
- SLKI: Tujuan intervensi yang dapat dirumuskan adalah Tidak terjadi komplikasi akibat gangguan perfusi jaringan kardiak.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Pemantauan Jantung, Manajemen Disritmia, dan Manajemen Nyeri Dada.
Secara umum, diagnosa-diagnosa tersebut dan penjelasan singkatnya sesuai dengan kondisi pasien Tn. "H" yang mengalami nyeri dada, sesak napas, dan ketidakstabilan tanda-tanda vital. Perumusan luaran dan tujuan intervensi serta intervensi keperawatan yang sesuai dapat dilakukan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.