Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10292 | 04 Jan 2025
Klinis : mata tidak bisa melihat dengan jelas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi "mata tidak bisa melihat dengan jelas", dapat diberikan kode diagnosis dan prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.16
- Deskripsi: Pemeriksaan fungsi penglihatan, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 H53.9 merupakan kode diagnosis untuk "Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi". Hal ini mencakup kondisi di mana pasien mengalami masalah dengan ketajaman penglihatan atau kemampuan melihat yang jelas, namun tidak dapat ditentukan penyebab spesifik dari gejala tersebut.
Kode ICD-9-CM 95.16 adalah kode untuk "Pemeriksaan fungsi penglihatan, tidak terspesifikasi". Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi penyebab dari gangguan penglihatan yang dialami oleh pasien, sehingga dapat ditentukan langkah penanganan yang tepat.
Pemeriksaan fungsi penglihatan dapat mencakup berbagai tes, seperti pemeriksaan visus, pemeriksaan lapang pandang, tes sensitivitas kontras, dan lain-lain, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten di bidang oftalmologi. -
Article No. 10293 | 04 Jan 2025
Klinis : mata tidak bisa melihat dengan jelas dan sakit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan kondisi mata tidak bisa melihat dengan jelas dan sakit, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.12
- Deskripsi: Pemeriksaan dan evaluasi mata, dengan penekanan pada pemeriksaan refraksi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 H53.9 (Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi) mencakup kondisi di mana pasien mengalami penurunan kemampuan melihat dengan jelas, tanpa adanya diagnosis spesifik yang dapat ditentukan. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi, seperti:
- Gangguan refraksi (miopia, astigmatisme, hipermetropia)
- Gangguan akkomodasi (presbiopia)
- Penurunan visus akibat penyakit atau cedera pada mata
2. Kode ICD-9-CM 95.12 (Pemeriksaan dan evaluasi mata, dengan penekanan pada pemeriksaan refraksi) mencakup prosedur pemeriksaan komprehensif yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi penglihatan pasien, termasuk:
- Tes visus, baik jarak dekat maupun jarak jauh
- Pemeriksaan refraksi (pengukuran kelengkungan kornea dan kekuatan lensa)
- Pengukuran tekanan intraokular
- Pemeriksaan fungsi otot ekstraokular
- Evaluasi kondisi kerusakan, inflamasi, atau kelainan lain pada mata
Prosedur ini bertujuan untuk mendiagnosis dan menentukan penyebab dari gangguan penglihatan yang dialami pasien, serta merumuskan rencana perawatan yang sesuai. -
Article No. 10294 | 04 Jan 2025
Klinis : mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H54.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.02
- Deskripsi: Pemeriksaan oftalmologi, mendeteksi gangguan visual
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H54.9 (Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi) merupakan kode yang sesuai untuk mendeskripsikan kondisi mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas. Kode ini digunakan ketika tidak ada informasi spesifik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis gangguan penglihatan yang lebih terperinci.
2. Kode ICD-9-CM 95.02 (Pemeriksaan oftalmologi, mendeteksi gangguan visual) adalah kode prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi dan mendiagnosis penyebab dari gejala mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas. Pemeriksaan oftalmologi ini dapat mencakup pengujian ketajaman penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, tes refraksi, dan evaluasi struktural serta fungsional mata.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter atau perekam medis dapat menentukan diagnosis yang lebih spesifik dan rencana penanganan yang sesuai untuk pasien. -
Article No. 10295 | 04 Jan 2025
Klinis : abses pada kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi abses pada kaki, disertai penjelasan yang rinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.4
- Deskripsi: Abses pada ekstremitas bawah
Berdasarkan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10), kode L02.4 digunakan untuk menggambarkan kondisi abses pada ekstremitas bawah, termasuk abses pada kaki.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses, selain pada kulit dan jaringan subkutan
Dalam Klasifikasi Internasional Penyakit, Revisi Kesembilan, Modifikasi Klinis (ICD-9-CM), kode 86.04 mencakup tindakan insisi dan drainase abses, selain pada kulit dan jaringan subkutan. Ini dapat mencakup prosedur drainase abses pada kaki.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 L02.4 menggambarkan kondisi abses pada ekstremitas bawah, yang mencakup abses pada kaki.
- Kode ICD-9-CM 86.04 merujuk pada tindakan insisi dan drainase abses, tidak termasuk abses pada kulit dan jaringan subkutan. Ini dapat mencakup prosedur untuk menangani abses pada kaki, seperti insisi dan drainase.
Dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mencatat diagnosis dan prosedur yang terkait dengan kondisi abses pada kaki pasien. -
Article No. 10296 | 04 Jan 2025
Klinis : struma nodosa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi struma nodosa:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E04.1
- Deskripsi: Struma nodosa nontoksik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 06.2
- Deskripsi: Lobektomi tiroid atau subtotal tiroidektomi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 E04.1 (Struma nodosa nontoksik):
- Ini merupakan kode untuk kondisi di mana terdapat pembesaran atau pembengkakan kelenjar tiroid yang tidak disertai dengan efek toksik atau hormon tiroid yang berlebih.
- Struma nodosa nontoksik adalah kondisi di mana terdapat satu atau lebih nodul atau benjolan pada kelenjar tiroid, tanpa disertai dengan hipertiroidisme.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk defisiensi iodium, genetik, atau faktor-faktor lainnya.
- Pemeriksaan fisik, pencitraan, dan pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis struma nodosa nontoksik.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 06.2 (Lobektomi tiroid atau subtotal tiroidektomi):
- Kode ini mengacu pada prosedur bedah untuk pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid.
- Lobektomi tiroid melibatkan pengangkatan satu loba (setengah) kelenjar tiroid, sedangkan subtotal tiroidektomi melibatkan pengangkatan sebagian besar kelenjar tiroid.
- Prosedur ini dapat diindikasikan untuk menangani kondisi struma nodosa nontoksik, terutama jika terdapat nodul yang berukuran besar atau menyebabkan gejala.
- Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengurangi ukuran kelenjar tiroid dan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh struma nodosa. -
Article No. 10297 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 37c , nyeri di pinggung ,pusing dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya nyeri di pinggung, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri
2. Manajemen Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Distraksi
2. Mual
Penjelasan:
Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya mual, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Mual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Mual
2. Toleransi terhadap Mual
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual
2. Manajemen Obat Anti-mual
3. Terapi Relaksasi
3. Gangguan Sensori Persepsi: Pusing
Penjelasan:
Gangguan sensori persepsi: pusing adalah pengalaman subyektif individu yang merasakan adanya pergerakan atau putaran di kepala atau tubuhnya, atau lingkungan sekitarnya (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya pusing, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Sensori Persepsi: Pusing.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Pusing
2. Stabilitas Tanda Vital
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Pusing
2. Manajemen Lingkungan
3. Terapi Relaksasi
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ajukan. -
Article No. 10298 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 39 c , nyeri di pinggung ,pusing dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
a. Suhu tubuh dalam rentang normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
a. Observasi tanda-tanda vital secara regular
b. Manajemen pemberian cairan dan elektrolit
c. Pemberian antipiretik sesuai indikasi
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai hipertermia dan penanganannya
Dalam kondisi ini, pasien mengalami suhu tubuh tinggi (39°C), disertai dengan gejala nyeri di pinggung, pusing, dan mual, yang mengarah pada adanya proses infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, pemberian antipiretik, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 10299 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 39 c , nyeri di di area kaki , pusing kalau berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (Kode SDKI: 00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
Nyeri Akut (Kode SDKI: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Perifer (Kode SDKI: 00203)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke area tubuh perifer.
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
1. Hipertermia (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Hipertermia, Manajemen Lingkungan, Pemantauan Tanda Vital
- Hasil Keperawatan: Tercapainya Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
2. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Edukasi Pasien, Kolaborasi Pemberian Analgetik
- Hasil Keperawatan: Terkontrolnya Nyeri, Peningkatan Kemampuan Pasien Mengatasi Nyeri
3. Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Perifer (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tanda Vital, Manajemen Cairan, Posisioning
- Hasil Keperawatan: Stabilnya Perfusi Jaringan Perifer
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami kondisi yang Anda deskripsikan. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 10300 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengakatan nyeri di area punggung sudah 3 hari , pasien mengatakan kepala pusing ,pasien mengatakan kalau di buat makan sering mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda gambarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994). Nyeri akut yang dialami pasien ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera otot, stres, atau kondisi medis lainnya.
2. Mual
Penjelasan:
Mual adalah pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan dan perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah (NANDA-I, 2018). Mual yang dialami pasien ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti obat-obatan, gangguan pencernaan, atau kondisi medis lainnya.
3. Pusing
Penjelasan:
Pusing adalah sensasi tidak nyaman dalam kepala yang dapat dirasakan sebagai ringan, berat, atau berputar (NANDA-I, 2018). Pusing yang dialami pasien ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehidrasi, stres, atau kondisi medis lainnya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai panduan dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 10301 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengakatan nyeri di area punggung sudah 3 hari , pasien mengatakan kepala pusing ,pasien mengatakan kalau di buat makan sering mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan tersebut. Pasien mengeluhkan nyeri di area punggung selama 3 hari.
2. Pusing: Sensasi berputar atau tidak seimbang yang dialami individu. Pasien mengeluhkan pusing.
3. Mual: Sensasi ketidaknyamanan di perut yang dapat memicu keinginan untuk muntah. Pasien mengeluhkan sering merasa mual saat makan.
Luaran/Output SLKI:
1. Nyeri akut:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan kontrol nyeri.
2. Pusing:
- Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas pusing.
- Pasien mendemonstrasikan strategi untuk mengatasi pusing.
- Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Mual:
- Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
- Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen mual yang efektif.
- Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk makan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Nyeri akut:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas).
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
- Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
2. Pusing:
- Kaji penyebab dan tipe pusing yang dialami pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pusing.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi sesuai penyebab.
- Ajarkan teknik manajemen pusing (posisi berbaring, gerakan berhati-hati, distraksi).
- Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
3. Mual:
- Kaji tipe, durasi, dan frekuensi mual yang dialami pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mual.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antiemetik.
- Ajarkan teknik manajemen mual (diit rendah lemak, hindari makanan pemicu, relaksasi).
- Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan intensitas nyeri, penurunan frekuensi dan intensitas pusing, serta penurunan frekuensi dan intensitas mual. Hal ini akan meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.