Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12372 | 16 Feb 2025
Klinis : seorang wanita usia 49 tahun, mengeluh cemas yang luar biasa setelah menjadi supervisor di kantornya. pasien mengeluh sesak nafas selama periode cemas, dan ada palpitasi selama cemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan memahami kondisi pasien yang Anda uraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan (Anxiety)
Penjelasan Singkat:
SDKI:
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons autonom, yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau ancaman, baik yang realistis maupun tidak.
SLKI:
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Pasien dapat mengenali faktor penyebab kecemasan
3. Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
SIKI:
1. Kaji tingkat kecemasan pasien
2. Berikan informasi yang jelas dan dapat dipahami oleh pasien
3. Latih pasien teknik relaksasi (teknik napas dalam, visualisasi, distraksi)
4. Psikoedukasi terkait manajemen kecemasan
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan
Dengan pendekatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mengelola kecemasannya dengan baik, meningkatkan fungsi optimal, dan mencapai derajat kesehatan yang optimal. -
Article No. 12373 | 16 Feb 2025
Klinis : Seorang Anak usia 4 tahun, diperiksakan ke Poliklinik Mata dengan keluhan mata kanan terasa gatal dan panas. Pada saat dilakukan pemeriksaan mata kanan pasien terlihat kemerahan, dan terdapat kotoran berupa cairan kuning lengket yang keluar sehingga kelopak mata sulit untuk dibuka. Keluhan sudah dirasakan 6 hari dan kotoran pada mata tersebut ditemukan paling banyak pada pagi hari setelah bangun tidur. Diketahui ibu pasien juga mengalami keluhan yang sama. Pada pemeriksaan mata bagian kanan terdapat: Palpebra; edema (+), pseudoptosis (+), konjungtiva; secret purulent (+), hiperemia (+). Pasien mendapat diagnose medis: konjungtivitis bakteri. Pasien mendapatkan terapi obat topical: ofoloxacin1 tetes/2 jam, Amoxilin 1 x 1 per oral. Keluarga pasien dan pasien di edukasi untuk menghindari menyentuh mata yang sakit dan menjaga kebersihan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko infeksi terkait kondisi konjungtivitis bakteri yang dialami pasien.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko infeksi adalah kondisi rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor risiko yang terkait dalam kasus ini adalah adanya kondisi konjungtivitis bakteri dengan gejala kemerahan, edema, dan secret purulent pada mata.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi komplikasi infeksi, dengan indikator: 1) Tanda-tanda infeksi berkurang, 2) Tidak ada tanda-tanda infeksi, dan 3) Tidak terjadi penyebaran infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang sesuai adalah:
1. Observasi: Pantau tanda-tanda infeksi (seperti kemerahan, edema, secret purulent).
2. Edukasi: Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang cara menjaga kebersihan mata dan menghindari menyentuh mata yang sakit.
3. Kolaborasi: Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) dalam pemberian terapi antibiotik topikal dan oral.
Dengan implementasi intervensi tersebut, diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi infeksi dan mempercepat penyembuhan pada pasien. -
Article No. 12374 | 16 Feb 2025
Klinis : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti asma, DM, hipertensi, penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS, penyakit kronis seperti jantung dan tidak ada riwayat kehamilan kembar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Faktor Lingkungan
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko infeksi meliputi manajemen lingkungan, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan edukasi terkait pencegahan infeksi.
Dengan tidak adanya riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis, atau HIV/AIDS, pasien memiliki risiko infeksi yang perlu dikelola dengan baik, terutama terkait faktor lingkungan. Perawat perlu memastikan bahwa lingkungan pasien bersih dan aman serta memberikan edukasi terkait pencegahan infeksi.
Secara akademis, persona saya sebagai pakar keperawatan memberikan penjelasan ini dengan nada yang informatif dan profesional, sesuai dengan standar PPNI. -
Article No. 12375 | 16 Feb 2025
Klinis : Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah kondisi di mana asupan nutrisi tidak memenuhi kebutuhan metabolik individu. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, sosioekonomi, dan lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, memiliki asupan nutrisi yang adekuat, serta tidak mengalami komplikasi akibat malnutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pengkajian nutrisi secara komprehensif
2. Pemberian edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai
3. Perencanaan dan pemberian makanan atau suplemen nutrisi yang tepat
4. Pemantauan status nutrisi dan berat badan pasien
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penatalaksanaan nutrisi yang optimal
Secara akademis, diagnosa dan penatalaksanaan kondisi ini memerlukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan nutrisi tubuh, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Peran perawat sebagai pakar kesehatan sangat penting dalam menangani masalah ketidakseimbangan nutrisi ini. -
Article No. 12376 | 16 Feb 2025
Klinis : Dehidrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dehidrasi, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan cairan
Definisi:
Kondisi di mana kehilangan cairan dan elektrolit melebihi jumlah yang dapat diganti, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Faktor Terkait:
- Penurunan asupan cairan
- Peningkatan kehilangan cairan melalui kulit, urin, feses, dan pernapasan
Gejala dan Tanda:
- Penurunan turgor kulit
- Mulut dan selaput lendir kering
- Takikardia
- Hipotensi ortostatik
- Peningkatan berat jenis urin
- Penurunan volume urin
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan volume cairan tubuh
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan tingkat kesadaran
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan cairan dan elektrolit
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Tingkat kesadaran membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan cairan dan elektrolit
- Pemberian cairan infus
- Edukasi terkait asupan cairan yang adekuat
Dalam penanganan dehidrasi, perawat berperan penting dalam melakukan penilaian, intervensi, dan evaluasi secara komprehensif untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 12377 | 16 Feb 2025
Klinis : Diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) untuk kondisi Diare:
Diagnosa Keperawatan: Diare
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, berlebihan dan cair.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendokumentasikan diagnosis keperawatan yang diidentifikasi oleh perawat. SDKI berisi deskripsi, faktor yang berhubungan, dan ciri-ciri diagnostik dari setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang disusun oleh PPNI untuk mendokumentasikan hasil atau luaran yang diharapkan dapat dicapai klien setelah dilakukan tindakan keperawatan. SLKI berisi deskripsi, kriteria hasil, dan indikator dari setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang disusun oleh PPNI untuk mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. SIKI berisi deskripsi, aktivitas, dan kriteria pelaksanaan dari setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. -
Article No. 12378 | 16 Feb 2025
Klinis : Intervensi diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Diare
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, yaitu terlalu encer dan/atau terlalu sering.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Dehidrasi
2. Kekurangan Volume Cairan
3. Gangguan Integritas Kulit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi Cairan yang Memadai
2. Integritas Kulit Membaik
3. Pengendalian Diare
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Diare
- Kaji tanda dan gejala diare
- Pantau tanda-tanda vital
- Berikan terapi penggantian cairan
- Berikan obat antidiare sesuai resep
- Ajari pasien dan keluarga teknik pencegahan diare
2. Perawatan Kulit
- Kaji integritas kulit
- Lakukan perawatan kulit sesuai kebutuhan
- Berikan bantuan perawatan kulit jika diperlukan
3. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab, tanda, dan gejala diare
- Ajarkan teknik pencegahan dan penanganan diare
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan cairan
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan sesuai dengan standar praktik yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 12288 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS KANKER TIROID Ny. P, 65 tahun datang ke poli bedah tanggal 20 Mei 2023 dengan keluhan nyeri pada leher sebelah kanan terdapat benjolan leher sebelah kanan. Kesadaran komposmentis, keadaan umum sedang, tidak ada mual muntah, klien tampak meringis kesakitan, klien mengatakan nyeri di daerah leher sebelah kanan, skala nyeri 5, setelah dilakukan pemeriksaaan fisik tanda-tanda vital tekanan darah 130/90 mmhg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 36 C. Tampak ada benjolan besar dibagian leher sebelah kanan, klien tampak pucat. Klien kemudian dirujuk untuk di rawat dalam persiapan operasi. Klien menyatakan cemas dengan kondisinya dan menanyakan kepada perawat apakah setelah operasi, dia akan baik baik saja dan bisa pulang. Saat ini klien terpasang infus RL 20 Tpm di tangan kiri, hasil Lab: HB : 11,3 g/dl, Hematokrit : 30%, Eritrosit : 3,8 juta /ul, Leukosit : 9.200/ul , Trombosit 200.000/ul.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Kanker Tiroid Ny. P
Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. P dengan kasus kanker tiroid:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penyebab: Adanya benjolan besar di leher sebelah kanan yang menyebabkan nyeri.
2. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas dan non-spesifik.
Penyebab: Ny. P merasa cemas dengan kondisinya dan menanyakan apakah setelah operasi dia akan baik-baik saja dan bisa pulang.
3. Risiko Perdarahan
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
Penyebab: Adanya benjolan besar di leher sebelah kanan yang dapat menyebabkan risiko perdarahan saat operasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Nyeri Akut
- Klien melaporkan nyeri berkurang.
- Klien menunjukkan ekspresi wajah tenang.
- Klien dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Kecemasan
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Klien menunjukkan ekspresi wajah tenang.
3. Risiko Perdarahan
- Tanda-tanda vital klien stabil.
- Klien tidak mengalami perdarahan.
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan klien teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk memastikan penanganan nyeri yang efektif.
2. Kecemasan
- Lakukan pengkajian kecemasan.
- Berikan informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi klien dan rencana perawatan.
- Ajarkan klien teknik relaksasi, seperti napas dalam, distraksi, atau visualisasi.
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mempertimbangkan penggunaan terapi farmakologis, jika diperlukan.
3. Risiko Perdarahan
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan secara regular.
- Pastikan infus dan drainase berjalan lancar.
- Berikan perawatan luka sesuai dengan prosedur.
- Kolaborasi dengan dokter untuk memastikan penanganan risiko perdarahan yang efektif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. P dengan kasus kanker tiroid, perawat perlu memiliki pemahaman yang komprehensif tentang kondisi klien, menerapkan intervensi yang tepat, dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12289 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y
Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Fluktuasi yang tidak terkendali dari kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
- Penyebab: Ketidaktaatan dalam pengelolaan diabetes, asupan makanan yang tidak sesuai, aktivitas fisik yang tidak adekuat, stres, penyakit lain.
- Gejala dan Tanda: Peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah, poliuria, polidipsia, polifagia, letih, pusing, mual, muntah.
2. Defisit Pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- Penyebab: Kurangnya paparan dan pembelajaran yang disediakan, kurangnya kemampuan mengingat informasi, kurangnya minat untuk belajar.
- Gejala dan Tanda: Klien menyatakan tidak tahu, bertanya hal-hal yang menunjukkan kurangnya pengetahuan, perilaku yang tidak sesuai dengan kondisi.
3. Manajemen Diri Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan secara mandiri mengatur dan mengintegrasikan perilaku untuk mengelola kondisi kesehatan.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan dukungan untuk mengelola kondisi kesehatan.
- Gejala dan Tanda: Klien tidak mengikuti program perawatan, tidak mematuhi pengobatan atau diet, tidak melakukan aktivitas fisik, tidak memonitor tanda-tanda kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal
- Tidak ada gejala hiperglikemia atau hipoglikemia
- Tidak ada komplikasi akut diabetes
2. Pengetahuan Tentang Kesehatan
- Definisi: Pemahaman individu tentang informasi yang diperlukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Klien dapat menjelaskan penyakitnya, faktor penyebab, dan cara pengelolaan
- Klien dapat menjelaskan pentingnya pengobatan, diet, dan aktivitas fisik
- Klien dapat menjelaskan cara memonitor tanda-tanda kesehatan
3. Perilaku Perawatan Diri
- Definisi: Perilaku individu yang dilakukan secara mandiri untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Klien mematuhi pengobatan sesuai resep
- Klien melakukan diet sesuai anjuran
- Klien melakukan aktivitas fisik secara teratur
- Klien memonitor tanda-tanda kesehatan secara rutin
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
1. Untuk Diagnosa Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah:
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Manajemen Diabetes
- Edukasi Manajemen Diabetes
2. Untuk Diagnosa Keperawatan Defisit Pengetahuan:
- Orientasi Kesehatan
- Edukasi Kesehatan
- Fasilitasi Belajar
3. Untuk Diagnosa Keperawatan Manajemen Diri Tidak Efektif:
- Manajemen Energi
- Aktivitas Terapi
- Peningkatan Koping
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap intervensi dapat diberikan lebih lanjut sesuai kebutuhan. -
Article No. 12290 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Tn. Y yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Intoleransi aktivitas
3. Perubahan proses penyakit
4. Kurang pengetahuan tentang manajemen penyakit
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan berat badan, pemeliharaan berat badan, peningkatan lingkar lengan atas.
- SIKI: Intervensi diet, edukasi gizi, pemantauan status gizi.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, peningkatan kemampuan berjalan, peningkatan kemampuan mobilitas.
- SIKI: Manajemen aktivitas, pelatihan mobilitas, pengaturan aktivitas.
3. Perubahan proses penyakit
- SDKI: Perubahan dalam fungsi fisiologis dan/atau psikologis sebagai respons terhadap agen penyakit atau cedera.
- SLKI: Penurunan gejala penyakit, pemulihan fungsi fisiologis, stabilitas tanda-tanda vital.
- SIKI: Manajemen penyakit kronis, terapi pengobatan, pemantauan tanda-tanda vital.
4. Kurang pengetahuan tentang manajemen penyakit
- SDKI: Kekurangan atau ketiadaan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
- SLKI: Pemahaman terkait penyakit, pemahaman terkait pengobatan, pemahaman terkait prosedur.
- SIKI: Edukasi penyakit, konseling manajemen penyakit, peningkatan motivasi.
Dalam kasus Tn. Y dengan Diabetes Mellitus Tipe II, diagnosa keperawatan di atas perlu mendapatkan perhatian dan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.