Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10441 | 06 Jan 2025
Klinis : hipertermia susah tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermia dan susah tidur:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Thermoregulasi Berhubungan dengan Peningkatan Metabolisme Seluler
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Hipertermia yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons terhadap peningkatan metabolisme seluler.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pengelolaan suhu tubuh yang efektif, yaitu tercapainya suhu tubuh normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang diperlukan untuk mengatasi hipertermia, seperti manajemen lingkungan, pemberian cairan, dan pemberian obat antipiretik.
2. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Kecemasan
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan dalam kualitas dan kuantitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi.
- SLKI: Kualitas tidur yang baik, yaitu tidur yang cukup dan berkualitas sehingga individu merasa segar saat bangun.
- SIKI: Intervensi yang diperlukan untuk mengatasi gangguan pola tidur, seperti manajemen lingkungan, teknik relaksasi, dan edukasi.
Dengan tone akademis dan persona pakar perawat, ringkasan di atas memberikan gambaran umum tentang diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipertermia dan susah tidur. -
Article No. 10442 | 06 Jan 2025
Klinis : hipertermia susah tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (NANDA-I) berhubungan dengan infeksi (penyebab dasar)
Penjelasan:
- Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal (>37,5°C).
- Penyebab umum hipertermia adalah infeksi, seperti infeksi virus, bakteri, atau parasit.
- Tanda dan gejala hipertermia meliputi peningkatan suhu tubuh, menggigil, kulit kemerahan, dan denyut nadi cepat.
2. Gangguan pola tidur (NANDA-I) berhubungan dengan kecemasan (penyebab dasar)
Penjelasan:
- Gangguan pola tidur adalah ketidakmampuan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang berkualitas.
- Penyebab umum gangguan pola tidur adalah kecemasan, stres, atau kondisi medis tertentu.
- Tanda dan gejala gangguan pola tidur meliputi kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, terbangun di malam hari, dan kualitas tidur yang buruk.
Standar Diagnosa Keperawatan (SDKI), Intervensi Keperawatan (SIKI), dan Luaran Keperawatan (SLKI) dari PPNI:
SDKI:
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal
- Gangguan Pola Tidur: Ketidakmampuan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang berkualitas
SIKI:
- Manajemen Hipertermia: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat
- Manajemen Gangguan Pola Tidur: Tindakan untuk memfasilitasi tidur yang berkualitas
SLKI:
- Tingkat Suhu Tubuh: Luaran yang menggambarkan suhu tubuh dalam rentang normal
- Kualitas Tidur: Luaran yang menggambarkan tidur yang berkualitas -
Article No. 10443 | 06 Jan 2025
Klinis : Mual-mual dan nafsu makan menurun ,mudah lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual-mual, nafsu makan menurun, dan mudah lelah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penyebab: Faktor fisiologis (mual, anoreksia), faktor psikologis, gangguan sistem pencernaan.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Standar diagnostik ini memberikan panduan bagi perawat dalam mengidentifikasi dan menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Dalam kasus ini, "Gangguan Nutrisi: Intake Kurang" merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan gejala yang dialami pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar luaran ini menjelaskan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan. Beberapa luaran yang diharapkan untuk kasus ini antara lain: Asupan Nutrisi Adekuat, Peningkatan Berat Badan, dan Peningkatan Energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar intervensi ini memberikan panduan bagi perawat dalam melakukan tindakan keperawatan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Beberapa intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Mual, Manajemen Anoreksia, Terapi Nutrisi, dan Manajemen Kelelahan.
Dengan mengacu pada standar-standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi permasalahan nutrisi dan kelelahan yang dialami oleh pasien. -
Article No. 10444 | 06 Jan 2025
Klinis : Nafsu makan menurun, mudah lelah dan mual-mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi dengan gejala nafsu makan menurun, mudah lelah, dan mual-mual adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh" (00002). Diagnosa ini menggambarkan kondisi dimana asupan nutrisi pasien tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Peningkatan Nafsu Makan (1015): Pasien menunjukkan peningkatan motivasi, minat, dan penerimaan terhadap makanan.
2. Peningkatan Energi (0002): Pasien menunjukkan peningkatan kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Penurunan Mual (1618): Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan:
1. Manajemen Nutrisi (1100):
a. Mengevaluasi status nutrisi pasien dan kebutuhan kalori/nutrisi.
b. Memberikan makanan dan cairan yang mudah dicerna dan menarik.
c. Memantau asupan makanan dan cairan pasien.
d. Memberikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
2. Manajemen Kelelahan (0002):
a. Mengidentifikasi faktor penyebab kelelahan.
b. Membantu pasien mengelola aktivitas dan istirahat.
c. Memberikan informasi tentang strategi pengelolaan kelelahan.
d. Memantau tanda-tanda kelelahan.
3. Manajemen Mual (1450):
a. Mengevaluasi faktor penyebab mual.
b. Memberikan intervensi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengurangi mual.
c. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual.
d. Memantau respon pasien terhadap intervensi.
Dengan menerapkan Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran SLKI, dan Intervensi SIKI yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien dengan kondisi nafsu makan menurun, mudah lelah, dan mual-mual untuk mencapai status nutrisi yang optimal, peningkatan energi, dan penurunan mual. -
Article No. 10445 | 06 Jan 2025
Klinis : Jenis sp halusinasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu jenis halusinasi dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang terdiri dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi sensorik yang tidak sesuai dengan realitas eksternal dan bersifat palsu. Karakteristik halusinasi meliputi persepsi sensorik yang tidak sesuai dengan realitas, tanggapan terhadap rangsangan internal, dan keyakinan yang salah tentang pengalaman sensorik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan halusinasi adalah klien dapat mengenali dan mengontrol halusinasi, tidak terlibat dalam perilaku berbahaya, dan dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani halusinasi meliputi:
1. Terapi realitas: Membantu klien mengenali halusinasi dan memfokuskan pada realitas.
2. Distraksi: Mengalihkan perhatian klien dari halusinasi ke aktivitas lain.
3. Terapi suportif: Memberikan dukungan dan empati kepada klien.
4. Manajemen obat: Pemberian obat-obatan sesuai kondisi klien.
5. Terapi kognitif: Membantu klien mengubah pola pikir yang maladaptif terkait halusinasi.
Dalam kasus ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, intervensi keperawatan yang sesuai dapat difokuskan pada edukasi, terapi kognitif, dan pendekatan yang lebih teoritis dalam menangani halusinasi. -
Article No. 10446 | 06 Jan 2025
Klinis : Mudah lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Fatigue
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Fatigue adalah sensasi kelelahan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan sumber energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan fatigue adalah peningkatan energi, perbaikan pola tidur, dan pengelolaan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi fatigue dapat meliputi:
1. Manajemen Aktivitas: mengatur ulang jadwal aktivitas dan istirahat, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan.
2. Manajemen Energi: mengajarkan teknik-teknik konservasi energi dan manajemen stres.
3. Edukasi Kesehatan: memberikan informasi tentang penyebab, gejala, dan strategi penanganan kelelahan.
4. Kolaborasi: bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk menangani kondisi yang mendasari kelelahan.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya melakukan pengkajian yang komprehensif dan menggunakan pendekatan multidimensi dalam menangani kasus fatigue. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab yang mendasari, serta membantu pasien memperoleh kembali energi dan fungsi yang optimal. -
Article No. 10447 | 06 Jan 2025
Klinis : Keluhan utama : Mual-mual, nafsu makan menurun, mudah lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri (SDKI: Defisit Perawatan Diri)
Penjelasan: Ketidakmampuan klien untuk melakukan aktivitas perawatan diri (mandi, berpakaian, makan) secara mandiri akibat penurunan energi dan nafsu makan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh)
Penjelasan: Asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat penurunan nafsu makan dan mual-mual, sehingga tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.
3. Kelelahan (SDKI: Kelelahan)
Penjelasan: Kondisi fisik dan mental yang menurun akibat penurunan energi sehingga klien merasa mudah lelah.
Terkait dengan SDKI, SLKI, dan SIKI standar PPNI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan respons klien terhadap masalah kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan klien. -
Article No. 10448 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan tuberkulosis paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan secret/cairan dari saluran napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Penyebab: Sekresi berlebih, peningkatan produksi sekret, gangguan mekanisme batuk.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan, dispnea, kelelahan.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Penurunan sistem imun, paparan organisme patogen.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan dan standar untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan diagnosa keperawatan.
- Membantu perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang akurat dan komprehensif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan standar hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam merencanakan, memantau, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan akan memastikan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 10449 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan tuberkulosis paru
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan tuberkulosis paru adalah "Intoleransi Aktivitas" (SDKI). Intoleransi aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Pada pasien dengan tuberkulosis paru, intoleransi aktivitas dapat terjadi karena adanya gejala seperti sesak napas, batuk, dan kelelahan yang dapat membatasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Membaik: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas, batuk, atau kelelahan yang berlebihan. Pasien dapat menyelesaikan aktivitas yang diinginkan atau dibutuhkan.
2. Pengetahuan Peningkatan Toleransi Aktivitas Memadai: Pasien memahami faktor-faktor yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas, seperti pengaturan aktivitas, penggunaan teknik pernapasan, dan pengelolaan gejala.
3. Partisipasi dalam Aktivitas Meningkat: Pasien terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari dan terapeutik sesuai kemampuannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas:
- Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dan aktivitas yang perlu dibatasi
- Bantu pasien menyusun rencana aktivitas harian yang realistis
- Ajarkan teknik pengaturan energi, seperti pengaturan ulang waktu istirahat dan aktivitas
- Kolaborasi dengan tim terapeutik dalam menentukan program aktivitas yang sesuai
2. Manajemen Jalan Napas:
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragma
- Bantu pasien dalam melakukan posisi yang dapat memfasilitasi pernapasan
- Kolaborasi dengan tim terapeutik dalam pemberian terapi oksigen, jika diperlukan
3. Manajemen Kelelahan:
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pasien
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti mengatur pola istirahat dan aktivitas
- Kolaborasi dengan tim terapeutik dalam pemberian intervensi yang dapat mengatasi kelelahan
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai tuberkulosis paru, tanda dan gejala, serta manajemen diri
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pemulihan
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien dengan tuberkulosis paru untuk meningkatkan toleransi aktivitas, pengetahuan, dan partisipasi dalam aktivitas sehari-hari, sehingga dapat mencapai proses pemulihan yang optimal. -
Article No. 10450 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan tuberkulosis paru bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan tuberkulosis paru dan bersihan jalan nafas tidak efektif:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI). Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka". Pasien dengan tuberkulosis paru dapat mengalami masalah ini karena adanya inflamasi dan penumpukan sekret di saluran pernapasan yang dapat menghambat proses pernapasan yang efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi dengan menunjukkan:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Irama pernapasan yang teratur
c. Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronki, dan lain-lain)
d. Mampu mengeluarkan sekret dengan efektif
2. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif dengan:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Kedalaman pernapasan yang adekuat
c. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Lakukan suction/penghisapan sekret jika perlu
b. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
c. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
d. Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernapasan
2. Manajemen Ventilasi
a. Monitor tanda-tanda vital, terutama frekuensi dan pola pernapasan
b. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara tambahan
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengaturan terapi pernapasan
3. Peningkatan Bersihan Jalan Napas
a. Lakukan fisioterapi dada dan drainage posisi untuk memfasilitasi pengeluaran sekret
b. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
c. Ajarkan dan bantu pasien melakukan latihan batuk efektif
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada masalah bersihan jalan nafas, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan jalan nafas yang terbuka dan bebas dari obstruksi, serta menunjukkan pola pernapasan yang efektif.