Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10431 | 06 Jan 2025
Klinis : demam dan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi demam dan pusing berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat disebabkan oleh proses infeksi, gangguan regulasi suhu, atau paparan lingkungan yang berlebihan.
- Karakteristik Definitif: Peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, berkeringat, menggigil.
- Faktor Terkait: Proses infeksi, gangguan regulasi suhu, paparan lingkungan yang berlebihan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal, pasien tidak mengalami gejala-gejala hipertermia.
- Indikator: Suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda hipertermia (kulit kemerahan, berkeringat, menggigil).
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen hipertermia, yang meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian kompres hangat, pemberian cairan, dan pemberian obat penurun demam jika diperlukan.
- Tujuan Intervensi: Menurunkan suhu tubuh pasien agar kembali dalam batas normal, mengatasi gejala-gejala hipertermia, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian menyeluruh, memberikan intervensi yang sesuai, dan memantau perkembangan pasien untuk memastikan luaran yang diharapkan tercapai. -
Article No. 10432 | 06 Jan 2025
Klinis : intervensi manajemen pola napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti adanya penyakit paru, cedera dada, atau kondisi neurologis. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain napas dangkal, napas yang tidak teratur, penggunaan otot bantu napas yang berlebihan, dan perubahan frekuensi napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi manajemen pola napas adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari pasien yang memiliki frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas yang adekuat, serta tidak menggunakan otot bantu napas secara berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi manajemen pola napas bertujuan untuk membantu pasien dalam mempertahankan pola napas yang efektif. Intervensi ini dapat mencakup:
1. Pengaturan posisi tubuh yang dapat memfasilitasi ekspansi paru
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
3. Edukasi mengenai teknik napas dalam dan relaksasi
4. Pemantauan tanda-tanda vital terkait pernapasan
5. Penanganan komplikasi yang mungkin timbul, seperti sputum yang berlebih atau kelelahan otot pernapasan.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya implementasi intervensi manajemen pola napas secara komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan individual pasien, serta melakukan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 10433 | 06 Jan 2025
Klinis : intervensi pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi intervensi pola napas tidak efektif, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
Faktor Terkait:
- Gangguan neuromuskular
- Kelelahan otot pernapasan
- Hambatan jalan napas
- Kecemasan
Karakteristik Definisi:
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan kedalaman napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Perubahan irama napas
SDKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) merupakan panduan resmi yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menstandarisasi diagnosis keperawatan. SDKI menyediakan definisi, faktor terkait, dan karakteristik definisi untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI:
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah panduan yang berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk diagnosis Pola Napas Tidak Efektif, contoh luaran yang dapat dicapai adalah Pola Napas Efektif, Pertukaran Gas Adekuat, dan Tidak Ada Tanda-Tanda Distres Pernapasan.
SIKI:
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang berisi intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Beberapa contoh intervensi untuk Pola Napas Tidak Efektif adalah Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi, dan Manajemen Oksigenasi.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terdokumentasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 10434 | 06 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh. Hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi biasanya terjadi akibat produksi pirogen (zat yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh) oleh mikroorganisme penyebab infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia berhubungan dengan proses infeksi adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda infeksi berkurang
3. Ketidaknyamanan pasien menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani hipertermia berhubungan dengan proses infeksi antara lain:
1. Pemantauan suhu tubuh secara berkala
2. Pemberian kompres hangat atau dingin untuk menurunkan suhu tubuh
3. Pemberian obat penurun demam sesuai indikasi
4. Manajemen infeksi (pemberian antibiotik, pengelolaan sumber infeksi)
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan hipertermia
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI secara komprehensif, diharapkan dapat membantu menangani kondisi hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi secara efektif dan efisien. -
Article No. 10435 | 06 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal sebagai respons tubuh terhadap stimulus tertentu, seperti infeksi. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi karena adanya agen infeksius yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh sebagai upaya pertahanan tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia berhubungan dengan proses infeksi adalah pasien dapat mencapai suhu tubuh normal, tanda-tanda vital dalam batas normal, serta tidak terjadi komplikasi lebih lanjut akibat hipertermia.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin, serta manajemen lingkungan dan nutrisi yang adekuat. Tujuannya adalah untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan mengatasi proses infeksi yang mendasari.
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemahaman mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar praktik keperawatan di Indonesia. Penerapan yang tepat dari kerangka kerja ini akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas pada pasien dengan kondisi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi. -
Article No. 10436 | 06 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, sesuai dengan format yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi adalah "Hipertermia" (00007). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme termoregulasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Suhu tubuh kembali normal (081301)
b. Tanda-tanda vital stabil (081302)
c. Tidak ada tanda-tanda infeksi (081303)
d. Rasa nyaman meningkat (081304)
Penjelasan:
- Suhu tubuh kembali normal: Diharapkan setelah intervensi keperawatan, suhu tubuh pasien dapat kembali ke rentang normal.
- Tanda-tanda vital stabil: Setelah menerima asuhan keperawatan, diharapkan tanda-tanda vital pasien (suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah) dapat kembali stabil.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi: Diharapkan setelah intervensi, tidak ada lagi tanda-tanda infeksi yang menyebabkan hipertermia pada pasien.
- Rasa nyaman meningkat: Setelah menerima asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat merasakan kenyamanan yang meningkat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Demam (6480)
- Pantau suhu tubuh pasien secara teratur.
- Berikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
- Gunakan kompres dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter.
- Identifikasi dan tangani penyebab infeksi.
b. Manajemen Infeksi (6550)
- Identifikasi tanda dan gejala infeksi.
- Lakukan perawatan luka dan/atau terapi antibiotik sesuai indikasi.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Pantau respons pasien terhadap terapi.
c. Manajemen Nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri.
- Evaluasi efektivitas manajemen nyeri.
Penjelasan:
- Manajemen Demam: Intervensi ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh pasien, mencegah dehidrasi, dan mengatasi penyebab infeksi.
- Manajemen Infeksi: Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menangani infeksi yang menyebabkan hipertermia, serta mencegah komplikasi infeksi lebih lanjut.
- Manajemen Nyeri: Intervensi ini bertujuan untuk mengelola nyeri yang mungkin dialami pasien akibat proses infeksi, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pasien.
Dengan mengikuti diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang telah dipaparkan, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi kondisi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi pada pasien. -
Article No. 10437 | 06 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu. Kondisi ini biasanya terjadi sebagai respons fisiologis tubuh terhadap infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh kembali normal: Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C) setelah diberikan intervensi keperawatan.
2. Tanda-tanda vital stabil: Pasien menunjukkan nilai tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh, menggigil, nyeri, kemerahan, atau pembengkakan.
4. Pemahaman pasien tentang penyebab dan penanganan hipertermia: Pasien dapat menjelaskan penyebab hipertermia dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengelola kondisi tersebut.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau suhu tubuh secara berkala: Ukur suhu tubuh pasien setiap 4 jam atau sesuai kebutuhan untuk memantau perkembangan kondisi.
2. Berikan tindakan penurunan suhu: Lakukan tindakan penurunan suhu seperti pemberian kompres dingin, pemberian obat antipiretik, atau menjaga suhu lingkungan yang nyaman.
3. Pantau tanda-tanda vital: Periksa nilai tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen secara berkala untuk memantau stabilitas kondisi pasien.
4. Identifikasi dan tangani penyebab infeksi: Lakukan pemeriksaan laboratorium, jika diperlukan, untuk mengidentifikasi penyebab infeksi dan berikan intervensi yang tepat (misalnya pemberian antibiotik).
5. Edukasi pasien dan keluarga: Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyebab hipertermia, penanganan yang dilakukan, dan langkah-langkah yang dapat dilakukan di rumah untuk mencegah komplikasi.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, farmasis, atau ahli gizi untuk memastikan intervensi yang diberikan tepat dan efektif.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda vital stabil, tidak ada tanda-tanda infeksi, serta pemahaman pasien yang meningkat tentang penyebab dan penanganan hipertermia. Hal ini akan membantu mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 10438 | 06 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana suhu tubuh melebihi kisaran normal, yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah proses infeksi. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi karena infeksi dapat menyebabkan peningkatan produksi sitokin pro-inflamasi, yang kemudian mengaktifkan pusat pengaturan suhu di hipotalamus, sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia berhubungan dengan proses infeksi adalah pasien dapat menunjukkan suhu tubuh dalam kisaran normal, tanda-tanda vital stabil, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi yang timbul akibat hipertermia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi meliputi manajemen suhu tubuh (misalnya pemberian kompres dingin), manajemen cairan dan elektrolit, manajemen nyeri, serta pemberian obat-obatan sesuai dengan resep dokter, seperti antipiretik dan antibiotik.
Persona: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang dapat diterapkan pada pasien dengan hipertermia berhubungan dengan proses infeksi sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 10439 | 06 Jan 2025
Klinis : demam susah tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Definisi:
Gangguan Pola Tidur merupakan ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan tidur yang memuaskan. Hal ini dapat ditandai dengan kesulitan untuk memulai tidur, terbangun di malam hari, atau terbangun terlalu awal.
Penyebab:
- Demam yang dialami dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang mengganggu pola tidur.
- Faktor lain yang dapat memengaruhi pola tidur adalah stres, kecemasan, atau gangguan psikologis lainnya.
Faktor Risiko:
- Usia (lansia atau anak-anak)
- Kondisi medis atau penyakit kronis
- Stres dan kecemasan
- Gaya hidup yang tidak sehat (misalnya, kurang aktivitas fisik, konsumsi kafein atau alkohol berlebih)
Rencana Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
1. Pengkajian
- Kaji pola tidur pasien, termasuk waktu tidur, durasi tidur, dan kualitas tidur.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola tidur, seperti gejala demam, stres, atau kecemasan.
2. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
- Gangguan Pola Tidur
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
- Manajemen Tidur
- Berikan edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik, seperti menjaga lingkungan yang tenang dan nyaman saat tidur.
- Anjurkan pasien untuk menghindari stimulans sebelum tidur (contoh: kafein, layar digital).
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam atau visualisasi, untuk membantu pasien tidur.
- Manajemen Demam
- Pantau suhu tubuh pasien secara teratur.
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi.
- Anjurkan pasien untuk minum air putih yang cukup.
4. Evaluasi Hasil (SLKI)
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien dapat mengelola demam dengan baik.
- Pasien merasa lebih nyaman dan istirahat. -
Article No. 10440 | 06 Jan 2025
Klinis : demam susah tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan demam dan susah tidur.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut adalah "Gangguan Pola Tidur" (00198). Kondisi demam dan susah tidur yang dialami pasien menunjukkan adanya gangguan dalam memperoleh jumlah dan kualitas tidur yang dibutuhkan. Pasien tidak dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat, sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada kondisi kesehatannya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Tidur Efektif (0004): Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat, dengan lama tidur yang cukup dan tidak terganggu.
2. Kenyamanan (2100): Pasien dapat merasakan kenyamanan dan relaksasi selama tidur, tanpa disertai dengan gejala-gejala yang mengganggu.
3. Kontrol Demam (0800): Pasien dapat mengendalikan atau menurunkan suhu tubuh yang tinggi, sehingga tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Demam (3740):
- Pantau suhu tubuh pasien secara berkala.
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi.
- Lakukan tindakan fisik untuk menurunkan suhu, seperti kompres hangat.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan demam.
2. Peningkatan Tidur (1842):
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur pasien.
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk tidur.
- Anjurkan pasien untuk menerapkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, meditasi, atau terapi musik.
- Berikan obat tidur sesuai indikasi dan resep dokter.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya tidur yang adekuat.
3. Manajemen Nyeri (1400):
- Identifikasi dan nilai intensitas nyeri yang dialami pasien.
- Berikan analgetik sesuai indikasi dan resep dokter.
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengelola nyeri, seperti kompres hangat/dingin.
- Evaluasi efektivitas pengelolaan nyeri dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pola tidur yang efektif, kenyamanan yang optimal, dan pengendalian demam yang baik. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang profesional sangat penting dalam membantu pasien mengatasi gangguan pola tidur akibat demam.