Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10477 | 07 Jan 2025
Klinis : BAYI BARU LAHIR
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi bayi baru lahir berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan penjelasan yang rinci dan terperinci.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Bayi Baru Lahir:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Imaturitas sistem pernapasan, sekresi berlebih, edema jalan napas, posisi yang tidak adekuat.
- Tanda dan Gejala: Sianosis, retraksi dinding dada, pernapasan cuping hidung, suara napas berisik, napas tidak teratur.
2. Risiko Hipotermi
- Definisi: Keadaan di mana bayi berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah suhu normal.
- Faktor yang Berhubungan: Imaturitas pengaturan suhu tubuh, lingkungan yang dingin, kurangnya lapisan lemak subkutan, kehilangan panas.
- Tanda dan Gejala: Suhu tubuh di bawah 36,5°C, ekstremitas dingin, menggigil, warna kulit pucat.
3. Risiko Hipoglikemia
- Definisi: Keadaan di mana bayi berisiko mengalami penurunan kadar glukosa darah di bawah normal.
- Faktor yang Berhubungan: Imaturitas sistem pengaturan glukosa, keterlambatan pemberian ASI, stres.
- Tanda dan Gejala: Letargi, iritabilitas, tremor, sianosis, hipotermia, napas cepat.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Bersihan Jalan Napas
- Status Pernapasan: Frekuensi pernapasan dalam rentang normal, irama pernapasan teratur, tidak ada sianosis, tidak ada retraksi dinding dada.
- Pengeluaran Sekresi: Jalan napas bersih dari sekret, tidak ada suara napas tambahan.
2. Termoregulasi
- Suhu Tubuh: Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C).
- Warna Kulit: Kulit hangat, tidak pucat, tidak sianosis.
- Kenyamanan: Bayi merasa nyaman, tidak menggigil.
3. Kadar Glukosa Darah
- Kadar Glukosa Darah: Kadar glukosa darah dalam rentang normal (40-100 mg/dL).
- Tanda Gejala Hipoglikemia: Tidak ada tanda dan gejala hipoglikemia (letargi, iritabilitas, tremor, sianosis, hipotermia, napas cepat).
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Identifikasi Faktor Risiko: Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif, seperti imaturitas sistem pernapasan, sekresi berlebih, edema jalan napas, dan posisi yang tidak adekuat.
- Observasi Pernapasan: Pantau frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan, serta tanda-tanda sianosis dan retraksi dinding dada.
- Tindakan Suportif: Posisikan bayi dengan kepala sedikit ekstensi untuk memfasilitasi aliran udara. Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret pada saluran pernapasan bila perlu.
- Edukasi Orang Tua: Edukasi orang tua tentang teknik menjaga jalan napas tetap terbuka, seperti posisi bayi dan pemberian suction.
2. Risiko Hipotermi
- Identifikasi Faktor Risiko: Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipotermi, seperti imaturitas pengaturan suhu tubuh, lingkungan yang dingin, kurangnya lapisan lemak subkutan, dan kehilangan panas.
- Observasi Suhu Tubuh: Pantau suhu tubuh bayi secara berkala menggunakan termometer.
- Tindakan Pencegahan: Pertahankan lingkungan yang hangat dengan menggunakan inkubator atau selimut, serta minimalisasi paparan bayi terhadap lingkungan yang dingin.
- Edukasi Orang Tua: Edukasi orang tua tentang pencegahan hipotermi, seperti menjaga lingkungan tetap hangat, membungkus bayi dengan selimut, dan memberikan ASI secara teratur.
3. Risiko Hipoglikemia
- Identifikasi Faktor Risiko: Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipoglikemia, seperti imaturitas sistem pengaturan glukosa, keterlambatan pemberian ASI, dan stres.
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah: Lakukan pemeriksaan kadar glukosa darah secara berkala untuk mendeteksi hipoglikemia.
- Intervensi Nutrisi: Berikan ASI secara dini dan teratur untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan glukosa bayi.
- Manajemen Stres: Lakukan tindakan untuk meminimalkan stres pada bayi, seperti menjaga lingkungan yang tenang dan nyaman.
- Edukasi Orang Tua: Edukasi orang tua tentang tanda dan gejala hipoglikemia serta pentingnya pemberian ASI secara dini dan teratur.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk bayi baru lahir, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terencana untuk memenuhi kebutuhan bayi dan mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 10478 | 07 Jan 2025
Klinis : pasien anak berusia 4 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah sebanyak 4 kali setelah makan nasi Padang, pasien tampak lemas, pucat dan mengeluh nyeri perut, pasien mengalami demam 38,6°c, N:100×/menit, rr 24×/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien anak berusia 4 tahun dengan keluhan muntah, tampak lemas, pucat, nyeri perut, dan demam adalah "Risiko Ketidakseimbangan Cairan" (00028). Pasien mengalami kehilangan cairan akibat muntah yang dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan cairan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hidrasi Adekuat (0602):
- Indikator: Turgor Kulit (060201), Mukosa Membran (060204), Intake Cairan (060210)
- Target: Turgor kulit membaik, mukosa membran lembab, dan intake cairan adekuat.
2. Kontrol Nyeri (1605):
- Indikator: Ekspresi Wajah (160501), Laporan Nyeri (160502), Perilaku Menghindari Nyeri (160503)
- Target: Ekspresi wajah relaks, pasien melaporkan nyeri berkurang, dan pasien menunjukkan perilaku yang menghindari nyeri.
3. Suhu Tubuh: Homeostasis (0800):
- Indikator: Suhu Tubuh (080001), Frekuensi Nadi (080002), Frekuensi Pernapasan (080003)
- Target: Suhu tubuh normal, frekuensi nadi dan pernapasan dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hidrasi (3130):
- Kaji status hidrasi pasien (turgor kulit, mukosa membran, dan intake cairan)
- Monitor tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan)
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai indikasi untuk mengatasi dehidrasi
- Pantau setiap pemberian cairan dan evaluasi efektivitasnya
2. Manajemen Nyeri (1400):
- Kaji lokasi, karakteristik, durasi, dan intensitas nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri perut
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti kompres hangat
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan penyesuaian terapi
3. Manajemen Demam (3740):
- Monitor suhu tubuh pasien secara teratur
- Berikan obat antipiretik sesuai indikasi untuk menurunkan demam
- Berikan kompres hangat atau dingin untuk membantu menurunkan suhu tubuh
- Dorong pasien untuk minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Ketidakseimbangan Cairan" dipilih karena pasien mengalami kehilangan cairan akibat muntah, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan cairan. Luaran yang diharapkan adalah hidrasi adekuat, kontrol nyeri, dan suhu tubuh dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen hidrasi (untuk mengatasi kehilangan cairan dan mencegah dehidrasi), manajemen nyeri (untuk mengurangi nyeri perut), dan manajemen demam (untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi). Kolaborasi dengan dokter juga penting untuk evaluasi dan penyesuaian terapi.
Keberhasilan asuhan keperawatan ini akan ditandai dengan pemulihan status hidrasi, penurunan nyeri, dan penurunan suhu tubuh pasien anak berusia 4 tahun ini. -
Article No. 10479 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Karakteristik: Suara napas bronkial, adanya sekret, batuk produktif, sesak napas.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, peradangan saluran napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Karakteristik: Kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.
- Penyebab: Penyakit, peningkatan metabolisme.
3. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik: Kelelahan, napas pendek saat aktivitas.
- Penyebab: Penyakit, kelemahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Status Nutrisi Membaik
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Observasi: Auskultasi suara napas, pantau oksigenasi.
- Terapeutik: Berikan oksigen, lakukan fisioterapi dada.
2. Manajemen Nutrisi
- Observasi: Pantau asupan nutrisi, berat badan.
- Terapeutik: Berikan makanan yang bergizi, konsultasi ahli gizi.
3. Manajemen Aktivitas
- Observasi: Pantau toleransi aktivitas, tanda-tanda vital.
- Terapeutik: Atur aktivitas sesuai toleransi, berikan latihan fisik.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang muncul adalah terkait dengan masalah pada sistem pernapasan, nutrisi, dan aktivitas, yang harus ditangani melalui intervensi keperawatan yang sesuai berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 10480 | 07 Jan 2025
Klinis : pasien anak berusia 4 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah sebanyak 4 kali setelah makan nasi Padang, pasien tampak lemas, pucat dan mengeluh nyeri perut, pasien mengalami demam 38,6°c, N:100×/menit, rr 24×/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien anak berusia 4 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan utama muntah sebanyak 4 kali setelah makan nasi Padang, tampak lemas, pucat, mengeluh nyeri perut, mengalami demam 38,6°C, nadi 100 x/menit, dan respirasi 24 x/menit, maka dapat diberikan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Muntah
- SDKI: Risiko Dehidrasi
- SLKI: Cairan Tubuh
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami muntah yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda dehidrasi, mempertahankan intake cairan yang adekuat, dan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Gastritis
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Pengendalian Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri perut yang dapat disebabkan oleh gastritis (inflamasi pada lambung) akibat makanan yang dikomsumsi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pengkajian nyeri, memberikan analgetik sesuai instruksi, dan mengajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
3. Hipertermia Berhubungan dengan Infeksi
- SDKI: Hipertermia
- SLKI: Thermoregulasi
- SIKI: Manajemen Demam
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami demam yang dapat disebabkan oleh infeksi akibat makanan yang terkontaminasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengurangi suhu tubuh menggunakan kompres hangat/dingin, dan memberikan obat penurun demam sesuai instruksi.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan intervensi di atas mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 10481 | 07 Jan 2025
Klinis : pasien tidak sadar dan terpasang ngt dan kateter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjabarkan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang tidak sadar dan terpasang NGT serta kateter, dengan penjelasan yang rinci dan terperinci.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Definisi:
- Sumbatan jalan napas
- Produksi sekret berlebihan
- Napas cuping hidung
- Takipnea
- Hipoksemia
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Berisiko mengalami kerusakan, perubahan, atau gangguan pada lapisan kulit.
Faktor Risiko:
- Imobilisasi
- Terpasang alat medis (NGT, kateter)
- Penurunan sensasi
3. Defisit Perawatan Diri
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
Karakteristik Definisi:
- Membutuhkan bantuan dalam aktivitas perawatan diri
- Perubahan fungsi fisik
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- Pasien tidak mengalami obstruksi jalan napas.
- Pasien tidak mengalami komplikasi pernapasan.
2. Integritas Kulit
- Pasien tidak mengalami kerusakan kulit.
- Pasien tidak mengalami luka akibat imobilisasi atau alat medis.
- Pasien tidak mengalami infeksi kulit.
3. Perawatan Diri
- Pasien mendapatkan bantuan yang adekuat dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan perawatan diri.
- Pasien tidak mengalami komplikasi akibat ketidakmampuan perawatan diri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan suction untuk membersihkan jalan napas
- Auskultasi suara napas, catat temuan
- Pantau saturasi oksigen
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, bronkodilator, atau tindakan lain jika diperlukan
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit
- Lakukan perawatan kulit secara rutin
- Ubah posisi pasien secara berkala
- Gunakan alas yang dapat mencegah kerusakan kulit
- Lakukan perawatan daerah sekitar NGT dan kateter secara rutin
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi
3. Defisit Perawatan Diri
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kemampuannya
- Kolaborasi dengan keluarga untuk melibatkan mereka dalam perawatan pasien
- Edukasi keluarga tentang teknik perawatan diri yang tepat
- Evaluasi kemajuan pasien dalam melakukan perawatan diri secara berkala
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini, penting untuk bekerja sama dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, dan ahli gizi, untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, komunikasi yang efektif dengan pasien dan keluarga juga sangat penting untuk memastikan pasien mendapatkan dukungan yang diperlukan. -
Article No. 10482 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien Anak A OPNAME DI RUANG DAHLIA DENGAN KELUHAN SUHU BADAN 40 derajat celcisu, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x permenit, hasil leukosit meningkat ( 20.000/mcL). apakah diagnosa keperawatan anak ini?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral hangat.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, biasanya disebabkan oleh proses infeksi.
- Tanda dan gejala utama meliputi suhu tubuh tinggi, wajah kemerahan, dan akral hangat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah penurunan suhu tubuh ke kisaran normal, serta perbaikan tanda-tanda vital lainnya.
- Indikator keberhasilan dapat diukur dari penurunan suhu tubuh, perbaikan nadi, dan penurunan jumlah leukosit.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin, serta monitoring tanda-tanda vital secara berkala.
- Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting untuk meningkatkan pemahaman tentang kondisi dan penanganannya.
Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi hipertermia pada pasien anak ini sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Harapannya, kondisi pasien dapat segera stabil dan proses penyembuhan dapat berjalan optimal. -
Article No. 10483 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien Anak A OPNAME DI RUANG DAHLIA DENGAN KELUHAN SUHU BADAN 40 derajat celcisu, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x permenit, hasil leukosit meningkat ( 20.000/mcL). apakah diagnosa keperawatan anak ini?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Sesuai dengan kondisi pasien anak yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien diharapkan dapat mencapai luaran berupa penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian obat antipiretik, kompres hangat/dingin, dan manajemen lingkungan untuk menurunkan suhu tubuh.
Berdasarkan kondisi pasien anak dengan keluhan suhu badan 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x/menit, dan peningkatan jumlah leukosit, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian obat antipiretik, kompres hangat/dingin, dan manajemen lingkungan, serta observasi tanda-tanda vital dan pemantauan respons pasien terhadap intervensi.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan disampaikan. Wassalamualaikum. -
Article No. 10484 | 07 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral hangat.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral hangat, menunjukkan adanya hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain) adalah kode yang paling sesuai untuk menggambarkan kondisi ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk kondisi ini
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis khusus yang tercatat dalam ICD-9-CM untuk hipertermia berhubungan dengan proses infeksi. Perawatan yang mungkin diberikan adalah pengobatan simtomatik, pemberian cairan, dan antipirtetik untuk menurunkan demam.
Dalam praktik kedokteran, kode ICD-10 digunakan untuk mengidentifikasi diagnosis, sedangkan kode ICD-9-CM digunakan untuk mengidentifikasi prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Namun, untuk kondisi hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, tidak ada kode ICD-9-CM spesifik yang tercatat. Penatalaksanaan umumnya berfokus pada perawatan simtomatik dan pengobatan untuk mengatasi demam. -
Article No. 10485 | 07 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral hangat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal, disertai tanda-tanda vasodilatasi perifer.
- Etiologi yang mungkin: Proses infeksi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C), Wajah tidak kemerahan, Akral tidak hangat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Hipertermia
- Aktivitas Keperawatan:
- Monitor suhu tubuh secara berkala.
- Berikan cairan dingin dan kompres dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
- Pertahankan lingkungan yang sejuk dan nyaman.
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi.
- Identifikasi dan atasi penyebab infeksi.
Dalam kasus ini, pasien dengan hipertermia (suhu 40°C) yang berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan wajah kemerahan dan akral hangat. Tujuan keperawatan adalah mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen hipertermia, seperti memantau suhu tubuh, memberikan cairan dingin dan kompres dingin, menjaga lingkungan yang sejuk, pemberian obat penurun demam, serta identifikasi dan penanggulangan penyebab infeksi. -
Article No. 10486 | 07 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral hangat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
- Faktor yang berhubungan: Proses infeksi, yang dapat ditandai dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral (ujung-ujung tubuh) yang hangat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tubuh mempertahankan suhu dalam rentang normal.
- Indikator: Suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada tanda-tanda hipertermia.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan:
- Manajemen Hipertermia: Mengobservasi suhu tubuh secara berkala, memberikan kompres dingin, dan memfasilitasi istirahat yang cukup.
- Manajemen Infeksi: Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab infeksi, memberikan terapi antibiotik sesuai indikasi, dan memantau tanda-tanda vital.
- Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri yang mungkin muncul dan memberikan intervensi analgesik yang sesuai.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan holistik dan berpusat pada pasien dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi kondisi hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi ini. Tujuan utamanya adalah memulihkan suhu tubuh pasien ke dalam rentang normal dan mengatasi penyebab infeksi.