Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10466 | 07 Jan 2025
Klinis : diagnosa mual dan lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Mual
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di dalam perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah. Mual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengobatan, efek samping, gangguan gastrointestinal, atau kondisi lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan mual antara lain: pasien dapat mengenali faktor penyebab mual, pasien dapat menerapkan intervensi untuk mengatasi mual, dan pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi serta intensitas mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual meliputi: manajemen obat anti-mual, manajemen diet, teknik relaksasi, dan edukasi pasien serta keluarga. Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas mual serta mencegah komplikasi lebih lanjut.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment secara komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab mual pada pasien. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada pengelolaan mual sesuai dengan kondisi pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan farmasis, juga diperlukan untuk memberikan penanganan yang optimal. -
Article No. 10467 | 07 Jan 2025
Klinis : diagnosa mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Mual
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi Mual: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
- Penyebab Mual: Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, kondisi medis tertentu, stres, dan lain-lain.
- Gejala Mual: Perasaan tidak nyaman di perut, rasa ingin muntah, produksi saliva yang berlebih.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan mual, mengurangi frekuensi dan intensitas mual, dan dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- Indikator Luaran: Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual, pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, dan pasien dapat mengendalikan faktor yang menyebabkan mual.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen mual, yang meliputi pemberian antiemetik, manajemen lingkungan, teknik relaksasi, dan edukasi pasien.
- Tujuan Intervensi: Mengurangi frekuensi dan intensitas mual, mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, dan membantu pasien mengendalikan faktor yang menyebabkan mual.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosis keperawatan yang tepat, merencanakan intervensi yang sesuai, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan. Hal ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 10468 | 07 Jan 2025
Klinis : diagnosa mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Definisi:
Mual adalah sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
Penyebab Utama:
1. Efek samping obat-obatan
2. Kehamilan
3. Gangguan gastrointestinal
4. Infeksi
5. Stres emosional
Gejala Klinik:
1. Merasa mual atau ingin muntah
2. Salivasi berlebih
3. Rasa tidak nyaman di epigastrium
4. Pucat
5. Berkeringat
Tujuan Intervensi Keperawatan:
1. Mengurangi sensasi mual
2. Mencegah terjadinya muntah
3. Mempertahankan status hidrasi yang adekuat
4. Meningkatkan kenyamanan pasien
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji penyebab dan faktor risiko mual
2. Berikan antiemetik sesuai dengan resep dokter
3. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
5. Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi pasien
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif
Evaluasi:
1. Pasien melaporkan sensasi mual berkurang
2. Pasien tidak mengalami muntah
3. Pasien mempertahankan status hidrasi yang adekuat
4. Pasien merasa lebih nyaman
Dengan menggunakan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi mual pada pasien. Pendekatan ini memastikan bahwa intervensi keperawatan yang diberikan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti dan dapat memberikan hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 10469 | 07 Jan 2025
Klinis : diagnosa lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Mukosa Gastrointestinal
Penjelasan:
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Integritas Mukosa Gastrointestinal adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada lapisan mukosa saluran pencernaan, seperti pada lambung, usus, atau esofagus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, iritasi, atau kondisi medis lainnya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang terkait dengan kondisi ini mencakup:
1. Integritas Mukosa Gastrointestinal: Pemulihan dari kerusakan pada lapisan mukosa saluran pencernaan.
2. Manajemen Nyeri: Pengurangan atau pengendalian rasa sakit yang dirasakan oleh pasien.
3. Risiko Perdarahan: Pencegahan atau pengendalian potensi perdarahan dari saluran pencernaan.
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan meliputi:
1. Perawatan Luka: Pembersihan, perlindungan, dan perawatan area yang mengalami kerusakan pada mukosa gastrointestinal.
2. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengurangi atau mengendalikan rasa sakit yang dirasakan oleh pasien.
3. Pemantauan Tanda Vital: Pengamatan dan pencatatan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan laju pernapasan, untuk mendeteksi adanya komplikasi.
Dengan menerapkan standar-standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi untuk mengatasi Gangguan Integritas Mukosa Gastrointestinal pada pasien. -
Article No. 10470 | 07 Jan 2025
Klinis : diagnosa lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi lambung.
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan Utama: Gangguan Integritas Mukosa Lambung
Definisi:
Gangguan Integritas Mukosa Lambung merupakan kerusakan atau gangguan pada lapisan mukosa lambung yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan, iritasi, atau luka pada dinding lambung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Rasa nyeri pada epigastrium
2. Mual dan muntah
3. Anoreksia (penurunan nafsu makan)
4. Perdarahan saluran cerna
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan integritas mukosa lambung
2. Penurunan rasa nyeri pada epigastrium
3. Peningkatan pola makan
4. Tidak terjadi perdarahan saluran cerna
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Manajemen Mual dan Muntah
3. Edukasi Nutrisi
4. Pemantauan Tanda Vital
5. Pemberian Obat Antasida/Proton Pump Inhibitor
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan komprehensif dan meningkatkan kesehatan pasien dengan gangguan integritas mukosa lambung. Pemantauan yang ketat, intervensi yang tepat, dan edukasi pasien akan menjadi fokus utama dalam penanganan kondisi ini. -
Article No. 10471 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.49
- Deskripsi: Biopsi paru lainnya, termasuk jarum biopsi perkutan
Penjelasan:
Pasien dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, maka diagnosis awal yang sesuai adalah tuberkulosis paru.
Berdasarkan klasifikasi ICD-10, kode A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) merupakan kode yang tepat untuk menggambarkan kondisi pasien ini. Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi tuberkulosis paru yang telah dikonfirmasi melalui pemeriksaan bakteriologis atau histologis.
Jika diperlukan prosedur diagnostik lebih lanjut, seperti biopsi paru untuk konfirmasi diagnosis, maka kode ICD-9-CM 87.49 (Biopsi paru lainnya, termasuk jarum biopsi perkutan) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan tersebut.
Penggunaan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, serta pelaporan epidemiologi dan statistik kesehatan yang andal. -
Article No. 10472 | 07 Jan 2025
Klinis : diagnosa mual dan lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual dan lambung.
Diagnosa Keperawatan:
Mual [00134]
Penjelasan:
Mual adalah pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yang terkait dengan dorongan untuk muntah. Mual sering terjadi pada pasien dengan kondisi lambung atau perut, seperti infeksi, obstruksi, atau iritasi gastrointestinal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Domain: Nutrisi
Kelas: Sensasi Gastrointestinal
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran Keperawatan:
1. Kontrol Mual [1618]
2. Status Pencernaan [0501]
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Mual [3820]
2. Terapi Nutrisi [1120]
3. Manajemen Nutrisi [1100]
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian faktor penyebab mual, pemberian obat anti-mual jika diperlukan, pemberian makanan/minuman yang mudah dicerna, serta edukasi tentang manajemen mual bagi pasien. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa mual dan mempertahankan status nutrisi yang adekuat. -
Article No. 10474 | 07 Jan 2025
Klinis : pasien anak berusia 4 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah sebanyak 4 kali setelah makan nasi Padang, pasien tampak lemas, pucat dan mengeluh nyeri perut, pasien mengalami demam 38,6°c, N:100×/menit, rr 24×/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien anak berusia 4 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan muntah, lemas, pucat, nyeri perut, dan demam, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Resiko dehidrasi berhubungan dengan muntah yang berlebihan.
Pasien mengalami episode muntah sebanyak 4 kali setelah makan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Cairan/Elektrolit: Keseimbangan cairan
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti suhu tubuh normal, denyut nadi, dan pernapasan dalam rentang normal.
- Pasien akan menunjukkan turgor kulit yang baik dan mukosa yang lembab, menandakan cairan dan elektrolit dalam tubuh terjaga.
- Pasien akan menunjukkan output urin yang adekuat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Mengukur suhu tubuh, denyut nadi, dan laju pernapasan untuk mendeteksi tanda-tanda dehidrasi atau komplikasi lainnya.
b. Manajemen cairan
- Memantau asupan dan output cairan pasien.
- Memberikan cairan intravena untuk mengganti kehilangan cairan akibat muntah.
- Mempertahankan intake cairan yang adekuat sesuai kebutuhan pasien.
c. Manajemen nyeri
- Menilai tingkat nyeri pasien menggunakan skala nyeri yang sesuai.
- Memberikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri perut.
d. Edukasi kepada orang tua
- Menjelaskan penyebab dan gejala muntah pada anak.
- Mengajarkan teknik pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi.
- Menginstruksikan orang tua untuk segera membawa anak kembali ke rumah sakit jika terjadi tanda-tanda dehidrasi atau komplikasi lainnya.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga mencegah terjadinya dehidrasi dan komplikasi yang dapat mengancam nyawa. Edukasi kepada orang tua juga penting untuk memastikan perawatan yang berkelanjutan di rumah. -
Article No. 10475 | 07 Jan 2025
Klinis : demam berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat ahli, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi demam berdarah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Paparan Virus Dengue
Penjelasan:
Pasien dengan demam berdarah memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi lebih lanjut karena paparan virus dengue. Virus ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel darah, sehingga meningkatkan risiko perdarahan dan komplikasi yang berbahaya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi ini. Hal ini didasarkan pada karakteristik definisi, faktor risiko, dan gejala yang sesuai dengan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Terkait diagnosis ini, luaran keperawatan yang diharapkan adalah Tidak Terjadi Infeksi. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini meliputi tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi yang timbul.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Demam, Manajemen Tanda Vital, Manajemen Perdarahan, dan Edukasi Pencegahan Infeksi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memonitor kondisi pasien, mencegah komplikasi, serta meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga dalam perawatan mandiri.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk pasien dengan demam berdarah, sehingga dapat mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 10476 | 07 Jan 2025
Klinis : PARINGITIS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang diminta. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi PARINGITIS:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 30300
- Deskripsi: Tonsilektomi, dengan atau tanpa adenoidektomi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J02.9 (Faringitis, tidak spesifik) digunakan untuk mengkodekan kondisi peradangan pada tenggorokan atau faring, di mana penyebab spesifik tidak dapat ditentukan. Kondisi ini sering disebut sebagai paringitis atau radang tenggorokan.
2. Dalam kasus paringitis, jika diperlukan tindakan pembedahan, kode ICD-9-CM 30300 (Tonsilektomi, dengan atau tanpa adenoidektomi) dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur pengangkatan tonsil, dengan atau tanpa pengangkatan adenoid. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi tonsil yang rekuren atau kondisi lain yang terkait dengan tonsil.
Harap diperhatikan bahwa kode-kode ini harus digunakan sesuai dengan aturan dan pedoman pengkodean yang berlaku, dengan mempertimbangkan informasi klinis yang lengkap dari rekam medis pasien.