Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12480 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kasus Gagal Ginjal Akut pada anak perempuan usia 5 tahun yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan 1:
Ketidakseimbangan cairan
(SDKI: Ketidakseimbangan Cairan)
DO: Mual, muntah, letargi, kulit dan membran mukosa kering
DS: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil, air kencing berwarna kemerahan
Etiologi: Penyakit gagal ginjal akut
Diagnosa Keperawatan 2:
Hipervolemia
(SDKI: Hipervolemia)
DO: Edema pada wajah, tekanan darah tinggi (130/90 mmHg)
DS: Ibu melaporkan anak tampak sembab
Etiologi: Penyakit gagal ginjal akut
Diagnosa Keperawatan 3:
Intoleransi aktivitas
(SDKI: Intoleransi Aktivitas)
DO: Anak terlihat letih, nadi cepat (124x/menit), nafas cepat (32x/menit)
DS: Ibu melaporkan anak merasa lelah
Etiologi: Penyakit gagal ginjal akut
Penjelasan singkat:
Kondisi gagal ginjal akut pada anak dapat menyebabkan berbagai masalah keperawatan, seperti ketidakseimbangan cairan, hipervolemia, dan intoleransi aktivitas. Diagnosa-diagnosa ini terkait dengan gejala-gejala yang dialami pasien, seperti mual, muntah, edema, hipertensi, dan kelelahan. Penanganan keperawatan yang tepat sangat penting untuk memulihkan fungsi ginjal dan mencegah komplikasi yang lebih parah. -
Article No. 12481 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menganalisis kasus yang Anda berikan, berikut adalah tiga diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Volume Cairan Terkait
- Definisi: Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan yang mengakibatkan kelebihan atau kekurangan cairan dalam tubuh.
- Do: Mual, muntah, letih, edema, urin berwarna kemerahan.
- Ds: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil, muka sembab, urin berwarna kemerahan.
- Etiologi: Penyakit ginjal akut.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal Terkait
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke ginjal yang dapat mengganggu fungsi ginjal.
- Do: Hipertensi, urin berwarna kemerahan, edema.
- Ds: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil, urin berwarna kemerahan.
- Etiologi: Penyakit ginjal akut.
3. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan Terkait
- Definisi: Pengalaman subjektif yang berkepanjangan dan tidak menyenangkan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik dan mental yang diinginkan.
- Do: Letih, pucat.
- Ds: Ibu melaporkan anak terlihat letih.
- Etiologi: Penyakit ginjal akut.
Dalam kasus ini, penyakit ginjal akut menjadi penyebab utama (etiologi) dari diagnosa-diagnosa keperawatan yang telah diidentifikasi. Gangguan volume cairan, ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal, dan kelelahan merupakan manifestasi klinis yang sering muncul pada pasien dengan penyakit ginjal akut. -
Article No. 12482 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang bayi laki-laki usia 20 bulan dibawa ke Puskesmas Ambacang karena keluhan demam sejak 3 hari yang lalu dan nyeri pada telinga. Ibu membawa bayi untuk pertama kalinya. Hasil pemeriksaan didapatkan berat badan anak 9 kilogram dan panjang badan 78 cm. Suhu tubuh bayi 38,4°C, frekuensi nafas 40x/menit, tidak ada bunyi stridor dan penggunaan otot bantu nafas, tampak cairan keluar dari telinga. Bayi terlihat gelisah dan kulit teraba hangat carikan 3 diagnosa untuk anak beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 3 diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi anak tersebut, beserta luaran SLKI dan intervensi keperawatan SIKI yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia
- D: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>38,4°C)
- E: Infeksi
- ßp: Demam
2. Nyeri akut
- D: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- E: Infeksi telinga
- ßp: Nyeri pada telinga
3. Risiko ketidakstabilan sistem neurologis
- D: Potensi untuk gangguan fungsi otak dan saraf akibat proses penyakit atau cedera
- E: Infeksi
- ßp: Gelisah
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia:
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Nyeri akut:
- Nyeri berkurang
- Anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan usia
- Anak dapat beristirahat dengan baik
3. Risiko ketidakstabilan sistem neurologis:
- Anak tampak tenang dan rileks
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
- Anak menunjukkan respons yang tepat terhadap stimulasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres dingin pada area dahi dan leher
- Anjurkan asupan cairan yang cukup
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penurun demam
2. Nyeri akut:
- Berikan obat pereda nyeri sesuai instruksi dokter
- Gunakan teknik distraksi dan pengalihan perhatian
- Lakukan perawatan telinga dengan lembut dan hati-hati
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan infeksi telinga
3. Risiko ketidakstabilan sistem neurologis:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Observasi dan catat perubahan perilaku anak
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan lanjutan jika diperlukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan ini, perawat harus memperhatikan kondisi anak, melakukan pemantauan yang ketat, dan berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan penanganan yang komprehensif. Perawat juga perlu memperhatikan kebutuhan emosional dan psikologis anak, serta melibatkan orang tua dalam proses perawatan. -
Article No. 12483 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Narasi Penyelesaian Masalah:
Data Kondisi Psikologis Anak:
Berdasarkan kasus yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa anak A berusia 6 tahun mengalami trauma terhadap lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan. Hal ini dikarenakan anak pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah dan mendapatkan beberapa tusukan saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Selain itu, anak juga merasa tidak nyaman dengan perawat/dokter yang hanya melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan.
Rumusan Masalah (Diagnosis Keperawatan):
Berdasarkan data yang diperoleh, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus ini adalah Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan prosedur invasif yang dialami sebelumnya, ditandai dengan anak menangis kuat, memeluk erat ibunya, dan tidak mau diperiksa oleh petugas kesehatan yang memakai pakaian putih.
Rasionalisasi Tindakan:
Tindakan pemasangan infus dan pengambilan sampel darah vena perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan anak dan memberikan penanganan yang tepat. Namun, mengingat kondisi psikologis anak yang mengalami trauma, maka perlu dilakukan upaya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi anak, serta mempersiapkan anak secara psikologis sebelum tindakan dilakukan.
Rencana Tindakan:
1. Membangun komunikasi dan rapport yang baik dengan anak dan keluarga.
- Memperkenalkan diri dengan ramah dan hangat.
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami anak.
- Melibatkan anak dan keluarga dalam perencanaan tindakan.
2. Menerapkan prinsip-prinsip keperawatan anak, yaitu:
- Berfokus pada kebutuhan anak dan keluarga.
- Mempertimbangkan tahap perkembangan anak.
- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.
- Melibatkan anak dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
3. Menerapkan evidence-based practice, seperti:
- Penggunaan teknik distraksi (misalnya, bermain, bercerita, atau menonton video).
- Penggunaan teknik relaksasi (misalnya, pernapasan dalam).
- Pendekatan non-farmakologis untuk mengurangi kecemasan, seperti hipnoterapi atau terapi bermain.
Evaluasi Tujuan:
Dengan penerapan rencana tindakan di atas, diharapkan anak A dapat menunjukkan penurunan tingkat kecemasan selama tindakan pemasangan infus dan pengambilan sampel darah vena dilakukan. Anak dapat kooperatif dan terlibat aktif dalam proses tindakan, serta menunjukkan ekspresi wajah yang lebih tenang dan rileks. Selain itu, anak dan keluarga juga dapat menyampaikan perasaan lebih positif terhadap lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan. -
Article No. 12484 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan data kasus yang diberikan, berikut adalah laporan penyelesaian masalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 36.01
- Deskripsi: Pemasangan intravena (IV)
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Pengambilan sampel darah vena
3. Narasi tentang penyelesaian masalah:
Kasus ini menggambarkan seorang anak berusia 6 tahun yang mengalami demam sejak 2 hari sebelumnya dan saat ini enggan untuk diperiksa oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan riwayat, anak tersebut memiliki trauma dengan lingkungan rumah sakit dan prosedur medis invasif yang pernah dialaminya sebelumnya saat dirawat dengan diagnosis demam berdarah. Anak tersebut tampak menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan penolakan saat akan dilakukan prosedur pemasangan intravena (IV) dan pengambilan sampel darah vena.
4. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak:
- Tingkat kecemasan dan ketakutan anak terhadap lingkungan rumah sakit dan prosedur medis.
- Riwayat trauma atau pengalaman buruk sebelumnya saat dirawat di rumah sakit.
- Pola interaksi dan komunikasi antara anak, orangtua, dan tenaga kesehatan selama proses perawatan.
- Strategi koping yang biasa digunakan anak untuk mengatasi kecemasan.
5. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan):
- Kecemasan anak terkait prosedur medis dan lingkungan rumah sakit.
6. Rasionalisasi dari tindakan:
Pemasangan intravena (IV) dan pengambilan sampel darah vena diperlukan untuk menunjang diagnosis dan penatalaksanaan kondisi demam yang dialami anak. Namun, dengan adanya riwayat trauma dan kecemasan yang tinggi, diperlukan pendekatan khusus untuk mengatasi masalah psikologis anak.
7. Rencana tindakan untuk mengatasi masalah:
a. Penerapan prinsip keperawatan anak, antara lain:
- Melibatkan orangtua dalam proses perawatan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak.
- Menggunakan pendekatan komunikasi yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, seperti bermain dan distraksi.
- Mempersiapkan anak secara psikologis sebelum prosedur dilakukan.
b. Penerapan evidence-based practice, antara lain:
- Memberikan informasi dan edukasi kepada orangtua tentang manfaat dan proses prosedur yang akan dilakukan.
- Menggunakan teknik relaksasi dan distraksi yang sesuai dengan preferensi anak, seperti membacakan cerita, bermain, atau menonton video favorit.
- Melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan dan meminta persetujuannya sebelum prosedur dilakukan.
8. Evaluasi tujuan yang akan dicapai:
- Anak bersedia untuk menjalani prosedur pemasangan intravena (IV) dan pengambilan sampel darah vena dengan kooperatif.
- Anak menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun selama proses prosedur.
- Anak dan orangtua merasa puas dengan pendekatan dan komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Dengan memperhatikan kondisi psikologis anak, penerapan prinsip keperawatan anak, dan evidence-based practice, diharapkan masalah kecemasan anak terkait prosedur medis dan lingkungan rumah sakit dapat diatasi dengan baik. -
Article No. 12485 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera.
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat diidentifikasi beberapa hal terkait dengan kondisi psikologis anak tersebut:
a. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak:
- Tingkat kecemasan anak terhadap lingkungan dan tenaga kesehatan
- Pengalaman traumatis anak saat dirawat di rumah sakit sebelumnya
- Pola komunikasi dan pendekatan yang dilakukan tenaga kesehatan sebelumnya
- Kemampuan anak dalam menerima dan menyesuaikan diri dengan prosedur medis
- Pola attachment dan dukungan emosional dari orang tua
b. Rumusan Masalah (Diagnosis Keperawatan SDKI):
Takut berhubungan dengan lingkungan dan tenaga kesehatan terkait trauma masa lalu.
c. Rencana Tindakan:
1. Menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik yang ramah dan menenangkan anak.
2. Melibatkan orang tua dalam setiap prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
3. Memberikan penjelasan dan demonstrasi prosedur secara bertahap sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
4. Menggunakan alat bantu atau mainan untuk menarik perhatian dan minat anak.
5. Memberikan pujian dan reward setiap kali anak kooperatif.
6. Melakukan relaksasi dan distraksi selama prosedur berlangsung.
7. Memastikan lingkungan yang nyaman dan aman bagi anak.
Rasionalisasi:
- Pendekatan komunikasi terapeutik dapat membangun kepercayaan dan mengurangi kecemasan anak.
- Keterlibatan orang tua dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak.
- Penjelasan dan demonstrasi prosedur secara bertahap dapat mempersiapkan anak secara psikologis.
- Alat bantu dan mainan dapat mengalihkan perhatian anak dari prosedur yang akan dilakukan.
- Pujian dan reward dapat meningkatkan motivasi dan kerjasama anak.
- Relaksasi dan distraksi dapat membantu anak mengelola kecemasan dan nyeri selama prosedur.
- Lingkungan yang nyaman dan aman dapat menciptakan suasana yang kondusif bagi anak.
d. Evaluasi Tujuan:
1. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Anak mampu menunjukkan perilaku kooperatif selama prosedur medis.
- Anak mampu mengungkapkan perasaan cemas secara verbal.
- Anak menunjukkan ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang rileks selama prosedur.
2. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
- Komunikasi terapeutik anak
- Manajemen kecemasan anak
- Distraksi anak
- Dukungan emosional
- Pendidikan kesehatan anak
Melalui pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada anak, diharapkan kondisi psikologis anak dapat ditangani secara efektif sehingga prosedur medis dapat dilakukan dengan lancar dan anak dapat memperoleh pengalaman positif dalam lingkungan pelayanan kesehatan.
Wassalamualaikum, semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan disampaikan. -
Article No. 12486 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Selamat siang. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah pada kasus yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketakutan (SDKI) berhubungan dengan pengalaman traumatis di lingkungan rumah sakit (SLkI) ditandai dengan menangis kuat, memeluk erat ibunya, dan tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang menggunakan pakaian putih (SIKI).
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respon pasien terhadap masalah kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Rencana Tindakan Keperawatan:
1. Lakukan pengkajian yang komprehensif terkait kondisi psikologis anak, seperti riwayat trauma, respon emosional, dan perilaku saat berada di lingkungan rumah sakit.
2. Lakukan pendekatan yang tenang, ramah, dan empati untuk membangun kepercayaan anak terhadap petugas kesehatan.
3. Libatkan orang tua dalam proses perawatan, biarkan anak tetap dalam gendongan atau dekat dengan orang tua selama pemeriksaan dan tindakan keperawatan.
4. Gunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, seperti menggunakan bahasa yang mudah dipahami, bermain bersama, dan memberi penguatan positif.
5. Lakukan tindakan keperawatan secara bertahap dan tidak tergesa-gesa, serta beri penjelasan kepada anak sebelum melakukan tindakan.
6. Siapkan lingkungan yang menyenangkan dan tidak menakutkan bagi anak, seperti menggunakan ruangan yang nyaman, mainan, atau buku cerita.
7. Berikan terapi bermain untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan anak.
8. Berikan obat penenang atau relaksasi jika diperlukan, sesuai dengan indikasi dan rekomendasi dokter.
Evaluasi Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan anak dapat:
1. Menunjukkan respon emosional yang lebih tenang saat berada di lingkungan rumah sakit.
2. Kooperatif dan mau menerima tindakan keperawatan yang diperlukan.
3. Tidak menolak pemeriksaan dan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 12487 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya sebagai perawat akan memberikan penjelasan rinci terkait penanganan kasus yang Anda sampaikan.
a. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut:
- Riwayat penyakit sebelumnya, khususnya pengalaman traumatis anak saat dirawat di rumah sakit
- Respons anak saat melihat petugas kesehatan yang menggunakan pakaian putih
- Tingkat kecemasan anak terhadap prosedur medis, seperti pemasangan infus dan pengambilan sampel darah
- Pola interaksi antara anak dan ibu, serta bagaimana ibu memberikan dukungan emosional
- Preferensi anak terkait lingkungan dan pendekatan yang membuatnya nyaman
b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus:
- Kecemasan berhubungan dengan prosedur medis invasif, ditandai dengan anak menangis kuat, memeluk erat ibu, dan tidak mau diperiksa oleh petugas kesehatan
c. Rencana tindakan untuk mengatasi masalah:
- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak, seperti memberikan permainan atau mainan yang menarik
- Melibatkan ibu dalam proses perawatan, agar anak merasa terlindungi dan didukung
- Melakukan pendekatan yang menenangkan dan memberikan penjelasan sederhana kepada anak sebelum melakukan tindakan
- Memastikan komunikasi yang baik antara petugas kesehatan dan anak, serta membuat anak merasa siap menerima tindakan
- Penggunaan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi kecemasan anak
- Kolaborasi dengan dokter anak untuk menentukan strategi penanganan yang efektif
d. Evaluasi tujuan yang akan dicapai:
- Anak dapat menerima prosedur medis dengan kooperatif dan tidak menunjukkan perilaku cemas yang berlebihan
- Anak dapat berinteraksi dengan petugas kesehatan dengan lebih tenang dan kooperatif
- Ibu dapat memberikan dukungan emosional yang efektif bagi anak selama proses perawatan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Tingkat kecemasan anak menurun
- Anak kooperatif dalam menerima tindakan medis
- Anak dapat mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya secara verbal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Ciptakan lingkungan yang aman dan menyenangkan bagi anak
- Libatkan orang tua dalam proses perawatan
- Lakukan komunikasi yang efektif dan membangun trust dengan anak
- Terapkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Kolaborasi dengan dokter anak untuk penanganan yang komprehensif
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam menangani kasus tersebut. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Terima kasih. -
Article No. 12488 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas informasi yang diberikan. Berikut adalah laporan penyelesaian masalah sesuai dengan kasus yang diberikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 36.01
- Deskripsi: Pemasangan intravena kateter
a. Analisis Data Terkait Kondisi Psikologis Anak:
- Anak berusia 6 tahun, menunjukkan trauma terhadap lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan.
- Anak pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah, sehingga mendapatkan beberapa tindakan invasif seperti pemasangan infus dan pengambilan sampel darah.
- Anak menangis kuat dan memeluk erat ibunya, tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih.
- Ibu mengatakan bahwa perawat/dokter sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak.
b. Rumusan Masalah (Diagnosis Keperawatan):
- Kecemasan berhubungan dengan trauma sebelumnya terhadap lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan.
c. Rencana Tindakan untuk Mengatasi Masalah:
1. Prinsip Keperawatan Anak:
- Pendekatan yang berpusat pada keluarga (family-centered care)
- Komunikasi yang efektif dengan anak dan keluarga
- Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan tidak mengancam
- Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan sesuai kemampuannya
2. Penerapan Evidence-Based Practice:
- Penggunaan teknik distraksi dan permainan untuk membantu anak merasa nyaman dan kooperatif selama prosedur.
- Komunikasi yang efektif dan empatis dengan anak dan keluarga untuk membangun kepercayaan.
- Melibatkan keluarga dalam perawatan dan prosedur untuk memberikan rasa aman.
- Menyesuaikan pendekatan tindakan dengan mempertimbangkan kondisi psikologis anak.
d. Evaluasi Tujuan yang Akan Dicapai:
- Anak dapat menjalani prosedur pemasangan intravena kateter dan pengambilan sampel darah vena dengan kooperatif dan tanpa permasalahan psikologis yang signifikan.
- Anak dan keluarga merasa nyaman dan percaya dengan petugas kesehatan selama proses perawatan.
- Anak dapat mengkomunikasikan rasa takut dan kecemasannya dengan baik, sehingga petugas kesehatan dapat membantu meminimalkan dampak psikologis.
Dalam menyelesaikan masalah ini, pendekatan yang berpusat pada keluarga, komunikasi yang efektif, dan penggunaan teknik-teknik yang sesuai dengan kondisi psikologis anak merupakan kunci utama untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 12489 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Laporan Penyelesaian Masalah Keperawatan
Seorang anak A berusia 6 tahun datang ke poli anak ditemani ibunya dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Anak tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya, tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang menggunakan pakaian putih. Berdasarkan informasi dari ibu, anak A pernah dirawat sebelumnya dengan diagnosis demam berdarah, sehingga anak A mengalami trauma dengan lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan. Selama perawatan sebelumnya, anak A mendapatkan beberapa tusukan saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit, serta perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Cemas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit dan prosedur medis yang invasif, ditandai dengan menangis kuat, memeluk erat ibu, dan menolak diperiksa oleh petugas kesehatan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan memberikan kerangka kerja untuk mengelola perawatan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, sedangkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) memberikan panduan untuk tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Rasionalisasi Tindakan:
Prosedur pemasangan infus dan pengambilan sampel darah vena diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan memberikan perawatan yang tepat bagi anak A. Namun, kondisi psikologis anak yang mengalami trauma dengan lingkungan rumah sakit dan prosedur medis yang invasif harus dipertimbangkan untuk mencapai hasil yang optimal.
Rencana Tindakan:
1. Menerapkan prinsip-prinsip keperawatan anak, seperti:
a. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.
b. Melibatkan orang tua dalam proses perawatan.
c. Menggunakan pendekatan yang menenangkan dan komunikasi yang efektif.
2. Menerapkan evidence-based practice, seperti:
a. Penggunaan distraksi dan permainan yang menarik untuk mengalihkan perhatian anak.
b. Penggunaan anestesi topikal pada area penusukan untuk mengurangi rasa sakit.
c. Melakukan persiapan psikologis pada anak dan orang tua sebelum tindakan dilakukan.
Evaluasi:
Dengan penerapan prinsip-prinsip keperawatan anak dan evidence-based practice, diharapkan anak A dapat menerima tindakan pemasangan infus dan pengambilan sampel darah vena dengan lebih tenang dan kooperatif. Selain itu, anak A dapat mengembangkan kepercayaan terhadap lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan, sehingga trauma yang dialami sebelumnya dapat diminimalisir.