Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10618 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SLKI: Pemeliharaan Permeabilitas Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan: Pasien mengalami mual yang dapat menyebabkan terganggunya bersihan jalan napas. Perawat perlu melakukan intervensi untuk membantu memelihara permeabilitas jalan napas dan mencegah komplikasi pernapasan.
2. Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan: Pasien mengalami edema perifer yang menunjukkan adanya kelebihan volume cairan dalam tubuh. Perawat perlu melakukan intervensi untuk membantu mengatur keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi terkait kelebihan volume cairan.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan: Pasien mengalami keluhan lemas yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melakukan aktivitas. Perawat perlu melakukan intervensi untuk membantu meningkatkan toleransi aktivitas dan mencegah komplikasi terkait intoleransi aktivitas.
4. Risiko Gangguan Nutrisi
- SDKI: Risiko Gangguan Nutrisi
- SLKI: Keseimbangan Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan: Pasien mengalami mual yang dapat mempengaruhi asupan nutrisinya. Perawat perlu melakukan intervensi untuk memantau dan mempertahankan keseimbangan nutrisi yang adekuat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 10619 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien dapat didiagnosis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.4
- Deskripsi: Gagal Ginjal Kronis stadium IV
Penjelasan:
- Kode N18.4 dalam ICD-10 mewakili "Gagal Ginjal Kronis stadium IV", yang sesuai dengan hasil pemeriksaan pasien yang menunjukkan tingkat kreatinin serum 7,2 mg/dL dan ureum 110 mg/dL, indikasi dari gangguan fungsi ginjal yang parah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai.
- Deskripsi: Informasi yang diberikan tidak mencakup tindakan medis yang dilakukan pada pasien, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang dapat ditentukan.
Pasien ini, seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun menjadi faktor risiko yang berkontribusi terhadap perkembangan Gagal Ginjal Kronis stadium IV. Hasil pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda gangguan fungsi ginjal yang parah, seperti tekanan darah tinggi, edema perifer, dan kadar kreatinin serum serta ureum yang sangat tinggi. Diagnosis yang tepat untuk kondisi pasien ini adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV, yang sesuai dengan kode ICD-10 N18.4. -
Article No. 10620 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Selamat siang. Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal, ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin dan ureum.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin dan ureum dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal, yang dapat mengakibatkan komplikasi seperti edema, hipertensi, dan gejala umum seperti lemas dan mual.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal
- Definisi: Penurunan aliran darah ke ginjal yang menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan ginjal.
- Karakteristik Definisi: Peningkatan kadar kreatinin dan ureum, edema, hipertensi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Perfusi Jaringan: Ginjal
- Definisi: Kemampuan ginjal untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
- Indikator: Kadar kreatinin dan ureum dalam batas normal, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Perfusi Jaringan
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan aliran darah ke jaringan ginjal.
- Aktivitas: Monitor tanda-tanda vital, monitor kadar kreatinin dan ureum, kolaborasi pemberian diuretik, atur asupan cairan, berikan edukasi tentang penyakit ginjal.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 10621 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagal ginjal kronis, ditandai dengan edema perifer, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan nilai kreatinin dan ureum.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelebihan volume cairan didefinisikan sebagai kelebihan cairan tubuh yang melampaui kapasitas pembuluh darah dan/atau kapasitas jaringan untuk menampungnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan menunjukkan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan penurunan edema, tekanan darah normal, dan fungsi ginjal yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengatur pembatasan asupan cairan dan natrium sesuai kondisi pasien.
- Memantau tanda-tanda vital, intake-output, dan status cairan.
- Mengobservasi tanda-tanda kelebihan volume cairan (edema, hipertensi, dll).
- Mengkolaborasikan pemberian diuretik dan obat-obatan lain sesuai indikasi.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait manajemen cairan dan diet.
Secara umum, pendekatan keperawatan yang berpusat pada pasien, kolaboratif, dan berdasarkan bukti terbaik sangat penting dalam mengelola kondisi gagal ginjal kronis dengan kelebihan volume cairan ini. -
Article No. 10622 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien laki-laki berusia 55 tahun dengan diagnosa Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan regulasi cairan
SDKI: Kelebihan Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami penumpukan cairan yang berlebih dalam tubuh.
SLKI: Keseimbangan Cairan Terganggu, dengan kriteria hasil: Tanda-tanda kelebihan cairan (edema, asites, dll) berkurang.
SIKI: Manajemen Cairan, intervensi keperawatan untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh melalui pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan pemantauan intake/output.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan kelelahan
SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan secara mandiri.
SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat, dengan kriteria hasil: Mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
SIKI: Manajemen Energi, intervensi keperawatan untuk membantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat untuk memulihkan tenaga.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan penurunan nafsu makan
SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Status Nutrisi Membaik, dengan kriteria hasil: Berat badan dalam rentang normal.
SIKI: Manajemen Nutrisi, intervensi keperawatan untuk memantau asupan nutrisi dan pemberian makanan atau suplemen yang sesuai.
Singkatnya, diagnosa keperawatan utama adalah Kelebihan Volume Cairan, Intoleransi Aktivitas, dan Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, Manajemen Energi, dan Manajemen Nutrisi untuk membantu pasien mengatasi kondisinya. -
Article No. 10623 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kaitannya dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal berhubungan dengan Gagal Ginjal Kronis.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan kreatinin serum dan ureum, serta edema perifer, yang menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan ginjal.
Kaitannya dengan Standar PPNI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal, yang didefinisikan sebagai "Penurunan aliran darah ke ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan penurunan fungsi ginjal".
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Perfusi Jaringan Ginjal Adekuat, yang merupakan luaran yang diharapkan dari penanganan diagnosis ini.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Gagal Ginjal, Manajemen Cairan, Manajemen Nutrisi, dan Pengaturan Aktivitas, yang merupakan intervensi-intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kaitannya dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI telah diuraikan untuk kondisi pasien yang Anda berikan. -
Article No. 10624 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Bapak/Ibu. Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit (SDKI: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit)
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami gangguan dalam komposisi atau volume cairan dan elektrolit di dalam tubuh.
- Karakteristik Definisi: Edema perifer, mual, lemas.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI: Intoleransi Aktivitas)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik Definisi: Lemas, pembengkakan kaki.
3. Gangguan Perfusi Ginjal (SDKI: Gangguan Perfusi Ginjal)
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami penurunan aliran darah ke ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal.
- Karakteristik Definisi: Hipertensi, peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Perfusi Ginjal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Cairan
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Gagal Ginjal Kronis
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis stadium IV mengalami gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit, ditandai dengan edema perifer, mual, dan lemas. Selain itu, pasien juga mengalami intoleransi aktivitas akibat pembengkakan kaki dan lemas. Terdapat pula gangguan perfusi ginjal, yang ditandai dengan hipertensi dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan cairan, manajemen aktivitas, dan manajemen gagal ginjal kronis.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan disampaikan. Wassalamualaikum. -
Article No. 10625 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Intoleransi aktivitas
3. Kelebihan volume cairan
4. Perubahan perfusi jaringan ginjal
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakcukupan asupan nutrisi, yang menyebabkan berat badan di bawah normal
- SLKI: Intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan
- SIKI: Pemberian makan, monitor asupan dan output cairan, edukasi diet
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan
- SLKI: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas
- SIKI: Manajemen aktivitas, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi
3. Kelebihan volume cairan
- SDKI: Peningkatan volume cairan yang melebihi kapasitas pembuluh darah
- SLKI: Intervensi untuk mengatasi kelebihan volume cairan
- SIKI: Pemantauan cairan, pemberian diuretik, edukasi pembatasan asupan cairan
4. Perubahan perfusi jaringan ginjal
- SDKI: Penurunan aliran darah ke ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi ginjal
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan perfusi jaringan ginjal
- SIKI: Pemantauan fungsi ginjal, pemberian terapi hipertensi, edukasi
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI ini didasarkan pada kondisi pasien dengan gagal ginjal kronis stadium IV, dengan gejala seperti lemas, mual, edema, dan hipertensi tidak terkontrol. Perawatan yang dibutuhkan fokus pada manajemen cairan, nutrisi, aktivitas, dan perfusi ginjal. -
Article No. 10626 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan volume cairan (+) berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan edema perifer, mual, dan lemas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan volume cairan adalah ketidaksesuaian antara intake dan output cairan yang menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Profil Tekanan Darah Terkendali
2. Profil Cairan Terkendali
3. Kadar Elektrolit dalam Rentang Normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Manajemen Hipertensi
3. Manajemen Gagal Ginjal Kronis
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan volume cairan (+) berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. Pasien mengalami edema perifer, mual, dan lemas yang merupakan tanda-tanda ketidakseimbangan cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Cairan, Manajemen Hipertensi, dan Manajemen Gagal Ginjal Kronis untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Profil Tekanan Darah Terkendali, Profil Cairan Terkendali, dan Kadar Elektrolit dalam Rentang Normal. -
Article No. 10627 | 09 Jan 2025
Klinis : Klien tampak lemas dan terpasang o2 1 liter ● Suara nafas klien terdengar ronchi ● Klien tampak menggunakan cuping hidung ● Klien tampak gelisah ● TTV S : 38 C , N 110x/mnt, Spo2 98 % RR 40x/mnt ● Pernapasan pasien nampak cepat dan dangkal ● Hasil lab : Hb 11,6 mg/dl, leukosit 10.99/ul , HT 35.1 %, trombosit 272000 /ul ● Hasil thorax : bronkopneumonia ● BB : 16 kg, TB 101 cm , ● IMT : 15.68 ● Spo2 : 95 % ● Therapi obat : IVFD dextrose 10 tetes/mnt, ceftazidine 3x100 mg , ampicilin 2x150 mg, PCT 3x1 , ambroxol syr 3x1 , ventolin neb 3x1
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
2. Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Gejala dan tanda: Suara napas ronchi, penggunaan otot bantu pernapasan, dispnea, frekuensi napas meningkat, dan perubahan warna kulit.
- Faktor yang berhubungan: Proses penyakit pernapasan, edema paru, dan kelelahan otot pernapasan.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Gejala dan tanda: Nadi cepat, penurunan turgor kulit, mukosa kering, dan output urin menurun.
- Faktor yang berhubungan: Kehilangan cairan yang berlebihan dari saluran pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Luaran: Perbaikan pola napas, oksigenasi jaringan membaik, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Luaran: Cairan tubuh terpenuhi, tanda-tanda dehidrasi teratasi, dan fungsi organ normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Intervensi: Monitor pola napas, atur posisi nyaman, bantu ventilasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Intervensi: Monitor intake dan output cairan, berikan cairan intravena, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.