Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10608 | 09 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pada mata sakit hingga ke kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Mata Berhubungan dengan Proses Patologis
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri mata berhubungan dengan proses patologis yang ditandai dengan keluhan pasien tentang rasa sakit atau tidak nyaman di area mata, bersifat akut atau kronis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri mata.
2. Pasien akan mendemonstrasikan perilaku mengurangi nyeri mata.
3. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri mata secara komprehensif.
2. Berikan analgesik sesuai indikasi.
3. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi).
4. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab dan tatalaksana nyeri mata.
5. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang nyeri mata, penyebab, dan tatalaksana.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian nyeri mata secara menyeluruh, memantau tanda-tanda vital, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis. Selain itu, saya juga akan berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab dan tatalaksana nyeri mata, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri mata, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 10609 | 09 Jan 2025
Klinis : Merasakan halusinasi dan perilaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi merasakan halusinasi dan perilaku.
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi sensorik yang terjadi tanpa stimulus eksternal yang sesuai. Hal ini dapat melibatkan semua modalitas sensorik, termasuk penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan halusinasi adalah klien dapat mengenali halusinasi, mengurangi frekuensi dan durasi halusinasi, serta dapat mengatasi halusinasi dengan tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani halusinasi antara lain:
1. Identifikasi tipe dan karakteristik halusinasi
2. Ciptakan lingkungan yang aman dan mendukung
3. Latih klien untuk mengontrol halusinasi
4. Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter
5. Lakukan terapi modalitas seperti terapi reminiscence atau terapi realitas
Sebagai perawat, saya akan bekerja secara profesional dan komprehensif untuk membantu klien mengatasi permasalahan halusinasi dan perilaku yang dihadapinya. Pendekatan holistik akan dilakukan untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 10610 | 09 Jan 2025
Klinis : Adhd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dari perspektif seorang perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ADHD:
1. Gangguan Pemusatan Perhatian (00131)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memfokuskan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian yang konsisten pada tugas atau aktivitas.
- Karakteristik Definisi: Sulit berkonsentrasi, mudah terganggu, sulit memulai atau menyelesaikan tugas, kurang ketekunan, sering kehilangan barang, kurang disiplin.
2. Aktivitas Motorik Tidak Terkendali (00172)
- Definisi: Pola perilaku yang ditandai dengan gerakan yang berlebihan, tidak terarah, dan tidak dapat dikontrol.
- Karakteristik Definisi: Gerakan motorik berlebihan, tidak dapat duduk dengan tenang, sering berjalan-jalan, sulit mengikuti instruksi, impulsif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Kemampuan Berkonsentrasi (1860)
- Definisi: Sejauh mana individu mampu memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan.
- Kriteria Hasil:
- Klien dapat fokus pada tugas selama periode waktu yang semakin lama.
- Klien dapat mengurangi gangguan eksternal yang memengaruhi konsentrasi.
- Klien dapat menyelesaikan tugas dengan lebih efisien.
2. Peningkatan Kontrol Aktivitas Motorik (1808)
- Definisi: Sejauh mana individu dapat mengatur dan mengendalikan gerakan motorik.
- Kriteria Hasil:
- Klien dapat duduk dengan tenang selama periode waktu yang semakin lama.
- Klien dapat mengurangi gerakan motorik yang berlebihan.
- Klien dapat mengikuti instruksi dengan lebih baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Ciptakan lingkungan yang mendukung pemusatan perhatian
- Identifikasi dan kurangi stimulus yang mengganggu konsentrasi (misalnya, suara berisik, cahaya terang).
- Berikan lingkungan yang tenang dan terstruktur untuk memudahkan fokus pada tugas.
- Gunakan alat bantu seperti timer atau penjadwalan untuk membantu klien tetap fokus.
2. Terapi Perilaku: Bantu klien mengembangkan strategi untuk mengontrol aktivitas motorik
- Ajarkan teknik relaksasi dan pengaturan diri untuk mengurangi gerakan motorik yang berlebihan.
- Terapkan penguatan positif untuk perilaku yang diinginkan, seperti duduk dengan tenang.
- Latih kemampuan mengikuti instruksi dan menunggu giliran.
3. Edukasi Kesehatan: Berikan pemahaman tentang ADHD dan strategi pengelolaan
- Jelaskan karakteristik dan penyebab ADHD kepada klien dan keluarga.
- Ajarkan teknik manajemen diri, seperti pengaturan jadwal dan pemberian jeda.
- Dorong keterlibatan keluarga dalam mendukung pengelolaan ADHD.
Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif antara perawat, klien, dan keluarga, diharapkan klien dengan ADHD dapat meningkatkan kemampuan berkonsentrasi, mengontrol aktivitas motorik, dan mencapai hasil yang optimal dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 10611 | 09 Jan 2025
Klinis : Tingkat demensia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi tingkat demensia beserta diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk Tingkat Demensia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk tingkat demensia berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Gangguan Proses Berpikir Menetap (00123)
Definisi: Kemampuan yang terganggu secara persisten untuk berpikir, memecahkan masalah, atau membuat keputusan yang efektif.
Karakteristik Definisi: Gangguan dalam orientasi, gangguan dalam pemecahan masalah, gangguan dalam mengambil keputusan, gangguan dalam daya ingat, gangguan dalam pemahaman.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Fungsi Kognitif (00900)
Definisi: Kemampuan untuk memproses informasi secara teratur dan terkoordinasi.
Kriteria Hasil:
a. Mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
b. Mempertahankan kemampuan berpikir logis.
c. Mempertahankan kemampuan memecahkan masalah.
d. Mempertahankan kemampuan membuat keputusan.
e. Mempertahankan kemampuan daya ingat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demensia (7150)
Definisi: Tindakan pemberian asuhan keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif, perilaku, dan kemampuan fungsional pada pasien dengan demensia.
Aktivitas Keperawatan:
a. Lakukan asesmen komprehensif terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kemampuan fungsional pasien.
b. Kembangkan rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien dan keluarga.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengoptimalkan manajemen demensia.
d. Libatkan keluarga dalam perawatan dan edukasi terkait manajemen demensia.
e. Berikan stimulasi kognitif dan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien.
f. Monitor dan evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Proses Berpikir Menetap" dipilih karena merupakan diagnosa yang sesuai dengan kondisi tingkat demensia yang ditandai dengan gangguan dalam orientasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, daya ingat, dan pemahaman. Luaran/output yang diharapkan adalah "Fungsi Kognitif" yang mencakup kemampuan untuk mempertahankan orientasi, berpikir logis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan daya ingat. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Demensia" yang meliputi asesmen komprehensif, perencanaan asuhan berpusat pada pasien dan keluarga, kolaborasi tim kesehatan, pelibatan keluarga, stimulasi kognitif, serta monitoring dan evaluasi. Melalui intervensi ini, diharapkan dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif, perilaku, dan kemampuan fungsional pasien dengan demensia. -
Article No. 10612 | 09 Jan 2025
Klinis : Gangguan pemusatan perhatian, hiperaktif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Gangguan pemusatan perhatian, hiperaktif:
Diagnosa Keperawatan: Perubahan proses pikir
Definisi: Kemampuan terganggu untuk memusatkan, mempertahankan, atau beralih perhatian.
Penjelasan: Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas merupakan kondisi yang ditandai dengan kesulitan untuk memusatkan perhatian, mempertahankan konsentrasi, dan kontrol yang buruk terhadap impuls. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam fungsi kognitif, emosional, dan sosial. Diagnosa keperawatan "Perubahan proses pikir" sesuai untuk menggambarkan kondisi ini.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Perhatian
- Mampu memusatkan perhatian selama periode waktu yang lebih lama
- Mampu mempertahankan konsentrasi pada tugas yang diberikan
- Mampu beralih perhatian dengan lebih baik
2. Penurunan Hiperaktivitas
- Menunjukkan penurunan dalam perilaku hiperaktif dan impulsif
- Mampu mengendalikan gerakan dan perilaku yang tidak perlu
- Mampu duduk tenang dan fokus pada aktivitas yang sedang dilakukan
Penjelasan: Luaran yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan klien dalam memusatkan, mempertahankan, dan beralih perhatian, serta penurunan perilaku hiperaktif dan impulsif. Hal ini akan membantu klien untuk dapat berfungsi lebih baik dalam aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan
- Ciptakan lingkungan yang tenang, dengan sedikit stimulus
- Kurangi gangguan visual dan auditori
- Atur jadwal kegiatan dan rutinitas yang terstruktur
2. Terapi Perilaku Kognitif
- Ajarkan teknik pengendalian diri dan manajemen emosi
- Bantu klien untuk memecahkan masalah dan membuat perencanaan
- Berikan umpan balik positif dan penguatan untuk perilaku yang diharapkan
3. Edukasi dan Dukungan
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang kondisi dan manajemennya
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan
- Berikan dukungan dan motivasi untuk mencapai tujuan
Penjelasan: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen lingkungan untuk mengurangi distraksi, terapi perilaku kognitif untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dan pemecahan masalah, serta edukasi dan dukungan bagi klien dan keluarga. Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien mencapai peningkatan perhatian dan penurunan hiperaktivitas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat berperan sebagai seorang pakar yang memahami kondisi klien secara komprehensif dan dapat merancang intervensi yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 10613 | 09 Jan 2025
Klinis : Gangguan pemusatan perhatian, hioerajtif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi "Gangguan pemusatan perhatian, hiperaktif".
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Pemusatan Perhatian" (00131). Diagnosa ini dicirikan oleh kesulitan dalam memfokuskan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan. Selain itu, pasien juga mengalami "Aktivitas Motorik yang Tidak Terkontrol" (00153), yang ditandai dengan gerakan berlebihan dan sulit dikendalikan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Kemampuan Konsentrasi (1860): Pasien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan untuk fokus dan mempertahankan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan.
2. Kontrol Aktivitas Motorik (1808): Pasien menunjukkan penurunan dalam gerakan motorik yang tidak terkontrol dan dapat mengendalikan perilaku hiperaktif.
3. Peningkatan Perhatian (1860): Pasien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan untuk memfokuskan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian sesuai kebutuhan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas (4310): Mengatur dan mengorganisir aktivitas harian pasien untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi, serta mengurangi perilaku hiperaktif.
2. Terapi Perilaku (4310): Menggunakan teknik-teknik terapi perilaku, seperti reinforcement positif dan pengaturan lingkungan, untuk membantu pasien mengembangkan strategi dalam mengendalikan aktivitas motorik yang tidak terkontrol.
3. Edukasi Kesehatan (5510): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, serta strategi penanganannya.
4. Terapi Bermain (4430): Melibatkan pasien dalam kegiatan bermain yang terstruktur dan terarah untuk meningkatkan konsentrasi, pengaturan diri, dan kontrol aktivitas motorik.
5. Modifikasi Lingkungan (6480): Menyesuaikan lingkungan fisik dan sosial pasien untuk meminimalkan distraksi dan mendukung peningkatan konsentrasi dan fokus.
Dalam menerapkan asuhan keperawatan ini, perawat harus mempertimbangkan kebutuhan individual pasien, melibatkan keluarga, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. Evaluasi yang berkelanjutan dan penyesuaian intervensi juga diperlukan untuk memastikan kemajuan pasien dalam mengatasi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. -
Article No. 10614 | 09 Jan 2025
Klinis : Gangguan pemusatan perhatian,hiperaktif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk kondisi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif adalah "Gangguan Proses Pikir" (SDKI, 2017). Gangguan Proses Pikir didefinisikan sebagai "Ketidakefektifan kemampuan intelektual untuk menerima, memproses, menyimpan, dan/atau menggunakan informasi" (SDKI, 2017). Karakteristik definisi ini mencakup gejala-gejala yang dialami oleh individu dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, seperti kesulitan memusatkan perhatian, mudah terdistraksi, dan perilaku hiperaktif.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif adalah:
a. Peningkatan Konsentrasi: Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan.
b. Penurunan Perilaku Hiperaktif: Klien menunjukkan penurunan perilaku hiperaktif, seperti mengurangi gerakan yang berlebihan dan dapat mengendalikan impulsivitas.
c. Peningkatan Fungsi Kognitif: Klien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan memproses informasi, menyimpan informasi, dan menggunakan informasi dengan lebih efektif.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada kondisi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif adalah:
a. Manajemen Lingkungan
- Menciptakan lingkungan yang tenang, terstruktur, dan bebas dari distraksi untuk membantu klien fokus.
- Menyediakan area khusus untuk kegiatan yang membutuhkan konsentrasi.
- Mengatur jadwal rutin dan terstruktur untuk aktivitas sehari-hari.
b. Terapi Kognitif
- Mengidentifikasi pola pikir negatif atau maladaptif yang menghambat konsentrasi.
- Membantu klien mengembangkan strategi untuk meningkatkan fokus, seperti pengaturan diri, pemberian penguatan positif, dan penggunaan alat bantu.
- Melatih klien dalam teknik relaksasi untuk mengelola impulsivitas dan hiperaktivitas.
c. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai kondisi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.
- Mengajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan konsentrasi dan mengelola perilaku hiperaktif.
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan dan dukungan terapeutik.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada kondisi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, perawat harus mempertimbangkan pendekatan yang komprehensif, melibatkan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta memberikan dukungan dan edukasi yang berkelanjutan bagi klien dan keluarga. -
Article No. 10615 | 09 Jan 2025
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat gangguan sistem termoregulasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat gangguan sistem termoregulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda cedera akibat panas
3. Tidak ada gejala pusing atau mual
4. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor suhu tubuh secara berkala
2. Upayakan lingkungan yang sejuk dan nyaman
3. Berikan cairan yang cukup
4. Berikan obat penurun panas sesuai instruksi
5. Lakukan perawatan hipertermia sesuai dengan kondisi pasien
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia, perawat harus menerapkan standar-standar tersebut untuk menjamin kualitas perawatan yang diberikan. Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan, menetapkan tujuan, dan melaksanakan intervensi yang tepat dalam menangani kondisi hipertermia pada pasien. -
Article No. 10616 | 09 Jan 2025
Klinis : Hipertermia dikarenakan dehidrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia Berhubungan dengan Kehilangan Cairan
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
- Kehilangan Cairan: Situasi di mana terjadi penurunan volume cairan tubuh dan elektrolit yang mengakibatkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengendalian Suhu Tubuh: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh normal.
- Keseimbangan Cairan: Keadaan di mana cairan dan elektrolit dalam tubuh terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Hipertermia: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
- Manajemen Cairan: Intervensi untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang adekuat.
Pada kondisi hipertermia akibat dehidrasi, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang berfokus pada pengendalian suhu tubuh dan manajemen cairan. Tujuannya adalah untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat dan mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh. Intervensi dapat mencakup pemberian cairan intravena, kompres dingin, dan pemantauan tanda-tanda vital. -
Article No. 10617 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan (SIKI) yang sesuai untuk kasus seorang laki-laki berusia 55 tahun dengan Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan asupan cairan tidak adekuat.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan energi.
3. Risiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal.
4. Nyeri berhubungan dengan edema perifer.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Pasien akan mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
- Pasien akan melaporkan tidak ada keluhan mual atau muntah.
- Pasien akan mempertahankan asupan cairan sesuai kebutuhan.
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien akan melaporkan peningkatan energi dan penurunan kelelahan.
- Pasien akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai kelelahan yang berlebihan.
3. Keseimbangan Cairan
- Pasien akan mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien akan menunjukkan penurunan edema perifer.
4. Manajemen Nyeri
- Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien akan dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Monitor asupan dan output cairan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang sesuai
- Berikan antiemetik jika diperlukan untuk mengatasi mual
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral jika pasien tidak mampu makan
2. Toleransi Aktivitas
- Evaluasi kemampuan fisik pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Ajarkan teknik-teknik manajemen energi
- Anjurkan istirahat yang cukup
3. Keseimbangan Cairan
- Monitor tanda-tanda vital dan intake/output cairan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk terapi cairan dan diuretik
- Ajarkan pasien untuk memantau berat badan dan edema
- Berikan perawatan kaki untuk mengurangi edema
4. Manajemen Nyeri
- Identifikasi penyebab dan karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan Gagal Ginjal Kronis stadium IV. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.