Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10727 | 10 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 20 tahun, 24 jam pasca persalinan P1A0 secara normal di rumah sakit dengan berat bayi 3000 gram. Hasil pengkajian, TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi kuat dan posisi di central. pasien mengatakan belum ganti pembalut sejak melahirkan dan menolak untuk di bersihkan dan klien tampak lemah, Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, tampak luka episiotomi kemerahan pada luka, tidak ada echimosis, bengkak pada luka, tidak ada cairan, jahitan rapat. Tanda homan (-).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luka episiotomi
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami luka episiotomi akibat persalinan normal. Luka tampak kemerahan, namun tidak ada tanda-tanda infeksi seperti bengkak, cairan, atau nyeri. Pasien juga menolak untuk dibersihkan, yang dapat menyebabkan risiko infeksi dan gangguan penyembuhan luka.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Aktivitas/Istirahat
- Kelas: Integritas Kulit dan Jaringan
- Diagnosis Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Domain: Aktivitas/Istirahat
- Kelas: Integritas Kulit dan Jaringan
- Luaran Keperawatan: Integritas Kulit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Domain: Aktivitas/Istirahat
- Kelas: Integritas Kulit dan Jaringan
- Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan Luka
2. Manajemen Nyeri
3. Edukasi Perawatan Diri -
Article No. 10728 | 10 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 20 tahun, 24 jam pasca persalinan P1A0 secara normal di rumah sakit dengan berat bayi 3000 gram. Hasil pengkajian, TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi kuat dan posisi di central. pasien mengatakan belum ganti pembalut sejak melahirkan dan menolak untuk di bersihkan dan klien tampak lemah, Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, tampak luka episiotomi kemerahan pada luka, tidak ada echimosis, bengkak pada luka, tidak ada cairan, jahitan rapat. Tanda homan (-).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Luka Episiotomi Berhubungan dengan Perawatan Kebersihan Diri yang Tidak Adekuat
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi: Keadaan rentan individu untuk mengalami invasi dan proliferasi mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pemulihan Luka: Tercapainya penyembuhan luka sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Perawatan Luka: Tindakan untuk memelihara atau memperbaiki keutuhan jaringan kulit dan membran mukosa.
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi tanda-tanda infeksi pada luka episiotomi
2. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri, khususnya area luka episiotomi
3. Berikan edukasi tentang perawatan luka episiotomi yang benar
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan antibiotik dan analgesik jika diperlukan
5. Pantau perkembangan penyembuhan luka episiotomi -
Article No. 10729 | 10 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 20 tahun, 24 jam pasca persalinan P1A0 secara normal di rumah sakit dengan berat bayi 3000 gram. Hasil pengkajian, TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi kuat dan posisi di central. pasien mengatakan belum ganti pembalut sejak melahirkan dan menolak untuk di bersihkan dan klien tampak lemah, Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, tampak luka episiotomi kemerahan pada luka, tidak ada echimosis, bengkak pada luka, tidak ada cairan, jahitan rapat. Tanda homan (-).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Postpartum
- Definisi: Risiko mengalami perdarahan abnormal yang melebihi 500 ml setelah kelahiran bayi.
- Faktor risiko: Kontraksi uterus yang tidak adekuat, retensio plasenta, laserasi jalan lahir.
2. Defisit Perawatan Diri: Kebersihan Diri
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri secara mandiri.
- Faktor yang berkontribusi: Kelemahan, penolakan untuk melakukan aktivitas kebersihan diri.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor yang berkontribusi: Luka episiotomi.
SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan merumuskan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang menetapkan dan mengembangkan standar-standar tersebut, yang menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 10730 | 10 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 20 tahun, 24 jam pasca persalinan P1A0 secara normal di rumah sakit dengan berat bayi 3000 gram. Hasil pengkajian, TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi kuat dan posisi di central. pasien mengatakan belum ganti pembalut sejak melahirkan dan menolak untuk di bersihkan dan klien tampak lemah, Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, tampak luka episiotomi kemerahan pada luka, tidak ada echimosis, bengkak pada luka, tidak ada cairan, jahitan rapat. Tanda homan (-).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban secara rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mencegah, atau mengelola masalah kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Penolakan untuk menerima bantuan perawatan kesehatan, gagal melakukan praktik perawatan diri yang direkomendasikan, gagal mengikuti rencana pengobatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemeliharaan Kesehatan: Perilaku Kesehatan
- Kriteria Hasil:
a. Klien menerima bantuan perawatan kesehatan
b. Klien melakukan praktik perawatan diri yang direkomendasikan
c. Klien mengikuti rencana pengobatan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perawatan Diri
- Definisi: Membantu individu untuk mengelola dan melaksanakan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri
b. Berikan motivasi dan dukungan kepada klien untuk menerima bantuan perawatan kesehatan
c. Ajarkan klien mengenai praktik perawatan diri yang direkomendasikan setelah persalinan
d. Pantau kepatuhan klien dalam mengikuti rencana pengobatan
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan kontinuitas perawatan
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, seorang perempuan usia 20 tahun, 24 jam pasca persalinan normal dengan berat bayi 3000 gram, menunjukkan tanda-tanda ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan. Klien menolak untuk dibersihkan dan tampak lemah, serta belum mengganti pembalut sejak melahirkan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakmampuan klien untuk mengidentifikasi, mencegah, atau mengelola masalah kesehatan.
Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Pemeliharaan Kesehatan: Perilaku Kesehatan, di mana klien dapat menerima bantuan perawatan kesehatan, melakukan praktik perawatan diri yang direkomendasikan, dan mengikuti rencana pengobatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Perawatan Diri, di mana perawat akan mengkaji kemampuan klien, memberikan motivasi dan dukungan, mengajarkan praktik perawatan diri yang direkomendasikan, memantau kepatuhan klien, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan kontinuitas perawatan. -
Article No. 10731 | 10 Jan 2025
Klinis : pasien tidak mengetahui cara menyusui karena ini anak pertamanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda butuhkan.
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan Terkait Menyusui (Kode: 00126 NANDA-I)
Definisi:
Kurang pemahaman atau informasi yang dibutuhkan terkait praktik menyusui yang benar, seperti teknik menyusui, manfaat menyusui, dan bagaimana mempertahankan produksi ASI yang adekuat.
Penyebab Potensial:
- Pengalaman pertama menyusui
- Kurangnya paparan atau informasi terkait praktik menyusui yang benar
Gejala dan Tanda:
- Pasien menyatakan tidak mengetahui cara menyusui yang benar
- Pasien menunjukkan teknik menyusui yang tidak tepat
- Pasien mengalami kesulitan dalam mempertahankan produksi ASI
Intervensi Keperawatan:
1. Edukasi terkait praktik menyusui yang benar, mencakup:
- Teknik menyusui yang tepat
- Posisi menyusui yang nyaman
- Cara mempertahankan produksi ASI yang adekuat
2. Fasilitasi konseling dan pendampingan menyusui oleh petugas kesehatan yang kompeten
3. Kolaborasi dengan ahli laktasi atau konselor menyusui untuk memberikan dukungan yang lebih komprehensif
Harapan Hasil:
Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik menyusui yang benar.
Dengan menggunakan kerangka SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait kondisi pasien yang tidak mengetahui cara menyusui karena ini anak pertamanya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 10732 | 10 Jan 2025
Klinis : Pasien ibu hamil tb intervensi intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan toleransi akibat penyakit Tuberkulosis (TB) pada Ibu Hamil.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari. Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien ibu hamil dengan TB yang mengalami penurunan toleransi dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Intoleransi Aktivitas adalah pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, dan mempertahankan fungsi fisik. Hal ini penting untuk ibu hamil dengan TB agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari selama masa kehamilan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen aktivitas, manajemen energi, terapi latihan, peningkatan mobilitas, dan edukasi terkait manajemen aktivitas. Intervensi tersebut bertujuan untuk membantu pasien ibu hamil dengan TB meningkatkan toleransi aktivitas dan kemampuan fungsionalnya selama masa kehamilan.
Dengan pendekatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola Intoleransi Aktivitas pada pasien ibu hamil dengan TB. -
Article No. 10733 | 10 Jan 2025
Klinis : Pasien ibu hamil tb intervensi intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Intoleransi Aktivitas adalah Toleransi Aktivitas yang meningkat, ditandai dengan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas pada pasien ibu hamil TB antara lain:
1. Manajemen Energi: mengatur pola aktivitas dan istirahat pasien, serta membantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan tanpa menyebabkan kelelahan berlebihan.
2. Peningkatan Aktivitas: membantu pasien meningkatkan aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
3. Edukasi Aktivitas: memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien.
Harapannya, dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, pasien ibu hamil TB dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 10734 | 10 Jan 2025
Klinis : Pasien ibu hamil tb intervensi intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien ibu hamil dengan tuberculosis (TB) dan intoleransi aktivitas.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, anemia, dan penyakit paru-paru (TB) pada ibu hamil.
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Intoleransi Aktivitas: Keterbatasan pada kemampuan fisik untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Faktor yang berhubungan: Kelemahan fisik, anemia, dan penyakit paru-paru (TB).
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Toleransi Aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan berlebih.
- Indikator: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari, tidak mengalami kelelahan saat aktivitas, tidak ada gejala sesak napas atau jantung berdebar saat beraktivitas.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Energi: Membantu klien untuk mengatur penggunaan energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Intervensi: Identifikasi tingkat toleransi aktivitas, atur jadwal aktivitas dan istirahat, ajarkan teknik konservasi energi, berikan pelatihan aktivitas bertahap, dan monitor tanda-tanda intoleransi aktivitas.
Dalam kondisi pasien ibu hamil dengan TB dan intoleransi aktivitas, perawat perlu fokus pada upaya meningkatkan toleransi aktivitas melalui manajemen energi yang tepat. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi dan memastikan ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman. -
Article No. 10735 | 10 Jan 2025
Klinis : Pasien ibu hamil tb intervensi intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien ibu hamil TB dengan intoleransi aktivitas adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan, disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
Pasien ibu hamil dengan TB mengalami keterbatasan fisik yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas. Faktor-faktor yang dapat berkontribusi antara lain:
- Kelemahan fisik akibat TB
- Dampak psikologis dari kondisi TB selama kehamilan
- Kelelahan dan penurunan energi selama kehamilan
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Pasien ibu hamil dengan TB berisiko mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi, yang dapat disebabkan oleh:
- Penurunan nafsu makan akibat TB
- Peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan
- Gangguan pencernaan atau penyerapan nutrisi akibat TB
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Klien dapat melakukan aktivitas harian dengan toleransi yang membaik.
b. Klien menunjukkan peningkatan kekuatan dan daya tahan fisik.
c. Klien melaporkan peningkatan tingkat energi dan penurunan kelelahan.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Klien mencapai status gizi yang optimal selama kehamilan.
b. Klien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan grafik pertumbuhan ibu hamil.
c. Klien menunjukkan tanda-tanda perbaikan status nutrisi, seperti peningkatan kadar hemoglobin dan albumin.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Asesmen tingkat toleransi aktivitas klien dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
b. Perencanaan dan implementasi program latihan aktivitas yang bertahap dan sesuai dengan kondisi klien.
c. Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen energi dan teknik konservasi energi.
d. Pemantauan tanda-tanda vital dan respons klien selama aktivitas.
e. Kolaborasi dengan tim multidisipliner (fisioterapis, nutrisionis, dll.) untuk mengoptimalkan peningkatan toleransi aktivitas.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Asesmen status gizi klien, termasuk pengukuran antropometri dan pemeriksaan laboratorium.
b. Perencanaan dan implementasi program diet yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan TB.
c. Edukasi klien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan TB, serta strategi peningkatan asupan.
d. Pemantauan asupan nutrisi dan status gizi klien secara berkala.
e. Kolaborasi dengan tim multidisipliner (nutrisionis, dokter, dll.) untuk mengoptimalkan status gizi klien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klien secara holistik, menerapkan prinsip-prinsip keperawatan berbasis bukti, dan bekerja sama dengan tim multidisipliner untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien ibu hamil dengan TB dan intoleransi aktivitas. -
Article No. 10736 | 10 Jan 2025
Klinis : Pasien ibu hamil tb intervensi intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien ibu hamil dengan tuberkulosis (TB) dan intoleransi aktivitas.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi dan kekuatan otot, dibuktikan dengan pasien mudah lelah, mengeluh nyeri saat beraktivitas, dan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai keterbatasan dalam toleransi terhadap aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan. Karakteristik definisi ini mencakup penurunan energi, penurunan kekuatan otot, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas adalah pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, mempertahankan/meningkatkan kekuatan otot, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi intoleransi aktivitas pada pasien ibu hamil dengan TB antara lain:
1. Manajemen Energi: membantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat, serta memenuhi kebutuhan nutrisi.
2. Perawatan Kelemahan: mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot melalui latihan fisik yang disesuaikan.
3. Peningkatan Aktivitas: membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai standar PPNI, diharapkan dapat membantu pasien ibu hamil dengan TB dalam mengatasi intoleransi aktivitas dan meningkatkan kualitas hidupnya.