Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12678 | 21 Feb 2025
Klinis : Pemerisaan X-Ray Paha didapatkan hasil fraktur kominutif displaced shortened angulated os femur Dekstra dan Sinistra 1/3 medial disertai soft tissue swelling disekitarnya. Diagnosis pada anak adalah fraktur tertutup femur dektra 1/3 tengah dan fraktur tertutup femur sinistra 1/3 tengah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur tertutup femur dekstra dan sinistra 1/3 tengah.
2. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan soft tissue swelling di sekitar fraktur.
3. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan fraktur femur dekstra dan sinistra.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri akut:
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Kemampuan individu dalam mengontrol rasa nyeri.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
2. Risiko kerusakan integritas kulit:
SDKI: Kondisi kulit yang rentan terhadap kerusakan.
SLKI: Kemampuan individu dalam mempertahankan kondisi kulit yang sehat.
SIKI: Intervensi untuk mencegah atau meminimalkan kerusakan kulit.
3. Mobilitas fisik terganggu:
SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh kekuatan, rentang gerak, atau koordinasi yang tidak memadai.
SLKI: Kemampuan individu dalam melakukan aktivitas fisik secara mandiri.
SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi atau meningkatkan mobilitas fisik.
Dalam kasus ini, pasien dengan fraktur tertutup femur dekstra dan sinistra 1/3 tengah membutuhkan penanganan yang komprehensif dari tim perawatan kesehatan untuk mengatasi masalah nyeri, risiko kerusakan integritas kulit, dan mobilitas fisik yang terganggu. Perawat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mengelola masalah keperawatan, serta mengkoordinasikan perawatan dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 12679 | 21 Feb 2025
Klinis : pasien mengatakan lemas. pasien dengan anemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien mengatakan lemas, pasien dengan anemia
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, ada dua diagnosa keperawatan yang sesuai:
a. Fatigue (Kelelahan)
Definisi: Pengalaman subjektif terhadap keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluh merasa lelah atau lemas
- Pasien mengeluh sulit melakukan aktivitas sehari-hari
- Pasien mengeluh penurunan daya tahan atau ketahanan tubuh
b. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluh merasa lemas saat melakukan aktivitas
- Pasien mengeluh mudah lelah saat melakukan aktivitas
- Pasien mengeluh penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Kedua diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengeluh lemas dan memiliki anemia, yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas dan intoleransi aktivitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan diagnosa keperawatan di atas, luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah:
a. Fatigue (Kelelahan):
- Pasien melaporkan peningkatan energi
- Pasien mampu mempertahankan pola aktivitas harian
- Pasien mampu mengelola faktor yang mempengaruhi kelelahan
b. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional
Luaran ini diharapkan dapat tercapai setelah pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan terukur.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Kelelahan
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pasien
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi penyebab kelelahan (anemia)
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya
- Ajarkan teknik manajemen energi dan konservasi energi
- Bantu pasien menyusun rencana aktivitas harian yang seimbang
b. Peningkatan Aktivitas
- Kaji kemampuan fungsional pasien dan tingkat intoleransi aktivitas
- Berikan latihan aktivitas yang bertahap dan disesuaikan dengan toleransi pasien
- Ajarkan teknik pengaturan aktivitas dan istirahat
- Berikan motivasi dan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas
Intervensi-intervensi ini diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi kelelahan dan intoleransi aktivitas, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12680 | 21 Feb 2025
Klinis : gangguan mobilitas b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan otot menurun nyeri saat bergerak gerakan terbatas lemah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu gangguan mobilitas b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan otot menurun, nyeri saat bergerak, dan gerakan terbatas lemah, dapat diberikan kode diagnosa dan prosedur sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M62.81
- Deskripsi: Kelemahan otot, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.39
- Deskripsi: Terapi latihan lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M62.81 (Kelemahan otot, tidak terspesifikasi) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi gangguan mobilitas akibat penurunan kekuatan otot dan gerakan terbatas lemah yang Anda deskripsikan. Kode ini mencakup kondisi seperti atrofi otot, kelemahan otot, dan gangguan lainnya yang menyebabkan penurunan kekuatan otot.
2. Kode ICD-9-CM 93.39 (Terapi latihan lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, seperti terapi latihan untuk memperkuat otot dan meningkatkan mobilitas. Kode ini mencakup berbagai jenis terapi latihan yang tidak diklasifikasikan secara spesifik di tempat lain.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memilih kode yang paling sesuai dengan kondisi pasien dan rencana perawatan yang diberikan. -
Article No. 12681 | 21 Feb 2025
Klinis : gangguan mobilitas b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan otot menurun nyeri saat bergerak gerakan terbatas lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan otot.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan otot, nyeri saat bergerak, dan gerakan yang terbatas dan lemah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik Terpelihara
2. Mobilitas Fisik Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mobilitas
2. Terapi Latihan
3. Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat:
Gangguan Mobilitas Fisik dapat terjadi akibat penurunan kekuatan otot, adanya nyeri saat bergerak, dan keterbatasan dalam pergerakan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen mobilitas, terapi latihan, dan manajemen nyeri untuk meningkatkan mobilitas fisik pasien. -
Article No. 12682 | 21 Feb 2025
Klinis : intervensi dari hipertermi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermi:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermi adalah Hipertermia. Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Tanda dan gejala hipertermia meliputi peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, sakit kepala, mual, muntah, dan kelelahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan hipertermia, diharapkan dapat tercapai beberapa luaran/output, antara lain:
1. Suhu tubuh pasien kembali normal (36,5°C - 37,5°C)
2. Tanda-tanda vital pasien stabil, seperti denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan perfusi jaringan yang adekuat, seperti kulit yang hangat dan berwarna normal
4. Pasien melaporkan tidak ada lagi gejala-gejala yang terkait dengan hipertermia, seperti sakit kepala, mual, dan kelelahan
5. Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri secara mandiri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia, perawat dapat melakukan beberapa intervensi keperawatan, antara lain:
1. Monitor suhu tubuh pasien secara berkala dan catat setiap perubahan.
2. Berikan cairan intravena (IV) untuk menggantikan cairan yang hilang akibat peningkatan suhu tubuh.
3. Lakukan pendinginan tubuh dengan kompres dingin atau kipas angin untuk menurunkan suhu tubuh.
4. Berikan obat penurun panas (antipiretik) sesuai dengan resep dokter.
5. Anjurkan pasien untuk minum banyak cairan dan hindari makanan atau minuman yang hangat.
6. Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala hipertermia, serta langkah-langkah untuk mencegah dan mengatasi hipertermia.
7. Pantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, termasuk denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
8. Berikan dukungan emosional dan kenyamanan kepada pasien untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami akibat hipertermia.
9. Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk memastikan penanganan hipertermia yang komprehensif.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang tepat dan komprehensif, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda vital stabil, perfusi jaringan adekuat, gejala-gejala hilang, dan pasien dapat mandiri dalam melakukan aktivitas perawatan diri. -
Article No. 12683 | 21 Feb 2025
Klinis : hipertermi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi hipertermi.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Hipertermi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme thermoregulasi. Klien dengan hipertermia memiliki karakteristik utama seperti peningkatan suhu tubuh, panas, dan kulit kemerahan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan klien dengan hipertermia dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
2. Kulit berwarna normal (tidak kemerahan)
3. Klien melaporkan kenyamanan yang meningkat
4. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia (misal: kejang, dehidrasi, kerusakan organ)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada klien dengan hipertermia, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan suhu tubuh secara berkala
2. Pemberian cairan intravena untuk rehidrasi
3. Pemberian obat penurun demam (antipiretik) sesuai instruksi medis
4. Tindakan pendinginan tubuh (misalnya kompres hangat, kipas angin, selimut tipis)
5. Edukasi kepada klien dan keluarga mengenai manajemen hipertermia
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan komprehensif
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena sesuai dengan kondisi klien yang mengalami peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal. Tujuan luaran yang diharapkan adalah untuk menurunkan suhu tubuh ke rentang normal, serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertermia yang berkepanjangan.
Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, menjaga hidrasi, dan mencegah komplikasi. Pemantauan suhu secara berkala diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas tindakan. Pemberian cairan intravena dan obat penurun demam dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Tindakan pendinginan tubuh juga penting untuk membantu proses termolisis. Edukasi kepada klien dan keluarga bertujuan agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam manajemen hipertermia. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain diperlukan untuk penanganan yang komprehensif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu suhu tubuh dalam rentang normal, kulit berwarna normal, klien merasa nyaman, serta tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia. -
Article No. 12545 | 20 Feb 2025
Klinis : Badan terasa lemah - Nyeri perut hilang timbul - Nafsu makan masih kurang - Mual dan muntah 1x dirumah - Perut membesar sejak 1 minggu ini, terasa kembung dan tegang - Mata kuning sejak 1 minggu yang lalu - Sesak nafas hilang timbul sejak 1 minggu ini, Meningkat bila beraktivitas - BAK Warna teh pekat, Bab dalam batas normal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan keluhan yang disampaikan, kondisi ini dapat didiagnosis sebagai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Malaise dan fatigue
2. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut, lain-lain
3. Kode ICD-10:
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia
4. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
5. Kode ICD-10:
- Kode: R14.0
- Deskripsi: Perut kembung
6. Kode ICD-10:
- Kode: R17
- Deskripsi: Ikterus, tidak diklasifikasikan di tempat lain
7. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea
8. Kode ICD-10:
- Kode: R19.7
- Deskripsi: Perubahan warna urin
Berdasarkan keluhan yang disampaikan, tidak terdapat tindakan atau prosedur medis yang dapat dikodekan menggunakan ICD-9-CM.
Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab yang mendasari kondisi ini, seperti pemeriksaan laboratorium, pencitraan, atau pemeriksaan fisik yang lebih komprehensif. Hal ini akan membantu menegakkan diagnosis yang lebih spesifik dan menentukan tata laksana yang tepat. -
Article No. 12546 | 20 Feb 2025
Klinis : Badan terasa lemah - Nyeri perut hilang timbul - Nafsu makan masih kurang - Mual dan muntah 1x dirumah - Perut membesar sejak 1 minggu ini, terasa kembung dan tegang - Mata kuning sejak 1 minggu yang lalu - Sesak nafas hilang timbul sejak 1 minggu ini, Meningkat bila beraktivitas - BAK Warna teh pekat, Bab dalam batas normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan penurunan nafsu makan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intake nutrisi: Jumlah asupan makanan dan cairan yang dikonsumsi.
2. Status nutrisi: Keadaan umum terkait dengan asupan dan penggunaan nutrisi oleh tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nutrisi: Upaya untuk mengoptimalkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
2. Manajemen mual dan muntah: Tindakan untuk mengurangi atau mencegah mual dan muntah.
3. Manajemen nafsu makan: Upaya untuk meningkatkan keinginan untuk makan.
Dalam penanganan kondisi ini, perawat akan melakukan evaluasi status nutrisi, mengatur pola makan, mengatasi mual dan muntah, serta memantau perubahan berat badan dan status kesehatan secara keseluruhan. Kerja sama dengan tim medis lain, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat. -
Article No. 12547 | 20 Feb 2025
Klinis : Badan terasa lemah - Nyeri perut hilang timbul - Nafsu makan masih kurang - Mual dan muntah 1x dirumah - Perut membesar sejak 1 minggu ini, terasa kembung dan tegang - Mata kuning sejak 1 minggu yang lalu - Sesak nafas hilang timbul sejak 1 minggu ini, Meningkat bila beraktivitas - BAK Warna teh pekat, Bab dalam batas normal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan sesak napas.
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah.
4. Perubahan Eliminasi: Urine berhubungan dengan ikterus (mata kuning).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Klien dapat mempertahankan denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan dalam batas normal saat beraktivitas.
2. Nyeri Akut:
- Klien melaporkan nyeri berkurang hingga level yang dapat ditoleransi.
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan nyeri.
3. Keseimbangan Nutrisi:
- Klien dapat mempertahankan berat badan dalam batas normal.
- Klien dapat mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan nutrisi.
4. Eliminasi Urine:
- Klien dapat berkemih dengan warna urine normal.
- Klien tidak mengalami komplikasi terkait perubahan eliminasi urine.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji kapasitas fungsional klien dan toleransi terhadap aktivitas.
- Atur aktivitas sesuai toleransi klien dengan istirahat yang cukup.
- Ajarkan teknik pernapasan dan relaksasi untuk mengurangi sesak napas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian oksigen, jika diperlukan.
2. Nyeri Akut:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, frekuensi, dan durasi).
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti kompres hangat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian analgesik, jika diperlukan.
3. Keseimbangan Nutrisi:
- Kaji status nutrisi klien, termasuk asupan, berat badan, dan keluhan terkait makan.
- Berikan rekomendasi diet yang sesuai untuk mengatasi mual dan meningkatkan asupan nutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk evaluasi dan penyusunan rencana diet yang tepat.
4. Eliminasi Urine:
- Kaji pola eliminasi urine klien, termasuk warna, jumlah, dan frekuensi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemeriksaan laboratorium dan pemberian terapi yang sesuai.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga terkait pentingnya pemantauan eliminasi urine.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika membutuhkan penjelasan tambahan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 12548 | 20 Feb 2025
Klinis : Badan terasa lemah, Pasien banyak tidur, Mual bila ingin makan, Muntah darah 1x pagi ini, Nafsu makan berkurang, Nyeri kepala memberat 2 hari ini, Terasa pusing, Bab berdarah 2 hari yang lalu, Wajah tampak sembab, Nyeri perut hilang timbul, Payudara tampak membengkak sejak 1 minggu ini, timbul bisul yang sudah pecah, Bak dan BAB dalam batas normal Riwayat minum obat Metilprednisolon 2*4 mg, Meloxicam 2*500 mg selama 2 tahun yang lalu (dibeli sendiri) Riwayat DM 2 Tahun Riwayat HT 2 Tahun, putus obat 1 bulan ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosа Keperаwatаn SDKI yаng Sesuаi:
1. Intolerance to activity (00092)
- Karakteristik: Badan terasa lemah, Pasien banyak tidur
- Faktor Berhubungаn: Malnutrisi, Anemia
2. Nausea (00134)
- Karakteristik: Mual bila ingin makan, Muntah darah 1x pagi ini
- Faktor Berhubungаn: Gastroparesis, Obat-obatan
3. Impaired Appetite (00002)
- Karakteristik: Nafsu makan berkurang
- Faktor Berhubungаn: Penyakit kronis, Depresi
4. Acute Pain (00132)
- Karakteristik: Nyeri kepala memberat 2 hari ini, Terasa pusing
- Faktor Berhubungаn: Penyakit kronis, Stres
5. Constipation (00011)
- Karakteristik: Bab berdarah 2 hari yang lalu
- Faktor Berhubungаn: Diet rendah serat, Obat-obatan
6. Fluid Volume Excess (00026)
- Karakteristik: Wajah tampak sembab
- Faktor Berhubungаn: Gagal jantung, Ginjal
7. Acute Pain (00132)
- Karakteristik: Nyeri perut hilang timbul
- Faktor Berhubungаn: Penyakit gastrointestinal, Obat-obatan
8. Impaired Skin Integrity (00046)
- Karakteristik: Timbul bisul yang sudah pecah
- Faktor Berhubungаn: Perubahan turgor kulit, Malnutrisi
Luarаn/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mandiri.
2. Kontrol Mual dan Muntah Membaik
- Pasien dapat mengontrol mual dan muntah dengan baik.
- Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
3. Nafsu Makan Meningkat
- Pasien dapat mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan.
- Pasien dapat mempertahankan berat badan yang optimal.
4. Nyeri Berkurang
- Pasien dapat mengelola nyeri dengan efektif.
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri.
5. Defekasi Kembali Normal
- Pasien dapat buang air besar secara teratur.
- Pasien dapat mempertahankan pola defekasi yang sehat.
6. Keseimbangan Cairan Terpelihara
- Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Pasien tidak mengalami edema atau gejala kelebihan cairan.
7. Nyeri Perut Berkurang
- Pasien dapat mengelola nyeri perut dengan efektif.
- Pasien dapat mempertahankan pola makan yang sehat.
8. Integritas Kulit Membaik
- Lesi pada kulit dapat sembuh dengan baik.
- Pasien dapat merawat kulit dengan tepat.
Intervensi Keperаwatаn (SIKI):
1. Intolerance to activity (00092)
- Manajemen Energi
- Peningkatan Mobilitas
- Pengaturan Aktivitas
2. Nausea (00134)
- Manajemen Mual dan Muntah
- Terapi Antiemetik
- Terapi Nutrisi
3. Impaired Appetite (00002)
- Peningkatan Intake Nutrisi
- Edukasi Gizi
- Terapi Nutrisi Enteral/Parenteral
4. Acute Pain (00132)
- Manajemen Nyeri
- Terapi Analgesik
- Relaksasi
5. Constipation (00011)
- Manajemen Konstipasi
- Terapi Laksatif
- Edukasi Pola Defekasi
6. Fluid Volume Excess (00026)
- Manajemen Cairan
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Terapi Diuretik
7. Acute Pain (00132)
- Manajemen Nyeri
- Terapi Analgesik
- Modifikasi Lingkungan
8. Impaired Skin Integrity (00046)
- Perawatan Luka
- Terapi Nutrisi
- Edukasi Perawatan Kulit
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan SDKI dipilih berdasarkan gejala-gejala yang dialami pasien, riwayat penyakit, dan faktor-faktor yang berhubungan. Setiap diagnosa keperawatan akan memiliki karakteristik dan faktor yang berhubungan yang spesifik.
Luaran/output yang diharapkan (SLKI) merupakan tujuan yang ingin dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Luaran ini mencakup pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesehatan, dan pencegahan komplikasi.
Intervensi keperawatan (SIKI) merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi mencakup manajemen gejala, terapi, edukasi, dan perawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan.