Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10637 | 10 Jan 2025
Klinis : pasien mengeluh Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 2 minggu. memberat malam ini disertai batuk bardahak sudah lama > 2 bulan. batuk darah (-), BB menurun (+), keringat dingin malam hari (+), mual (+), muntah (+), demam sumer, BAB dan BAK dbn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang secreti atau obstruksi dari saluran napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, penurunan kemampuan batuk, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi saluran napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen oksigenasi.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang secreti atau obstruksi dari saluran napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, penurunan kemampuan batuk, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi saluran napas.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen oksigenasi.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 10638 | 10 Jan 2025
Klinis : BAB CAIR 5 KALI,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi: Keluarnya feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare ditandai dengan karakteristik seperti frekuensi BAB lebih dari 3 kali per hari, konsistensi feses cair atau lembek, dan dapat disertai dengan nyeri perut, mual, atau dehidrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan diare adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengelola gejala diare, serta mencegah komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare meliputi pemberian cairan dan elektrolit, pengaturan diet, serta penggunaan obat antidiare jika diperlukan. -
Article No. 10639 | 10 Jan 2025
Klinis : Diare, melena, muntah, makan 1 sendok sehari, gula darah 37, td 100/70
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko dehidrasi berhubungan dengan diare, muntah, dan asupan makan yang tidak adekuat.
Penjelasan:
- Diare dan muntah dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan, meningkatkan risiko dehidrasi.
- Asupan makan yang hanya 1 sendok per hari menunjukkan asupan nutrisi yang tidak adekuat, juga dapat berkontribusi terhadap risiko dehidrasi.
- Gula darah yang rendah (37 mg/dL) mengindikasikan gangguan metabolisme karbohidrat, yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
- Tekanan darah rendah (100/70 mmHg) juga dapat menjadi tanda awal dehidrasi.
2. Malnutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
Penjelasan:
- Asupan makan hanya 1 sendok per hari menunjukkan asupan nutrisi yang jauh di bawah kebutuhan normal, sehingga berisiko mengalami malnutrisi.
- Malnutrisi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah gastrointestinal (diare, muntah), faktor psikologis, atau keterbatasan akses/kemampuan untuk makan.
3. Nyeri perut berhubungan dengan kondisi gastrointestinal (diare, melena, muntah).
Penjelasan:
- Diare, melena (buang air besar hitam), dan muntah dapat menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada perut.
- Nyeri perut dapat menjadi masalah utama yang perlu ditangani selain masalah dehidrasi dan malnutrisi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko dehidrasi
- Malnutrisi
- Nyeri akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Status hidrasi
- Status nutrisi
- Kontrol nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen cairan
- Manajemen nutrisi
- Manajemen nyeri -
Article No. 10640 | 10 Jan 2025
Klinis : Diare, melena, muntah, makan 1 sendok sehari, gula darah 37, td 100/70 Hipoglikemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Intake nutrisi yang tidak adekuat, ketidakmampuan tubuh untuk mencerna dan/atau mengabsorpsi nutrisi, perubahan metabolisme.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Status Gizi: Keadaan yang mencerminkan status nutrisi seseorang.
- Indikator: Berat badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), Kadar Albumin, Intake Nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk mengatur dan mempertahankan keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
- Aktivitas/Intervensi: Evaluasi status nutrisi, Identifikasi faktor risiko, Pemberian edukasi dan konseling gizi, Perencanaan dan pengaturan diet.
Dalam kasus ini, pasien mengalami diare, melena, muntah, dan intake makan yang sangat rendah (1 sendok sehari), serta hipoglikemia yang mengindikasikan ketidakseimbangan nutrisi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi evaluasi status nutrisi, identifikasi faktor risiko, pemberian edukasi dan konseling gizi, serta perencanaan dan pengaturan diet yang sesuai untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi. -
Article No. 10641 | 10 Jan 2025
Klinis : resiko melahirkan prematur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Melahirkan Prematur
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Melahirkan Prematur adalah "Kerentanan terhadap kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu yang dapat membahayakan kesehatan".
Risiko Melahirkan Prematur merupakan kondisi di mana terdapat kemungkinan besar bagi seorang ibu untuk melahirkan bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti riwayat persalinan prematur sebelumnya, usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, penyakit kronis pada ibu, atau stress yang berlebihan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyatakan bahwa luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah "Ibu dapat mengenali tanda-tanda persalinan prematur dan dapat melakukan tindakan pencegahan". Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan intervensi-intervensi seperti:
1. Edukasi mengenai tanda-tanda persalinan prematur
2. Manajemen stres
3. Pemantauan tanda-tanda vital ibu
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komplikasi.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat mengidentifikasi risiko, memberikan intervensi yang tepat, dan memantau perkembangan ibu sehingga dapat mencegah terjadinya kelahiran prematur. -
Article No. 10642 | 10 Jan 2025
Klinis : melahirkan prematur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi melahirkan prematur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O60.1
- Deskripsi: Persalinan prematur spontan dengan kelahiran prematur
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 73.59
- Deskripsi: Persalinan, metode lainnya, termasuk ekstraksi vakum, ekstraksi dengan forceps, atau seksio sesarea, tidak dikategorikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O60.1 menggambarkan kondisi pasien yang mengalami persalinan prematur spontan, yang mengakibatkan kelahiran prematur. Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mencatat diagnosis terkait persalinan prematur.
2. Kode ICD-9-CM 73.59 mencakup berbagai prosedur yang dapat dilakukan dalam kasus persalinan prematur, seperti ekstraksi vakum, ekstraksi dengan forceps, atau seksio sesarea. Kode ini digunakan untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kelahiran prematur.
Catatan: Pengkodean ICD-10 dan ICD-9-CM dapat bervariasi berdasarkan kondisi spesifik pasien, komplikasi yang mungkin terjadi, dan intervensi medis yang dilakukan. Selalu penting untuk mengkaji catatan medis secara menyeluruh dan menggunakan kode yang paling sesuai dengan situasi klinis pasien. -
Article No. 10643 | 10 Jan 2025
Klinis : resiko melahirkan prematur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis untuk kondisi risiko melahirkan prematur, dengan penjelasan detail dalam format yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O60.1
- Deskripsi: Ancaman kelahiran prematur
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 73.2
- Deskripsi: Tindakan untuk mencegah kelahiran prematur, seperti tokolitik, pemberian steroid, atau prosedur lain yang bertujuan untuk memperpanjang kehamilan.
Penjelasan:
Risiko melahirkan prematur, atau ancaman kelahiran prematur, merupakan kondisi di mana terdapat kemungkinan kelahiran terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Kode ICD-10 yang sesuai adalah O60.1, yang menggambarkan kondisi ini.
Dalam penanganan risiko melahirkan prematur, beberapa prosedur medis dapat dilakukan, seperti pemberian obat tokolitik untuk menghambat kontraksi uterus, pemberian steroid antenatal untuk mempercepat kematangan paru-paru janin, atau prosedur lain yang bertujuan untuk memperpanjang masa kehamilan. Kode ICD-9-CM yang sesuai untuk prosedur ini adalah 73.2.
Dengan adanya kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat, tim medis dapat dengan jelas mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi serta tindakan yang dilakukan untuk menangani risiko melahirkan prematur. -
Article No. 10644 | 10 Jan 2025
Klinis : ancaman melahirkan prematur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ancaman melahirkan prematur.
Diagnosa Keperawatan:
Ancaman Melahirkan Prematur
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ancaman Melahirkan Prematur merupakan diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Tumbuh Kembang, kelas Proses Kelahiran. Diagnosis ini didefinisikan sebagai kondisi di mana klien berisiko mengalami kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis Ancaman Melahirkan Prematur meliputi: Bayi lahir sehat, Keadaan umum ibu stabil, Tidak terjadi komplikasi kehamilan, dan Tingkat kecemasan ibu berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Ancaman Melahirkan Prematur antara lain: Pemantauan tanda-tanda vital ibu dan janin, Manajemen obat-obatan tocolytic, Edukasi tentang tanda-tanda persalinan prematur, Relaksasi dan manajemen stres, serta Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah kelahiran prematur.
Sebagai seorang perawat, saya akan berfokus pada upaya pencegahan, deteksi dini, dan penanganan yang komprehensif untuk mengatasi ancaman melahirkan prematur pada ibu hamil. Tujuannya adalah untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi serta mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 10645 | 10 Jan 2025
Klinis : ancaman melahirkan prematur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait ancaman melahirkan prematur:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O47.1
- Deskripsi: Ancaman melahirkan prematur
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 73.1
- Deskripsi: Tindakan pencegahan kelahiran prematur, seperti pemberian terapi tokolisis (obat-obatan untuk menekan kontraksi uterus), perawatan rawat inap, atau intervensi medis lainnya untuk menunda kelahiran prematur.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 O47.1 digunakan untuk mengidentifikasi kondisi ancaman melahirkan prematur, yaitu ketika terdapat tanda-tanda kelahiran prematur sebelum usia kehamilan 37 minggu, tetapi kelahiran belum terjadi.
- Kode ICD-9-CM 73.1 mencakup berbagai prosedur/tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menunda kelahiran prematur, seperti pemberian obat-obatan tokolisis, perawatan rawat inap untuk istirahat, atau intervensi medis lainnya yang bertujuan untuk mencegah atau menunda kelahiran prematur.
- Penanganan ancaman melahirkan prematur bertujuan untuk memperpanjang usia kehamilan dan memastikan bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal sebelum kelahiran. -
Article No. 10646 | 10 Jan 2025
Klinis : kesiapan persalinan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kesiapan persalinan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan Persalinan
Definisi:
Kemampuan individu untuk berpartisipasi secara efektif dalam proses persalinan.
Faktor Terkait:
1. Pengetahuan yang kurang tentang proses persalinan
2. Kecemasan atau ketakutan terhadap proses persalinan
3. Kurangnya dukungan sosial dari keluarga atau orang terdekat
4. Kurangnya pengalaman persalinan sebelumnya
Karakteristik Definisi:
1. Mampu mengidentifikasi dan memahami tahapan persalinan
2. Mampu mengelola kecemasan atau ketakutan terkait proses persalinan
3. Memiliki dukungan sosial yang memadai dari keluarga atau orang terdekat
4. Memiliki pengalaman persalinan sebelumnya (jika ada)
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kesiapan Persalinan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Pengetahuan tentang proses persalinan meningkat
2. Tingkat kecemasan menurun
3. Dukungan sosial keluarga meningkat
4. Pengalaman persalinan sebelumnya tercatat (jika ada)
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Edukasi tentang proses persalinan
2. Manajemen kecemasan
3. Fasilitasi dukungan keluarga
4. Evaluasi pengalaman persalinan sebelumnya (jika ada)
Dengan pemahaman dan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat membantu pasien mencapai kesiapan persalinan yang optimal, sehingga dapat menghadapi proses persalinan dengan lebih tenang, percaya diri, dan mendapatkan dukungan yang memadai.