Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10824 | 12 Jan 2025
Klinis : Pendengaran berkurang sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pendengaran berkurang selama 3 hari adalah "Gangguan Pendengaran" (Impaired Hearing). Diagnosa ini menggambarkan bahwa pasien mengalami penurunan kemampuan untuk mendengar suara atau bunyi pada tingkat yang normal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan Kemampuan Mendengar: Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendengar suara atau bunyi pada tingkat yang normal.
b. Kepuasan terhadap Pendengaran: Pasien dapat mengekspresikan kepuasan terhadap kemampuan mendengarnya.
c. Komunikasi Efektif: Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
d. Partisipasi Sosial: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial tanpa hambatan pendengaran.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Pendengaran:
- Identifikasi penyebab gangguan pendengaran
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya audiolog) untuk mengevaluasi dan menangani gangguan pendengaran
- Edukasi pasien dan keluarga tentang cara mengatasi gangguan pendengaran
- Penggunaan alat bantu dengar atau teknologi komunikasi yang sesuai
b. Promosi Komunikasi:
- Fasilitasi komunikasi pasien dengan orang lain
- Penggunaan teknik komunikasi yang efektif (misalnya berbicara dengan jelas, memastikan kontak mata)
- Identifikasi dan mengatasi hambatan komunikasi
c. Peningkatan Aktivitas Sosial:
- Identifikasi kegiatan sosial yang diminati pasien
- Kolaborasi dengan pasien untuk merencanakan partisipasi dalam kegiatan sosial
- Dukungan dan pendampingan pasien dalam berpartisipasi secara sosial
d. Manajemen Nyeri (jika ada):
- Identifikasi dan manajemen nyeri yang mungkin terkait dengan gangguan pendengaran
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Gangguan Pendengaran" dipilih karena pasien mengalami penurunan kemampuan mendengar suara atau bunyi yang normal, yang terjadi selama 3 hari. Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan mencakup peningkatan kemampuan mendengar, kepuasan terhadap pendengaran, komunikasi efektif, dan partisipasi sosial. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran antara lain manajemen pendengaran, promosi komunikasi, peningkatan aktivitas sosial, dan manajemen nyeri (jika ada). Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatasi masalah pendengaran, memfasilitasi komunikasi yang efektif, dan mendukung partisipasi sosial pasien. -
Article No. 10825 | 12 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan di bawa ke rumah sakit dengan keluhan : batuk, pilek, demam 3 hari, mual dan muntah. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SIKI, SLKI, beserta kodenya. Sebutkan pula obat-obatan yang sesuai untuk pasien, dan pemeriksaan penunjang untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu seorang perempuan yang dibawa ke rumah sakit dengan keluhan batuk, pilek, demam 3 hari, mual dan muntah, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi akut pada saluran pernapasan atas, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang dilakukan secara spesifik berdasarkan informasi yang diberikan.
3. Diagnosa berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa: Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- Kode: 00030
4. Diagnosa berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa: Manajemen jalan napas
- Kode: 3160
5. Diagnosa berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa: Pernapasan efektif
- Kode: 0403
6. Obat-obatan yang sesuai untuk pasien:
- Antibiotik (misal: Amoksisilin)
- Antipiretik (misal: Parasetamol)
- Antiemetik (misal: Ondansetron)
- Ekspektoran (misal: Bromheksin)
7. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
- Pemeriksaan laboratorium:
- Complete Blood Count (CBC)
- Pemeriksaan biokimia (misalnya elektrolit, fungsi hati)
- Pemeriksaan pencitraan:
- Foto thoraks
- Pemeriksaan pencitraan lain (misalnya CT scan thoraks) jika diperlukan
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan yang disampaikan, yaitu batuk, pilek, demam 3 hari, mual dan muntah, diagnosis yang dapat ditegakkan adalah Infeksi akut pada saluran pernapasan atas, tidak ditentukan (kode ICD-10: J06.9). Tidak ada tindakan medis yang spesifik yang dilakukan berdasarkan informasi yang diberikan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat ditentukan.
Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan berdasarkan SDKI, SIKI, dan SLKI adalah Ketidakefektifan bersihan jalan napas (kode SDKI: 00030), Manajemen jalan napas (kode SIKI: 3160), dan Pernapasan efektif (kode SLKI: 0403).
Obat-obatan yang sesuai untuk penanganan kondisi ini antara lain antibiotik (misalnya Amoksisilin), antipiretik (misalnya Parasetamol), antiemetik (misalnya Ondansetron), dan ekspektoran (misalnya Bromheksin).
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium (CBC, biokimia) dan pemeriksaan pencitraan (foto thoraks, CT scan thoraks jika diperlukan) untuk menunjang diagnosis dan pemantauan kondisi pasien. -
Article No. 10826 | 12 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan di bawa ke rumah sakit dengan keluhan : batuk, pilek, demam 3 hari, mual dan muntah. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SIKI, SLKI, beserta kodenya. Sebutkan pula obat-obatan yang sesuai untuk pasien, dan pemeriksaan penunjang untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI, ICD, SIKI, SLKI:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (kode 00031)
- Hipertermia (kode 00007)
- Mual (kode 00134)
Diagnosa ICD:
- J11.1 Influenza dengan gejala pernapasan lain (Flu)
Diagnosa SIKI:
- Manajemen Jalan Napas (kode 3140)
- Manajemen Demam (kode 3740)
- Manajemen Mual (kode 1450)
Diagnosa SLKI:
- Status Pernapasan: Terbebas dari Sumbatan (kode 0410)
- Suhu Tubuh dalam Batas Normal (kode 0800)
- Kenyamanan: Terbebas dari Mual (kode 1002)
2. Obat-obatan yang sesuai:
- Obat pereda batuk (expectorant, antitusif)
- Obat penurun demam (antipiretik)
- Antiemetik (untuk mengatasi mual dan muntah)
- Antibiotik (jika diperlukan untuk mengatasi infeksi bakteri)
3. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan fisik (tanda vital, auskultasi pernapasan, dll)
- Pemeriksaan laboratorium (darah rutin, kultur dahak, jika perlu)
- Rontgen thoraks (jika perlu untuk mendeteksi komplikasi pneumonia)
4. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat bernafas dengan mudah tanpa sumbatan (kode 0410)
- Suhu Tubuh dalam Batas Normal: Pasien tidak lagi demam (kode 0800)
- Kenyamanan: Pasien terbebas dari rasa mual (kode 1002)
5. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
- Manajemen Jalan Napas:
+ Observasi status pernapasan pasien
+ Berikan humidifikasi oksigen, jika diperlukan
+ Ajarkan teknik batuk efektif
- Manajemen Demam:
+ Monitoring tanda vital, terutama suhu tubuh
+ Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
+ Berikan obat penurun demam sesuai resep
- Manajemen Mual:
+ Observasi tanda-tanda mual
+ Berikan antiemetik sesuai resep
+ Atur diet dan asupan cairan pasien
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 10827 | 12 Jan 2025
Klinis : pasien tinggi badan tidak normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan tinggi badan yang tidak normal:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Pertumbuhan dan Perkembangan Terganggu
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Pertumbuhan dan Perkembangan Terganggu adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami gangguan pada proses pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan Tumbuh Kembang
2. Edukasi Stimulasi Tumbuh Kembang
3. Manajemen Gizi
4. Kolaborasi Terapi Tumbuh Kembang
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan keluarganya untuk memantau, mendukung, dan mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tujuannya adalah memastikan pasien dapat mencapai potensi tumbuh kembangnya secara maksimal. -
Article No. 10828 | 12 Jan 2025
Klinis : pengukuran tinggi badan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Keterbatasan Mobilitas Fisik
Penjelasan:
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi pengukuran tinggi badan dapat dikaitkan dengan diagnosa keperawatan Keterbatasan Mobilitas Fisik.
Keterbatasan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai "Kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang terbatas secara independen dan terkoordinasi." Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, neurologis, muskuloskeletal, atau psikologis yang menghambat pergerakan.
Dalam konteks pengukuran tinggi badan, faktor-faktor seperti penurunan fungsi muskuloskeletal, gangguan postural, atau keterbatasan sendi dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan pengukuran tinggi badan secara mandiri dan terkoordinasi. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan pasien untuk menjaga postur tubuh yang tepat dan melakukan gerakan yang diperlukan untuk pengukuran.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Keterbatasan Mobilitas Fisik dalam konteks pengukuran tinggi badan antara lain:
1. Asuhan Keperawatan Mobilitas
2. Perawatan Fisik
3. Manajemen Lingkungan
4. Dukungan Emosional
Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan pengukuran tinggi badan secara mandiri atau dengan bantuan minimal. -
Article No. 10829 | 12 Jan 2025
Klinis : Bayi baru lahir kuning, tampak sklera ikterik, bayi aktif dan mampu menangis kuat
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: P59.9
- Deskripsi: Ikterus neonatorum, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Berdasarkan kondisi yang diberikan, di mana bayi baru lahir menunjukkan tanda-tanda ikterus (kulit dan sklera kekuningan), diagnosis yang sesuai adalah ikterus neonatorum yang tidak diklasifikasikan di tempat lain (P59.9). Ikterus neonatorum merupakan kondisi umum yang terjadi pada bayi baru lahir akibat peningkatan bilirubin dalam darah. Dalam kasus ini, tidak ada informasi spesifik mengenai penyebab ikterus, sehingga kode P59.9 digunakan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang disebutkan dalam kasus ini. Penanganan ikterus neonatorum umumnya melibatkan pemantauan, pemberian terapi fototerapi, atau terapi pengganti cairan, tergantung pada keparahan dan penyebab ikterus.
Dalam kasus ini, tidak ada informasi mengenai prosedur atau tindakan medis yang dilakukan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang dapat ditentukan. Penanganan ikterus neonatorum biasanya akan disesuaikan dengan kondisi klinis bayi dan pertimbangan medis dari dokter yang menangani. -
Article No. 10830 | 12 Jan 2025
Klinis : Bayi baru lahir kuning, tampak sklera ikterik, bayi aktif dan mampu menangis kuat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi bayi baru lahir yang mengalami ikterik, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hiperbilirubinemia
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana terjadi penurunan sirkulasi oksigen dan zat gizi ke jaringan perifer sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan bilirubin, gangguan vaskuler, dan penurunan curah jantung.
- Karakteristik: Kulit dan sklera tampak ikterik, bayi aktif dan mampu menangis kuat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan perifer membaik, ditandai dengan penurunan tingkat ikterus, bayi terlihat lebih segar, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan:
- Pantau tanda-tanda vital bayi secara rutin.
- Lakukan perawatan kulit untuk mendeteksi secara dini tanda-tanda ikterus.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi fototerapi atau eksanguinotransfusi jika diperlukan.
- Edukasi kepada orang tua tentang perawatan bayi dengan ikterus.
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu menangani kondisi bayi baru lahir dengan ikterik secara komprehensif, mencakup diagnosis, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 10831 | 12 Jan 2025
Klinis : Seorang laki laki berusia 48 tahun menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sejak 8 tahun yang lalu dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Klien mengatakan sesaknya semakin. bertambah berat sejak 1 minggu terakhir sehingga menyebabkan klien sulit bernafas dan saat beraktivitas. Pemeriksaan fisik didapatkan hasil tekanan darah 160/90mmHg, Nadi97 x/menit, frekuensi pernapasan 34x/menit. Hasil pemeriksaan faal paru diketahui hasil VEP1/KVP < 70% VEP1<30% prediksi, hasil pemeriksaan X-Ray tampak hipertrofi ventrikel kanan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas
3. Penurunan curah jantung
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
- SDKI: Bersihan jalan nafas tidak efektif
- SLKI: Bersihan jalan nafas
- SIKI: Manajemen jalan napas
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas yang semakin berat, ditandai dengan peningkatan frekuensi pernapasan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakefektifan dalam bersihan jalan napas.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Intoleransi aktivitas
- SLKI: Toleransi aktivitas
- SIKI: Manajemen aktivitas
Penjelasan: Pasien mengalami kesulitan bernapas saat beraktivitas, yang menandakan adanya intoleransi terhadap aktivitas.
3. Penurunan curah jantung
- SDKI: Penurunan curah jantung
- SLKI: Perfusi jaringan
- SIKI: Manajemen sirkulasi
Penjelasan: Adanya hipertrofi ventrikel kanan pada hasil pemeriksaan X-Ray menunjukkan adanya gangguan pada fungsi jantung, yang dapat menyebabkan penurunan curah jantung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 10832 | 12 Jan 2025
Klinis : Perawatan bayi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk perawatan bayi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mengatur ventilasi yang adekuat, yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Prematuritas, gangguan neurologis, anomali kongenital, infeksi.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Imaturitas sistem imun, prosedur invasif, malnutrisi.
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Rentan terhadap kerusakan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Imaturitas kulit, prosedur invasif, malnutrisi.
4. Gangguan Tidur
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai, mempertahankan, atau memperoleh kualitas dan kuantitas tidur yang diinginkan.
- Penyebab: Imaturitas, nyeri, lingkungan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah panduan resmi yang dikeluarkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah panduan yang menjelaskan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan yang berisi tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan berkualitas tinggi, terutama dalam perawatan bayi yang membutuhkan perhatian khusus. -
Article No. 10833 | 12 Jan 2025
Klinis : Perawatan bayi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi perawatan bayi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Hipotermia
- Definisi: Kondisi di mana bayi mengalami penurunan suhu tubuh di bawah batas normal.
- Faktor risiko: Paparan lingkungan yang dingin, kurangnya pakaian atau selimut yang memadai, kurangnya asupan nutrisi.
2. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Ketidakmampuan bayi untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Faktor risiko: Ketidaknyamanan, stres, dan perubahan lingkungan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Kondisi di mana bayi berisiko mengalami infeksi.
- Faktor risiko: Paparan patogen, imunitas yang rendah, prosedur invasif, dan lingkungan yang tidak higienis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan respons individu, keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan. Standar ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan konsistensi dan kualitas dalam proses pengkajian dan penegakan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hasil atau luaran keperawatan yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan. Standar ini membantu perawat dalam memantau dan mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien. Standar ini memberikan panduan bagi perawat dalam memilih dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat dan sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal dalam perawatan bayi.