Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10850 | 13 Jan 2025
Klinis : pasin datang dengan keluhansakit kepala berputar-putar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit kepala berputar-putar.
Diagnosa Keperawatan:
Pusing (00307)
Definisi:
Sensasi berputar atau tidak seimbang yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak, sistem vestibular, atau sistem muskuloskeletal.
Penyebab:
1. Gangguan sistem saraf pusat (misalnya: stroke, trauma kepala)
2. Gangguan sistem vestibular (misalnya: vertigo)
3. Gangguan metabolik (misalnya: dehidrasi, hipoglikemia)
4. Gangguan muskuloskeletal (misalnya: nyeri leher, spasme otot)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab pusing
- Durasi pusing
- Lokasi pusing
- Karakteristik pusing (misalnya: berputar, tegang, berat)
- Faktor yang memperbaiki atau memperburuk pusing
- Gejala yang menyertai (misalnya: mual, muntah, gangguan penglihatan)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri berkurang
- Stabilitas hemodinamik membaik
- Kemampuan beraktivitas meningkat
- Kualitas hidup membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen pusing
- Manajemen nyeri
- Peningkatan stabilitas hemodinamik
- Peningkatan aktivitas dan mobilisasi
- Edukasi pasien dan keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, merencanakan intervensi yang tepat, serta melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan tercapainya hasil yang diharapkan. -
Article No. 10851 | 13 Jan 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, berikut adalah informasi terkait kode ICD-10 untuk diagnosis batuk, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Batuk merupakan suatu gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, atau penyakit paru-paru. Kode R05 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan batuk sebagai suatu gejala atau tanda klinis tanpa adanya diagnosis spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk batuk sebagai prosedur atau tindakan medis.
Batuk umumnya tidak memerlukan tindakan medis spesifik, kecuali jika terkait dengan kondisi yang mendasarinya. Penanganan batuk biasanya melibatkan terapi simptomatik, seperti penggunaan obat-obatan antitusif atau ekspektoran, penanganan penyebab yang mendasari, serta tindakan suportif lainnya.
Dalam praktik klinis, kode ICD-9-CM yang mungkin terkait dengan penanganan batuk adalah:
- 94.1 Pemberian oksigen, tanpa ventilasi mekanik
- 96.54 Pemberian terapi inhalasi
Namun, kode-kode ini lebih terkait dengan tindakan medis untuk penanganan kondisi yang menyebabkan batuk, bukan batuk itu sendiri sebagai prosedur atau tindakan. -
Article No. 10852 | 13 Jan 2025
Klinis : pasin datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Batuk tidak efektif
- Dispnea
- Sputum berlebih
- Iritasi saluran napas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Jalan napas paten
- Distres pernapasan berkurang
- Iritasi saluran napas menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen jalan napas
- Terapi oksigen
- Manajemen batuk
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif mengindikasikan adanya masalah dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga mempertahankan jalan napas yang terbuka menjadi terganggu. Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen batuk untuk memperlancar bersihan jalan napas dan mengurangi gejala yang dialami pasien.
Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk. Silakan tanyakan jika ada hal lain yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 10853 | 13 Jan 2025
Klinis : SAKIT MENELAN SUDAH 1 MINGGU, DEMAM MENGIGIL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, "SAKIT MENELAN SUDAH 1 MINGGU, DEMAM MENGIGIL", dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi demam yang dialami pasien, di mana penyebab atau tipenya tidak dapat ditentukan dengan jelas.
2. Kode ICD-9-CM 99.21 (Pemberian cairan intravena) dapat digunakan jika pasien diberikan terapi cairan intravena untuk menangani dehidrasi yang mungkin terjadi akibat demam dan kesulitan menelan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medik akan melakukan evaluasi yang lebih komprehensif untuk menentukan diagnosis dan tindakan yang sesuai berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan investigasi penunjang lainnya. -
Article No. 10854 | 13 Jan 2025
Klinis : Tn. Hecto berusia 28 tahun dirawat di bangsal bedah setelah mengalami kecelakaan saat bermain sepakbola. Pasien mengeluh nyeri hebat pada telapak kaki kanan dan tidak dapat berdiri. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya pembengkakan dan nyeri pada area metatarsal. Hasil Pemeriksaan Fisik Tanda Vital: Suhu: 36,9 °C, Nadi: 80 x/menit, Tekanan darah: 120/80 mmHg, Frekuensi pernapasan: 18 x/menit, Pemeriksaan Kaki: Terdapat pembengkakan dan nyeri pada metatarsal II dan III di kaki kanan. Deformitas terlihat pada area metatarsal. Pasien tidak dapat menggerakkan jari- jari kaki tanpa merasakan nyeri yang hebat (skala nyeri 9 dari 10). Pemeriksaan Penunjang X-Ray Kaki Ditemukan fraktur pada metatarsal II dan III dengan displacement (pergeseran) yang signifikan. Tidak ada tanda-tanda cedera jaringan lunak yang parah. Laboratorium: Hemoglobin: 14 g/dL, Leukosit: Normal, Glukosa darah: Normal. Diagnosis Medis Fraktur Metatarsal II dan III Kaki Kanan. Pasien dijadwalkan untuk menjalani prosedur pembedahan (ORIF). Prosedur ini dilakukan di bawah anestesi regional.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien Tn. Hecto yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fraktur metatarsal II dan III kaki kanan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri: Tingkat sensasi nyeri yang dilaporkan atau ditunjukkan oleh individu.
2. Kemampuan Mengendalikan Nyeri: Kemampuan individu untuk menggunakan teknik pengurangan nyeri.
3. Kenyamanan: Perasaan sejahtera dan bebas dari rasa tidak nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk membantu individu mengurangi nyeri ke tingkat yang dapat ditoleransi.
2. Teknik Relaksasi: Tindakan untuk mencapai keadaan santai secara fisik dan mental.
3. Terapi Bermain: Menggunakan aktivitas bermain untuk memfasilitasi perkembangan dan pembelajaran.
Penjelasan singkat:
Pasien Tn. Hecto mengalami nyeri akut berhubungan dengan cedera fraktur metatarsal II dan III kaki kanan. Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual. Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk membantu pasien mengurangi nyeri ke tingkat yang dapat ditoleransi, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri, dan mempertahankan kenyamanan pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, teknik relaksasi, dan terapi bermain. -
Article No. 10855 | 13 Jan 2025
Klinis : Tn. Hecto berusia 28 tahun dirawat di bangsal bedah setelah mengalami kecelakaan saat bermain sepakbola. Pasien mengeluh nyeri hebat pada telapak kaki kanan dan tidak dapat berdiri. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya pembengkakan dan nyeri pada area metatarsal. Hasil Pemeriksaan Fisik Tanda Vital: Suhu: 36,9 °C, Nadi: 80 x/menit, Tekanan darah: 120/80 mmHg, Frekuensi pernapasan: 18 x/menit, Pemeriksaan Kaki: Terdapat pembengkakan dan nyeri pada metatarsal II dan III di kaki kanan. Deformitas terlihat pada area metatarsal. Pasien tidak dapat menggerakkan jari- jari kaki tanpa merasakan nyeri yang hebat (skala nyeri 9 dari 10). Pemeriksaan Penunjang X-Ray Kaki Ditemukan fraktur pada metatarsal II dan III dengan displacement (pergeseran) yang signifikan. Tidak ada tanda-tanda cedera jaringan lunak yang parah. Laboratorium: Hemoglobin: 14 g/dL, Leukosit: Normal, Glukosa darah: Normal. Diagnosis Medis Fraktur Metatarsal II dan III Kaki Kanan. Pasien dijadwalkan untuk menjalani prosedur pembedahan (ORIF). Prosedur ini dilakukan di bawah anestesi regional.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Terkait dengan fraktur pada metatarsal II dan III kaki kanan, ditandai dengan keluhan nyeri hebat pada telapak kaki kanan dan pasien tidak dapat berdiri.
2. Mobilitas Fisik Terganggu
Terkait dengan adanya pembengkakan dan deformitas pada area metatarsal serta ketidakmampuan pasien untuk menggerakkan jari-jari kaki tanpa merasakan nyeri hebat.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut Teratasi
- Skala nyeri menurun dari 9 menjadi ≤4
- Pasien dapat beraktivitas dengan nyeri terkontrol
- Pasien dapat beristirahat tanpa terganggu oleh nyeri
2. Mobilitas Fisik Membaik
- Pembengkakan dan deformitas pada area metatarsal berkurang
- Pasien dapat menggerakkan jari-jari kaki dengan nyeri minimal
- Pasien dapat berdiri dan berjalan dengan bantuan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik nonfarmakologis pengendalian nyeri, seperti distraksi, relaksasi, dan terapi es
- Monitor efektivitas intervensi dan respon pasien terhadap pengurangan nyeri
2. Peningkatan Mobilitas
- Lakukan mobilisasi dini dengan bantuan, sesuai toleransi pasien
- Berikan terapi fisik dan latihan rentang gerak untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi ekstremitas
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya mobilisasi dan latihan
- Berikan alat bantu mobilisasi yang sesuai, seperti kruk atau walker
3. Perawatan Luka
- Lakukan perawatan luka secara aseptik dan sesuai prosedur
- Pantau tanda-tanda infeksi dan berikan perawatan luka yang tepat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi dan menindaklanjuti kondisi luka
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pasien Tn. Hecto, usia 28 tahun, mengalami kecelakaan saat bermain sepakbola dan dirawat di bangsal bedah. Pasien mengeluh nyeri hebat pada telapak kaki kanan dan tidak dapat berdiri. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya pembengkakan dan nyeri pada area metatarsal II dan III kaki kanan, serta deformitas. Pemeriksaan penunjang menunjukkan adanya fraktur pada metatarsal II dan III dengan displacement yang signifikan. Pasien dijadwalkan untuk menjalani prosedur pembedahan (ORIF) di bawah anestesi regional.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Mobilitas Fisik Terganggu. Nyeri akut terkait dengan fraktur pada metatarsal, sedangkan mobilitas fisik terganggu terkait dengan pembengkakan, deformitas, dan keterbatasan pergerakan pada kaki kanan.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Nyeri Akut Teratasi dan Mobilitas Fisik Membaik. Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri, Peningkatan Mobilitas, dan Perawatan Luka.
Manajemen Nyeri bertujuan untuk menurunkan skala nyeri, memungkinkan pasien beraktivitas dan beristirahat dengan nyeri terkontrol. Peningkatan Mobilitas bertujuan untuk meningkatkan rentang gerak, mengurangi pembengkakan dan deformitas, serta memfasilitasi pasien untuk dapat berdiri dan berjalan dengan bantuan. Perawatan Luka bertujuan untuk mencegah dan mengatasi komplikasi, seperti infeksi, pada area luka operasi.
Kolaborasi yang erat dengan tim medis, edukasi kepada pasien dan keluarga, serta evaluasi yang berkelanjutan sangat penting dalam mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 10856 | 13 Jan 2025
Klinis : Tn. Hecto berusia 28 tahun dirawat di bangsal bedah setelah mengalami kecelakaan saat bermain sepakbola. Pasien mengeluh nyeri hebat pada telapak kaki kanan dan tidak dapat berdiri. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya pembengkakan dan nyeri pada area metatarsal. Hasil Pemeriksaan Fisik Tanda Vital: Suhu: 36,9 °C, Nadi: 80 x/menit, Tekanan darah: 120/80 mmHg, Frekuensi pernapasan: 18 x/menit, Pemeriksaan Kaki: Terdapat pembengkakan dan nyeri pada metatarsal II dan III di kaki kanan. Deformitas terlihat pada area metatarsal. Pasien tidak dapat menggerakkan jari- jari kaki tanpa merasakan nyeri yang hebat (skala nyeri 9 dari 10). Pemeriksaan Penunjang X-Ray Kaki Ditemukan fraktur pada metatarsal II dan III dengan displacement (pergeseran) yang signifikan. Tidak ada tanda-tanda cedera jaringan lunak yang parah. Laboratorium: Hemoglobin: 14 g/dL, Leukosit: Normal, Glukosa darah: Normal. Diagnosis Medis Fraktur Metatarsal II dan III Kaki Kanan. Pasien dijadwalkan untuk menjalani prosedur pembedahan (ORIF). Prosedur ini dilakukan di bawah anestesi regional.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, diagnosis dan kode ICD-10 serta kode ICD-9-CM untuk prosedur medis adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S92.22
- Deskripsi: Fraktur tulang metatarsal kaki kanan
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 79.31
- Deskripsi: Pembedahan terbuka untuk fraktur tulang metatarsal, termasuk pemasangan fiksasi internal dengan cerclage wire, pin, plat, sekrup, atau implan lainnya.
Dalam kasus ini, Tn. Hecto, berusia 28 tahun, dirawat di bangsal bedah setelah mengalami kecelakaan saat bermain sepakbola. Pasien mengeluhkan nyeri hebat pada telapak kaki kanan dan tidak dapat berdiri. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya pembengkakan dan nyeri pada area metatarsal II dan III di kaki kanan, serta deformitas pada area metatarsal. Pasien tidak dapat menggerakkan jari-jari kaki tanpa merasakan nyeri yang hebat. Hasil pemeriksaan penunjang, yaitu foto-x, menunjukkan adanya fraktur pada metatarsal II dan III dengan displacement yang signifikan, namun tidak ada tanda-tanda cedera jaringan lunak yang parah.
Berdasarkan temuan klinis dan hasil pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis dengan Fraktur Metatarsal II dan III Kaki Kanan, yang diklasifikasikan dengan kode ICD-10 S92.22. Pasien dijadwalkan untuk menjalani prosedur pembedahan (ORIF) di bawah anestesi regional, yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 79.31 (Pembedahan terbuka untuk fraktur tulang metatarsal, termasuk pemasangan fiksasi internal). -
Article No. 10857 | 13 Jan 2025
Klinis : gatal gatal kecil kecil seluruh badanIL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu gatal-gatal kecil di seluruh badan, berikut adalah kode ICD-10 yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L29.9
- Deskripsi: Pruritus, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Pruritus, atau gatal-gatal, adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang dapat menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Kode L29.9 digunakan untuk menggambarkan pruritus yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain, yaitu tidak memiliki penyebab yang spesifik.
Dalam kasus ini, pasien mengalami gatal-gatal kecil di seluruh badan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti reaksi alergi, iritasi kulit, atau kondisi kulit lainnya. Untuk menentukan penyebab yang spesifik, diperlukan pemeriksaan fisik dan evaluasi lebih lanjut oleh dokter.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk pruritus umum.
- Deskripsi: Pada kondisi ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang dicatat dalam kode ICD-9-CM. Penatalaksanaan pruritus umumnya melibatkan pengobatan gejala, seperti pemberian antihistamin atau obat topical, serta identifikasi dan penanganan penyebab yang mendasarinya.
Dalam menangani kasus ini, dokter atau perekam medik akan fokus pada evaluasi penyebab gatal-gatal dan memberikan perawatan yang sesuai untuk mengatasi gejala serta menangani akar masalahnya. -
Article No. 10858 | 13 Jan 2025
Klinis : diare hari ke dua, frekuensi bab 5 kali sehari, lembaek, bising usung hiperaktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare akut adalah pengeluaran feses cair atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, berlangsung kurang dari 14 hari.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pasien menunjukkan status cairan dan elektrolit yang membaik.
2. Pemulihan gastrointestinal: Pasien menunjukkan pemulihan gejala gastrointestinal.
3. Pengaturan eliminasi: Pasien menunjukkan pola eliminasi yang sesuai.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen diare: Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah diare pada pasien.
2. Perawatan kehilangan cairan: Tindakan keperawatan untuk mengatasi kehilangan cairan akibat diare.
3. Edukasi kesehatan: Tindakan keperawatan untuk memberikan edukasi kesehatan terkait diare.
Dalam kondisi yang Anda sampaikan, dengan diare hari ke dua, frekuensi bab 5 kali sehari, lemah, bising usus hiperaktif, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah diare akut. Perawat akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah diare, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memfasilitasi pemulihan fungsi gastrointestinal pasien. -
Article No. 10859 | 13 Jan 2025
Klinis : pasien perempuan usia 66 tahun dengan keadaan lemas lemah dan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan energi yang tersedia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat Energi Meningkat
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kelelahan Menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas Terencana
- Manajemen Kelelahan
2. Keletihan
Penjelasan: Pengalaman subyektif dari kelelahan yang tidak hilang meskipun istirahat.
SLKI:
- Tingkat Energi Meningkat
- Kelelahan Menurun
- Pemulihan Energi Memadai
SIKI:
- Manajemen Energi
- Manajemen Kelelahan
- Peningkatan Aktivitas Terencana
3. Pusing
Penjelasan: Perasaan berputar-putar atau kehilangan keseimbangan.
SLKI:
- Kontrol Gejala Memadai
- Stabilitas Hemodinamik Memadai
- Fungsi Neuromuskuloskeletal Memadai
SIKI:
- Manajemen Gejala
- Peningkatan Perfusi Jaringan
- Terapi Sensori
Sebagai perawat, saya akan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, seperti manajemen energi, peningkatan aktivitas terencana, manajemen kelelahan, manajemen gejala, peningkatan perfusi jaringan, dan terapi sensori. Tujuannya adalah untuk membantu pasien dalam meningkatkan energi, toleransi aktivitas, mengurangi kelelahan, dan menstabilkan kondisi pusing.