Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10929 | 15 Jan 2025
Klinis : hasil foto data tbc aktif
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, secara bakteriologi dan histologis terkonfirmasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Foto toraks, dua atau lebih proyeksi.
Penjelasan:
Dalam kasus ini, sesuai dengan hasil foto data yang menunjukkan adanya tuberkulosis (TBC) aktif, maka kode ICD-10 yang sesuai adalah A15.0. Kode ini menggambarkan tuberkulosis paru yang terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis.
Terkait dengan tindakan medis yang dilakukan, yaitu pemeriksaan foto toraks, maka kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 87.44. Kode ini menggambarkan pemeriksaan foto toraks dengan dua atau lebih proyeksi, yang merupakan prosedur diagnostik yang umum dilakukan untuk mendeteksi dan memantau kondisi tuberkulosis paru.
Penggunaan kode ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis membantu dalam dokumentasi yang terstandar dan akurat, serta mempermudah proses klaim asuransi dan analisis epidemiologi terkait kondisi tuberkulosis aktif. -
Article No. 10930 | 15 Jan 2025
Klinis : ibu px mengatakan anak kejang dan badan terasa panas , suhu 38 d
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, hasil yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi ibu pasien yang mengeluhkan anak mengalami kejang dan badan terasa panas dengan suhu 38 derajat Celsius adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,8 derajat Celsius.
Luaran/Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Suhu tubuh kembali normal (36,5-37,5 derajat Celsius).
2. Tanda-tanda vital stabil (tekanan darah, nadi, dan respirasi dalam batas normal).
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia (misalnya kejang, dehidrasi, atau kerusakan organ).
4. Ibu pasien memahami penyebab dan manajemen hipertermia pada anak.
5. Ibu pasien dapat melakukan tindakan mandiri untuk menurunkan suhu tubuh anak.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah).
2. Penurunan suhu tubuh melalui tindakan fisik (kompres air hangat, kipas angin, dll).
3. Pemberian obat penurun demam sesuai instruksi medis.
4. Pemberian cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
5. Edukasi kepada ibu pasien mengenai penyebab, tanda-tanda, dan manajemen hipertermia pada anak.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker, dll) untuk penanganan yang komprehensif.
7. Pemantauan dan pencatatan respon pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosis keperawatan "Hipertermia" dipilih karena pasien menunjukkan gejala peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang merupakan tanda-tanda utama dari hipertermia.
2. Luaran/hasil yang diharapkan fokus pada pemulihan suhu tubuh ke dalam batas normal, stabilitas tanda-tanda vital, pencegahan komplikasi, peningkatan pengetahuan ibu, serta kemampuan ibu dalam melakukan tindakan mandiri untuk menurunkan suhu tubuh anak.
3. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, penurunan suhu tubuh, pemberian cairan dan obat penurun demam, edukasi kepada ibu, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang menyeluruh.
Dengan melaksanakan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang rinci, diharapkan kondisi anak dengan hipertermia dapat diatasi secara efektif dan komprehensif. -
Article No. 10931 | 15 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
Faktor Terkait:
- Hipersekresi mukus
- Kekuatan otot pernapasan yang menurun
- Reflek batuk tidak adekuat
- Posisi tubuh yang tidak memadai
Gejala dan Tanda:
- Batuk tidak efektif
- Suara napas tambahan (wheezing, ronki)
- Sputum yang berlebihan
- Perubahan pola napas
Rencana Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
SDKI:
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif
SLKI:
- Hasil: Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Pasien dapat batuk secara efektif, tidak ada suara napas tambahan, dan sputum dapat dikeluarkan dengan baik.
SIKI:
- Tindakan Keperawatan: Mengatur posisi, Mengajarkan teknik batuk efektif, Memberikan terapi inhalasi, Melakukan suction jika perlu.
Dalam konteks ini, pasien datang dengan keluhan batuk. Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan menyusun rencana perawatan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai bersihan jalan napas yang efektif. -
Article No. 10932 | 15 Jan 2025
Klinis : Pasien mengalami lemas, hipertensi, muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya selaku perawat akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengalami lemas, hipertensi, dan muntah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan perubahan fungsi kardiovaskular.
2. Mual berhubungan dengan efek samping pengobatan.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- SLKI: Regulasi Tekanan Darah, Sirkulasi Perifer
- SIKI: Manajemen Hipertensi, Manajemen Sirkulasi
2. Mual
- SDKI: Mual
- SLKI: Manajemen Gejala Gastrointestinal
- SIKI: Manajemen Mual dan Muntah
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Mobilitas, Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
- SIKI: Manajemen Kelemahan, Peningkatan Aktivitas
Standar diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang digunakan adalah berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Semoga penjelasan ini dapat membantu dalam memahami kondisi pasien dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 10933 | 15 Jan 2025
Klinis : Pasien mengalami lemas, hipertensi, muntah Carikan yang paling mendekati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya adalah Perawat Profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu lemas, hipertensi, dan muntah, maka diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Diagnosis Keperawatan (SDKI): Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, dibutuhkan, atau diminta, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Pada kasus ini, pasien mengalami lemas yang dapat menghambat kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Luaran Keperawatan (SLKI): Toleransi Aktivitas
Penjelasan: Toleransi Aktivitas adalah kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, dibutuhkan, atau diminta. Luaran ini berfokus pada peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI): Manajemen Energi
Penjelasan: Manajemen Energi adalah serangkaian tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi, mempertahankan, dan meningkatkan sumber energi pasien agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara efektif. Intervensi ini dapat dilakukan dengan mengatur pola istirahat dan tidur pasien, mengatur aktivitas sesuai dengan kemampuan, serta memberikan nutrisi yang adekuat.
Selain itu, perlu juga diperhatikan diagnosis keperawatan lainnya yang terkait dengan kondisi hipertensi dan muntah, seperti Manajemen Hipertensi dan Manajemen Mual. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi, manajemen mual, dan edukasi gaya hidup yang sehat.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Terima kasih. -
Article No. 10934 | 15 Jan 2025
Klinis : Gigitan kucing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi gigitan kucing:
1. Kode ICD-10:
- Kode: W55.0
- Deskripsi: Gigitan kucing
Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk gigitan kucing, namun beberapa tindakan yang mungkin dilakukan untuk penanganan gigitan kucing antara lain:
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.01
- Deskripsi: Debridemen luka, sederhana
- Kode: 98.02
- Deskripsi: Debridemen luka, kompleks
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Sutur luka, sederhana
- Kode: 86.05
- Deskripsi: Sutur luka, kompleks
- Kode: 99.28
- Deskripsi: Pemberian antibiotik profilaksis
Penjelasan:
- Kode ICD-10 W55.0 digunakan untuk mengkode diagnosis gigitan kucing.
- Tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk penanganan gigitan kucing antara lain debridemen luka (sederhana atau kompleks), penjahitan luka (sederhana atau kompleks), dan pemberian antibiotik profilaksis.
- Pemilihan tindakan medis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi luka akibat gigitan kucing. -
Article No. 10935 | 15 Jan 2025
Klinis : gangguan perutkaran gas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan respirasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau menghilangkan karbondioksida di tingkat seluler.
Penyebab Utama:
1. Gangguan pada sistem pernapasan
2. Gangguan pada sistem kardiovaskular
3. Gangguan pada sistem neurologis
4. Gangguan pada sistem muskuloskeletal
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Gelisah
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan irama napas
- Sianosis
- Dispnea
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ventilasi yang adekuat
- Status oksigenasi yang memadai
- Tidak ada tanda-tanda kegagalan pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen jalan napas
- Terapi oksigen
- Monitoring respirasi
- Manajemen energi
- Manajemen kenyamanan
Penjelasan Singkat:
Gangguan pertukaran gas merupakan suatu kondisi di mana terdapat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau menghilangkan karbondioksida di tingkat seluler. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskular, neurologis, atau muskuloskeletal. Diagnosa keperawatan ini diidentifikasi melalui tanda-tanda seperti gelisah, perubahan frekuensi dan irama napas, serta sianosis dan dispnea. Tujuan keperawatan adalah mencapai ventilasi yang adekuat, status oksigenasi yang memadai, dan tidak ada tanda-tanda kegagalan pernapasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, monitoring respirasi, manajemen energi, dan manajemen kenyamanan. -
Article No. 10936 | 15 Jan 2025
Klinis : Seorang pria berusia 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri hebat di perut kanan bawah yang dirasakan sejak 6 jam lalu. Nyeri semakin intens, disertai mual dan muntah sebanyak 2 kali. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 112 kali/menit, dan suhu tubuh 38,5°C. Pasien mengalami nyeri tekan di perut kanan bawah, dengan ekspresi wajah meringis saat disentuh. Pasien tampak gelisah, sulit tidur, sering memegang area yang sakit, dan merintih, "Aduh." Riwayat kesehatan pasien tidak menunjukkan adanya penyakit kronis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi/infeksi di abdomen, ditandai dengan nyeri hebat di perut kanan bawah, mual, dan muntah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
- Ciri-ciri utama: Perubahan ekspresi wajah, gelisah, merintih, sulit tidur, dan perilaku protektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri, dan pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen nyeri (observasi, asesmen, intervensi farmakologis dan non-farmakologis), pemberian analgesik, dan kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan medis.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat berperan dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola nyeri akut yang dialami pasien dengan tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 10937 | 15 Jan 2025
Klinis : Seorang pria berusia 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri hebat di perut kanan bawah yang dirasakan sejak 6 jam lalu. Nyeri semakin intens, disertai mual dan muntah sebanyak 2 kali. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 112 kali/menit, dan suhu tubuh 38,5°C. Pasien mengalami nyeri tekan di perut kanan bawah, dengan ekspresi wajah meringis saat disentuh. Pasien tampak gelisah, sulit tidur, sering memegang area yang sakit, dan merintih, "Aduh." Riwayat kesehatan pasien tidak menunjukkan adanya penyakit kronis.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Agen cedera fisik, agen biologis, dan agen kimiawi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
Definisi: Tingkat nyeri seseorang yang terkendali sesuai dengan yang diharapkan.
Kriteria hasil:
a. Melaporkan penurunan tingkat nyeri.
b. Menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
c. Tidur atau istirahat dengan baik.
d. Aktivitas sehari-hari tidak terganggu.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk membantu pasien mengurangi nyeri hingga ke tingkat yang dapat ditoleransi.
Aktivitas keperawatan:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk karakteristik, lokasi, intensitas, frekuensi, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi farmakologis, seperti pemberian analgesik.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
d. Pantau efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
e. Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Manajemen Demam
Definisi: Tindakan untuk membantu pasien menjaga suhu tubuh normal.
Aktivitas keperawatan:
a. Lakukan pengkajian tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan kompres hangat atau dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
c. Tingkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis, seperti antipiretik.
e. Pantau efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala dan kondisi pasien yang disajikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Pasien mengalami nyeri hebat di perut kanan bawah, disertai dengan mual, muntah, peningkatan tanda-tanda vital, dan perubahan perilaku. Tujuan yang diharapkan adalah Tingkat Nyeri Terkontrol, dengan kriteria hasil yang menunjukkan penurunan tingkat nyeri, ekspresi wajah yang rileks, tidur yang baik, dan aktivitas sehari-hari yang tidak terganggu.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri dan Manajemen Demam. Manajemen Nyeri bertujuan untuk membantu pasien mengurangi nyeri hingga ke tingkat yang dapat ditoleransi, melalui pengkajian nyeri, intervensi farmakologis, teknik nonfarmakologis, dan dukungan emosional. Manajemen Demam bertujuan untuk membantu pasien menjaga suhu tubuh normal, melalui pengkajian tanda-tanda vital, pemberian kompres, peningkatan asupan cairan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis. -
Article No. 10938 | 15 Jan 2025
Klinis : Hemoroid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hemoroid, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Kenyamanan Fisik berhubungan dengan Hemoroid
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Kenyamanan Fisik didefinisikan sebagai pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan terkait dengan perubahan status kesehatan fisik. Pada kasus hemoroid, pasien dapat mengalami gejala seperti perdarahan, nyeri, gatal, dan ketidaknyamanan di area anus dan rektum.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melaporkan pengurangan rasa tidak nyaman, pasien dapat mengidentifikasi dan mencegah faktor-faktor yang memperburuk kondisi hemoroid, serta pasien dapat menerapkan manajemen diri yang efektif untuk mengatasi gejala hemoroid.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
2. Manajemen Perawatan Diri: Intervensi untuk membantu pasien dalam melakukan perawatan diri yang diperlukan untuk mengatasi hemoroid.
3. Promosi Kenyamanan: Intervensi untuk meningkatkan rasa nyaman fisik dan psikologis pasien.
4. Edukasi Kesehatan: Intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien mengenai hemoroid dan manajemen dirinya.
Secara keseluruhan, diagnosa dan intervensi keperawatan ini bertujuan untuk membantu pasien dengan hemoroid mencapai kenyamanan fisik yang optimal, mengelola gejala secara efektif, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.