Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10969 | 16 Jan 2025
Klinis : intervensi risiko perilaku kekerasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi risiko perilaku kekerasan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai "Keadaan di mana individu memiliki potensi untuk melakukan tindakan agresif atau berbahaya terhadap orang lain, properti, atau diri sendiri".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi risiko perilaku kekerasan adalah:
1. Klien dapat mengendalikan dorongan agresi.
2. Klien dapat menunjukkan perilaku yang tepat.
3. Klien dapat mengungkapkan perasaan secara verbal.
4. Lingkungan yang aman tercipta.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan meliputi:
1. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
2. Terapi Perilaku: Mengajarkan teknik-teknik manajemen diri dan pengendalian agresi.
3. Terapi Kognitif: Membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang maladaptif.
4. Terapi Kelompok: Memberikan dukungan dan pembelajaran dari sesama.
5. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi terkait perilaku kekerasan dan strategi penanganannya.
Sebagai seorang perawat, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan. Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, saya akan bekerja sama dengan klien dan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan klien. -
Article No. 10970 | 16 Jan 2025
Klinis : kecing tidak lancar
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "kecing tidak lancar" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R39.14
- Deskripsi: Inkontinensia urin, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 57.92
- Deskripsi: Kateterisasi kandung kemih, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R39.14 (Inkontinensia urin, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan untuk menahan kemihnya secara normal. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelemahan otot kandung kemih, gangguan saraf, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 57.92 (Kateterisasi kandung kemih, tidak terspesifikasi) dapat digunakan untuk prosedur pemasangan kateter ke dalam kandung kemih pasien. Ini mungkin diperlukan untuk membantu mengatasi kendala dalam pengosongan kandung kemih, seperti pada kasus inkontinensia urin.
Dengan menggunakan kode-kode ini, tenaga medis dapat dengan jelas mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi pasien serta intervensi yang diperlukan, yang akan membantu dalam proses perawatan, pengkodean, dan penagihan yang akurat. -
Article No. 10971 | 16 Jan 2025
Klinis : Pasien datang dengan penurunan kesadaran, tidak bisa bicara dan muntah profus, sebelumya mengeluh kepala pusing,awalnya pasien lemas dan terjatuh darai kursi lalu tidak sadar di bawa ke rs dan muntah berkali2 di perjalanan, riw hipertensi tidak terkontrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis dan penjelasan mengenai kondisi pasien yang Anda gambarkan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan gangguan suplai darah ke otak, ditandai dengan pasien tidak dapat merespon dengan baik dan tidak dapat berbicara.
2. Mual dan Muntah berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, ditandai dengan pasien mengalami muntah profus.
3. Resiko Cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran, ditandai dengan pasien terjatuh dari kursi.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Kesadaran: Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang optimal.
2. Kontrol Mual dan Muntah: Pasien dapat mengendalikan mual dan muntah.
3. Integritas Kulit: Pasien tidak mengalami kerusakan integritas kulit akibat jatuh.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital dan Neurologis: Memantau tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, serta respon neurologis pasien secara berkala.
2. Manajemen Mual dan Muntah: Memberikan antiemetik, mengatur lingkungan yang tenang, dan memantau intake/output cairan.
3. Pencegahan Jatuh: Menjaga lingkungan yang aman, menggunakan pagar pengaman, dan membantu pasien untuk berpindah.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawatan yang perlu diberikan pada pasien ini adalah menstabilkan kondisi kesadaran, mengatasi mual dan muntah, serta mencegah terjadinya cedera akibat jatuh. Selain itu, pengendalian hipertensi yang tidak terkontrol juga harus menjadi perhatian utama untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 10972 | 16 Jan 2025
Klinis : ibu pasien mengatakan anaknya berusia 7 tahun sulit tidur, demam sejak 4 hari, naik turun, mual+muntah, belum bab dan bak, nafsu makan turun, nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Gangguan pola tidur (00198)
- Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Karakteristik Definisi: Sulit memulai tidur, sering terbangun di malam hari, tidak dapat tidur kembali, tidak merasa segar saat bangun, mengantuk di siang hari.
2. Hipertermia (00007)
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Karakteristik Definisi: Suhu tubuh di atas 37,8°C, kulit hangat, wajah kemerahan, nadi cepat.
3. Mual (00134)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk muntah.
- Karakteristik Definisi: Mual, rasa tidak nyaman di perut, air liur berlebih.
4. Konstipasi (00011)
- Definisi: Penurunan frekuensi, pengeluaran, dan/atau kesulitan dalam defekasi.
- Karakteristik Definisi: Frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali per minggu, defekasi sulit, merasa tidak tuntas.
5. Nyeri akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik Definisi: Mengeluh nyeri, ekspresi wajah menunjukkan nyeri, perubahan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Efektif (0004)
- Definisi: Mampu tidur dengan kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan individu.
- Indikator: Lama waktu tertidur meningkat, kualitas tidur membaik, merasa segar saat bangun.
2. Suhu Tubuh Normal (0800)
- Definisi: Suhu tubuh dalam batas normal.
- Indikator: Suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda hipertermia.
3. Kontrol Mual (1618)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengurangi rasa mual.
- Indikator: Frekuensi mual menurun, intensitas mual menurun, tidak ada episode muntah.
4. Eliminasi Usus Lancar (0501)
- Definisi: Pengeluaran feses secara teratur.
- Indikator: Frekuensi buang air besar normal, konsistensi feses normal, tidak ada rasa tidak nyaman saat defekasi.
5. Kontrol Nyeri (1605)
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan rasa nyeri.
- Indikator: Intensitas nyeri menurun, Kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri meningkat, Kepuasan pasien terhadap penanganan nyeri meningkat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Pola Tidur:
- Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
- Berikan terapi sugestif untuk memfasilitasi tidur
- Monitor pola dan durasi tidur
2. Intervensi untuk Hipertermia:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Berikan obat penurun demam sesuai resep
- Tingkatkan asupan cairan
3. Intervensi untuk Mual:
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Berikan antiemetik sesuai resep
- Anjurkan posisi duduk atau berbaring dengan kepala lebih tinggi
- Berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna
4. Intervensi untuk Konstipasi:
- Identifikasi faktor penyebab konstipasi
- Berikan laksatif sesuai resep
- Anjurkan peningkatan asupan cairan dan serat
- Ajarkan teknik defekasi yang benar
5. Intervensi untuk Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Monitor respon pasien terhadap penanganan nyeri
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 10973 | 16 Jan 2025
Klinis : ibu pasien mengatakan anaknya berusia 7 tahun sulit tidur, demam sejak 4 hari, naik turun, mual+muntah, belum bab dan bak, nafsu makan turun, nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur
2. Hipertermia
3. Risiko Dehidrasi
4. Penurunan Intake Nutrisi
5. Nyeri Akut
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Tidur
- SIKI: Manajemen Pola Tidur
2. Hipertermia
- SDKI: Hipertermia
- SLKI: Suhu Tubuh
- SIKI: Manajemen Hipertermia
3. Risiko Dehidrasi
- SDKI: Risiko Dehidrasi
- SLKI: Cairan dan Elektrolit
- SIKI: Manajemen Cairan
4. Penurunan Intake Nutrisi
- SDKI: Penurunan Intake Nutrisi
- SLKI: Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
5. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk menstandarkan praktik keperawatan di Indonesia. Diagnosa keperawatan, hasil, dan intervensi keperawatan distandarkan untuk menjamin kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 10974 | 16 Jan 2025
Klinis : ibu pasien mengatakan anaknya berusia 7 tahun sulit tidur, demam sejak 4 hari, naik turun, mual+muntah, belum bab dan bak, nafsu makan turun, nyeri perut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sesuai dengan kondisi yang Anda jelaskan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.11
- Deskripsi: Kolonoskopi diagnostik.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang disebutkan, yaitu demam sejak 4 hari, naik turun, mual+muntah, belum bab dan bak, nafsu makan turun, dan nyeri perut, maka diagnosis yang paling sesuai adalah demam tidak terspesifikasi, yang diklasifikasikan dengan kode ICD-10 R50.9.
Terkait dengan tindakan medis, kolonoskopi diagnostik (kode ICD-9-CM 45.11) dapat dipertimbangkan untuk mengevaluasi lebih lanjut kondisi gastrointestinal pada pasien, terutama jika gejala seperti nyeri perut dan gangguan defekasi menjadi fokus perhatian. Kolonoskopi dapat membantu mengidentifikasi penyebab dari gejala-gejala tersebut.
Sebagai catatan, pemilihan tindakan medis akan bergantung pada evaluasi klinis lebih lanjut oleh dokter yang menangani pasien, sesuai dengan perkembangan kondisi dan temuan pemeriksaan lainnya. -
Article No. 10975 | 16 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit telinga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit telinga.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
Definisi:
Gangguan sensasi dan persepsi terhadap rangsangan auditori yang dirasakan oleh individu.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Karakteristik Utama:
- Keluhan penurunan pendengaran
- Keluhan pendengaran terganggu
- Kesulitan mendengar
2. Faktor Berhubungan:
- Infeksi telinga
- Benda asing di telinga
- Trauma telinga
- Penyakit telinga
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran Keperawatan:
- Peningkatan Sensasi Pendengaran
2. Kriteria Hasil:
- Klien melaporkan peningkatan sensasi pendengaran
- Klien menunjukkan kemampuan mendengar yang meningkat
- Klien menunjukkan kemampuan berkomunikasi yang meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Nyeri
- Perawatan Telinga
- Edukasi Kesehatan
2. Aktivitas Keperawatan:
- Mengkaji keluhan dan riwayat gangguan pendengaran
- Memberikan tindakan perawatan telinga sesuai indikasi
- Mengajarkan klien dan keluarga cara perawatan telinga
- Memfasilitasi pemeriksaan dan pengobatan medis lanjutan
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu" menjelaskan adanya keluhan dan penurunan sensasi pendengaran pada pasien. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi telinga, benda asing di telinga, trauma telinga, atau penyakit telinga lainnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, perawatan telinga, dan edukasi kesehatan. Tujuan akhirnya adalah peningkatan sensasi pendengaran sehingga klien dapat berkomunikasi dengan lebih baik. -
Article No. 10976 | 16 Jan 2025
Klinis : pusing kronis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi pusing kronis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Pusing dan instabilitas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk pusing kronis. Namun, beberapa prosedur yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi dan menangani kondisi ini mencakup:
- 89.14 - Pemeriksaan neurologis dan neuromuskular
- 89.17 - Pemeriksaan vestibular
- 93.08 - Terapi vertigo
- 93.84 - Terapi fisik untuk gangguan saraf dan muskuloskeletal
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R42 (Pusing dan instabilitas) digunakan untuk mendiagnosis kondisi pusing kronis. Pusing kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan vestibular, neurologis, kardiovaskular, atau muskuloskeletal.
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk pusing kronis. Namun, beberapa prosedur yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi dan menangani kondisi ini mencakup pemeriksaan neurologis dan neuromuskular, pemeriksaan vestibular, terapi vertigo, dan terapi fisik untuk gangguan saraf dan muskuloskeletal. Pemilihan prosedur bergantung pada penyebab pusing yang ditemukan melalui evaluasi medis.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memilih kode yang paling sesuai berdasarkan hasil evaluasi dan investigasi pasien dengan pusing kronis. -
Article No. 10977 | 16 Jan 2025
Klinis : nyeri kepala sampai telinga
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan berikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi nyeri kepala sampai telinga, dengan penjelasan yang rinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: G44.209
- Deskripsi: Nyeri kepala tidak spesifik, tidak terkait dengan menstruasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 G44.209 menggambarkan kondisi nyeri kepala yang tidak spesifik dan tidak terkait dengan menstruasi. Ini merupakan kategori umum untuk nyeri kepala yang tidak dapat diklasifikasikan dalam kategori lainnya, seperti migren, cluster headache, atau nyeri kepala tension-type.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 20.92
- Deskripsi: Perawatan saraf kranial, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Dalam kasus nyeri kepala yang menjalar sampai telinga, mungkin diperlukan pemeriksaan dan perawatan saraf kranial. Kode ICD-9-CM 20.92 mencakup tindakan perawatan saraf kranial yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, yang dapat mencakup berbagai prosedur diagnostik dan terapeutik yang ditujukan untuk mengatasi kondisi nyeri kepala sampai telinga ini.
Secara keseluruhan, diagnosis utama untuk kondisi ini adalah G44.209 (nyeri kepala tidak spesifik, tidak terkait dengan menstruasi), dan prosedur yang mungkin dilakukan adalah 20.92 (perawatan saraf kranial, tidak diklasifikasikan di tempat lain). -
Article No. 10978 | 16 Jan 2025
Klinis : nyeri kepala kronis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait kondisi nyeri kepala kronis.
1. Kode ICD-10:
- Kode: G44.2
- Deskripsi: Nyeri kepala kronis tipe ketegangan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 04.92
- Deskripsi: Blokade saraf trigeminal, untuk manajemen nyeri
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G44.2 (Nyeri kepala kronis tipe ketegangan) digunakan untuk mendiagnosis kondisi nyeri kepala kronis yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot kepala dan leher, biasanya akibat stres atau ketegangan. Kondisi ini ditandai dengan nyeri yang menyebar di seluruh kepala, tidak berdenyut, dan dapat dirasakan sepanjang hari.
2. Kode ICD-9-CM 04.92 (Blokade saraf trigeminal, untuk manajemen nyeri) merujuk pada prosedur medis yang dapat dilakukan untuk menangani nyeri kepala kronis, yaitu blokade atau pemberian anestetik pada saraf trigeminal. Prosedur ini dapat membantu meredakan nyeri kepala kronis dengan menghambat transmisi impuls nyeri melalui saraf trigeminal.
Penanganan nyeri kepala kronis dapat melibatkan kombinasi terapi farmakologis, intervensi saraf, dan pendekatan holistik lainnya, sesuai dengan kondisi pasien dan preferensi dokter. Evaluasi dan perawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengelola kondisi ini secara efektif.