Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19231 | 03 Jul 2025
Klinis : sesak, gds 300
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan sesak napas dan GDS 300, dilihat dari perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakefektifan Pola Napas" (SDKI 2017). Kondisi sesak napas dan gula darah sewaktu (GDS) yang tinggi (300 mg/dL) mengindikasikan adanya gangguan pada pola napas pasien, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan metabolisme, kondisi penyakit komorbid, atau komplikasi lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran yang diharapkan adalah:
1. Pola Napas Efektif: Pasien menunjukkan pola napas yang dalam, teratur, dan tidak ada tanda-tanda sesak napas.
2. Kadar Gula Darah Terkendali: Pasien menunjukkan kadar gula darah sewaktu yang berada dalam rentang normal (80-180 mg/dL).
3. Pengetahuan Meningkat: Pasien dan keluarga memahami faktor-faktor yang memengaruhi pola napas dan kadar gula darah, serta strategi pengelolaan yang tepat.
4. Kemampuan Perawatan Mandiri Meningkat: Pasien dan keluarga mampu melakukan perawatan mandiri yang diperlukan untuk mengatasi masalah napas dan kadar gula darah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Pemantauan Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk frekuensi, irama, dan kedalaman napas, serta pemantauan kadar gula darah.
2. Terapi Oksigen: Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk membantu meningkatkan oksigenasi.
3. Manajemen Napas: Mengajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragma, untuk membantu pasien meningkatkan pola napas.
4. Edukasi Gizi: Memberikan edukasi terkait diet yang sesuai untuk mengontrol kadar gula darah, termasuk pemilihan makanan dan jadwal makan.
5. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor-faktor yang memengaruhi pola napas dan kadar gula darah, serta pentingnya pengelolaan yang tepat.
6. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesi kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pola napas yang efektif, kadar gula darah yang terkendali, peningkatan pengetahuan, dan kemampuan perawatan mandiri yang meningkat. -
Article No. 19232 | 03 Jul 2025
Klinis : pemantauan respirasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pemantauan respirasi sesuai dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pemantauan Respirasi (00032)
Definisi:
Kemampuan untuk mengamati, mengukur, dan menginterpretasikan pola pernapasan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Judul: Pemantauan Respirasi
Definisi: Kemampuan untuk mengamati, mengukur, dan menginterpretasikan pola pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Judul: Pemantauan Respirasi
Definisi: Hasil perawatan yang menggambarkan kemampuan individu dalam mengamati, mengukur, dan menginterpretasikan pola pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6320
Judul: Pemantauan Respirasi
Definisi: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengamati, mengukur, dan menginterpretasikan pola pernapasan individu.
Penjelasan Singkat:
Pemantauan respirasi merupakan kemampuan perawat untuk mengobservasi, mengukur, dan menginterpretasikan pola pernapasan pasien. Hal ini penting untuk mendeteksi adanya perubahan atau gangguan pada sistem pernapasan dan melakukan intervensi yang tepat. Perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam melakukan pemantauan respirasi, sehingga dapat mengidentifikasi masalah dan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai. -
Article No. 19233 | 03 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien, Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan terdapat edema pada ekstrimitas bawah. TD 150/90 mmHg, nadi 85 x/ menit, RR 19 x/ menit, temperature 37,50C. Saat ini pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler karena akan mudah sesak nafas bila beraktivitas. Saat ini pasien mendapatkan medikasi IV furosemide 20mg/ 8 jam via IV dan nicardipine 3-5 mg per jam yang diberikan melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien Tn. B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (kode: 00024)
- SDKI: Ketidakmampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada tingkat seluler
- SLKI: Perubahan fungsi organ dan jaringan akibat penurunan suplai darah
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memperbaiki sirkulasi darah ke jaringan perifer
2. Intoleransi aktivitas (kode: 00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis
- SLKI: Keterbatasan kapasitas fungsional untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan toleransi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas
3. Kelebihan volume cairan (kode: 00026)
- SDKI: Akumulasi cairan intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh
- SLKI: Perubahan status cairan yang mengakibatkan pembengkakan pada jaringan
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengurangi kelebihan volume cairan dalam tubuh
Penjelasan singkat:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (kode: 00024)
- Disebabkan oleh penurunan fungsi jantung pada pasien dengan CHF, sehingga aliran darah ke jaringan perifer tidak optimal.
- Dapat mengakibatkan gangguan pada ekstremitas bawah, seperti edema.
2. Intoleransi aktivitas (kode: 00092)
- Disebabkan oleh penurunan kapasitas fungsional jantung pada pasien dengan CHF, sehingga pasien mudah mengalami sesak napas saat beraktivitas.
- Ditandai dengan keluhan sesak napas saat beraktivitas dan pasien cenderung memilih untuk tirah baring.
3. Kelebihan volume cairan (kode: 00026)
- Disebabkan oleh penurunan fungsi pompa jantung pada pasien dengan CHF, sehingga terjadi akumulasi cairan dalam tubuh.
- Ditandai dengan adanya edema pada ekstremitas bawah. -
Article No. 19234 | 03 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien, Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan terdapat edema pada ekstrimitas bawah. TD 150/90 mmHg, nadi 85 x/ menit, RR 19 x/ menit, temperature 37,50C. Saat ini pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler karena akan mudah sesak nafas bila beraktivitas. Saat ini pasien mendapatkan medikasi IV furosemide 20mg/ 8 jam via IV dan nicardipine 3-5 mg per jam yang diberikan melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI UNTUK CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)**
*(Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia [SDKI], Standar Luaran Keperawatan Indonesia [SLKI], dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia [SIKI] – PPNI)*
---
### **1. Gangguan Pertukaran Gas (SDKI: 00030)**
**Definisi:**
Ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi dan eliminasi karbondioksida akibat penurunan fungsi jantung, edema paru, atau kongesti vaskular.
**Data Klinis Pendukung:**
- Sesak napas saat aktivitas (dispnea on exertion).
- Posisi semi-Fowler untuk memfasilitasi pernapasan.
- RR 19x/menit (dalam batas normal, tetapi berpotensi meningkat saat aktivitas).
**Luaran (SLKI: 0401 – Status Pernapasan)**
- Kriteria Evaluasi:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (12–20x/menit).
- Tidak ada penggunaan otot aksesori.
- Saturasi O₂ ≥95%.
**Intervensi (SIKI: 3310 – Manajemen Jalan Napas & 3320 – Manajemen Pernapasan)**
- Monitor saturasi O₂ dan tanda vital tiap 4 jam.
- Anjurkan posisi semi-Fowler atau tinggi.
- Ajarkan teknik pernapasan diafragma.
- Kolaborasi pemberian oksigen jika diperlukan.
---
### **2. Intoleransi Aktivitas (SDKI: 00092)**
**Definisi:**
Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
**Data Klinis Pendukung:**
- Pasien tirah baring karena sesak napas saat beraktivitas.
- Edema ekstremitas bawah menunjukkan retensi cairan.
**Luaran (SLKI: 0302 – Toleransi Aktivitas)**
- Kriteria Evaluasi:
- Pasien mampu melakukan aktivitas harian tanpa dispnea.
- Denyut nadi stabil selama aktivitas.
**Intervensi (SIKI: 0220 – Manajemen Energi)**
- Rencanakan aktivitas bertahap (istirahat-aktivitas-istirahat).
- Bantu pasien dalam aktivitas ADL (Activities of Daily Living).
- Monitor respons kardiovaskular (TD, nadi) sebelum/sesudah aktivitas.
---
### **3. Kelebihan Volume Cairan (SDKI: 00026)**
**Definisi:**
Peningkatan retensi cairan dan natrium akibat penurunan curah jantung.
**Data Klinis Pendukung:**
- Edema ekstremitas bawah.
- Pemberian furosemide (diuretik) untuk mengurangi overload cairan.
**Luaran (SLKI: 0601 – Keseimbangan Cairan)**
- Kriteria Evaluasi:
- Edema berkurang.
- Output urine >0,5 mL/kg/jam.
**Intervensi (SIKI: 4120 – Manajemen Cairan & 4130 – Manajemen Obat)**
- Monitor balance cairan (intake-output) harian.
- Timbang berat badan setiap hari.
- Kolaborasi pemberian diuretik sesuai resep (furosemide).
- Batasi asupan natrium dan cairan sesuai protokol.
---
### **4. Risiko Penurunan Curah Jantung (SDKI: 00240)**
**Definisi:**
Potensi ketidakmampuan jantung memompa darah secara adekuat akibat peningkatan afterload atau disfungsi miokard.
**Data Klinis Pendukung:**
- TD 150/90 mmHg (hipertensi).
- Terapi nicardipine (vasodilator) untuk mengurangi afterload.
**Luaran (SLKI: 0402 – Status Sirkulasi)**
- Kriteria Evaluasi:
- TD dalam rentang target (misal: <140/90 mmHg).
- Nadi teratur tanpa aritmia.
**Intervensi (SIKI: 4200 – Manajemen Jantung)**
- Monitor TD, nadi, dan ECG kontinu (apabila tersedia).
- Kolaborasi pemberian vasodilator (nicardipine) sesuai dosis.
- Edukasi tanda-tanda gagal jantung akut (ortopnea, peningkatan edema).
---
### **Catatan Akademis:**
1. **SDKI/SLKI/SIKI** digunakan untuk menstandarkan dokumentasi keperawatan berbasis evidence-based practice.
2. **Furosemide** bekerja dengan mengurangi preload, sementara **nicardipine** menurunkan afterload – keduanya target terapi CHF.
3. **Posisi semi-Fowler** meningkatkan ekspansi paru dan mengurangi venous return ke jantung.
*(Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada edisi terbaru PPNI, 2020–2023)*
---
**Referensi:**
- PPNI. (2020). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2020). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- PPNI. (2020). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. -
Article No. 19235 | 03 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien, Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan terdapat edema pada ekstrimitas bawah. TD 150/90 mmHg, nadi 85 x/ menit, RR 19 x/ menit, temperature 37,50C. Saat ini pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler karena akan mudah sesak nafas bila beraktivitas. Saat ini pasien mendapatkan medikasi IV furosemide 20mg/ 8 jam via IV dan nicardipine 3-5 mg per jam yang diberikan melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Pasien Congestive Heart Failure/CHF)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: G.0010**
**Gangguan Pertukaran Gas**
**Definisi:** Ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida akibat ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
**Data Klinis Pendukung:**
- Sesak napas saat aktivitas (dispnea on exertion).
- Posisi semi-Fowler untuk memfasilitasi pernapasan.
- RR 19x/menit (dalam batas normal, tetapi disertai distress pernapasan).
**Mekanisme:** Edema paru sekunder CHF mengurangi compliance paru dan mengganggu difusi gas.
**Kode SLKI Terkait:**
- **SLKI.0401:** Mempertahankan jalan napas paten.
- **SLKI.0402:** Memonitor status oksigenasi.
**Kode SIKI:**
- **SIKI.0401:** Auskultasi bunyi napas tiap 4 jam.
- **SIKI.0403:** Pemberian oksigen sesuai indikasi.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: G.0021**
**Penurunan Curah Jantung**
**Definisi:** Ketidakmampuan jantung memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
**Data Klinis Pendukung:**
- Edema ekstremitas bawah (akibat peningkatan afterload dan retensi cairan).
- TD 150/90 mmHg (hipertensi memperberat beban jantung).
- Riwayat pemberian furosemide (untung mengurangi preload) dan nicardipine (vasodilator untuk afterload).
**Kode SLKI Terkait:**
- **SLKI.0201:** Mempertahankan curah jantung adekuat.
- **SLKI.0203:** Memonitor tanda-tanda gagal jantung.
**Kode SIKI:**
- **SIKI.0201:** Pantau tekanan darah, nadi, dan capillary refill tiap 2-4 jam.
- **SIKI.0205:** Batasi asupan cairan sesuai protokol.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: G.0018**
**Ketidakseimbangan Volume Cairan: Kelebihan**
**Definisi:** Peningkatan retensi cairan dan natrium melebihi kebutuhan tubuh.
**Data Klinis Pendukung:**
- Edema dependen (ekstremitas bawah).
- Pemberian diuretik (furosemide) untuk mengurangi overload cairan.
**Kode SLKI Terkait:**
- **SLKI.0301:** Mempertahankan keseimbangan cairan.
- **SLKI.0302:** Memonitor tanda overhidrasi.
**Kode SIKI:**
- **SIKI.0301:** Ukur balance cairan (intake-output) harian.
- **SIKI.0304:** Berikan edukasi pembatasan garam dan cairan.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: G.0009**
**Intoleransi Aktivitas**
**Definisi:** Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
**Data Klinis Pendukung:**
- Pasien tirah baring dengan posisi semi-Fowler.
- Sesak napas saat beraktivitas.
**Kode SLKI Terkait:**
- **SLKI.0501:** Meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap.
- **SLKI.0503:** Memonitor respons fisiologis terhadap aktivitas.
**Kode SIKI:**
- **SIKI.0501:** Rencanakan aktivitas dengan periode istirahat.
- **SIKI.0502:** Ajarkan teknik penghematan energi.
---
### **Catatan Akademis**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menegakkan diagnosa berdasarkan data klinis.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menentukan tujuan evaluasi, misalnya: "Curah jantung adekuat ditandai TD 120-130/80 mmHg dan edema berkurang."
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** mengarah pada tindakan spesifik seperti pemberian diuretik atau pemantauan balance cairan.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI, SLKI, SIKI)*.
- Brunner & Suddarth. (2021). *Textbook of Medical-Surgical Nursing*. Edisi 15.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 19236 | 03 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien, Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan terdapat edema pada ekstrimitas bawah. TD 150/90 mmHg, nadi 85 x/ menit, RR 19 x/ menit, temperature 37,50C. Saat ini pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler karena akan mudah sesak nafas bila beraktivitas. Saat ini pasien mendapatkan medikasi IV furosemide 20mg/ 8 jam via IV dan nicardipine 3-5 mg per jam yang diberikan melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Pasien Congestive Heart Failure (CHF))*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas (SDKI Code: 00030)**
**Definisi**: Ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida akibat ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
**Data Klinis Pendukung**:
- Sesak napas saat beraktivitas (dispnea on exertion).
- Posisi semi-Fowler untuk memfasilitasi pernapasan.
- RR 19x/menit (dalam batas normal, tetapi disertai distress pernapasan).
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan)**:
- **Kode SLKI 0402**: *Perbaikan pertukaran gas*.
- Kriteria:
- Saturasi O₂ ≥95% (dengan/tanpa O₂).
- Pengurangan sesak napas.
- Tidak ada sianosis.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan)**:
- **Kode SIKI 3310**: *Manajemen jalan napas*.
- Tindakan:
- Monitor saturasi O₂ dan tanda vital.
- Posisikan semi-Fowler/High Fowler.
- Berikan oksigen sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan (SDKI Code: 00026)**
**Definisi**: Peningkatan retensi cairan dan natrium yang melebihi kebutuhan tubuh.
**Data Klinis Pendukung**:
- Edema ekstremitas bawah.
- TD 150/90 mmHg (hipertensi).
- Terapi furosemide (diuretik) untuk mengurangi overload cairan.
**SLKI**:
- **Kode SLKI 0303**: *Keseimbangan cairan tercapai*.
- Kriteria:
- Edema berkurang.
- Output urine adekuat (>0,5 mL/kg/jam).
- TD dalam rentang normal.
**SIKI**:
- **Kode SIKI 2120**: *Manajemen hipervolemia*.
- Tindakan:
- Monitor balance cairan (intake-output).
- Berikan diuretik sesuai protokol.
- Batasi asupan natrium dan cairan.
- Auskultasi suara paru (rales/ronkhi).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas (SDKI Code: 00092)**
**Definisi**: Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
**Data Klinis Pendukung**:
- Pasien tirah baring karena sesak napas saat beraktivitas.
- Kelemahan otot sekunder akibat penurunan cardiac output.
**SLKI**:
- **Kode SLKI 0401**: *Peningkatan toleransi aktivitas*.
- Kriteria:
- Pasien mampu beraktivitas bertahap tanpa sesak.
- Tanda vital stabil selama aktivitas.
**SIKI**:
- **Kode SIKI 5610**: *Dukungan ambulasi progresif*.
- Tindakan:
- Rencanakan aktivitas bertahap (ROM pasif/aktif).
- Monitor respons kardiopulmonal saat aktivitas.
- Kolaborasi dengan fisioterapi.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penurunan Cardiac Output (SDKI Code: 00240)**
**Definisi**: Ancaman ketidakmampuan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
**Data Klinis Pendukung**:
- CHF sebagai penyebab utama.
- Penggunaan nicardipine (vasodilator) untuk mengurangi afterload.
**SLKI**:
- **Kode SLKI 0301**: *Stabilitas hemodinamik*.
- Kriteria:
- TD dalam rentang target (misal: <140/90 mmHg).
- Nadi teratur tanpa disritmia.
**SIKI**:
- **Kode SIKI 4100**: *Pemantauan hemodinamik*.
- Tindakan:
- Monitor TD, nadi, dan tanda vital setiap 2-4 jam.
- Observasi tanda syok (kulit dingin, oliguria).
- Kolaborasi pemberian vasodilator/inotropik.
---
### **Catatan Akademis**:
1. **SDKI-SLKI-SIKI** merupakan standar PPNI yang terintegrasi untuk dokumentasi asuhan keperawatan berbasis evidence-based practice.
2. **Nicardipine** dan **furosemide** memerlukan pemantauan ketat elektrolit (terutama K⁺) dan tekanan darah untuk mencegah hipotensi/hipokalemia.
3. Re-evaluasi diagnosa keperawatan setiap 24 jam atau sesuai perkembangan kondisi pasien.
*(Referensi: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI, dan SIKI Edisi Terbaru - PPNI, 2023)* -
Article No. 19237 | 03 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien, Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan terdapat edema pada ekstrimitas bawah. TD 150/90 mmHg, nadi 85 x/ menit, RR 19 x/ menit, temperature 37,50C. Saat ini pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler karena akan mudah sesak nafas bila beraktivitas. Saat ini pasien mendapatkan medikasi IV furosemide 20mg/ 8 jam via IV dan nicardipine 3-5 mg per jam yang diberikan melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
Penyebab: Kelebihan cairan, gangguan mekanik, dan kelelahan otot-otot pernapasan.
Tanda dan Gejala: Sesak napas saat beraktivitas, dan adanya edema pada ekstremitas bawah.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan fisik, keletihan, dan keterbatasan fisiologis.
Tanda dan Gejala: Pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak napas saat beraktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Kriteria hasil:
- Frekuensi napas dalam batas normal (12-20 x/menit)
- Irama napas teratur
- Tidak ada retraksi otot-otot pernapasan
- Tidak ada dispnea saat beraktivitas
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Kriteria hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas harian dengan mudah
- Tidak ada perasaan kelelahan saat beraktivitas
- Tidak ada peningkatan tanda-tanda vital saat beraktivitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien dalam posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk meningkatkan oksigenasi
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih
2. Manajemen Aktivitas
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya setelah beraktivitas
- Evaluasi tanda-tanda vital sebelum dan setelah aktivitas
3. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan diuretik sesuai dengan resep medis untuk mengurangi retensi cairan
- Pantau tanda-tanda edema dan berat badan
4. Edukasi Manajemen Penyakit
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit CHF, gejala, dan manajemen pengobatan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet rendah garam dan pembatasan cairan
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai toleransi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang saya berikan sesuai dengan kondisi pasien Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluhkan sesak napas saat beraktivitas dan adanya edema pada ekstremitas bawah, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif dan Intoleransi Aktivitas.
Luaran yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif dan Toleransi Aktivitas Meningkat, dengan kriteria hasil yang spesifik untuk masing-masing luaran. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Aktivitas, Manajemen Cairan, dan Edukasi Manajemen Penyakit. Setiap intervensi dirancang untuk mencapai tujuan luaran yang telah ditetapkan.
Sebagai perawat, saya berharap bahwa dengan asuhan keperawatan yang komprehensif, pasien Tn.B dapat memperoleh hasil yang optimal, yaitu perbaikan pola napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan pemahaman yang baik tentang pengelolaan penyakitnya. Saya akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan pasien serta melakukan modifikasi intervensi jika diperlukan. -
Article No. 19238 | 03 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien, Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan terdapat edema pada ekstrimitas bawah. TD 150/90 mmHg, nadi 85 x/ menit, RR 19 x/ menit, temperature 37,50C. Saat ini pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler karena akan mudah sesak nafas bila beraktivitas. Saat ini pasien mendapatkan medikasi IV furosemide 20mg/ 8 jam via IV dan nicardipine 3-5 mg per jam yang diberikan melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF) yang mengeluhkan sesak nafas saat beraktivitas dan edema pada ekstremitas bawah, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
b. Kelebihan Volume Cairan (00026)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik.
- Kode: 10003
b. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Definisi: Kondisi kelebihan cairan yang melampaui kapasitas kardiovaskular, ginjal, dan paru-paru untuk mengakomodasi.
- Kode: 10007
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: 20001 - Toleransi Aktivitas
b. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Kode: 20007 - Keseimbangan Cairan
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: 30001 - Manajemen Aktivitas
b. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Kode: 30007 - Manajemen Cairan
Penjelasan singkat:
- Intoleransi Aktivitas (00092): Pasien mengalami keterbatasan kapasitas fisik yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
- Kelebihan Volume Cairan (00026): Pasien mengalami kondisi kelebihan cairan yang melampaui kapasitas kardiovaskular, ginjal, dan paru-paru. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar yang digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 19239 | 03 Jul 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari, demam. Saat ini pasien hamil g5p4a0 dan dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil hbsag reaktif. Td pasien 139/77 mmhg suhu 37 celcius. Diagnosis medis adalah pemeriksaan antenatal (z36.9)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien adalah pemeriksaan antenatal (z36.9). Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z36.9
- Deskripsi: Pemeriksaan antenatal, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang relevan, karena tidak ada tindakan medis yang dijelaskan dalam kasus ini.
Penjelasan:
Pasien perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari dan demam. Pasien saat ini sedang hamil (g5p4a0) dan dari hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa hasil HBsAg reaktif. Tanda vital pasien menunjukkan tekanan darah 139/77 mmHg dan suhu 37 derajat Celsius.
Diagnosis medis yang diberikan adalah pemeriksaan antenatal (z36.9). Kode ICD-10 Z36.9 digunakan untuk mengidentifikasi pemeriksaan antenatal yang tidak dispesifikasi. Tidak ada tindakan medis yang dijelaskan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang relevan. -
Article No. 19240 | 03 Jul 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari, demam. Saat ini pasien hamil g5p4a0 dan dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil hbsag reaktif. Td pasien 139/77 mmhg suhu 37 celcius. Diagnosis medis adalah pemeriksaan antenatal (z36.9)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Infeksi (00004)
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Infeksi (00004)
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Kode: 00004
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Kode: 00031
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Infeksi (00004)
- Kode: 1803
- Judul: Kontrol Infeksi
- Definisi: Perilaku untuk mencegah atau mengurangi penyebaran infeksi.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Kode: 0410
- Judul: Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Infeksi (00004)
- Kode: 6460
- Judul: Pencegahan Infeksi
- Definisi: Minimalisasi transmisi dan penyebaran agen infeksi.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Kode: 3140
- Judul: Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan sekresi dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Dalam konteks ini, pasien perempuan usia 45 tahun dengan keluhan batuk, pilek, demam, dan hamil G5P4A0 dengan hasil pemeriksaan laboratorium HBsAg reaktif, memiliki risiko infeksi dan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pencegahan infeksi dan manajemen jalan napas.