Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11197 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 110 x/mnt, RR: 22x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan dan efek dari kondisi multiple myeloma.
b. Nyeri kronis berhubungan dengan dampak dari multiple myeloma.
c. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diare kronis dan penurunan nafsu makan.
d. Hipertermia berhubungan dengan infeksi.
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Menyediakan standar diagnosis keperawatan yang berfokus pada masalah kesehatan pasien.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan masalah keperawatan.
- Contoh diagnosis dalam kasus ini: Ketidakefektifan pola napas, Nyeri kronis, Ketidakseimbangan nutrisi, Hipertermia.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menyediakan standar luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam menetapkan tujuan dan mengukur keberhasilan intervensi.
- Contoh luaran dalam kasus ini: Pola napas efektif, Kontrol nyeri, Status nutrisi membaik, Suhu tubuh normal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Menyediakan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat.
- Contoh intervensi dalam kasus ini: Manajemen jalan napas, Manajemen nyeri, Manajemen nutrisi, Manajemen demam.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, menjamin keselamatan pasien, serta menjaga dan meningkatkan kompetensi perawat. -
Article No. 11198 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 110 x/mnt, RR: 22x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Karakteristik: Adanya sputum yang berlebih, suara napas tambahan, dan sesak napas.
- Faktor yang Berhubungan: Ketidakmampuan untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum, dan penyakit pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik: Kelemahan, kelelahan, dan sesak napas saat aktivitas.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit kronis, malnutrisi, dan anemia.
3. Nyeri Akut
- Karakteristik: Pasien mengeluhkan nyeri seluruh badan dengan skala 7/6 (A/I), nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit myeloma multipel.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari sputum, suara napas tambahan, dan sesak napas.
2. Toleransi Aktivitas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
3. Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melaporkan nyeri yang terkontrol dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan pengisapan lendir/sputum jika perlu.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi nebulizer atau bronkodilator.
2. Intoleransi Aktivitas
- Terapkan teknik-teknik konservasi energi saat beraktivitas.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk evaluasi status gizi dan kebutuhan nutrisi.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi dan latihan fisik yang sesuai.
3. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai rekomendasi tenaga kesehatan.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk evaluasi dan penyesuaian terapi analgesik jika diperlukan.
Penjelasan yang diberikan berdasarkan pendekatan keperawatan yang berpusat pada pasien, dengan menggunakan bahasa akademis dan persona seorang perawat yang berpengalaman. -
Article No. 11199 | 19 Jan 2025
Klinis : ketidakseimbanagn elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakseimbangan elektrolit, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Elektrolit
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Elektrolit adalah ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan konsentrasi normal ion-ion seperti natrium, kalium, klorida, dan lainnya di dalam cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan ketidakseimbangan elektrolit adalah pasien dapat mempertahankan kadar elektrolit dalam rentang normal, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, serta bebas dari komplikasi yang berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring status cairan dan elektrolit secara berkala
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
3. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan elektrolit
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit
Sebagai seorang perawat, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi ketidakseimbangan elektrolit dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang berkaitan dengan topik ini. -
Article No. 11200 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang Laki-Laki Berumur 62 Tahun, Diantar Ke Rumah Sakit Dan Dibawa Ke IGD 2 Menit Yang Lalu Dengan Keluhan pasien tiba-tiba Nyeri Dada sebelah Kiri dan tidak sadarkan diri. Hasil Pengkajian diketahui bahwa Pasien Mengalami Penurunan Kesadaran dengan GCS 3 (E= 1 V= 1 Motorik= 1) Pasien Sebelumnya Melakukan Aktifitas Berolahraga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko gangguan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke miokardium
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko gangguan perfusi jaringan jantung adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan jantung.
- Faktor yang berhubungan: penurunan suplai oksigen ke miokardium, seperti yang terjadi pada pasien dengan nyeri dada dan penurunan kesadaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah perfusi jaringan jantung yang adekuat, ditandai dengan stabilitas hemodinamik, EKG normal, dan tidak ada tanda-tanda iskemia miokard.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: memantau status hemodinamik, memberikan oksigen, memantau EKG, dan memberikan terapi sesuai indikasi medis (misalnya pemberian obat-obatan atau tindakan revaskularisasi). -
Article No. 11201 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang Laki-Laki Berumur 62 Tahun, Diantar Ke Rumah Sakit Dan Dibawa Ke IGD 2 Menit Yang Lalu Dengan Keluhan pasien tiba-tiba Nyeri Dada sebelah Kiri dan tidak sadarkan diri. Hasil Pengkajian diketahui bahwa Pasien Mengalami Penurunan Kesadaran dengan GCS 3 (E= 1 V= 1 Motorik= 1) Pasien Sebelumnya Melakukan Aktifitas Berolahraga.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Penurunan Kardiak Output
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Penyebab: Cedera miokard, perubahan kontraktilitas, perubahan irama, perubahan afterload.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang mengakibatkan iskemia dan penurunan pasokan oksigen ke jaringan otak.
Penyebab: Hipotensi, hipoksia, ateroma, trombus.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Agen pencedera (miokard infark).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kardiak Output Membaik
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak terjadi perubahan EKG
- Tidak ada disritmia
- Perfusi perifer membaik
2. Perfusi Jaringan Serebral Membaik
- Tidak ada penurunan tingkat kesadaran
- Tidak ada gejala defisit neurologis
- Hasil CT Scan otak normal
3. Nyeri Terkendali
- Skala nyeri menurun
- Ekspresi wajah nyaman
- Tidak ada keluhan nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kardiovaskular
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Pantau hasil EKG dan identifikasi perubahan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan obat-obatan kardiovaskular sesuai resep
- Kolaborasi dengan tim medis untuk tatalaksana lanjut
2. Manajemen Perfusi Serebral
- Pertahankan posisi kepala elevasi 30 derajat
- Monitor status neurologis secara berkala
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau dan atasi penyebab penurunan perfusi serebral
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan penunjang
3. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri
- Berikan analgesik sesuai resep
- Gunakan teknik nonfarmakologis (relaksasi, kompres hangat, dll)
- Pantau efektivitas intervensi dan respon pasien
- Berikan dukungan psikologis
Penjelasan:
Pasien mengalami kondisi gawat darurat dengan keluhan nyeri dada dan penurunan kesadaran, yang dapat mengarah pada diagnosis keperawatan terkait penurunan kardiak output, gangguan perfusi serebral, dan nyeri akut. Luaran yang diharapkan adalah stabilisasi kondisi kardiovaskular dan neurologis, serta pengendalian nyeri. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan meliputi manajemen kardiovaskular, manajemen perfusi serebral, dan manajemen nyeri secara komprehensif, dengan kolaborasi tim medis yang lain. -
Article No. 11202 | 19 Jan 2025
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infeksi dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Faktor Risiko Risiko Infeksi:
1. Tindakan invasif
2. Penurunan sistem imun
3. Paparan lingkungan yang tidak higienis
4. Malnutrisi
5. Usia ekstrim (bayi, lansia)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bebas infeksi
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi
2. Pencegahan Infeksi
3. Perawatan Luka
4. Manajemen Nutrisi
5. Manajemen Cairan
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" mengidentifikasi kemungkinan timbulnya infeksi pada pasien. Faktor risiko dapat berasal dari tindakan invasif, penurunan sistem imun, paparan lingkungan yang tidak higienis, malnutrisi, dan usia ekstrim. Tujuan keperawatan adalah mencapai bebas infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen infeksi, pencegahan infeksi, perawatan luka, manajemen nutrisi, dan manajemen cairan. -
Article No. 11203 | 19 Jan 2025
Klinis : soap pada diagnosa gangguan sirkulasi spontan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang.
Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi dengan gangguan sirkulasi spontan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sirkulasi Spontan
Definisi:
Ketidakmampuan tubuh untuk mengatur aliran darah secara spontan pada satu atau lebih area tubuh.
Penyebab:
1. Kondisi patofisiologis, seperti hipovolemia, penyakit vaskular, dan gagal jantung.
2. Obat-obatan atau prosedur yang memengaruhi sistem kardiovaskular.
3. Komplikasi dari cedera atau trauma.
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan warna kulit (pucat, sianosis, atau kemerahan).
2. Perubahan suhu kulit (dingin atau panas).
3. Perubahan turgor kulit.
4. Perubahan nadi perifer.
5. Edema.
6. Rasa ngilu atau nyeri.
Luaran yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi jaringan yang membaik.
2. Tidak terjadi komplikasi.
3. Pasien atau keluarga dapat melakukan manajemen mandiri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital dan status kardiovaskular.
2. Pertahankan posisi yang meningkatkan aliran darah.
3. Berikan tindakan untuk meningkatkan sirkulasi, seperti terapi oksigen, terapi cairan, atau pemberian obat.
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya perawatan kaki, manajemen nyeri, dan gejala yang memerlukan konsultasi medis.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih.
Wassalamualaikum. -
Article No. 11204 | 19 Jan 2025
Klinis : termoregulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi termoregulasi.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
SDKI:
- Domain: Fisiologis Kompleks
- Kelas: Termoregulasi
Faktor Terkait:
- Peningkatan produksi panas
- Penurunan kemampuan mengatur suhu
- Gangguan mekanisme pendinginan
Karakteristik Definisi:
- Suhu tubuh inti > 37,8°C
- Kulit hangat atau merah
- Berkeringat
SLKI:
- Domain: Fisiologis Kompleks
- Kelas: Termoregulasi
- Luaran yang diharapkan:
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Tidak ada tanda-tanda hipertermia
3. Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
SIKI:
- Domain: Fisiologis Kompleks
- Kelas: Termoregulasi
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pengelolaan suhu tubuh
3. Manajemen cairan dan elektrolit
4. Pemberian obat-obatan antipiretik
Dalam tone akademis dan persona pakar perawat, diagnosa keperawatan hipertermia menunjukkan kondisi peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti peningkatan produksi panas, penurunan kemampuan mengatur suhu, dan gangguan mekanisme pendinginan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pengelolaan suhu tubuh, manajemen cairan dan elektrolit, serta pemberian obat-obatan antipiretik, dengan tujuan untuk menormalkan suhu tubuh dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 11205 | 19 Jan 2025
Klinis : hipotermi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipotermi:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Termoregulasi: Hipotermi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Termoregulasi: Hipotermi adalah keadaan di mana suhu tubuh seseorang berada di bawah normal (kurang dari 35°C) akibat ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh yang sesuai.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan pada kondisi hipotermi adalah:
a. Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
b. Tanda-tanda vital pasien stabil.
c. Pasien tidak mengalami komplikasi akibat hipotermi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi hipotermi meliputi:
a. Pemantauan suhu tubuh secara berkala.
b. Pemanasan pasien dengan selimut atau alat pemanas.
c. Pemberian cairan hangat, jika diperlukan.
d. Pengaturan lingkungan yang hangat dan nyaman.
e. Pemberian nutrisi yang sesuai untuk meningkatkan metabolisme.
f. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan dan penanganan hipotermi.
Sebagai perawat, kami berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk membantu pemulihan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat kondisi hipotermi. -
Article No. 11206 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang wanita, usia 20 tahun dirawat di ruang rawat inap bersalin Hasil pengkajian: payudara ibu menegang, ASI tidak banyak keluar, ketika diperiksa payudara panas dan sakit ketika disentuh, puting susu datar serta T: 38,50C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Produksi ASI (Inefikasi Produksi ASI)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Produksi ASI adalah ketidakmampuan ibu untuk memproduksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Produksi ASI Meningkat
2. Pengetahuan Ibu tentang Laktasi Meningkat
3. Kenyamanan Ibu Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Laktasi
2. Edukasi Manajemen Laktasi
3. Kompres Hangat pada Payudara
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, yakni payudara ibu menegang, ASI tidak banyak keluar, payudara terasa panas dan sakit serta suhu tubuh 38,5°C, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Produksi ASI". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen laktasi, edukasi manajemen laktasi, serta kompres hangat pada payudara untuk membantu meningkatkan produksi ASI dan mengurangi rasa sakit pada payudara.