Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11187 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekret/benda asing dari saluran napas sehingga mengganggu pertukaran gas.
- SLKI: Bersihan jalan napas, ventilasi pernapasan, dan oksigenasi efektif.
- SIKI: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi mekanis, dan manajemen oksigenasi.
2. Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Kontrol nyeri dan kenyamanan meningkat.
- SIKI: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan terapi komplementer.
3. Diare Kronis
- SDKI: Pengeluaran feses yang lembek atau cair dengan frekuensi yang meningkat (lebih dari 3 kali sehari) yang berlangsung lebih dari 4 minggu.
- SLKI: Keseimbangan cairan dan elektrolit, dan status nutrisi membaik.
- SIKI: Manajemen diare, manajemen cairan, dan terapi nutrisi.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Pasien mengalami sesak napas yang terus-menerus dan batuk produktif, menunjukkan adanya hambatan dalam pembersihan sekresi/benda asing dari saluran napas.
- Tujuannya adalah mempertahankan jalan napas yang efektif, ventilasi pernapasan yang efektif, dan oksigenasi yang adekuat.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi mekanis, dan manajemen oksigenasi.
2. Nyeri Kronis:
- Pasien mengalami nyeri di seluruh tubuh dengan skala 7/6 yang berlangsung lebih dari 10 bulan, menunjukkan adanya nyeri kronis.
- Tujuannya adalah meningkatkan kontrol nyeri dan kenyamanan pasien.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan terapi komplementer.
3. Diare Kronis:
- Pasien mengalami diare lebih dari 4 minggu, menunjukkan adanya diare kronis.
- Tujuannya adalah mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta status nutrisi yang membaik.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen diare, manajemen cairan, dan terapi nutrisi. -
Article No. 11188 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan efusi pleura dan atelectasis.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas akibat Multiple Myeloma.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan nyeri.
4. Diare kronis berhubungan dengan efek samping pengobatan Multiple Myeloma.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Respons tubuh tidak mampu mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi invasi dan multiplikasi organisme patogen.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan karena keterbatasan.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan kemampuan melakukan aktivitas harian yang diinginkan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan kemampuan melakukan aktivitas harian yang diinginkan.
4. Diare Kronis
- SDKI: Pola defekasi yang tidak normal, yaitu peningkatan frekuensi dan kelonggaran konsistensi feses, yang berlangsung selama lebih dari 4 minggu.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengendalikan atau mengatasi diare kronis.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengendalikan atau mengatasi diare kronis.
Standar ini disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memandu praktik keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 11189 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk pasien ini adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C90.0
- Deskripsi: Multiple myeloma
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Umumnya, penanganan multiple myeloma dapat meliputi pemeriksaan diagnostik, seperti rontgen tulang, biopsi sumsum tulang, dan pemeriksaan laboratorium. Selain itu, penatalaksanaan dapat berupa terapi obat-obatan dan terapi suportif lainnya.
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas, demam, batuk berdahak, dan diare yang sudah berlangsung beberapa hari. Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang, ditemukan adanya gambaran mosaic pattern dengan fibrosis di kedua lapang paru disertai atelectasis dan efusi pleura minimal bilateral, serta solid nodule di lobus tengah paru kanan. Selain itu, terdapat peningkatan kadar kalium dan penurunan kadar natrium dalam darah. Hasil analisis gas darah menunjukkan adanya alkalosis respiratorik.
Kondisi klinis pasien, dengan keluhan sesak napas, demam, batuk, dan diare, serta adanya kelainan radiologis di paru dan gangguan elektrolit, dapat terkait dengan keterlibatan paru akibat multiple myeloma. Multiple myeloma merupakan keganasan sel plasma yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk gangguan paru, infeksi, dan gangguan elektrolit. Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah C90.0 (Multiple myeloma).
Penatalaksanaan pasien ini akan meliputi manajemen gejala, terapi suportif, dan intervensi yang sesuai dengan manifestasi penyakit dan komplikasinya, serta mempertimbangkan keadaan umum pasien. -
Article No. 11190 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang telah Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan efusi pleura dan fibrosis paru sebagaimana ditunjukkan oleh sesak napas, penurunan saturasi oksigen, dan hasil CT pulmonary.
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan multiple myeloma sebagaimana ditunjukkan oleh keluhan nyeri di seluruh tubuh dengan skala 7/6.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat multiple myeloma sebagaimana ditunjukkan oleh demam, batuk berdahak, dan diare.
4. Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan multiple myeloma sebagaimana ditunjukkan oleh hasil laboratorium (hiponatremia, hipokalemia).
5. Anemia berhubungan dengan multiple myeloma sebagaimana ditunjukkan oleh konjungtiva anemis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pertukaran Gas Efektif ditandai dengan:
- Pasien dapat bernapas dengan mudah
- Hasil oksimetri memenuhi target (SPO2 ≥ 95%)
- Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
2. Kontrol Nyeri ditandai dengan:
- Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
- Tidak ada tanda-tanda ketegangan otot
3. Bebas Infeksi ditandai dengan:
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, batuk berdahak, diare)
- Hasil laboratorium dalam batas normal
4. Keseimbangan Elektrolit ditandai dengan:
- Hasil laboratorium elektrolit (Na, K, Cl) dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit
5. Kadar Hemoglobin Memadai ditandai dengan:
- Konjungtiva tidak anemis
- Tidak ada keluhan terkait anemia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Pertukaran Gas:
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latih teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan lanjutan (pemberian diuretik, drainase pleura, dll.)
2. Intervensi untuk Nyeri Kronis:
- Kaji karakteristik nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, dll.)
- Dokumentasikan respons pasien terhadap intervensi
3. Intervensi untuk Resiko Infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi (suhu, output urine, dll.)
- Anjurkan peningkatan asupan cairan dan nutrisi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik
- Ajarkan teknik pencegahan infeksi (cuci tangan, perawatan luka, dll.)
4. Intervensi untuk Ketidakseimbangan Elektrolit:
- Pantau hasil laboratorium elektrolit secara berkala
- Berikan suplemen elektrolit sesuai resep dokter
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab dasar
- Pantau tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit
5. Intervensi untuk Anemia:
- Pantau kadar hemoglobin dan parameter anemia lainnya
- Berikan suplemen besi atau terapi transfusi sesuai resep dokter
- Anjurkan peningkatan asupan nutrisi kaya zat besi
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai anemia
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan multiple myeloma. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. -
Article No. 11191 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi dan infeksi pernapasan ditandai dengan sesak napas, batuk produktif, dan oksigenasi tidak adekuat.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan fisik akibat proses penyakit.
3. Diare kronis berhubungan dengan proses penyakit dan reaksi obat-obatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas: Kegagalan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan kegiatan fisik karena kekurangan energi.
3. Diare kronis: Pola buang air besar yang tidak normal dengan frekuensi dan konsistensi tinja yang tidak sesuai dengan normal, berlangsung lebih dari 4 minggu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan jalan napas efektif: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
2. Toleransi aktivitas meningkat: Kemampuan untuk melakukan kegiatan fisik tanpa kelelahan yang berlebihan.
3. Diare terkendali: Kemampuan untuk mengendalikan pola buang air besar yang tidak normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas: Tindakan untuk memfasilitasi pembebasan sekresi dan mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Manajemen aktivitas: Tindakan untuk memfasilitasi aktivitas dan mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Manajemen diare: Tindakan untuk mengendalikan pola buang air besar yang tidak normal.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan ini mencakup masalah pernapasan, penurunan toleransi aktivitas, dan diare kronis yang dialami oleh pasien dengan multiple myeloma. Intervensi keperawatan yang sesuai akan berfokus pada pengelolaan jalan napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan pengendalian diare untuk membantu pemulihan pasien. -
Article No. 11192 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Berhubungan Dengan Penurunan Suplai Oksigen Akibat Efusi Pleura dan Atelektasis
2. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Penyakit Maligna
3. Risiko Konstipasi Berhubungan Dengan Perubahan Pola Makan dan Aktivitas
4. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Berhubungan Dengan Penurunan Suplai Oksigen Akibat Efusi Pleura dan Atelektasis:
- Pasien menunjukkan status oksigenasi yang adekuat
- Pasien menunjukkan perbaikan pada gambaran radiologi paru
- Pasien melaporkan pengurangan sesak napas
2. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Penyakit Maligna:
- Pasien melaporkan pengurangan tingkat nyeri
- Pasien dapat mengelola nyeri dengan menggunakan teknik nonfarmakologis
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa dibatasi oleh nyeri
3. Risiko Konstipasi Berhubungan Dengan Perubahan Pola Makan dan Aktivitas:
- Pasien mempertahankan pola defekasi yang teratur
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola defekasi
- Pasien dapat menerapkan intervensi yang tepat untuk mengatasi konstipasi
4. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan yang minimal
- Pasien mampu meningkatkan toleransi terhadap aktivitas secara bertahap
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi untuk menghemat energi saat melakukan aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Berhubungan Dengan Penurunan Suplai Oksigen Akibat Efusi Pleura dan Atelektasis:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Manajemen cairan
- Manajemen jalan napas
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan efusi pleura dan atelektasis
2. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Penyakit Maligna:
- Pengkajian nyeri komprehensif
- Manajemen farmakologis nyeri
- Intervensi nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, terapi pijat)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
3. Risiko Konstipasi Berhubungan Dengan Perubahan Pola Makan dan Aktivitas:
- Pemantauan pola defekasi
- Pemberian laksatif atau suplemen serat sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan dan penanggulangan konstipasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk modifikasi diet
4. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik:
- Peningkatan aktivitas secara bertahap
- Manajemen kelelahan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik-teknik untuk menghemat energi
- Terapi latihan (fisioterapi) untuk meningkatkan kapasitas fungsional
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 11193 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan sekresi jalan napas berlebih dan kelemahan batuk efektif yang ditandai dengan sesak napas, batuk produktif, dan adanya dahak.
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan akibat diare yang berlangsung lama.
3. Nyeri Kronis berhubungan dengan penyakit multiple myeloma yang ditandai dengan nyeri diseluruh badan, skala nyeri 7/6, dan nyeri seperti ditusuk-tusuk.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Bersihan Jalan Napas: Terbebas dari Sumbatan
- Status Pernapasan: Pernapasan Efektif
- Pengendalian Batuk: Batuk Efektif
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan:
- Status Hidrasi: Hidrasi Adekuat
- Keseimbangan Cairan: Cairan Seimbang
- Pengendalian Diare: Diare Terkendali
3. Nyeri Kronis:
- Tingkat Nyeri: Nyeri Terkendali
- Perilaku dalam Merespons Nyeri: Perilaku Adaptif
- Kemampuan Mengendalikan Nyeri: Mampu Mengendalikan Nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Oksigen
- Manajemen Batuk
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan:
- Manajemen Cairan
- Pemantauan Cairan
- Manajemen Diare
3. Nyeri Kronis:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Aktivitas
- Edukasi Manajemen Nyeri
Penjelasan Rinci:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Pasien mengalami sesak napas, batuk produktif, dan adanya dahak, yang menunjukkan ketidakefektifan bersihan jalan napas.
- Intervensi yang diperlukan adalah manajemen jalan napas (seperti pengisapan lendir, penggunaan humidifier), manajemen oksigen (pemberian oksigen sesuai kebutuhan), dan manajemen batuk (latihan batuk efektif).
- Luaran yang diharapkan adalah pasien bebas dari sumbatan jalan napas, memiliki pernapasan yang efektif, dan dapat melakukan batuk secara efektif.
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan:
- Pasien mengalami diare yang berlangsung lama, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan.
- Intervensi yang diperlukan adalah manajemen cairan (pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan), pemantauan cairan (input, output, tanda-tanda dehidrasi), dan manajemen diare (pemberian anti-diare, diet).
- Luaran yang diharapkan adalah pasien mencapai hidrasi yang adekuat, keseimbangan cairan yang baik, dan diare yang terkendali.
3. Nyeri Kronis:
- Pasien mengalami nyeri di seluruh badan dengan skala 7/6 dan nyeri seperti ditusuk-tusuk, yang menunjukkan nyeri kronis akibat multiple myeloma.
- Intervensi yang diperlukan adalah manajemen nyeri (pemberian analgesik, terapi non-farmakologis), terapi aktivitas (untuk mempertahankan rentang gerak dan mengurangi nyeri), dan edukasi manajemen nyeri (untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri).
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri, menunjukkan perilaku adaptif dalam merespons nyeri, dan mampu mengendalikan nyeri secara mandiri.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah pernapasan, cairan, dan nyeri yang dialami oleh pasien dengan multiple myeloma. Intervensi yang tepat dan luaran yang jelas akan membantu pasien mencapai kondisi yang optimal. -
Article No. 11194 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan sekresi berlebih ditandai dengan sesak napas, batuk produktif, dan hasil CT pulmonary menunjukkan atelectasis lobus inferior paru.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas akibat multiple myeloma ditandai dengan demam, diare, dan hasil laboratorium menunjukkan hiponatremia, hipokalemia, dan asidosis metabolik.
3. Nyeri Kronis berhubungan dengan kerusakan tulang dan sumsum tulang akibat multiple myeloma ditandai dengan nyeri seluruh badan skala 7/6 yang hilang timbul.
Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif, ditandai dengan:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Tidak ada sesak napas
- Tidak ada bunyi napas tambahan
- Mampu mengeluarkan sekret dengan batuk efektif
2. Bebas Infeksi, ditandai dengan:
- Tidak ada demam
- Tidak ada tanda-tanda infeksi sistemik
- Hasil laboratorium elektrolit dan asam-basa dalam batas normal
- Tidak ada diare
3. Kontrol Nyeri, ditandai dengan:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat beraktivitas tanpa pembatasan akibat nyeri
- Pasien menggunakan manajemen nyeri yang efektif
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik
- Pantau status pernapasan dan saturasi oksigen
2. Manajemen Infeksi
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi
- Kolaborasi pemberian antibiotik dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan infeksi
- Pantau hasil laboratorium untuk memantau perkembangan
3. Manajemen Nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
- Pantau intensitas nyeri dan respon pasien terhadap intervensi
- Evaluasi efektivitas manajemen nyeri dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang ditetapkan berdasarkan kondisi klinis pasien dengan multiple myeloma yang mengalami gangguan pernapasan, risiko infeksi, dan nyeri kronis. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya bersihan jalan napas yang efektif, bebas infeksi, dan kontrol nyeri yang baik. Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup manajemen jalan napas, manajemen infeksi, dan manajemen nyeri, dengan kolaborasi dokter dan evaluasi yang berkelanjutan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 11195 | 19 Jan 2025
Klinis : - Pasien mengatakan merasakan sesak - Pasien mengatakan sesak yang dirasakan terus menerus - Pasien mengatakan batuk berdahak - Pasien mengatakan pusing - Pasien terpasang nasal canul 3 lpm - Suara napas pasien wheezing - Hasil AGD manunjukkan alkolisis respiratorik : Parameter Hasil PH H 7.525 PCO2 L 29.6 PO2 L 63 Be 2+ Hco3 24.4 - Hasil CT pulmonary angiography menunjukkan efusi pleura - CRT :4 detik - Warna kulit terlihat pucat, akral teraba dingin - TD : 142/86 mmhg - HR: 110 x/mnt irama tidak teratur - RR: 22x/mnt - Suhu: 36,5 - SPO2: 99% - EWS: 4 (resiko rendah)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan temuan klinis yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara dengan lancar.
Penjelasan Singkat:
- Pasien mengeluhkan sesak napas yang terus-menerus, disertai batuk produktif.
- Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda pola napas tidak efektif, seperti suara napas wheezing dan adanya efusi pleura pada pemeriksaan radiologi.
- Hasil analisis gas darah menunjukkan alkalosis respiratorik, yang mengindikasikan adanya gangguan keseimbangan asam-basa akibat pola napas yang tidak efektif.
2. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Perubahan yang tidak dapat diprediksi dalam salah satu atau lebih tanda-tanda vital.
Penjelasan Singkat:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan hemodinamik, seperti nadi yang tidak teratur, tekanan darah yang tinggi, dan warna kulit pucat dengan akral dingin.
- Temuan klinis ini mengindikasikan adanya perubahan yang tidak stabil pada tanda-tanda vital, yang dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem kardiovaskular akibat penyakit paru-paru.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang dirasakan, baik ancaman nyata maupun dibayangkan.
Penjelasan Singkat:
- Pasien mengeluhkan gejala-gejala yang dapat menyebabkan kecemasan, seperti sesak napas yang terus-menerus dan pusing.
- Kecemasan dapat terjadi sebagai respon terhadap kondisi medis yang dialami pasien dan dapat memengaruhi pola napas dan stabilitas tanda-tanda vital.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas dapat digunakan sebagai panduan untuk perencanaan dan implementasi asuhan keperawatan. -
Article No. 11196 | 19 Jan 2025
Klinis : - Pasien mengatakan merasakan sesak - Pasien mengatakan sesak yang dirasakan terus menerus - Pasien mengatakan batuk berdahak - Pasien mengatakan pusing - Pasien terpasang nasal canul 3 lpm - Suara napas pasien wheezing - Hasil AGD manunjukkan alkolisis respiratorik : Parameter Hasil PH H 7.525 PCO2 L 29.6 PO2 L 63 Be 2+ Hco3 24.4 - Hasil CT pulmonary angiography menunjukkan efusi pleura - CRT :4 detik - Warna kulit terlihat pucat, akral teraba dingin - TD : 142/86 mmhg - HR: 110 x/mnt irama tidak teratur - RR: 22x/mnt - Suhu: 36,5 - SPO2: 99% - EWS: 4 (resiko rendah)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengelola ventilasi yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Karakteristik Mayor: Adanya sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, suara napas wheezing, dan perubahan pola napas.
Karakteristik Minor: Perubahan hasil gas darah, adanya efusi pleura, dan penggunaan oksigen.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
Karakteristik Mayor: Adanya kelelahan, penurunan kekuatan, pusing, dan perubahan tanda-tanda vital (peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah, dan peningkatan frekuensi napas).
3. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer yang mencukupi.
Karakteristik Mayor: Adanya perubahan warna kulit, akral teraba dingin, dan CRT memanjang.
Karakteristik Minor: Perubahan tanda-tanda vital (peningkatan denyut jantung dan penurunan tekanan darah).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Pasien dapat bernapas dengan irama, kedalaman, dan frekuensi normal.
- Pasien tidak mengalami sesak napas.
- Tidak terdengar suara wheezing saat bernapas.
- Hasil analisis gas darah dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan, pusing, atau perubahan tanda-tanda vital yang signifikan.
- Pasien mampu mempertahankan aktivitas fisik yang dianjurkan.
3. Perfusi Jaringan Perifer Efektif
- Pasien menunjukkan warna kulit yang normal.
- Akral pasien teraba hangat dan tidak dingin.
- Capillary Refill Time (CRT) kurang dari 3 detik.
- Tanda-tanda vital pasien stabil (tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi napas).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Monitor pola napas, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara abnormal (wheezing).
- Atur pemberian oksigen sesuai kebutuhan pasien.
- Lakukan tindakan higienis jalan napas (suction, nebulizer, dan postural drainage).
- Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai teknik napas dalam dan batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap dengan jeda istirahat yang cukup.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen energi dan aktivitas yang sesuai.
3. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif:
- Monitor tanda-tanda vital, warna kulit, suhu, dan CRT secara berkala.
- Pertahankan posisi pasien agar ekstremitas tidak bergantung.
- Berikan lingkungan yang hangat dan lakukan tindakan untuk meningkatkan sirkulasi perifer (mobilisasi, massage, dan terapi hangat).
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk intervensi yang sesuai.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah dipaparkan. Diharapkan informasi ini dapat membantu dalam menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien.